Cuplikan Chapter ini
Mobil patroli melaju kencang melalui jalanan basah Jakarta Timur lampu sirene biru-merahnya menyapu trotoar sepi dan genangan air yang mencerminkan cahaya bulan Di dalam aroma jok kulit tua bercampur dengan bau lumpur dan darah kering menciptakan udara pengap yang mempertebal ketegangan Dimas duduk di kursi belakang linggisnya terselip di samping kaki matanya memindai bayang-bayang di luar jendela dengan waspada Rian di sebelahnya memegang punggungnya yang perih wajahnya pucat namu