Cuplikan Chapter ini
, ketukan itu malah membuat penghuninya mengeratkan bantal me-nutupi telinga. Sedetik ..., dua detik ..., tiga detik . . . , kemudian ...."Aaargh!" Erangan keluar dari mulut gadis itu.Dengan terpaksa, dia bangun dari tidur cantiknya, me-langkah dengan kesal ke arah pintu. "Mau lo apaan, sih, Bang? Enggak tahu orang lagi tidur, apa?" Netta sewot memandang orang di depannya yang sudah berkacak pinggang dengan kesal. Arya menoyor kepala adik perempuan satu-sa