Cuplikan Chapter ini
Pria penjaga itu masih berdiri di ambang pintu seperti bayangan yang menolak pergi Ia tidak masuk lebih dalam ke rumah tapi tidak keluar juga Ia berdiri tepat di garis antara privasi dan pengawasanKana berdiri di ruang tengah memegangi kertas robek bertulisan tangan Ratih Huruf dipindahkan menempel di dinding jantungnya terus berulang seperti gema yang enggan padamPangeran mulai berjalan menyisir ruangan Tidak tergesa tapi tidak setengah hati Ia memetakan setiap detail seperti