Cuplikan Chapter ini
KenapaaaSpontan kueratkan pelukan ke tubuh Merike dengar jerit Trira yang tanpa aba-abaDi dalam kereta Aku dengan Merike kala itu kami berdua saling dekap di sudut gerbong sementara Ranra melipir ke tepi jendela sisi seberang Menghindari Direktur Sisik Kayu yang lagi bergumul sama kesibukan dan konflik batin di pikirannyaBerkali-kali beliau memaki membentak serta mengulang-ulang pertanyaan yang sama sekali tidak butuh jawaban Membuatku dan penumpang-penumpang lain di gerbong ters