Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Kisah seorang perempuan cantik bernama Ratna Mewangi yang menjadi wanita jalang bagi para penjajah di masa pemerintahan Belanda. Dan selama menjadi jalang, Ratna Mewangi sering diperjualbelikan layaknya binatang oleh Belanda. Hingga suatu malam, Ratna Mewangi berusaha membunuh dan melukai mereka, hingga ditangkap dan dikubur hidup-hidup di hutan terlarang oleh orang suruhan Belanda.
Beberapa hari kemudian entah apa yang terjadi, Ratna Mewangi hidup kembali dan berhasil meloloskan dirinya dari dalam kuburan itu. Ratna Mewangi lalu berjumpa dengan arwah Murni, yang membantunya keluar dari hutan terlarang. Arwah Murni kemudian menjadi penjaga bagi Ratna Mewangi. Setelah tiba di sebuah perkampungan terdekat, Ratna Mewangi segera mencari seorang dukun. Di situlah Ratna Mewangi bertemu dengan dukun Sugeng. Sejak pertemuan Ratna Mewangi dengan si dukun, cerita yang sesungguhnya baru saja dimulai.
Benar saja, tak perlu jauh mencari yang jauh dari jangkauan mata, cerita lokal pun tidak ada kurangnya. Ada usaha dari penulis untuk menegahkan cerita mistis-horor dari tanah sendiri. Aku membacanya, dan berapresiasi; selamat, cerita ini sudah mengwaktunya kita kembali menggali keajak kembali menggali kayaan cerita dari negeri sendiri.