Cuplikan Chapter ini
ia mengembus-kan napasnya perlahan. Sesekali, bola matanya ber gerak ke kanan, mencuri pandang sang pengemudi yang sedari tadi menatap lurus ke depan. "Kenapa?" Juna mengalihkan perhatiannya sejenak dari jalanan untuk menoleh ke arahnya. Hari ini, mereka tidak sekali pun terjebak macet lan-taran jarum jam masih berada pada angka enam dan satu ketika mereka berangkat. Satu-satunya hambatan yang kerap mereka temui hanyalah rambu lampu lalu lintas yang kadang jatuh pada wa