Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Cerpen
Slice of Life
Bronze
Mar dan Selaksa Dendam
0
Suka
1,412
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

  "Assalamualaikum, Bu. Rendra mau ngabarin, sekaligus mau minta maaf sama Ibu."

"Apa itu, Ren?"

"..."

"Rendra?"

"Bapak ... Bapak hari ini nikah lagi."

Suara Rendra, melalui telepon yang diterimanya subuh itu, dua tahun yang lalu, seolah masih memenuhi ruang kepala Mar. Perempuan itu tak pernah berhenti bertanya-tanya. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Bertahun-tahun ia sanggupi untuk bergelut dengan jerat kemiskinan. Menerima uang receh yang diberikan suaminya hasil dari kerja serabutan. Bertahun-tahun ia memutuskan untuk turun tangan memperbaiki perekonomian keluarganya. Menjadi ART, menjual semua yang bisa dijual mulai dari handphone butut sampai cangkir kopi yang didapat dari souvenir pernikahan. Hingga satu per satu hartanya raib tak bersisa. Bahkan, ia pernah mencoba menjadi pencuri. Ketika itu, ia merasa benar-benar putus asa. Tak ada yang mau peduli pada garis hidupnya saat itu. Semua tetangga seolah hidup masing-masing. Mereka tak pernah tahu, ada hari di mana Mar dan anak-anaknya tak makan seharian. Bahkan, keluarganya pun seakan menutup mata dan telinga dengan kemiskinan yang dijalani Mar. Lantas, setelah semua yang ia lalui, inikah yang harus diterimanya? Bukankah itu tidak adil? Kini, setelah dua tahun berlalu sejak suara anak laki-lakinya itu memenuhi gendang telinganya, Mar tak lagi mau peduli pada dunia yang berputar di sekelilingnya.

Diisap kuat rokok yang tersemat di antara jemarinya yang kurus dan hitam legam. Kumandang azan Magrib tak mampu mengusik Mar untuk beranjak dari balkon rumah majikannya. Ditatapnya kubah nan megah di seber...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp25,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Slice of Life
Cerpen
Bronze
Mar dan Selaksa Dendam
saharbanu Mulahela
Cerpen
Dia Bukan Dia
Samanta Radisti
Cerpen
Bronze
ROTI ISI MATAHARI
Rian Widagdo
Cerpen
Bronze
panana paapa nanaada panapapana
Marhaeny Benedikta Tinggogoy
Cerpen
Bronze
Pagar Depan Rumah
spacekantor
Cerpen
Bronze
Mantra Untuk Yunan
N. HIDAYAH
Cerpen
Bronze
Memecat Bos
Ravistara
Cerpen
My Precious Boss
Lovaerina
Cerpen
KALAU ADA YANG SULIT, KENAPA HARUS DIPERMUDAH?
Yunia Susanti
Cerpen
Memulung Murung
hidayatullah
Cerpen
JANGAN REBUT SENJA TERAKHIRKU
Rian Widagdo
Cerpen
Jodoh di Tangan Juragan
Dian Rinda
Cerpen
Copper Miss
Ratna Arifian
Cerpen
Tetanggaku Alien
rintan puspita sari
Cerpen
Malam Dingin di Cigigir
Rafael Yanuar
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Mar dan Selaksa Dendam
saharbanu Mulahela