Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Lelaki Yang Tersesat Dalam Imajinasi
Sentuhan Mozart lewat The Marriage of Figaro Overture, menjelajahi kafe bernuansa klasik itu. Rudi nampak menikmati benar rokok ikon kuda itu, sambil sesekali menghembuskan asapnya menuju langit-langit beratap ijuk. Kami seringkali menikmati suasana seperti ini kalau sedang santai. Atau terkadang membicarakan masalah yang memang penting. Termasuk berbagi kritik apa saja, dan saling menanggapi ide-ide gila.
“Idenya sederhana. Ini muncul ketika aku sedang bermain-main dengan Si Adam, anakku yang baru dua tahun itu. Waktu itu aku kan main petak umpet. Aku sembunyi di balik pintu. Dari situ aku lihat bagaimana Si Adam kebingungan. Mencari ke sana ke mari. Aku lihat ekspresinya yang lucu. Keheranan. Dan kunikmati tawaku ketika ia mulai menangis, sambil memanggil-manggilku. Nah dari situ, tiba-tiba aku punya pikiran lain. Bagaimana kalau aku terus sembunyi. Menghilang. Bukan sehari atau sebulan, tapi bertahun-tahun. Hebat kan?”
Aku tersenyum. Untuk hal-hal gila, dia memang jarang ada duanya. Tapi, kupikir sangat sulit mewujudkan gagasan itu dalam bentuk lukisan.
“Nah, aku kan pelukis, bukan sastrawan. Jadi ide ini dapat kau garap dalam cerpen, novel atau skenario. Ini kupikir ide bagus. Seorang lelaki mapan, tiba-tiba ingin merasakan dunia lain. Menikmati bagaimana reaksi keluarganya, ketika ia menghilang.”
“Si tokoh itu tetap bisa melihat?”
“Itu terserah kamu. Aku hanya memberi ide awal. Lagi pula ideku hanya segitu saja. Kau kan lebih tahu bagaimana mengembangkannya.
Kuhisap rokokku sambil menyapu pandang ke sekeliling. Beberapa pengunjung nampak asyik dengan dunianya sendiri-sendiri. Senj...