Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT – KAMAR MILA – NIGHT
Mila sedang duduk didepan meja belajarnya dan sedang mencari informasi di google lewat Hpnya. (text : jurusan dengan pekerjaan yang bisa mendapat gaji tinggi)
Tiba-tiba kakaknya Adi masuk sambil menggenjreng gitar dan menyanyikan sebuah lagu. Kemudian tiduran di tempat tidur Mila.
Adi terus bernyanyi sampai mila membalikkan badannya dan menghadap Adi.
MILA
Bang, menurut lo gue kerja atau kuliah?
Adi berhenti bermain gitar.
ADI
Memangnya ada yang mau nerima lo kerja? Bangun pagi aja pas sekolah doang.
Mila
Ish serius.
Adi
(nada serius) Mil, lo tau kan. Lo satu-satunya harapan keluarga kita untuk bisa kuliah, untuk bisa jadi sarjana. Percaya lah lo bisa jadi orang yang sukses, lebih dari bapak ibu dan lebih dari gue.
Mila
Ck tapi bang, banyak juga kok yang gak kuliah tapi sukses.
Adi
Dan gak sedikit juga sarjana yang bisa sukses. Mil denger, lo punya kesempatan yang bagus, jangan di sia-siain. Selagi lo bisa, kenapa engga?
Mila
Tapi gue gak yakin.
Adi
Gue yakin lo bisa. Lo cuma butuh usaha lebih Mil. Gue bukannya maksa lo. Ini juga bukan cuma kemauan gue. Tapi kemauan dan harapan ibu sama bapak. Lo paham kan?
Mila hanya terdiam. Adi kembali memainkan gitarnya.
Adi
Lagian coba deh bayangin. Lo sukses. Terus jadi terkenal. Bisa beli mobil. Bisa jalan-jalan, makan enak. Pakai baju bagus, terus bisa nonton konser... (suara semakin lama semakin memendam)
Mila memutar bolanya dan memasang muka bosan. Lalu berjalan keluar kamar menuju dapur.
CUT TO
INT – DAPUR – NIGHT
Mila mendengar Ibu dan Ayahnya mengobrol. Ia berhenti dan mencoba mendengarkan.
Ibu
Kayaknya ini udah cukup, Pak.
Bapak
Lho ini kan kalung dari almarhumah ibu kamu. Jangan lah. Nanti bapak jual tanah kita yang disana
Ibu
Jangan lah pak, itukan buat Mila. Udah gapapa ini aja pak, jarang ibu pakai juga kok.
Mila kemudian menghampiri mereka. Ibu yang melihat mila langsung menyembunyikan kalungnya.
Mila
Ibu mau jual kalung ibu?
Ibu dan bapak saling menatap. Ketika ibu membuka mulut untuk bicara, mila sudah memotongnya.
Mila
Mila kerja aja ya Bu, Pak. Gausah kuliah.
Ayah
Mil..
Mila
Pak, kalo mila kuliah. Mila malah jadi ngerepotin. Kalo mila kerja. Mila bisa bantu, Pak.
Ibu
Mila denger... bagi ibu sama bapak, sampai kapanpun seorang anak itu ga pernah ngerepotin orangtuanya, tapi itu namanya tanggung jawab. Jadi mila tetap kuliah yaa, jangan khawatirin bapak sama ibu, yaa.
Mila
Tapi bu..
Ayah
Mila, bapak sama ibu pengen liat Mila jadi orang yang berpendidikan, yang punya wawasan luas, yang bisa sukses lebih dari bapak, ibu dan abangmu.
Ibu
Mila juga kan perempuan. Kalo mila pinter, anak-anak Mila nanti juga pasti pinter. Gak kayak ibu. Jadi, Ibu bersyukur banget mila udah berusaha sampai bisa punya kesempatan untuk kuliah.
Ayah
Jangan khawatir ya, Mila pasti bisa.
Mila mengangguk dan tersenyum tipis.
EXT – PINGGIR JALAN – DAY
Mila dan Danang berjalan berdampingan menuju rumah mereka. lalu mereka melihat rumah besar di kanan mereka. mila berjalan kearah gerbang.
Mila
Bye bye yuk mampir dulu..
Danang
Ngimpi lo (tertawa)
Mila
gimana ya punya rumah segede ini, apa ga capek jalan dari kamar ke dapur bisa 5 menit ahahah tapi enak juga ada kolam renang, gaperlu lo bayar 15 ribu buat nyemplung setengah jam doang.
Danang
Asli bener, gue masih sebel sama itu hahaha
Mila
Pokoknya gue mau banget rumah kaya gini. Luas, bersih, gila nyaman banget, gue harus kerjasama sama suami gue ntar buat rumah kaya gini.
Danang
Mau gue temenin ga? (tersenyum)
Mila
Boleh
Danang melirik Mila penuh harap.
Mila
Jadi kulinya hahaha
Danang langsung cemberut dan mila tertawa.
Danang
Eh lo tau kan pendaftaran lusa terakhir, udah tau belom mau milih jurusan apa?
Mila
(mengangkat bahu) belom
Danang
Serius mil?! lo belom milih?!
Mila
Gue belom nemu yang cocok, Nang.
Danang
Memang lo pengen yang gimana?
Mila
Yang santuy, gak banyak tugas, gak ada matematika, gak ada praktek-praktek aneh, dan prospek kerja yang gajinya tinggi.
Danang
Please mil, lo gak realistis tau ga. Mana ada jurusan yang santuy, gak banyak tugas, memangnya lo pikir kuliah haha hihi doang?
Mila
Ck duh lo ribet banget sih, masih 2 hari, nanti juga kepikiran kalo kepepet.
Danang
Mil, ini serius. Ini gue kasih tahu ya kata kakak kelas, server bakal down di h-1. Lo harus cepet milih. Daripada nanti lo yang susah gak bisa permanen.
Mila
Huffft yauda deh gue ngikut lo aja, arsitektur kan? Nah gue kan gue lumayan bisa gambar.
Danang
Arsitektur gak Cuma gambar doang mon maap, tapi ada matematika juga, lo gamau kan?
Mila
Kan ada lo
Danang
(memijat dahi) lagian yaa mil gue ipa lo ips, mana bisa?!
Mila
Yaudah lo rekomendasiin deh jurusan ips yang cocok sama gue.
Danang lalu banyak menyebutkan jurusan dan sedikit menjelaskan sampai mereka didepan rumah mereka masing-masing.
Danang
-bisa keluar negeri, diskusi sama petinggi-petinggi luar negeri dan-
Mila
Bentar, jurusan apa ini tadi? Hubungan internasional kan? Nah ini ini, bisa keluar negeri kan? Bisa ketemu artis pasti ya kan..
Danang
I-i-yyaa iyaa tapi gak gitu juga-
Mila
Sssttt gue bakal cari tau tentang jurusan ini okee, makasiiii
Mila kemudian masuk kerumahnya. Danang hanya menggaruk kepalanya.
CUT TO
INT – KAMAR DANANG – NIGHT
Danang duduk di kursi meja belajar dengan laptop dihadapannya. Sedangkan Mila duduk bersila di atas kasur.
Mila
Ohiya gue lupa ngasih tahu, gue udah menentukan pilihan. Pilihan 1 Hubungan Internasional sama pilhan 2 ilmu komunikasi.
Danang langsung menghadap Mila.
Danang
Lo yakin? Ga ada pilihan lain mil? Lo baca grup kelas kan? Mereka banyak yang milih 2 jurusan itu. gimana kalo lo pilih-
Mila
Gue udah permanen.
Danang melebarkan matanya.
Mila
Kan lo sendiri yang bilang, kalo mepet, server bakal down. Ini liat udah gabisa kebuka sekarang.
Danang
B-bukan masalah itu mil, ini masalah strategi, nilai mereka yang milih jurusan ini lebih tinggi dari lo. Kemungkinan besar lo ga bisa lolos.
Mila mengerutkan kening.
Mila
Ya terus gimana dong, itu kan pilihan gue juga. Lagian udah kejadian juga, mau gimana lagi.
Danang mengusap mukanya kesal.
Danang
Ya seenggaknya lo dateng ke gue dulu gitu. Lo ngomong ke gue dulu.
Mila
Jadi maksud lo gue gabisa bikin keputusan sendiri. Gue capek nang, gue bosen apa-apa harus sama lo, gue juga pengen nentuin jalan hidup gue sendiri.
Danang
Gak gitu mil. Denger.. coba lo pikir, ada pilihan lain, yang gue yakin lo bisa masuk. Terus liat sekarang, keputusan lo ceroboh mil, lo bisa ga lolos! Terbukti kan, lo masih gabisa sendiri, lo butuh orang lain!
Wajah mila memerah dan sedikit berair. Lalu ia bangkit dari kasur dan keluar dari kamar Danang.
Danang
Mil, sorry mil. Mila! Mil!
Di luar kamar danang, Mila bertemu ibu Danang yang sedang membawa minuman dan cemilan.
Mila
Permisi tante.
Ibu Danang menatap Danang dengan padangan tanya. Danang hanya mengusap wajahnya kesal.
CUT TO
INT – TEMPAT STEAM - DAY
Adi sedang duduk dan memakan somay. Tiba-tiba seseorang datang membawa motor dan meminta Adi untuk mencucinya.
INT – RUMAH ORANG KAYA – DAY
Ibu terlihat sedang menyapu rumah orang kaya tempat ia bekerja.
EXT – PASAR – DAY
Bapak terlihat sedang mencatat barang-barang yang akan dibeli oleh seseorang di sebuah toko di pasar.
INT – KAMAR DANANG – DAY
Danang duduk di kursi meja belajarnya dan sedang melamun.
INT – KAMAR MILA – DAY
Mila terkurap diatas kasurnya dengan rambut yang berantakan. Kepalanya menggantung disisi ranjang.
Tiba- tiba ada yang mengetuk pintunya. Sekali. Mila tidak menghiraukan. Dua kali. Mila bangkit dan membuka pintu.
Terlihat Danang yang berpakaian santai dan memakai jaket.
Danang
Masih marah?
Mila membuang muka.
Danang
Tempat biasa?
Mila menatap Danang dan membuang muka lagi.
Danang
Gue yang traktir.
Mila tersenyum lalu mengangguk dan kembali masuk ke kamarnya untuk siap-siap. Danang tersenyum.