Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Warisan Keluarga
Suka
Favorit
Bagikan
3. Bagian 2

INT – KAMAR MILA – NIGHT

Mila sedang duduk didepan meja belajarnya dan sedang mencari informasi di google lewat Hpnya. (text : jurusan dengan pekerjaan yang bisa mendapat gaji tinggi)

Tiba-tiba kakaknya Adi masuk sambil menggenjreng gitar dan menyanyikan sebuah lagu. Kemudian tiduran di tempat tidur Mila.

Adi terus bernyanyi sampai mila membalikkan badannya dan menghadap Adi.

MILA

Bang, menurut lo gue kerja atau kuliah?

Adi berhenti bermain gitar.

ADI

Memangnya ada yang mau nerima lo kerja? Bangun pagi aja pas sekolah doang.

Mila

Ish serius.

Adi

(nada serius) Mil, lo tau kan. Lo satu-satunya harapan keluarga kita untuk bisa kuliah, untuk bisa jadi sarjana. Percaya lah lo bisa jadi orang yang sukses, lebih dari bapak ibu dan lebih dari gue.

Mila

Ck tapi bang, banyak juga kok yang gak kuliah tapi sukses.

Adi

Dan gak sedikit juga sarjana yang bisa sukses. Mil denger, lo punya kesempatan yang bagus, jangan di sia-siain. Selagi lo bisa, kenapa engga?

Mila

Tapi gue gak yakin.

Adi

Gue yakin lo bisa. Lo cuma butuh usaha lebih Mil. Gue bukannya maksa lo. Ini juga bukan cuma kemauan gue. Tapi kemauan dan harapan ibu sama bapak. Lo paham kan?

Mila hanya terdiam. Adi kembali memainkan gitarnya.

Adi

Lagian coba deh bayangin. Lo sukses. Terus jadi terkenal. Bisa beli mobil. Bisa jalan-jalan, makan enak. Pakai baju bagus, terus bisa nonton konser... (suara semakin lama semakin memendam)

Mila memutar bolanya dan memasang muka bosan. Lalu berjalan keluar kamar menuju dapur.

CUT TO

INT – DAPUR – NIGHT

Mila mendengar Ibu dan Ayahnya mengobrol. Ia berhenti dan mencoba mendengarkan.

Ibu

Kayaknya ini udah cukup, Pak.

Bapak

Lho ini kan kalung dari almarhumah ibu kamu. Jangan lah. Nanti bapak jual tanah kita yang disana

Ibu

Jangan lah pak, itukan buat Mila. Udah gapapa ini aja pak, jarang ibu pakai juga kok.

Mila kemudian menghampiri mereka. Ibu yang melihat mila langsung menyembunyikan kalungnya.

Mila

Ibu mau jual kalung ibu?

Ibu dan bapak saling menatap. Ketika ibu membuka mulut untuk bicara, mila sudah memotongnya.

Mila

Mila kerja aja ya Bu, Pak. Gausah kuliah.

Ayah

Mil..

Mila

Pak, kalo mila kuliah. Mila malah jadi ngerepotin. Kalo mila kerja. Mila bisa bantu, Pak.

Ibu

Mila denger... bagi ibu sama bapak, sampai kapanpun seorang anak itu ga pernah ngerepotin orangtuanya, tapi itu namanya tanggung jawab. Jadi mila tetap kuliah yaa, jangan khawatirin bapak sama ibu, yaa.

Mila

Tapi bu..

Ayah

Mila, bapak sama ibu pengen liat Mila jadi orang yang berpendidikan, yang punya wawasan luas, yang bisa sukses lebih dari bapak, ibu dan abangmu.

Ibu

Mila juga kan perempuan. Kalo mila pinter, anak-anak Mila nanti juga pasti pinter. Gak kayak ibu. Jadi, Ibu bersyukur banget mila udah berusaha sampai bisa punya kesempatan untuk kuliah.

Ayah

Jangan khawatir ya, Mila pasti bisa.

Mila mengangguk dan tersenyum tipis.

 

EXT – PINGGIR JALAN – DAY

Mila dan Danang berjalan berdampingan menuju rumah mereka. lalu mereka melihat rumah besar di kanan mereka. mila berjalan kearah gerbang.

Mila

Bye bye yuk mampir dulu..

Danang

Ngimpi lo (tertawa)

Mila

gimana ya punya rumah segede ini, apa ga capek jalan dari kamar ke dapur bisa 5 menit ahahah tapi enak juga ada kolam renang, gaperlu lo bayar 15 ribu buat nyemplung setengah jam doang.

Danang

Asli bener, gue masih sebel sama itu hahaha

Mila

Pokoknya gue mau banget rumah kaya gini. Luas, bersih, gila nyaman banget, gue harus kerjasama sama suami gue ntar buat rumah kaya gini.

Danang

Mau gue temenin ga? (tersenyum)

Mila

Boleh

Danang melirik Mila penuh harap.

Mila

Jadi kulinya hahaha

Danang langsung cemberut dan mila tertawa.

Danang

Eh lo tau kan pendaftaran lusa terakhir, udah tau belom mau milih jurusan apa?

 

Mila

(mengangkat bahu) belom

Danang

Serius mil?! lo belom milih?!

Mila

Gue belom nemu yang cocok, Nang.

Danang

Memang lo pengen yang gimana?

Mila

Yang santuy, gak banyak tugas, gak ada matematika, gak ada praktek-praktek aneh, dan prospek kerja yang gajinya tinggi.

Danang

Please mil, lo gak realistis tau ga. Mana ada jurusan yang santuy, gak banyak tugas, memangnya lo pikir kuliah haha hihi doang?

Mila

Ck duh lo ribet banget sih, masih 2 hari, nanti juga kepikiran kalo kepepet.

Danang

Mil, ini serius. Ini gue kasih tahu ya kata kakak kelas, server bakal down di h-1. Lo harus cepet milih. Daripada nanti lo yang susah gak bisa permanen.

Mila

Huffft yauda deh gue ngikut lo aja, arsitektur kan? Nah gue kan gue lumayan bisa gambar.

Danang

Arsitektur gak Cuma gambar doang mon maap, tapi ada matematika juga, lo gamau kan?

Mila

Kan ada lo

Danang

(memijat dahi) lagian yaa mil gue ipa lo ips, mana bisa?!

Mila

Yaudah lo rekomendasiin deh jurusan ips yang cocok sama gue.

Danang lalu banyak menyebutkan jurusan dan sedikit menjelaskan sampai mereka didepan rumah mereka masing-masing.

Danang

-bisa keluar negeri, diskusi sama petinggi-petinggi luar negeri dan-

Mila

Bentar, jurusan apa ini tadi? Hubungan internasional kan? Nah ini ini, bisa keluar negeri kan? Bisa ketemu artis pasti ya kan..

Danang

I-i-yyaa iyaa tapi gak gitu juga-

Mila

Sssttt gue bakal cari tau tentang jurusan ini okee, makasiiii

Mila kemudian masuk kerumahnya. Danang hanya menggaruk kepalanya.

CUT TO

INT – KAMAR DANANG – NIGHT

Danang duduk di kursi meja belajar dengan laptop dihadapannya. Sedangkan Mila duduk bersila di atas kasur.

Mila

Ohiya gue lupa ngasih tahu, gue udah menentukan pilihan. Pilihan 1 Hubungan Internasional sama pilhan 2 ilmu komunikasi.

Danang langsung menghadap Mila.

Danang

Lo yakin? Ga ada pilihan lain mil? Lo baca grup kelas kan? Mereka banyak yang milih 2 jurusan itu. gimana kalo lo pilih-

Mila

Gue udah permanen.

Danang melebarkan matanya.

Mila

Kan lo sendiri yang bilang, kalo mepet, server bakal down. Ini liat udah gabisa kebuka sekarang.

Danang

B-bukan masalah itu mil, ini masalah strategi, nilai mereka yang milih jurusan ini lebih tinggi dari lo. Kemungkinan besar lo ga bisa lolos.

Mila mengerutkan kening.

Mila

Ya terus gimana dong, itu kan pilihan gue juga. Lagian udah kejadian juga, mau gimana lagi.

Danang mengusap mukanya kesal.

Danang

Ya seenggaknya lo dateng ke gue dulu gitu. Lo ngomong ke gue dulu.

Mila

Jadi maksud lo gue gabisa bikin keputusan sendiri. Gue capek nang, gue bosen apa-apa harus sama lo, gue juga pengen nentuin jalan hidup gue sendiri.

Danang

Gak gitu mil. Denger.. coba lo pikir, ada pilihan lain, yang gue yakin lo bisa masuk. Terus liat sekarang, keputusan lo ceroboh mil, lo bisa ga lolos! Terbukti kan, lo masih gabisa sendiri, lo butuh orang lain!

Wajah mila memerah dan sedikit berair. Lalu ia bangkit dari kasur dan keluar dari kamar Danang.

Danang

Mil, sorry mil. Mila! Mil!

Di luar kamar danang, Mila bertemu ibu Danang yang sedang membawa minuman dan cemilan.

Mila

Permisi tante.

Ibu Danang menatap Danang dengan padangan tanya. Danang hanya mengusap wajahnya kesal.

CUT TO

INT – TEMPAT STEAM - DAY

Adi sedang duduk dan memakan somay. Tiba-tiba seseorang datang membawa motor dan meminta Adi untuk mencucinya.

INT – RUMAH ORANG KAYA – DAY

Ibu terlihat sedang menyapu rumah orang kaya tempat ia bekerja.

EXT – PASAR – DAY

Bapak terlihat sedang mencatat barang-barang yang akan dibeli oleh seseorang di sebuah toko di pasar.

INT – KAMAR DANANG – DAY

Danang duduk di kursi meja belajarnya dan sedang melamun.

INT – KAMAR MILA – DAY

Mila terkurap diatas kasurnya dengan rambut yang berantakan. Kepalanya menggantung disisi ranjang.

Tiba- tiba ada yang mengetuk pintunya. Sekali. Mila tidak menghiraukan. Dua kali. Mila bangkit dan membuka pintu.

Terlihat Danang yang berpakaian santai dan memakai jaket.

Danang

Masih marah?

Mila membuang muka.

Danang

Tempat biasa?

Mila menatap Danang dan membuang muka lagi.

Danang

Gue yang traktir.

Mila tersenyum lalu mengangguk dan kembali masuk ke kamarnya untuk siap-siap. Danang tersenyum.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar