Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
DISSOLVE TO:
INT. KANTOR REZA – PAGI
DINA
(Memandangi REZA datang.)
REZA
(Menyalami semua orang di kantornya dan dengan senyum yang lebih cerah dari sebelumnya. Ia berlaku hangat seperti tidak ada yang terjadi sebelum ini.Ia benar-benar telah kembali.)
REZA
Hai, selamat pagi!
DINA
Hai, apa kabar?
REZA
Aku bangun pagi sekali hari ini.
DINA
Subuh? Ya memang kamu terlihat semangat sekali hari ini.
REZA
Sudah ada rencana makan siang?
DINA
Hmmm, belum. Mau bareng?
REZA
Saya mau coba restoran Jepang di blok 4 sana, kamu mau?
DINA
Boleh, siang ini ya?
REZA
Nanti kujemput ke ruanganmu.
DINA
Oke, sampai nanti.
REZA
Sampai nanti.
REZA tak bisa berhenti tersenyum pagi itu. Begitupun dengan DINA. Kehangatan itu telah kembali, dan seperti itulah yang mereka inginkan.
DISSOLVE TO:
INT. RESTORAN JEPANG - SIANG
Bento di depannya sudah licin tandas. Namun Re masih memainkan sumpitnya. Ia ingin bisa memasak seperti ini, seenak ini. Ia ingin menekuni ilmu memasak yang selama ini tidak pernah disentuhnya.
DINA
Kamu masih lapar, Re?
REZA
Nggak, sudah cukup. Aku merasa sebaiknya aku belajar masak.
DINA
Tumben. Kenapa kamu tiba-tiba berpikir seperti itu?
REZA
Aku nggak tiba-tiba berpikir itu kok. Sudah lama sebenarnya. Kamu tahu, aku ingin bisa mandiri sehingga bisa berjalan sendiri.
DINA
Memangnya selama ini nggak?
REZA
Ya untuk urusan satu itu, masak, aku masih amatiran. Selama ini aku makan makanan luar. Ingin rasanya aku masak sendiri. Kamu bisa ajari aku?
DINA
Kamu bertanya ke orang yang salah. Kamu tahu, kita ini sama.
REZA
(Tersenyum)
Bukankah menarik, orang-orang seperti kita berusaha membuktikan bahwa sebenarnya kita nggak butuh orang lain dalam hidup kita. Tapi semakin kita berusaha membuktikan, justru kenyataan yang ada menunjukkan sebaliknya.
DINA
Re, kita eksis sampai sekarang, kita bisa buktikan itu.
REZA
Ya, aku tahu. Tapi sampai kapan? Di usia kita sekarang, kita bisa buktikan kita benar. Tapi nanti sekian puluh tahun lagi, sanggupkah kita hidup sendirian seperti ini?
DINA
Aku juga bukannya nggak kepikiran, tapi kuabaikan itu semua. Kalau kupikirkan malah stres.
REZA
Nggak usah stres, kamu nggak akan sendirian. Ada aku, Dee.
DINA
(Meminum jus alpukatnya)
Re, kalau kamu punya rumah nanti, kamu sediain kamar buat aku ya? Di loteng juga boleh. Karena aku nggak mau masuk panti jompo.
REZA
Kok kamu yakin betul aku bakal taruh kamu di loteng?
DINA
Masa depan siapa tahu? Kamu bisa bertemu seseorang dan membangun rumah tangga. Sementara aku sudah membunuh perasaanku terhadap lawan jenis.
REZA
Benar-benar nggak bisa diubah ya? Oke, pastikan kamu betah di lotengku. Jangan lupa bunuh tikus-tikusnya.
DINA
(Tertawa)
REZA
Apa kamu nggak berpikir cara lain?
DINA
Maksudmu?
REZA
Kamu bilang mau tinggal di lotengku ‘kan tadi?
DINA
Iya, kenapa emangnya? Nggak boleh?
REZA
Seandainya…
DINA
Seandainya…?
REZA
Kita yang punya loteng bareng, gimana?
DINA
(Tersenyum)
REZA dan DINA
(Saling bertatapan dan tersenyum)
TAMAT
FADE OUT