Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
41 INT - KAMAR DINDA - PAGI HARI
Dinda membuka layar ponselnya
DINDA (V.O.)
1 bulan
Dinda menghela nafas dan wajahnya tampak seperti pasrah
2 INT - PERUSAHAAN DINDA - KANTIN - SIANG HARI
Dinda memotong-motong paha ayam dengan mata kosong. Tak lama kemudian Vera datang menghampirinya sambil membawa tampan dan makanannya.Vera melihat Dinda seolah sedang bengong dan mengagetkannya dari belakang
VERA
Hey!
Dinda hanya menengok sebentar ke arah Vera lalu melanjutkan memotong paha ayam dengan mata kosong lagi
VERA
Lu kenapa sih din? Daritadi kayak bengong mulu
DINDA
Ver, lu pernah gak negrasain ditinggal pas lagi
sayang-sayangnya?
VERA
Oh...gua tau, pasti ada kaitannya ama Dio kan? Emang dio kenapa ninggalin lu tiba-tiba?
DINDA
Gatau. Gak ada angin gak ada ujan..tiba-tiba ngeghosting, ilang gitu aja
VERA
Hmm...atau gak, lu tanyain aja ke temen deketnya...si...siapa ya lupa gua...oh...si itu...si Rafy yang waktu itu ikut jogging bareng kita
DINDA
Gak ah, nanti keliatan banget kalau aku ngejar dia
VERA
Yeuuhh, jaman sekarang masih aja kemakan gengsi
Dinda nampak kesal dan langsung memasukkan bakso besar ke dalam mulut Vera ketika Vera masih berbicara. Dinda tertawa jahil
3 EXT. KANTIN - PERUSAHAAN DINDA - PAGI HARI
22 bulan kemudian...
Dinda jalan dengan terburu-buru dan tidak sengaja dan bertabrakan dengan pria muda yang merupakan direktur utama perusahaannya sehingga map-mapnya berjatuhan
DINDA
Maaf pak maaf
Dinda mengambil map-map direktur yang jatuh
ANGGA
Kamu dari departemen apa?
DINDA
Saya...saya dari departemen marketing pak
Dinda menjawabnya dengan sedikit gugup dan mengembalikan map-mapnya yang jatuh ke Angga. Angga menatapnya dengan mendalam
ANGGA
Kalau gitu saya tunggu di Riza Cafe nanti malam jam 7 malam ya
DINDA
Tapi, say..
Belum sempat Dinda menyelesaikan pembicaraannya, Angga langsung pergi meninggalkan Dinda. Dinda bingung, padahal ia ingin menolaknya namun tidak sempat mengatakannya.
DINDA (V.O.)
Berpengaruh sama karir aku gak ya?
Dinda terlihat cemas dan langsung melanjutkan jalannya dan tiba-tiba bertemu dengan Vera secara tidak sengaja.
DINDA
Eh Vera
VERA
Eh din, baru aja gua mau nyariin lu. Klien lu udh nunggu di lantai
2. Buruan ya
DINDA
Oke oke. Eh tau gak
VERA
Gak tau
DINDA
Ih gua mau cerita ke lu, tau gak, tadi gua gak sengaja tabrakan ama direktur utama
VERA
Hah? udah kayak di drama-drama korea aja lu haha
Vera tertawa kecil
DINDA
Tapi ini lebih aneh Ver, abis itu Pak Angga ngajak gua buat ketemuan di cafe nanti malem
VERA
Wah,mujur banget idup lu
DINDA
Mujur mbahmu...kalau ini sampe ini berpengaruh ama karir gua gimana?
Dinda cemas dan panik
VERA
Din, lu pikir deh, emang ada bos mecat karyawannya di luar perusahaan se non formal kek gitu? pasti ada niat lain
DINDA
Jangan-jangan dia mau...
VERA
Ya lu jangan mikir macem-macem juga, siapa tau...
DINDA
Siapa tau kenapa?
VERA
Siapa tau dia mau nraktir lu buat ngedating haha
Vera tertawa jahil
DINDA
Ih yakali direktur ngajak dating karyawan kecilnya
VERA
Apa sih yang ga mungkin di dunia ini din, jangan naif deh
DINDA
Pokoknya semoga ga kenapa-kenapa deh
VERA
Tuh kliennya
Vera menunjuk ke arah klien Dinda
CUT TO:
44 INT. CAFE - MALAM HARI
Angga sesekali melihat jam tangannya. Tak lama kemudian Dinda datang membuka pintu masuk cafe dan emuju ke arah Angga
Malam pak
DINDA
Angga langsung mempersilahkan Dinda duduk. Lalu Angga memetikkan jarinya dan tak lama kemudia pelayan membawakan beberapa makanan dna minuman. Kemudian Angga menuangkan minuman ke gelas Dinda dan mengajaknya bersulang. Dinda dengan cemas menerima sulangannya
ANGGA
Kamu tinggal dimana?
DINDA
Di Depok pak
ANGGA
Oh gitu, nanti saya anter pulang ya
DINDA
Gausah pak, saya bisa naik kereta kok
ANGGA
Pulang sendirian malem-malem bahaya, aku anter aja, gausah khawatir
Dinda hanya bisa tersenyum.
CUT TO:
45 EXT. DEPAN RUMAH DINDA - MALAM HARI
Angga membuka pintu mobilnya. Kemudian keluarlah Dinda dari dalam mobil.
DINDA
Terimakasih banyak ya pak
ANGGA
Iya, kamu (beat) jangan lupa istirahat ya
Dinda tersenyum kecil sambil mengangguk. Bu Harni melihatnya dari dalam jendela rumah.
CUT TO:
46 INT. RUMAH DINDA - MALAM HARI
Dinda masuk ke dalam rumah. Orangtua Dinda menunggunya di ruang keluarga. Bu Harni menyeret Dinda ke sofa keluarga
BU HARNI
Sini sini duduk dulu
Dinda kebingungan
BU HARNI
Kamu udah punya pacar lagi ya...
DINDA
Hah? siapa mah?
BU HARNI
Itu tadi cowok ganteng yang barusan nganter kamu pulang
PAK SLAMET
Akhirnya cita-cita papah bentar lagi terwujud
Pak Slamet dan Bu Harni terlihat gembira melihat hal itu.
DINDA
Apasih pah mah, dia itu bos aku
BU HARNI
Lah bagus dong kalau bisa dapet cowok kaya, ganteng juga, dari tampangnya juga kayak orang baik-baik tuh
(CONTINUED)
DINDA
Ah udah ah mah, Dinda capek, mau istirahat dulu
Dinda segera meninggalkan ruang keluarga meninggalkan orangtuanya
CUT TO:
47 INT. KAMAR DINDA - MALAM HARI
Dinda menjatuhkan dirinya ke kasur sambil memikirkan sesuatu.
CUT TO FLASHBACK:
48 INT. CAFE - MALAM HARI
ANGGA
Kalau kamu jadi pacar aku, kamu mau?
DINDA
Tapi pak...
ANGGA
Saya masih 27 tahun, panggil aja mas
DINDA
oh, iya pak, eh (beat) mas. Kita...
ANGGA
Aku tau kita baru kenal, pasti butuh waktu untuk kita bisa mengenal satu sama lain. Udah malem, sekarang aku anter kamu pulang ya
CUT TO BACK:
49 INT. KAMAR DINDA - MALAM HARI
Dinda tersenyum lalu kembali memfokuskan diri DINDA
Enggak enggak, gak mungkin
Dinda langsung menutupi dirinya dengan selimut sambil tersenyum malu
CUT TO:
50 INT. AUSTRALIA - KAMAR DIO - SORE HARI
Dio mengambil ponsel dari mejanya dan menelepon seseorang
DIO
Halo, kak Rara?
CUT TO:
51 INT. AUSTRALIA - KAMAR RARA - SORE HARI Rara mengangkat telepon
RARA
Eh dio, denger-denger kamu lagi di Australia buat S2 beasiswa ya?
DIO
Iya kak, papah yang cerita ya?
RARA
Iya
CUT TO BACK:
52 INT. AUSTRALIA - KAMAR DIO - SORE HARI
DIO
Hmm kak, besok sibuk gak?
RARA
Engga sih, kenapa emang?
DIO
Besok aku mau...ada yang mau aku omongin kak
RARA
Okay, sharelock aja ya
DIO
Okay kak
Dio menutup teleponnya dengan wajah serius
CUT TO:
53 EXT. AUSTRALIA - TAMAN - SORE HARI
RARA
Tapi kamu udah bilang ke bapak ama ibu?
Dio menggelengkan kepalanya
DIO
Tapi kakak jangan sampe bilang ke bapak sama ibu ya, Dio gak mau ngeliat bapak sama ibu khawatir
Rara mengangguk dengan wajah prihatin terhadap Dio
DIO
Besok aku coba ke rumah sakit rujukan kakak
RARA
Semoga membawa hasil yang baik ya. Kamu satu-satunya adik aku. Aku takut kamu kenapa-kenapa.Aku gak mau kehilangan adik lagi
DIO
Maksud kakak?
RARA
Sebelum kamu lahir, kamu sebenarnya punya 2 kakak perempuan setelah kakak. Tapi... nasibnya ga berakhir baik. Mereka meninggal pas masih bayi yang belum genap 1 tahun
DIO
Kok aku baru tau, bapak sama ibu ga pernah cerita hal ini ke aku
RARA
Bapak sama ibu ga pernah menyinggung masalah ini karena (beat) takut aku trauma.
DIO
Kakak kedua dan ketiga meninggal karena apa?
RARA
Ceritanya panjang. Dan yang terpenting sekarang adalah...aku dan kamu masih hidup. Terkadang ada beberapa hal yang sebaiknya tidak perlu kita ketahui
Dio memegang tangan Rara
RARA
Bagaimanapun juga aku masih punya tanggung jawab atas kondisi kamu. Aku gak pengen kamu kenapa-kenapa. Kalau terjadi sesuatu...aku gak tau apa yang harus aku lakukan. Berada di titik terendah itu menyakitkan. Tapi aku bakal berusaha sebaik mungkin buat ngejaga kamu
Dio memeluk Rara, mata mereka sama-sama berkaca-kaca
CUT TO:
54 INT. KANTOR PERUSAHAAN DINDA - PAGI HARI Angel dan Astri jalan berdua di lorong kantor
ASTRI
Oiya kak Angel, denger-denger kakak juga ikut ngedampingin kakak aku ke Amerika ya?
ANGEL
Iya dong Angel sembari mengangguk
ASTRI
Kakak sama mas Angga tuh
bener-bener cocok tau gak, gimana kalau aku panggil kakak...kakak ipar?
ANGEL
Ah kamu ada-ada aja
Angel tersipu malu
ASTRI
(Tenang aja kak, aku bakalan ngebantuin kakak biar bisa deket sama mas Angga, apalagi kakak sama mas Angga sering pergi bareng-bareng, hubungan antara direktur dan asistennya harusnya sih bisa lebih-lebih dari itu kan...)
Astri tersenyum menggoda Angel. Angel semakin malu dan wajahnya memerah. Dari arah yang berlawanan Dinda baru sampai ke kantornya dan Angga langsung menghampirinya
ANGGA
Dinda?
Dinda menengok ke arah samping
DINDA
Eh (beat) iya pak ada apa?
ANGGA
Kamu hari ini sift 1 kan ya?
Angel dan Astri melihatnya dari jauh
DINDA
Iya pak, ada apa pak?
ANGGA
Nanti pulang bareng saya aja ya
DINDA
(agak terbata-bata ngomongnya) Eh..eh..gak..gak usah pak gapapa, saya bisa naik kereta kok
ANGGA
Hari ini ada penutupan sementara di beberapa stasiun di jakarta, angkot juga lagi banyak yang mogok
DINDA
Oh gitu
ANGGA
Santai aja gak usah sungkan kok
DINDA
Baik pak, makasih pak
Angel dan Astri yang melihat dari jauh tampak kesal
ANGEL
Dia siapa sih?
ASTRI
Setauku dia karyawan belum lama sih, paling 2 tahunan. Tampang lugunya bikin aku muak
Astri memasang muka sebal. Wajah Angel nampak iri
ANGEL
Tenang aja, dia gak ada apa-apanya aku
ASTRI
Pasti lah, dia cuman karyawan biasa dari departemen marketing, sementara kakak asisten pribadi mas Angga, bener-bener bagai bumi dan langit, gak cocok banget mereka
ANGEL
Gak akan ada yang bisa ngerebut mas Angga dari aku
Angel terlhat sedang mengepalkan tangan kanannya
CUT TO:
55 INT. BANDARA SOEKARNO HATTA - SORE HARI
Terlihat bahwa Dio baru saja tiba di Bandara Soekarno-Hatta dengan wajah bahagia
CUT TO:
56 EXT. DEPAN KANTOR PERUSAHAAN DINDA - SORE HARI Terlihat Angga membuka pintu mobilnya untuk Dinda. Lalu
Dinda masuk ke dalam mobilnya Angga. Angel yang melihatnya dari jauh nampak kesal dan balik arah kembali masuk ke dalam kantor
CUT TO:
57 EXT. DEPAN RUMAH DINDA - SORE HARI
Angga dan Dinda tiba di rumah Dinda. Angga keluar dari mobil dan membukakan pintu mobilnya untuk Dinda keluar. Dio memakirkan motornya di area yang tidak jauh dari rumah Dinda sambil membawa tas yang berisi kado yang ia bawa dari Australia. Dio dari jau kaget melihat bahwa yang keluar dari mobil tersebut adalah Dinda
DINDA
Makasih ya mas Angga tumpangannya. Maaf ngerepotin
ANGGA
Gapapa kok santai aja
Angga sembari tersenyum pada Dinda. Dio yang cemburu dan tak tahan melihatnya langsung pergi. Dengan pikiran yang tidak fokus karena kejadian tersebut, belum lama ia mengendarai motor, ia langsung terjatuh dari motornya karena menbarak sesuatu dan suara jatuhnya terdengar oleh Dinda dan Angga.
Dinda dan Angga menghampirinya. Dinda kaget ketika melihat orang yang terjatuh ternyata adalah Dio. Dinda dan Dio langsung membawanya ke rumah sakit terdekat.
CUT TO:
58 INT. RUMAH DIO - MALAM HARI
Handphone Bu Ambar berdering lalu ia mengangkatnya. Bu Ambar syok ketika mendapat kabar buruk tersebut dan langsung menutup teleponnya
Pak?
BU AMBAR
PAK SLAMET
Dio pak...Dio Bu Ambar nangis dan panik
PAK SLAMET
Tenang dulu bu tenang
CUT TO:
59 INT. RUMAH SAKIT - MALAM HARI
Dinda dan Angga duduk menunggu di lorong depan ruang rawat inapnya Dio. Dinda terlihat sedang memikirkan sesuatu
CUT TO FLASHBACK:
60 INT. RUMAH SAKIT - DALAM RUANG RAWAT INAP DIO - MALAM HARI
Dio terbangun dari siumannya. Dinda perlahan memegang tangan Dio. Ketika Dio telah membuka matanya dan melihat bahwa yang ada di hadapannya adalah Dinda, ia langsung menarik tangannnya dari sentuhan tangan Dinda dan memalingkan pandangannya ke arah lain.
DIO
Kamu keluar aja, aku butuh waktu sendiri untuk istirahat
Dinda keluar ruangan tersebut dengan terpaksa
CUT TO BACK: