Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
THE GREAT FOX SCRIPT
Suka
Favorit
Bagikan
1. Patah Hati Pertama Hika
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

ACT 1Tokoh:

Porsche (25) Chef. Laki-laki. Baik hati. Playboy. Ceroboh. Tampan. Mencintai Hika diam-diam.

Hika (25). Perempuan. Owner kedai kopi. Cantik, imut, pendendam, galauers. Pekerja keras. Keras kepala. Bucin. Centil.

Rendy (24) Laki-laki. Pelukis. Sedikit rebel, manja. Mudah menyerah. Pesimistis. Introvert. Diam-diam menyukai Hika

Raina (24) Perempuan. Mahasiswi akuntansi perguruan tinggi negeri. Kaya. Cantik. Fangirl. Manja. Keras kepala. Egois. Menang sendiri. Diam-diam memendam perasaan pada Porsche.

Mereka bersahabat dekat karena satu frekuensi. Satu jurusan di universitas yang sama, namun setelah kelulusannya, nasib mereka berbeda-beda. Tetapi masih suka ngumpul. Gank mereka: The Great Fox. 

Ps: Mereka tinggal di rumah susun yang sama.

Mereka berempat sama-sama memiliki wajah yang rupawan dan digunakan untuk menggoda.

Tokoh lain:

Isaac (Ice) (26) Programmer. Dingin. Judes. Galak Inceran Hika.

Lea (23) Mahasiswi seni suara. Inceran Ice. Polos. Lemah lembut. Cantik. Lemah. Membuat Rendy dan Porsche terpesona dan persahabatan The Great Fox bubar

 

SCENE

1.   EXT-ROOFTOP SEBUAH RUMAH SUSUN-SORE

ESTABLISH:

Sebuah Rooftop sederhana. Kosong, hanya ada jemuran baik pakaian maupun sepatu.

Terlihat angin berhembus sepoi-sepoi

Langit biru.

ESTABLISH:

Langit biru, sedikit berawan.

CAMERA PAN TO:

Hika sedang menamati langit itu.

Hika duduk di pinggiran rooftop.

Rambut berkibar-kibar.

Kaki ongkang-ongkang dengan sepatu yang tidak terikat.

Hika tampak menangis.

TITLE

CREDIT TITLE

 

MASUK PORSCHE DENGAN PAKAIAN CHEF NYA

Porsche:

(berteriak)HIKAAAAA!

Porsche berlari menuju Hika.

Porsche menarik tubuh Hika.

 

Hika:

Ngapain sih? Nggak jelas.

 

Porsche

(memeluk Hika)

Jangan bunuh diri. Cerita sama aku!

 

Hika:

Aku masih inget dosa tau. Cuma aku lagi patah hati.

 

Porsche:

Patah hati? (Porsche tertawa)

Ngapain pula itu si Isaac? Hahhaha.

 

 

Hika menabok keras punggung Porsche yang masih memeluknya.

Hika berusaha melepaskan pelukan Porsche, tapi Porsche memeluknya makin erat.

 

Hika:

Tega-teganya cewek cantik kayak aku dicampakin.

 

Porsche

Apa? (tertawa)

Pinter kui si Ice. Endi gelem de’e karo cewek sing aduse sedino sepisan, kramas seminggu pisan, galak, cangkeman sisan hahaha[1].

 

Hika:

Terus aja nge-fitnah aku kayak gitu.

Tapi Porsch, ayo kita nikah aja.

 

Porsche:

Goblok!

 

Porsche mengacak rambut Hika. Hika masih terlihat sedih.

Hika memeluk Porsche semakin erat.

Porsche sekarang yang mencoba melepaskan pelukan Hika namun Hika malah mengelus punggung Porsche.

Porsche terlihat salah tingkah, sedikit bingung, sedikit kaget

SOUND EFFECT: Detak jantung Porsche.

 

Hika:

Mau bantu aku nggak, Porsch?

Aku akan kasih kamu apapun yang kamu mau…

Tapi tolong dengerin ceritaku dulu.

 

 

/fade out/

FLASBACK CUT TO:

 

2. INT-Kedai Kopi Milik Hika-Pagi

Terlihat Hika sedang membersihkan gelas-gelas.

Ia menggunakan apron, masker, dan topi (seragam standar)

Terlihat dua karyawannya sedang mengantarkan kopi ke pelanggannya.

 

CAMERA FOLLOW TO:

Hika meramu kopi

Satu orang karyawan menghias kopi dan diberikan kepada waiters untuk disajikan.

 

ICE MASUK DENGAN MEMBAWA SEBUKET BUNGA LALU DUDUK DI MEJA NO 23

Ice tersenyum, ia memanggil waiters.

 

V.O Hika:

Gila sih itu PDKT-an ku.

Romantis banget. Pasti dia nungguin aku istirahat.

 

Hika meneruskan meramu kopi.

Karyawan menggoda Hika.

 

LEA MASUK KE RUANGAN DENGAN BERJALAN IMUT

 

CAMERA PAN TO:

LEA DUDUK DI DEPAN ICE.

Lea memegang tangan Ice.

Ice memberikan bunga kepada Lea.

 

CAMERA PAN TO:

Hika yang tak sengaja meremas gelas kopi.

Ia mengepalkan tangannya.

Hika menuangkan air ke gelas. Ia melepas apron, topi dan maskernya.

 

CAMERA FOLLOW:

Hika berjalan ke meja nomor 23. Hika membawa dua gelas air.

 

CAMERA PAN TO:

Lea yang diberikan bunga tersenyum malu-malu.

 

Lea:

Wah, wah gomawo Ice-Oppa.

 

Lea mengelus pipi Ice.

 

HIKA DATANG DAN MENYIRAMKAN AIR PUTIH KE WAJAH ICE DAN LEA

Lea menangis dan Ice langsung berdiri menampar Hika.

Ice memeluk Lea.

 

Hika merebut bunga di tangan Lea. Ia menginjak-injak bunga.

 

Hika:

(ke Lea) OPPA-OPPA GUNDULMU MLETOK![2]

SOPO SIH KOWE, JIANCUK? [3]

(Ke Ice) WANINE NGAPLEK WONG WEDOK YO, GARANGAN![4]

TERUS OPO KUI AKU CINTA KAMU, AKU RINDU KAMU BANGSANE. GOMBALANMU TAI KABEH![5]

Pengunjung merekam kejadian itu.

Lea semakin menangis. Ia menggenggam tangan Ice

Lea memungut bunga.

Lea menutupi wajahnya.

 

Ice:

Kita belum jadian kan? Maaf aku nggak cinta sama kamu.

Aku nggak cocok sama sifat kamu.

 

Hika:

Kamu tahu etika nggak sih, mas?

Kalau nggak cocok itu bilang.

 

Hika menitikkan air mata.

Ia mengambil tisu dan mengelapnya.

Hika lalu mengambil ponselnya. Ia menunjukkan chat nya

 

Hika (CONT’D)

Apa sih kurangku, mas?

Kamu jalan sama cewek lain setelah kamu chat aku macem-macem.

Kita udah deket dari aku lulus kuliah. Udah hampir dua tahun.

Terus kita ini apa? Kata tanpa makna?

Aku itu nggak berarti?

 

Ice:

Maafin aku, aku belum bisa move on dari cinta pertamaku, Hika.

 

Hika:

TERUS KAMU DEKETIN AKU BUAT APA?

Apa Cuma pelampiasan buat lupain cewek aneh itu?(Menunjuk muka Lea)

 

Ice:

KAMU YANG ANEH!

 

Lea maju. Menggenggam tangan Hika.

 

Lea:

Maafin aku kak, aku benar-benar nggak tahu kalau kalian dekat.

 

Hika menggeram, mengepalkan tangannya. Ia menumpahkan kopi dungin yang tersaji di muka Lea.

 

Hika:

MUNAFIK!

Pergi dari café ku!

 

Ice dan Lea pergi.

Karyawan datang dan mengepel tumpahan kopi dan air.

Hika diam sejenak

Melihat punggung mereka yang semakin kecil.

Karyawan menepuk pundak Hika.

Para pengunjung menatap Hika 

 

V.O Hika:

Dengar Ice, Lea. Aku akan membalaskan dendamku pada kalian!

 

CAMERA FOLLOW TO:

Hika berjalan ke backstage dapur

Hika duduk di pojokan, menangis.

/fade out/

CUT BACK TO:

3.   EXT-ROOFTOP-SORE

MASUK RAINA DAN RENDY MEMBAWA MARTABAK.

Raina duduk disamping Hika dan Rendy di samping Porsche.

 

Raina:

Oh, gitu ceritanya.

 

Rendy:

Aku baru mau laporan sama kamu kalau tadi Ice jalan sama cewek itu.

Dia anak seni music.

 

Hika semakin menangis di pelukan Porsche.

Ia mencomot martabak memasukannya ke mulut sekali.

 

Raina:

Emang kurang ajar itu si Ice.

Sabar ya.

 

Rendy:

Tapi emang Lea cantik banget sih.

Lea itu tipe yang susah banget.

Jarang dia jalan sama cowok, meskipun yah kepopulerannya sama kaya kepopuleran Seo Dalmi.

Aku aja nggak yakin diam au beneran sama Ice.

Paling Cuma dianggap kakak.

Porsche menutup telinga Hika menggunakan tangannya

 

Porsche:

Bodo banget loe, Ren.

 

Hika:

Emang dia cantik sih.

Pantesan dia lupa sama aku huaaaa (menangis)

 

Hika melepaskan pekukan Porsche.

Porsche mengelap airmata di pipi Hika.

 

CAMERA PAN TO:

Raina yang terlihat cemburu.

 

V.O Raina:

Kenapa kamu masih sedih ketika kamu mendapatkan segala yang ku inginkan?

Termasuk Porsche.

Aku tak bisa mendapatkan cintanya.

 

Raina:

Udah, jangan nangis. Itu kayaknya Porsche siap melakukan apa saja buat kamu.

By the way, kamu masih cinta sama Ice?

 

Hika mengangguk

 

Raina:

Emang bodo ini temen gue. Disekolahin dua belas tahun tapi bodo gara-gara cinta.

 

CAMERA PAN TO:

Rendy dan Porsche meletakkan telunjuknya di depan bibirnya.

 

Hika:

Tapi, aku nggak mau balikan sama dia. Aku Cuma nggak terima harga diriku diinjek-injek.

 

Porsche:

Aku sebenernya nggak terima kamu diginin sama Ice.

 

Hika:

Oleh karena itu…

 

Hika mendekat lagi ke Porsche. Ia mengelus lembut rembut Porsche.

Porsche tampak salah tingkah.

Backsound: Suara detak jantung Porsche.

 

Hika (CONT’D):

Tolong deketin Lea.

Nanti kalau dia udah baper terus tergila-gila sama kamu, tinggalin dia.

Jadianlah sama aku.

Aku ingin, bocah tengil itu merasakannya juga.

Siapa sih yang nggak jatuh cinta sama Chef Porsche Himeka. Sous chef restoran dunia yang terkenal ganteng itu sampai semua temen cewekku minta nomermu.

 

V.O Hika:

Dan aku tahu, kau suka denganku dan akan melakukan apapun demi aku.

 

Rania:

(menoleh ke Porsche)

Adik kelasku juga banyak banget yang nitipin hadiah buat kamu.

Hm, mereka nggak tahu Porsche Himeka itu dalemnya gimana?

 

Rendy:

Emang kamu tahu dalemnya Porsche kayak gimana?

 

Raina:

Maksud aku kesehariannya kalau pake sarung dan lain-lain.

 

Rendy:

Kaget gue.

Kirain…

 

Raina mengacungkan jari tengahnya pada Rendy.

CAMERA PAN TO:

Ekspresi Porsche berubah menjadi terlihat sebal.

Porsche melepaskan rangkulannya pada Hika

 

Porsche:

Nggak mau!

 

Hika:

Aku mohon, sekali saja lakukan itu.

Aku tahu kamu itu penakluk banyak cewek diluar sana.

Porsche…

Aku mohon ringankan sakit hatiku sedikit saja.

 

Porsche:

Kenapa nggak Rendy? Dia juga ganteng.

 

Rendy:

Tapi gantengan kamu!

 

Hika

Tolong aku, ya. Tolong banget!

Kamu inget nggak waktu kamu bilang kalau salah satu dari kita patah, yang lain akan menyambung.

Bila salah satu ambruk, yang lain membantu berdiri.

 

Hika menyandarkan kepalanya ke bahu Porsche.

Hika meraih tangan Porsche dan mencium tangannya.

 

Hika menegakkan kepalanya lagi.

Ia meletakkan tangan Porsche di kedua pipi Hika.

 

Hika (CONT’D)

Porsche, ingatkah kamu ketika kamu bilang kamu akan selalu ada untukku?

Katanya, kamu akan selalu ada di barisan terdepan untuk menjagaku.

Kamu inget nggak…

 

Porsche:

Iya, Hika. Tapi…

 

CAMERA PAN TO:

Wajah Rendy dan Raina yang murung. Angin meniup rambut mereka.

 

V.O Raina:

Sejauh itukah, Porsche?

 

V.O Rendy:

Sebenarnya, aku juga ingin menolongmu, Hika.

Tapi aku kalah segalanya dari Porsche

 

CAMERA PAN TO:

Hika yang menyilakkan rambutnya ke telinganya.

Porsche tampak membenarkan poni Hika yang berterbangan

 

Hika:

Inget nggak, aku juga balesin dendammu sama mantanmu yang ngerokok itu lho.

Akhirnya juga dia nangis kan setelah mengkhianatimu?

 

Porsche:

Yaampun, ini soal perasan.

Gimana kalau misalnya dia stress lalu bunuh diri?

 

Raina:

Porsche, apa salahnya sih kamu sedikit aja bantu Hika?

 

Rendy:

Iya, bener.

 

Porsche:

Tapi ini jahat banget lho. Beneran.

 

Hika:

Sekali saja, Porsche. Habis ini kamu boleh minta apa saja yang kamu mau dariku.

 

Porsche:

Oke, aku akan minta satu hal darimu.

(beat)

Aku minta kamu janji jika aku berhasil bikin Lea baper, kamu nggak akan mikirin Ice lagi.

Mulai aja hidup baru, dan menikahlah dengan…

 

Rendy:

(menyela ucapan Porsche)

Apapun yang loe minta. Loe nggak boleh nyakitin siapapun disini.

Dan Hika jangan goblok. Sekali lagi

Jangan goblok.

Kalau Porsche minta aneh-aneh jangan turutin.

 

Porsche:

Aku sayang kalian semua. Aku nggak bakal nyakitin kalian apalagi minta yang aneh-aneh.

Aku minta satu hal Hika.

Setelah ini, menikahlah denganku meski kamu belum cinta aku.

 

Hika tertawa, menabok paha Porsche dengan sangat keras.

Yang lain hanya melongo, termasuk Porsche.

Hika masih tertawa dengan satu tangan yang terus saja menabok Porsche dan Raina.

 

Porsche (CONT’D):

Kalau nggak mau nggak usah sih.

Aku tetep akan mau…

 

Hika:

Iya, iya sayang. Aku akan menikah sama kamu. Tapi kamu harus tahan sama sifatku.

Aku akan dengan sangat gampang menerimamu.

Kamu baik, hard-worker, sabar, ganteng. Sempurna lah buat jadi suami.

Ini lah sebagai latihan…

 

Hika mencium pipi Porsche.

Porsche diam, seperti kaget

Raina sedikit terlihat kesal

Rendy menepuk jidatnya.

 

Hika:

Itu legalisasi kalau aku mau menikahimu setelah kamu mencampakkan Lea.

Udah ya, aku bahagia banget akhirnya aku bisa balas dendam.

Dan kamu, Porsche eh sayang. Aku mau lihat kamu merayu anak itu sampai bener-bener baper.

 

V.O Rendy:

Kenapa aku bisa cinta sama cewek kayak gini sih?

 

Hika pergi.

Menyeret tangan Raina, mereka turun tangga.

Raina berekspresi sangat datar.

Porsche menepuk jidatnya.

Rendy menepuk pundak Porsche. 

Rendy lalu pergi meninggalkan Rooftop, turun tangga.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar