ACT 1
ESTABLISHING SHOT:
1 INT. RUANG KELUARGA - MANSION SHAMMY MAZIDI - DAY
Pertemuan keluarga antara pemegang saham Artha Graha Auctioneer terjadi di antara DZULFIKAR MAZIDI (83) bersama tiga orang putra putrinya, yaitu MARIDAH MAZIDI (58), SHAMMY MAZIDI (55), dan AUGUST MAZIDI (50) di rumah mewah Shammy.
2 INT. FAMILY THEATER - MANSION SHAMMY MAZIDI - DAY
Mereka duduk di ruang family theater, memutar film pembangunan Artha Graha Auctioneer yang dibangun oleh leluhurnya dari zaman dahulu, hingga zaman Dzulfikar. Dari mulai kecil hingga besar.
Dzulfikar lalu menceritakan perjuangannya membesarkan rumah lelang yang sederhana itu dan uang bonus pertama yang dihasilkannya dari menjual antik, yang dipakainya untuk membeli mancis antik peninggalan Soekarno.
DZULFIKAR:
Demi menyelamatkan perusahaan yang hampir kolaps, Papa memilih keluar dari universitas dan menggunakan tuition fee untuk menunjang kekurangan perusahaan.
SHAMMY:
Apakah Papa pernah menyesalinya?
DZULFIKAR:
Oh, tidak. Itu keputusan yang tepat, karena tidak sampai tiga bulan kemudian, Shammy lahir, Artha Graha Auctioneer juga bangkit dengan produk-produk antik kelas A yang banyak diminati oleh para pengusaha Cina yang tak hanya ingin mengubah identitas tapi juga menunjukkan integrasi sebagai bangsa Indonesia sejak lahirnya Orde Baru pada masa itu.
Semua orang mengangguk sambil melirik pada Shammy.
DZULFIKAR:
Tapi, Papa adalah Marhaenis sejati. Karena Papa tahu, Marhaen itu bukan hanya petani kecil yang bijaksana, tapi simbol dari dewa Maris, dewa agraris Yunani, dari mana nama Mars, dewa perang diambil.
AUGUST:
Kita tidak akan berperang, kalau negeri kita bukan negeri agrararis yang subur, yang bikin negeri lain ingin menjajah.
DZULFIKAR:
Betul... Kita adalah farmers yang menjadi army. Orang bijak berkata, it is better to be a warrior in a garden, than a gardener in a war. Tapi, kebun punya siapa? Bangsa Indonesia adalah pejuang keluarga yang bertani dan berkebun itu. Jangan sampai mereka mengubah cara pandang kita dalam melihat jati diri kita. Nih, mancis ini...
Dzulfikar mengeluarkan mancis dari saku celananya.
DZULFIKAR:
Mancis peninggalan Soekarno ini, Papa beli dari profit yang dihasilkan melalui uang kuliah Papa itu. Ini adalah simbol api semangat bumi pertiwi. Indonesia subur oleh semangat berapi-api manusianya, baru kemudian buminya pun berapi. Apalah guna lentera kalau tidak ada apinya. Tanpanya, cerutu Soekarno saja, tidak bisa menyala...
Ketiga putra-putri Dzulfikar tertawa.
SHAMMY:
Jika ilmu pengetahuan adalah cahaya di lorong kegelapan atau gerbang peradaban, maka perjuangan para pahlawan dan kerja keras para wong cilik adalah api untuk cahaya itu.
DZULFIKAR:
Tepat sekali. Kau boleh ambil mancis ini. Perjuanganmu lebih keras dari Papa, tapi mancis ini simbol perjuangan Artha Graha, satu-satunya yang bisa Papa berikan padamu.
Shammy ragu-ragu untuk mengambilnya, tapi Maridah dan August memberi kode sambil melotot, “you should take it.”
3 INT. RUANG PENGHARGAAN ARTHA GRAHA - DAY
Mancis antik itu berdiri elok dalam kabinet kaca di antara penghargaan-penghargaan perusahaan Artha Graha lainnya.
Tiba-tiba, BOY WILLIAMS (30), seleb yang juga YouTuber top Indonesia dan IRFAN HAKIM (45), seleb yang jadi penggila antik itu, dipandu oleh REMCO MAZIDI (27), putra bungsu Shammy Mazidi, menerobos ruangan itu dibuntuti oleh CAMERAMAN 1 dan CAMERAMAN 2. Boy berjalan mundur sambil membawakan acara di depan kamera yang menyorot. Di tangannya, ia memegang sebuah iPad.
BOY:
Dengan pesatnya perkembangan Internet, Artha Graha Auctioneer telah menandai tonggak pencapaian usahanya menjadi pemain utama di pasar Asia, dengan masuknya mereka ke Singapura dan menjadi rumah lelang berbasis-di-Asia pertama yang melintasi batas negara.
Can you first tell us, what kind of Award this antique Golden Lighter is about?
Boy menunjuk pada mancis antik emas dalam lemari kabinet.
REMCO:
This...
(menunjuk pada mancis)
Is the most valuable award in Artha Graha's history, because without it, the company would not be as strong as it is now. It was belong to our former President Soekarno, and my grandfather bought it from the profits made through the tuition money he sacrificed.
Boy menegapkan badannya dengan dada sedikit membusung.
BOY:
Wow... Apparently there is heroism in the history of this company.
Tiba-tiba, Shammy keluar dari ruang kerjanya. Boy langsung menyerbu Shammy, sambil menyodorkan tangan.
BOY:
And here is our all time hero, Mr. Shammy Mazidi... How have you been, Boss?
Boy dan Irfan menyalami Shammy dengan gembira.
SHAMMY:
Doing great! Thank’s, Boy!
BOY:
So, Indonesia antique lovers nowadays can thank you with the marketplace concept your company promotes, since it has become a connecting place for art lovers.
But, can you please tell us, what you think about this headline?
Boy membuka iPad, menunjukkan sebuah surat kabar elektronik, The Indonesian Arts.
EXTREME CLOSER SHOT: Headline “Five art connoisseurs predict that the “Purbakala Wilwatikta Auction” will hoist the name Artha Graha and displace Dasharatha House.”
Shammu tersenyum dengan berwibawa.
SHAMMY:
We’re doing out best!
(menepuk lengan Boy)
So, now, excuse me. I gotta go... Silakan lanjutkan berkeliling sepuas hati kalian, OK?
IRFAN:
Oh, sebentar, Boss... Kami ingin melihat featured product yang akan dilelang di Purbakala Wilwatikta Auction hari Senin depan. Boleh, nggak? Boleh, ya? Boleh, ya? Biar antique lovers di Indonesia pada nontonin nanti lelang akbarnya!
SHAMMY:
Ah, you, Irfan... Hmmm... Produk unggulan, ya? That’s a bit of difficult request. But, just ask Remco the catalogue and then, you choose which products you want to see. Alright?
Irfan sekali lagi menjabat tangan Shammy dan berterima kasih.
4 INT. RUANG KURASI - DAY
REYNALDI WIWASA (47), Kurator Senior berdiri di ambang pintu, menyambut kedatangan Shammy. Di dalam ruangan itu, duduk EMIR MAZIDI (33), putra sulung Shammy yang bekerja sebagai Juru Lelang. Dalam ruangan tersebut, terdapat berbagai jenis benda antik emas yang akan digelar di “Purbakala Wilwatikta Auction” dalam beberapa hari ini. Juga ELLIDA HARTOMO (50), Konsinyator utama yang menjual 75 persen temuan-temuan purba pada lelang akbar “Purbakala Wilwatikta Auction”. Ia menyalami Shammy.
SHAMMY:
Saya berasumsi, kalian sudah memeriksa bukti-bukti barang hasil “pernikahan” yang disebutkan Bu Ellida?
(pada Reynaldi dan Emir)
REYNALDI:
Bu Ellida ingin menunggu Anda terlebih dahulu.
Ellida memberi kode “mendekat” pada Shammy dan Reynaldi, sambil menghampiri sebuah trisula yang berdiri dengan tongkat penopang, sambil membuka iPadnya. Ellida menunjukkan iPad itu pada Shammy dan Reynaldi.
CLOSER SHOT: Pada iPad terdapat foto trisula yang sama, dengan salah satu bilah garpunya dalam kondisi bengkok.
ELLIDA:
Seperti yang Anda lihat di sini, trisula ini pernah bengkok dan direstorasi oleh sumber.
SHAMMY:
That’s OK. 75% antik selalu mengalami sedikit sentuhan restorasi.
ELLIDA:
Ya, akan tetapi... Ketiga garpu ini semestinya bisa dicopot... Seperti dua bilah ini.
Ellia memperagakan, mencopot bilahan garpu itu dengan cara memutar. Tiba-tiba, Emir meyerobot.
EMIR:
Wait, wait, wait... Anda bilang, bahwa bilahan yang bisa dicopot seperti memutar mur ini adalah produk asli Majapahit 750 tahun yang lalu? Apakah mur sudah diciptakan pada masa itu?
ELLIDA:
(tersinggung)
Tentu saja sudah! Bagaimana roda kereta dibuat kalau belum ada mur?
EMIR:
Tapi, untuk trisula? Kenapa harus dicopot dengan cara itu?
ELLIDA:
Mungkin untuk membersihkan darah? Atau mungkin trisula ini hanya untuk pajangan saja? Semua temuan dari situs Kolam Segaran adalah benda-benda yang dibuang pada saat berpesta! They’re either came from the war or for leisure.
EMIR:
Kalau Anda tahu, barang seperti ini akan menuai banyak kontroversi, semestinya Anda tidak menawarkannya pada kami.
ELLIDA:
Ya, itu salah saya. Saya semestinya menyampaikannya pada Anda. Karena, itu saya akan bertanggungjawab dengan menyediakan independent curator untuk memeriksa keaslian produk-produk baru penggantinya.
EMIR:
Bagaimana Anda akan menjamin kalau independent curator itu juga ahli yang asli, minimal kompeten? Anda membawakan barang yang sama sekali lain dari standar kwalitas produk kami...
Emir sudah ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi Shammy segera menahankan tangannya.
SHAMMY:
Kami akan meminta Independent Curators Indonesia. Ibu tidak udah khawatir. So, Pak Reynaldi, periksa semua barang-barang baru, paling lambat besok siang harus selesai. Buat katalog baru, sebarkan informasi secepatnya. Kalau itu tidak mungkin, maka kita akan menarik acara itu dan menggantinya dengan acara lelang yang lain. Kita tidak menjual counterfeit antique. Titik.
Ellida menyembunyikan senyum puas. Tangan Ellida masuk ke dalam tas.
EXTREME CLOSER SHOT: Dalam tas, jari Ellida memencet shortcut untuk membuat miscall ke “Risaf Ferdiansyah”.