Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
9. EXT. KOMPLEKS PERTOKOAN – TOKO IWAN – DAY
Gadis memarkir mobil di halaman toko yang terlihat spesifik. Sebuah toko BARANG ANTIK yang tampaknya hanya satu-satunya di daerah tersebut. Plang toko tersebut berbunyi: OLD’S GLORY
Gadis dan Iko turun dari mobil bersama-sama. Iko membawa salah satu paper bag dan mereka berjalan bersisian menuju toko. Diperhatikan dengan seksama dari dalam oleh PELAYAN TOKO.
IKO
(ke pelayan toko)
Permisi Mas Heri. Iwannya ada?
PELAYAN TOKO AKA HERI
Lagi keluar sebentar, Mas. Tapi segera balik. Saya hubungi sekarang.
Iko mengangguk berterima kasih.
PELAYAN TOKO (CONT’D)
Oh ya, katanya Mas Iwan, Mas Iko sama temennya disuruh langsung naik saja ke atas. Biar nunggunya di tempat yang adem. Silakan Mas ... Mbak ...
10. INT. TOKO – TOKO IWAN, LANTAI ATAS – DAY
Gadis dan Iko berjalan menaiki tangga ke lantai atas dengan hati-hati.
Pandangan keduanya, khususnya Gadis tampak kagum dengan adanya barang-barang yang ada di sana yang sama sekali tak ada di dalam pikirannya.
Kita akan melihat ruangan lantai atas yang isinya tidak berbeda jauh dengan lantai bawah. Hanya saja di lantai atas semuanya tertata lebih rapi dengan kesan sebagai HUNIAN ESTETIK yang amat mencolok. Pada langit-langit menggantung LAMPU KRISTAL. Sebuah sofa yang dilapisi beledu warna ungu ditempatkan di tengah-tengah ruangan. Iko duduk di sofa tersebut.
Sementara Gadis tertarik pada sebuah PATUNG yang tampaknya kehilangan satu lengan yang diletakkan di sudut ruangan.
IKO
Coba tebak dia siapa?
GADIS
(menjawab asal)
Herodotus.
IKO
Gua pikir lo bakal nyebut platipus.
Gadis mengerenyit. Menoleh Iko.
Iko berdiri lalu berjalan mendekati Gadis.
Sekarang Iko dan Gadis berdiri berseberangan dengan patung berada di tengah-tengahnya.
IKO
Dia ini bokapnya Iwan.
Gadis merasa kagum. Ia lalu berjalan memutar. Sekarang ia dan Iko telah bersisian menghadap patung.
IKO
Saat masih mudah dan tinggal di Uluwatu, seorang Arkeolog sekaligus pematung asal Italia tinggal di sebelah rumah orang tuanya.
(beat)
Entah apa spesialnya, si Arkeolog tahu-tahu membikin patung Pak Henrikus muda dari tembaga.
Gadis merasa informasi itu sedikit mengada-ada. Hanya saja karena yang menyampaikannya adalah Iko dia memutuskan memercayainya.
IKO (CONT’D)
Sebelum diberikan secara cuma-cuma, patung itu ditenggelamkan terlebih dahulu dalam laut selama beberapa bulan. Hasilnya, bukan hanya kondisi patung yang nyaris mirip sempurna sama arca kuno. Tapi kejadian yang membuat salah satu tangannya yang raib itulah yang menghadirkan kesan magis.
GADIS
Pasti nilainya fantatis. Berapa kira-kira?
IKO
Pak Henrikus pernah bilang ke gue kalau dulu, sodara si Arkeolog pernah datang jauh-jauh dari Eropa ke Uluwatu, mengaku sebagai ahli waris yang berhak mendapat patung itu kembali padanya.
Iko dan Gadis saling menoleh.
Gadis menghela napas.
IKO (CONT’D)
Jadi lo bisa bayangin sendiri berapa nilainya kalau Pak Henrikus saja keukeuh enggak mau ngelepas.
Gadis menggeleng. Tak mau membayangkan.
CUT TO :
11. INT. TOKO IWAN – LANTAI BAWAH – DAY
IWAN, 26, memakai pakaian santai – celana pendek kargo dan kaus tanpa lengan – berjalan memasuki toko. Iwan adalah seorang keturunan campuran Jawa – Tionghoa.
PELAYAN TOKO
Mas, tamunya sudah datang. Mereka di atas.
Iwan mengacungkan jempol.
Iwan bergegas naik ke lantai atas.