Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN :
1. INT. RUANG MAKAN KELUARGA HANDOKO – NIGHT
Seperti biasa ruang makan malam ini ramai. Semua penghuni rumah keluarga Handoko hadir. MELIANA (32) berpakaian mini dress menyuapi anak perempuan di sebelahnya KAYLA (6) . Pak HANDOKO (60) mengenakan pakaian kaos berkerah tersenyum melihat cucu pertamanya mengenakan baju bergambar litle pony.
HANDOKO
Cucu Opa, kalau sudah besar nanti kamu pasti pintar mengurus perusahaan.
Handoko mengelus rambut Kayla. Handoko menoleh melihat Putri bungsunya, terlihat anggun dalam balutan midi dress ala Korea. Dia menghela napas. Lalu, membuang pandang dan menatap kedua anak perempuannya yang sudah memiliki pasangan. MELIANA (32) , CITRA (26). Handoko tersenyum.
HANDOKO ( V. O. )
Andai saja jika Putri mau mengikuti jejak keluarga ini
Sementara Ibu KIRANA (55) saat itu mengenakan kemeja over size, memperhatikan PUTRI (18) yang duduk di sebelahnya. Putri mengacak-acak nasi serta lauk di piringnya tanpa sama sekali menyuapkannya ke mulut. Bibir Putri sedikit terlihat manyun.
KIRANA
(BINGUNG)
Put, kamu kok nggak makan? Dari tadi makanan cuma diaduk aja
PUTRI
(KESAL)
Aku nggak laper Ma. Nggak selera!
Putri bangun. Dia melengos begitu saja tanpa permisi kepada semua penghuni rumah. Dia berjalan ke arah tangga. Sementara itu, KEVIN (35) dan FAHRI (28) menantu Pak Handoko dan Ibu Kirana itu menatap Putri heran. Mereka memilih tidak berkomentar.
2. INT. KAMAR PUTRI – NIGHT
Putri masuk kamar. Dia membanting pintu dengan sedikit kencang. Dia menjatuhkan tubuhnya ke atas spring bed berwarna pink. Dia mendesis kesal.
PUTRI (V.O. )
(KESAL)
Tuh kan, semuanya kenapa sih selalu aja banggain pengusaha...
3. INT. RUANG MAKAN KELUARGA HANDOKO – NIGHT (FLASHBACK)
Ruang makan hari ini seperti biasa ramai dengan penghuni dan beberapa keributan kecil. Perseteruan itu seperti malam-malam sebelumnya yaitu perselisihan antara Putri Annavita dengan ayahnya sendiri yaitu Pak Handoko.
Handoko Tersenyum sambil memotong daging di piring. Dia memasukkan potongan daging itu ke mulut. Handoko berdeham ketika kunyahan makanan di mulutnya habis.
HANDOKO
(BANGGA)
Kevin, Ayah senang sekali akhirnya perusahaan tekstil itu bisa besar di tangan kamu. Kamu dan Meliana sangat baik mengurus salah satu anak perusahaan ayah..
Kevin tersenyum puas. Dia mengangguk lalu menatap istrinya, Meliana yang masih melanjutkan menyuapkan Kayla makan.
KEVIN
(BIJAKSANA)
Terimakasih ayah, ini semua karena ayah juga selalu ajarin aku berbisnis..
Handoko meneguk segelas air putih. Dia mengelap bibir dengan tisu. Lalu membuka kaca mata minus nya yang berwarna hitam.
HANDOKO
(SERIUS)
Ohiya, Fahri. Ayah harap kamu juga bisa sukses mengembangkan perusahaan percetakan ya...
FAHRI
Baik ayah.
HANDOKO ( O.S)
Ayah sangat senang akhirnya semua anak ayah menjadi entrepreneur sejati
Ayah tersenyum kemudian menoleh ke arah Putri yang sibuk sendiri mengaduk nasi di piringnya. Wajahnya sedikit ia tekuk. Dia menumpahkan kesalnya dengan membuat sedikit kegaduhan dari suara piring dan sendok yang beradu. Dia tidak ingin mendengar ayahnya selalu mengucapkan kalimat “bangga menjadi entrepreneur.”
HANDOKO
(MENYINDIR)
Bukan begitu putri ?
4. INT. KAMAR PUTRI – MORNING
Putri Annavita menyemprotkan parfum di pergelangan tangannya. Dia menghadap ke arah cermin meja rias yang ada di sudut kamar dengan nuansa pink tersebut. Dia merapikan rambutnya yang hampir menyentuh pinggangnya. Kemudian Putri duduk di tepi tempat tidur.
PUTRI
(KESAL)
Hmm, bosen deh begini terus. Sekolah udah libur. Terus gue ngapain dong. Bosen! (Setengah teriak) Di rumah terus dibandingin terus sama kakak-kakak.
Putri menghela napas. Dia hanya memainkan layar handphone. Putri berdiri. Dia berkacak pinggang, mondar-mandir. Beberapa detik kemudian, ponselnya berdering. Putri mengecek notifikasi pada telepon genggamnya. Dia membuka pesan whatsapp bertuliskan nama Tiara. Beberapa lama kemudian dia mengembangkan senyum.
PUTRI
Aha, bener juga nih kata Tiara. Gue daftar teater aja ya...
Eh! (Teriak) Susah banget ya rangkaian tes nya (muka cemberut)
5. INT. RUANG TAMU – MORNING
Putri sudah rapi dengan balutan hanbook bermotif floral dan sepatu flat shoes nya berwarna senada dengan pakaiannya. Dia mengetuk-ngetukkan handphone genggamnya ke dagu sambil berjalan mondar mandir seorang diri.
PUTRI ( V.O)
Gimana ya caranya aku bilang ke mama dan ayah untuk pergi ke acara itu .. kalau bilang langsung pasti nggak boleh. (Berkacak pinggang)
Ibu Kirana melihat Putri dari kejauhan. Perempuan berusia lanjut tetapi memiliki wajah awet muda itu menatap curiga. Dia mengerutkan dahi. Kemudian menghampiri Putri yang masih sibuk mondar-mandir. Dia berdeham. Putri kaget lalu menoleh ke arah belakang, ternyata mama berdiri menatapnya heran.
KIRANA
(CURIGA)
Put, kamu kok dari tadi aneh gitu!
PUTRI
(GUGUP)
Ah, nggak kok. Aku lagi ini loh, nunggu temen kok lama banget bales WA (nyengir maksa)
KIRANA
(MASIH CURIGA)
Teman siapa? Cowok?
PUTRI
Itu ma, Tiara. Kita lagi ngobrolin buat acara perpisahan kelas 12 ma.
KIRANA
Oh, Tiara. Kirain siapa. Kamu sampai segitunya. Yaudah mama ke kamar dulu ya mau rapi-rapi
Ibu Kirana berbalik, lalu berjalan meninggalkan ruang tamu. Sementara Putri menghela napas lega. Tetapi dia kembali berpikir. Dia tersenyum nakal. Lalu mengangkat tangannya.
PUTRI
Kalau mama pergi, itu artinya rumah kosong dong. Terus aku bebas untuk pergi-pergi. (terkekeh pelan) Aku harus siapin semua berkas. (bersemangat)
6. EXT. HALAMAN RUMAH HANDOKO - MORNING
Putri celingak-celinguk. Dia menoleh ke kanan lalu ke kiri. Dia memperhatikan gerbang rumah. Lalu dia menarik napas.
PUTRI
(SEDIH)
Yah, ada Pak Jojo lagi
Security berseragam biru laut itu memegang perut. Dia meremas perutnya.
SECURITY JOJO
(MULAS)
Aduh, perut kok sakit mulu ya. Wah ini sih gara-gara tadi pagi makan nasi uduk sambelnya kebanyakan.
Pak JOJO (40) celingak-celinguk. Dia masih kesakitan menahan perutnya yang mulas.
SECURITY JOJO
Udah ah, lagi sepi ini. Jojo ke belakang dulu.
Pak Jojo langsung lari ke arah toilet yang berada dekat garasi mobil.
Putri terkekeh melihat Pak Jojo. Dia menutup mulutnya agar tidak terdengar suara tawanya. Putri langsung mencondongkan tubuh agar lebih kelihatan ketika security masuk ke toilet. Putri kemudian berlari cepat menuju gerbang tinggi berwarna hitam. Dia mengecek gerbang dengan menggoyangkan.
PUTRI (V.O)
Yah, dikunci lagi
Putri menghela napas. Kemudian melirik sekilas ke meja yang berada di dalam ruangan kecil tempat Pak Jojo biasa duduk. Putri tersenyum. Bola matanya berbinar. Dia langsung mengambil kunci yang tergeletak di atas meja. Begitu kunci gerbang sudah berada di tangan Putri, dia langsung memasukkan kunci pada gembok sambil menoleh ke kanan dan kiri dengan was-was. Perlahan, dia mendorong pagar, lalu kembali menutup pagar sambil berjalan jinjit. Putri berjalan sedikit sampai ke ujung jalan raya kemudian melambaikan tangan kepada taxi yang lewat. Dengan gerakan cepat, dia pun masuk.
7. EXT. JALAN RAYA JAKARTA – DAY
Mobil berhenti di tepi jalan. Di kejauhan terlihat gedung putih dengan design sedikit jadul. Putri membuka dompet, mengeluarkan beberapa lembar uang 50 ribuan. Dia memberikan uang tersebut kepada sopir taxi. Kemudian Putri keluar dari mobil. Dia menutup pintu. Taxi pun pergi. Dia menatap gedung berwarna putih itu sambil tersenyum.
PUTRI (V.O)
Akhirnya....
Putri hendak menyebrang, tetapi tiba-tiba dari arah kanan ada sebuah motor besar berwarna merah melaju kencang. Putri menoleh, dia teriak begitu melihat sebuah motor besar segera menabraknya. Pengemudi motor langsung terburu-buru menghindar. Motor itu menyerempet Putri. Putri terjatuh.