Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Rockstar Girlfriend (SCRIPT)
Suka
Favorit
Bagikan
2. Babak pertama: Bagian 1

1 INT. KAFE - MEJA KAFE – SORE

Film dibuka dengan potret close-up wajah Diana yang sedang menatap bingung. Di depannya ada secangkir kopi dan dua buah roti croissant. Suara hujan terdengar dari luar. Situasi kafe sedang ramai, beberapa orang terlihat asyik mengobrol. Suara mereka berisik.

DIANA

Jadi menurut lo, gimana?

Di depannya duduk sang sahabat bernama Winda, menatap yakin.

WINDA

Putusin!

DIANA

What? Gak semudah itu dong. Ya kali, gue harus nyerah gitu aja. 9 tahun, Win. Gue udah pacaran sama Eren, udah 9 tahun!

WINDA

Ya… mau gimana lagi? Yakin lo mau nungguin dia terus-terusan kayak gini? Gak ada kejelasannya. Umur lo udah 26 tahun say, bukan waktunya lagi main-main.

DIANA

mmmm… (bergumam bingung)

WINDA (CONT’D)

Mungkin, di saat kita masih usia 17 tahun. Punya pacar rockstar itu keren, bisa dipamerin sama anak-anak satu sekolahan dan digombalin waktu dia manggung. Tapi, di usia kita yang sekarang, kita butuh sosok yang jauh lebih realistis. Yakin, lo masih mau nungguin Eren?

Diana

Tapi…(tatapan hopeless) Eren itu cinta pertama gue…

 

CUT TO:

FADE TO BLACK:

 

Layar yang semula hitam perlahan mengeluarkan suara seperti kaset

rusak yang diputar-putar. Lalu muncul suara Diana sebagai O.S.

Diana (O.S)

Cinta pertama… apasih yang lo pikirin soal cinta pertama. Salah gak kalau gue cuman mau nungguin cinta pertama gue yang nantinya akan nemenin gue sampai akhir. Atau, apa semua ini hanya ekspektasi yang seharusnya gak perlu gue buat?

CUT TO:

2 EXT. Panggung Konser – Night

Layar mulai memperlihatkan situasi konser yang ramai. Eren bermain di atas panggung dengan memainkan sebuah gitar dan vokalis terlihat sedang menyanyikan sebuah lagu.

DIANA (O.S)

Jatuh cinta sama Eren itu menyenangkan. Dia adalah sosok cowok yang bakalan buat lo jatuh cinta hanya melihat caranya bermain gitar. Dia keren, gila, lucu, pekerja keras dan gue udah jatuh cinta sama dia saat pertamakali kita ketemu.

DISSOLVE TO:

3 EXT. DI DEPAN KELAS – SIANG

Terlihat gambar flashback saat Eren masih memakai seragam SMA. Ia menunggu dengan gusar. Jari-jari tangannya berbalut plester. Ia menggenggam, secarik kertas yang tampak sudah lusuh. Diana keluar dari dalam kelas.

DIANA

Eren?

EREN

(Terlihat kaget dan canggung) Ah, Diana… hai?

DIANA

Lagi ngapain?

EREN

Gak lagi ngapa-ngapain sih, cuman… aku…

DIANA

Cuman apa?

EREN

Hmmm… (semakin gelisah)

DIANA

Apa Eren? Kok jadi grogi gitu sih?

EREN

Ini… aku cuman mau kasih kamu ini…

Eren menyodorkan secarik kertas yang dipegangnya. Diana menerima kertas itu. Pada secarik kertas kertas itu tertulis judul, Melihat Laut.

EREN (CONT’D)

Itu lirik lagu yang baru aku ciptain tadi malam. Semoga kamu suka… udah itu aja, bye.

Eren perlahan melangkah mundur lalu lari karena cangung. Diana menggelengkan kepalanya dan kemudian tersenyum.

DIANA (V.O)

Itulah Eren ku… si kikuk yang penuh dengan kejutan. Sosok yang tak pernah bosan membuatku jatuh cinta berkali-kali. Dari masa kami masih SMA, bahkan hingga sekarang.

CUT TO:

5 EXT. LAPANGAN BASKET – SIANG

Terlihat para siswa sedang bersuka cita. Mereka membawa spidol dan pilox berwarna-warni. Sebuah tulisan besar terpampang dalam sebuah baligho di pinggir lapangan basket, bertuliskan: Selamat Hari Kelulusan Untuk Siswa/I Angkatan 2012.

Diana berdiri diantara para siswa-siswi tersebut sambil tersenyum bahagia. Seragam putihnya, sudah penuh dengan corat-coret. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang dan ia menoleh.

DIANA

Eren… (nampak bahagia)

EREN

Hai… (nampak bahagia pula)

Eren terlihat membawa sebuah gitar. Teman satu bandnya, Rio dan Aris nampak mendekat, membawa drum mini dan juga mikrofon. Seragam mereka sama-sama penuh dengan coretan.

EREN

Diana… (berbicara melalui mikropon) Tolong kamu jangan beranjak dari situ ya… aku ada penampilan spesial buat kamu. (Pergi ke arah panggung mini yang tak jauh dari mereka di tengah lapangan)

BEGIN MONTAGE

1. Para siswa lain tampak bertepuk tangan dan berteriak-teriak heboh.

2. Diana terlihat bingung, salah tingkah dan juga nampak senang.

3. Eren mulai menyanyikan sebuah lagu sambil memainkan gitarnya. Lagu itu berjudul: Tercipta Untukku (dari band Unggu).

4. Terlihat kembali kehebohan para siswa yang lain. Beberapa ada yang mendorong-dorong Diana yang sedang tersipu malu.

5. Eren terlihat menghayati aksi panggungnya sambil menatap Diana dari jauh.

6. Terlihat wajah close up Diana yang tersenyum malu-malu.

END OF MONTAGE

Eren turun dari panggung, berjalan menghampiri Diana. Para siswa lain, berteriak semakin heboh.

EREN

Diana… aku sudah menyatakan semua perasaan aku, lewat lagu tadi. Kalau kamu mau nerimanya, boleh gak kamu nulis kata ya di gitarku ini?

Diana terlihat tersenyum menatap Eren. Lalu mengambil spidol dan menuliskan kata "ya" di gitar yang diberikan oleh Eren. Semua orang tampak heboh dan bersemangat.

EREN

I love you Diana. (Eren berkata dengan dalam)

Diana

I love you too Eren. (tersenyum bahagia)

Para siswa dan teman-teman mereka tampak semakin heboh dan bersorak-sorai.

DIANA (V.O)

Sejak itulah, pada hari kelulusan itu… kami resmi berpacaran. Eren adalah cinta pertamaku. Saat itu aku berfikir, jika aku akan menikah nanti… maka orang itu harus Eren. Dan aku selalu berharap, semoga hubungan kami tak pernah berubah…

                 FADE OUT:

 

6 INT. TEMPAT PENYEWAAN ALAT BAND – SIANG

Eren dan teman-temannya nampak asyik menjajal beberapa alat musik seperti gitar, drum sampai bass. Jenggot tipis mulai menghiasi wajah Eren yang telah dewasa. Sebuah gitar tua, tergeletak dibawah lantai dengan tulisan “ya” di pojok kirinya.

EREN

Oke, juga nih... Suaranya jernih. Masukin list, Ris. Kita pake gitar ini minggu depan buat tampil di Kemang.

Aris

Udah punya dana belum buat minjemnya. Pake aja yang ada kenapa sih? Keuangan bulan ini jebol bos…

Eren

Alah, loyal dikit ama band juga perlu kali. Lagian, kita bakalan dapat duit lagi setelah manggung nanti. Kalem aje, cuy!

Aris

Terserah lo dah, Ren. (mengambil pulpen dan menuliskan daftar barang-barang yang akan di pinjam)

RIO

Ren, malam ini gue gak bisa join latihan ya. Bini gua lagi hamil muda, kasian aja kalau ditinggal malam sering-sering. (nyengir)

EREN

Oh iye, bini lo lagi hamil muda ya?

RIO

Ia nih, baru 2 bulan. Biasalah, banyak manjanya. Jadi pengennya ditemenin mulu.

EREN

Ya, slow. Tapi besok, lo gak boleh bolos ya. Gue soalnya mau demo lagu baru nih, ke kalian. Tapi, ya harus lengkap dulu dong. Biar kece, ia gak?

ARIS, RIO

Siap…

Seseorang mengetuk pintu tempat latihan mereka. Rio membukakan pintu itu dengan sigap.

RIO

Diana? (nampak terkejut)

Diana nampak seperti baru saja kehujanan. Rambutnya terlihat basah.

DIANA

Hai?(ngos-ngosan). Eren ada?

RIO

(Mengangguk) Ada, noh… masuk gih!

Diana langsung masuk ke ruangan itu, dengan raut wajah yang nampak kesal. Eren masih sibuk dengan gitarnya dan belum melihat kehadiran Diana.

DIANA

EREN! (kesal)

EREN

Diana…(terkejut) kok kamu basah kuyub. Darimana?

DIANA

Kamu tuh yang darimana, aku tungguin. Malah gak datang-datang. Ngeband mulu, sampai lupa sama aku!

EREN

Loh, kok kamu jadi tiba-tiba marah-marah gini sih.

DIANA

Tiba-tiba kamu bilang? Aku marah ini gak tiba-tiba, lagian kamu bisa-bisanya ya lupa sama aku yang nungguin kamu.

EREN

(Mengingat sesuatu) Ah… iya, iya maaf. Aku lupa. Maaf, tadi aku dapat telpon dari…

DIANA

Dari siapa? (memotong pembicaraan) Aku malas tahu gak, dengan semua alasan kamu. Otak kamu tuh, bisanya band aja. Kapan sih kamu bisa serius?

DIANA (V.O)

Inilah Eren yang sekarang. Menyebalkan dan tak pernah perhatian.

Rio dan Aris, saling menatap. Mereka pun mulai perlahan meninggalkan ruang tersebut karena tak enak hati melihat pertengkaran mereka.

EREN

Kok kamu jadi bawa-bawa band sih. Aku gak suka ya, kalau kamu udah mulai gini. (terlihat marah, rahangnya mengeras)

EREN (CONT’D)

Kamu tahu kan kalau ini mimpi aku. Sudah memang seharusnya aku menaruh perhatian yang besar dengan band ini. Kenapa masalah kecil, jadi gede gini sih! Ya maaf, kalau aku jadi lupa buat jemput kamu. Ya maaf, kalau aku gak pernah serius menurut kamu.

Eren dan Diana saling menatap beberapa detik. Diana lalu mulai menangis. Isak tangisnya terdengar. Eren berjalan mendekati Diana dan mencoba menenangkannya.

DIANA (V.O)

Itulah kami yang sekarang. Yang mulai perlahan berubah ke arah yang berbeda…

FADE OUT:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar