Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Perjuangan hidup gadis kecil yang mengamen di setiap malam untuk menghidupi keluarganya menyorot mata Bu Lastri. Gadis kecil bernama Zahra adalah anak kelas 5 SD yang menghidupi adik nya dan Bapak yang gangguan Jiwa atas trauma atas meninggalnya Istri yang sangat Ia sayang. Kehadiran Bu Lastri yang sangat mirip dengan almarhumah Istrinya menjadikan babak baru dalam hidup mereka sekeluarga.
Ketulusan Bu Lastri dipertanyakan, karena untuk apa mencintai keluarga yang miskin dengan tanggungan yang begitu berat itu. Namun Bu Lastri memanglah tulus. Pernyataan rasa yang Ia Sampaikan kepada Pak Muji menjadi awal kisah percintaan Bapak dan seorang Ibu PNS yang ditinggal mati oleh suaminya setelah pernikahan.
Dengan trauma mereka berdua menyulam cerita. Ternyata kemiskinan Pak Muji terungkap hanya sebagai kedok untuk mendapatkan perhatian Bu Lastri. Ketika Ia menawarkan mahar kebun teh dan Vila mewah.
Marah dan bencinya hanya sementara karena banyak yang Ia rindukan dari keluarga miskin rekayasa itu. Pada akhirnya Bu Lastri menikah dengan Pak Muji.
Baru tiga tahun kehidupan setelah pernikahan berjalan Pak Muji diuji dengan jatuhnya Bu Lastri. Penyakitnya sudah menjalar ke seluruh tubuh, dan memang itulah yang menjemput Bu Lastri. Ia berterimakasih kepada Pak Muji karena sudah memberikan kesan dan kasih sayang padanya walaupun hanya secuil. Umur yang begitu pendek dapat bermakna berkat Pak Muji walaupun diawali dengan rekayasa.
Premis
INTRO Penderitaan Zahra gadis kecil yang menganen di jalanan
Pertemuan dengan seorang wanita PNS yang mirip dengan almarhumah Ibunya.
Pertemuan Bu Lastri dengan Pak Muji (Bapak Zahra) di rumah kecil pinggir rel. Keduanya memiliki trauma karena sama ditinggalnya dengan orang yang mereka sayangi
Kasih sayang Bu Lastri yang tulus dipertanyakan Pak Muji. Karena Ia merasa aneh seorang wanita kaya mau merawat keluarganya yang misikin dan penuh tanggungan.
Bu Lastri menyatakan semua perasaannya. Semua yang Ia lakukan karena nyaman dan peduli dengan keluarga kecil itu. Ia merasa bahagia dan hangat dengan keluarga Pak Muji. Saat itu juga Bu Lastri ingin mengajak berkeluarga.
Mendengar ajakan itu Pak Muji tidak memberikan jawaban secara langsung. Ia ingin menjawab dengan caranya
Paginya Bu Lastri dikagetkan dengan kedatangan Pak Muji ke rumahnya ketika mengeluarkan mobil dari garasi.
Dengan Jas rapi dan mobil alphard hitam P
Pengenalan Tokoh
Gadis kecil yang membiayai sekolahnya dan dapur keluarganya. Setiap malam tidak pernah absen dari Tugu Petoran, Gapura kampus ISI Surakarta dan daerah belakang kampus UNS. Bukan hanya karena kurang kerjaan. Jika Ia tidak mengamen di setiap malam, dapur tidak bakal kemebul. Dua tangungannya adalah Adik kecilnya dan Bapak yang menderita gangguan Jiwa
Dari lokasi ramai itulah Ia bertemu dengan wanita yang mirip dengan Almarhum Ibunya. Kerinduanya pada Ibu yang meninggal tertabrak Truck ketika mengantarkannya ke sekolah memulai babak baru dalam hidup keluarganya.
Bu Lastri adalah seorang PNS yang belum berkeluarga di usia yang cukup matang. Hatinya digores oleh takdir, suami yang belum lama menikahinya harus dijemput oleh Tuhan. Memang tidak ada pilihan untuk suaminya, sudah menjadi kewajiban menyanggupi tugas ketika Komandan memerintah.
Tugas yang mengantarnya ke medan perang menumpas KKB tidak disadari menjadi akhir hidupnya. Namun bukan medan perang yang menjadi penyebab kematiannya. Keberangkatannya menuju Papua harus terhenti ketika pesawatnya jatuh di Selat Bali.
Trauma atas takdir itu menjadikan Bu Lastri memilih hidup sendiri, karena Ia belum percaya dengan takdir yang menimpanya.
Perjumpaan Zahra dengan Bu Lastri di angkringan Gapura ISI Surakarta mengantarkan perkenalan dengan Pak Muji yang mengalami gangguan jiwa. Bapaknya juga memiliki trauma karena merasa bersalah atas kematian Ibunya.
Berlandaskan trauma, Pak Muji dan Bu Lastri menyemai cerita. Walaupun pertemuan pertamnya dengan Bu Lastri cukup mengagetkan dirinya. Ia dibuat panik dengan kehadiran wanita yang sangat mirip dengan almarhum istrinya.
Pertemuan itu merakit cerita hidup dan menumbuhkan harapan antar keduanya. Pak Muji dan Bu Lastri semakin hari-semakin lepas dari trauma yang mereka rasakan.
Kepedulian yang berlebih kepada keluarganya, menuai rasa tanya. Pak Muji menginginkan Bu Lastri jujur, apa maksud dari semua kebaikannya. Namun semua kebaikannya memang tulus dan diperkuat rasa sayang kepada Zahra, Tia (adiknya), maupun Pak Muji. Hari-harinya lebih bewarna semenjak kenal keluarga kecil Pak Muji.
Keinginan Bu Lastri berkeluarga dengan Pak Muji sangat mengagetkan. Pak Muji yang jauh dari kata sempurna dari segala hal sangat terkejut dengan keinginan Bu Lastri. Melihat anak-anaknya yang sudah menganggap Bu Lastri seperti Ibunya sendiri, Pak Muji mengiyakan ajakan itu di dalam hati. Namun tidak langsung Ia sampaikan saat itu juga. Ia akan menyampaikan jawabannya jika paginya Bu Lastri mau di ajak ke suatu tempat oleh Pak Muji.
Suatu peristiwa aneh mengagetkan Bu Lastri ketika bersiap-siap untuk pergi dengan Pak Muji disuatu minggu. Mobil Alphard hitam sudah menunggu di depan rumah, Bu Lastri yang sedang membuka garasi untuk mengeluarkan mobilnya terhenti. Pria dengan setelan jas biru tua menghampirinya. Pagi itu sangat aneh, Pak Muji dengan dandanan rapi juga dengan Alphardnya mengajak Bu Lastri ke daerah Kemuning Karanganyar.
Zahra dan tia di kursi belakang tertawa kecil melihat kebingungan Bu Lastri. Sesampainya di Kemuning, di atas kebun teh yang sangat luas Bu Lastri semakin bingung. Belum sempat terjawab bingungnya, Pak Muji semakin menambahinya dengan pertanyaan. Maukah jika kebun teh dan vila mewah dihadapanya jadi mahar pernikahan. Bu Lastri bingung bukan kepalang, Ia hanya bisa tertawa kecil dan hanya bertanya-tanya apa maksud dari semua yang ia bingungkan.
Kartu seukuran KTP menjawab semua kebingungannya. Dengan identitas Mujiono Saputra, Bu Lastri langsung paham. Mujiono Saputra adalah pengusaha besar yang memiliki rumah satu kelurahan dengannya. Mengetahui hal itu Bu Lastri merasa dipermainkan dengan rekayasa yang diciprakan Pak muji. Ia langsung melarikan diri dan pulang.
Pak Muji dihadapkan lagi dengan rintangan untuk mendapatkan hati Bu Lastri. Rekayasa rumit yang Ia ciptakan gagal, berpura-pura menjadi orang yang perlu dikasihani ternyata masih gagal. Cara seperti rahwana ketika menculik Shinta di hutan itu ternyata belum berhasil.
Serangkaian cara ia lakukan lagi, dari saran pegawainya yang masih muda Ia lakukan. Berbagai cara juga belum mempan. Bu Lastri yang menyembunyikan diri sebenarnya juga rindu berkumpul dengan keluarga Pak Muji.
Sampai pada suatu hari Bu Lastri kembali mengunjungi rumah kecil pinggir rel yang dulu dijadikan tempat rekayasa Pak Muji. Ia mengingat masa-masa ketika sering menjemput Zahra dan Tia untuk kesekolah. Mengantar makanan untuk keluarga kecil itu. Membantu mengurus pekerjaan rumah.
Bu Lastri memiliki inisiatif menanyakan asal-usul itu kepada tetangga yang dulu Ia temui. Ternyata memang benar rumah itu adalah rumah asli Pak Muji sebelum Ia sesukses sekarang. Tetangga yang Ia tanyai menceritakan semua hal tentang kebaikan Pak Muji dan perjuangan yanv dilakukan untuk mendapatkannya.
Tak selang lama Pak Muji datang dengan mobil pick up untuk mengemasi barang yang ada di rumah itu. Perjumpaanya seketika hening, rasa canggung dan bingung memulai percakapan bertahan beberapa detik.
Keduanya memulai percakapan dengan malu dan bertukar maaf. Di hari itulah Pak Muji menawarkan lagi maukah Bu Lastri Ia nikahi. Ternyata Bu Lastri bersedia.
Pernikahan sederhana yang diselenggarakan di kebun teh menjadi monumen penting dalam hidup Bu Lastri. Tiga tahun kehidupan berjalan Pak Muji harus dibuat sabar dengan takdir.
Bu Lastri yang nampak sehat-sehat saja, terjatuh di dapur. Penyakit yang tidak disangka sudah menjalar di tubuh istrinya mengantar pada rasa sedih terdalamnya. Bu Lastri di rawat di rumah sakit sampai pada saat Ia mengucapkan terimakasih dan meminta maaf. Siapa sangka itu menjadi perpisahannya.
Pak Muji menggenggam erat raga yang baru saja menjadi jasad. Pernikahan dan rasa senang yang baru Ia rasakan seketika sirna.