Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SKENARIO
Opening Title : Dengan latar gelap hitam menampilkan MAIN TITLE dan CREDIT TITLE
EXT. KANTOR - DAY
Sebuah gedung tinggi terlihat dari luar dan lingkungan sekitarnya.
CUT TO:
INT. RUANG KARYAWAN - DAY
Terlihat suasana kesibukan karyawan-karyawan di ruang kerja, sebagian ada yang fokus mengerjakan sesuatu di komputer yang menyala di hadapan mereka masing-masing dan sebagian terlihat berjalan sambil membawa berkas.
Seorang wanita cantik, memakai kemeja lengkap dengan blezer dan id card tergantung di leher, berumur 25 tahun, terlihat elegan (Yang akan kita kenal bernama NARA) memasuki ruangan sambil terlihat menempelkan hape ditelinganya, berbicara melalui telepon.
Dari depan terlihat seorang cowok tinggi, tampan berumur 30 tahun, bernama Prama, berpapasan dengan NARA. Matanya melirik sekilas ke arah Nara. Bebebapa saat kemudian seorang Karyawan perempuan menghampiri Nara, sambil membawa berkas ditangannya. (Saat ini Nara sudah berdiri di depan meja kerjanya)
Nara menutup telepon. Lalu mengambil berkas itu, membaca sesaat.
Nara membalik halaman berkas itu. Seorang karyawan perempuan yang lain baru saja keluar dari ruang manajer dan menghampiri Nara.
Karyawan 1 mengangguk, lalu pergi meninggalkan meja Nara.
CUT TO:
INT. RUANG MANAJER - DAY
Seorang manajer bernama PAK HENDRI, 45 tahun, terlihat duduk di meja kerjanya. Sambil mengobrol dengan Prama yang duduk dihadapannya.
Terdengar ketukan di pintu, disusul munculnya Nara membawa berkas ditanganya, agak kaget melihat Prama
Nara berjalan mendekat.
Prama hendak pergi. Tapi langkahnya tertahan oleh ucapan pak Hendri.
Prama tersenyum ke Nara. Baru kemudian benar-benar meninggalkan ruangan. Nara menyerahkan berkas ditanganya.
Pak Hendri membaca dan membalik halaman berkas.
Pak Hendri menyerahkan kembali berkas ke Nara.
Nara mengangguk tersenyum. Kemudian berjalan meninggalkan ruangan.
CUT TO:
INT. LORONG KANTOR - DAY
Nara berjalan sambil membawa berkas ditanganya. Beberapa saat kemudian langkahnya tertahan oleh suara dering hapenya. Lalu menatap hape ditanganya. Terlihat dari layar hape panggilan dari Tiran. Nara langsung mengangkatnya sambil meneruskan jalan.
CUT TO:
INT. RESTORAN - AFTERNOON
Pelayan restoran meletakkan sepasang piring berisi makanan dan minuman di hadapan NARA dan Tiran.
Pelayan meninggalkan meja. NARA kembali bicara dengan Tiran yang duduk dihadapannya yang terlihat sedang memotret makanan/minuman, lalu mengirim hasil foto itu ke suaminya.
Tiran meletekkan hapenya di meja.
Rana menggelengkan kepalanya, sambil meneguk jus dihadapannya. Sepertinya ia nyerah berbicara dengan Tiran.
Saat itu juga terdengar suara pengujung perempuan restoran sedang ribut, dengan suara agak keras.
NARA dan Tiran sama-sama menoleh ke sumber suara itu. Beberapa pengunjug juga ikut menoleh. Terlihat tiga orang remaja terdiri dari dua orang perempuan dan satu orang laki-laki, mereka tengah duduk tidak jauh dari meja NARA dan Tiran. Salah satu pengunjung perempuan itu hendak pergi tapi ditahan oleh pacarnya, lalu pengunjung perempuan itu menyiram sisa juice digelasnya ke muka perempuan yang tengah duduk.
NARA dan Tiran kaget. Pengunjung perempuan itu pergi, disusul pacarnya yang setengah berlari mengejarnya.
NARA benar-benar nyerah berbicara. Lalu kembali menikmati makanan dihadapannya.
CUT TO:
INT. MOBIL DANIEL - NIGHT
Mobil Daniel terlihat parkir di depan apartemen NARA. Daniel mematikan mesin, NARA duduk disampinya terdiam sesaat lalu mulai bicara serius.
Daniel melirik ke arah NARA.
NARA mulai bicara dengan nada agak tinggi, menahan emosi.
Ucapan NARA terpotong, saat hape Daniel tiba-tiba berdering. Daniel mengeluarkan hape di sakunya. Terlihat dari layar hape panggilan dari mamanya. Daniel terdiam lama menatap layar hapenya, seperti ragu untuk mengangkatnya.
Daniel lalu membuka pintu mobil dan keluar. Berbicara dengan mamanya melaui via telepon. Berdiri sedikit menjauh dari mobilnya.
Daniel terdiam sesaat.
Daniel lalu menoleh ke arah NARA.
NARA terkesima dan kecewa memandang Daniel. Lalu membuka pintu mobil, keluar.
Daniel menutup telepon. NARA berdiri di samping pintu mobil melirik ke arah Daniel.
Daniel tertegun dan menoleh ke arah NARA. Tak berani menjawab. Mereka sama-sama terdiam sesaat. NARA kembali bicara.
Daniel mengangguk dan hanya mampu berkata sepatah kata.
NARA meninggalkan Daniel dan Daniel hanya diam ditempatnya, memandang NARA yang kian menjauh.
CUT TO:
INT. LOBBI HOTEL - DAY
Prama terlihat berdiri di depan meja resepsionis.
NARA, 3 orang karyawan perempuan dan 2 orang karyawan laki-laki terlihat duduk di lobbi sambil mengobrol, membawa koper mereka. Prama lalu menghampiri mereka. Memberikan kunci hotel.
Para Karywan mengatakan siap, oke. Para karyawan bergegas hendak pergi sambil mengucapkan "Makasih". Saat NARA hendak pergi, kopernya agak susah ditarik. Prama reflek menahan koper NARA yang hampir terjatuh. Dan tak sengaja tanganya menyentuh tangan NARA. NARA spontan melihat ke tanganya yang tersentuh oleh tangan Prama. Prama langsung menarik tanganya, merasa tak enak.
NARA lalu bergegas pergi menyusul yang lain.
CUT TO:
INT. KAMAR HOTEL - NIGHT
Establish :Bangunan hotel terlihat dari luar.
NARA terlihat duduk di meja sudut ruangan, fokus mengerjakan sesuatu di laptopnya. Beberapa saat kemudian hapenya berdering. NARA langsung mengangkatnya.
NARA langsung menutup laptopnya.
CUT TO:
INT. RESTORAN HOTEL - NIGHT
Dita mengakhiri panggilannya dengan NARA, lalu meletakkan hapenya di meja. Kembali menikmati makanan/minuman, sambil mengobrol bersama Nadya, Tary, Aldo dan Dio.
Semua tertawa. Beberapa saat kemudian dari jauh terlihat NARA memasuki restoran. Dita melirik ke arah NARA.
NARA menghampiri mereka.
Semua tertawa. Mata NARA melirik ke rekan-rekannya, tak melihat Prama.
NARA mengangguk sambil menyuapi makanan kemulutnya.
Sementara tak jauh dari mereka duduk, terlihat seorang laki-laki memberikan segelas air putih ke pelayan yang membawa beberapa gelas air putih. Lalu laki-laki itu menunjuk ke arah perempuan yang terlihat sangat seksi, duduk tidak jauh dari rombongan NARA.
NARA yang lagi menyuapi makanan dimulutnya, langsung terbatuk-batuk. Pelayan yang membawa minuman tadi dan kebetulan lewat di samping Nara. Langsung memberikan segelas air putih ke NARA.
Pelayan tersenyum, lalu meneruskan langkah. NARA kembali menikmati makanan.
NARA tiba-tiba mengerutkan keningnya, seperti merasa pusing. Penglihatannya mulai terlihat buram. Wajahnya mulai mengeluarkan keringat.
NARA meningalkan rekan-rekanya.
CUT TO:
INT. LOBBI HOTEL - NIGHT
Tangan NARA memencet tombol lift. Pintu lift terbuka, NARA yang terlihat berkeringat dan pucat kemudian masuk, lift perlahan bergerak tertutup. Namun tiba-tiba lift terbuka kembali, disusul masuknya Prama membawa segelas cup kopi. Mereka sama-sama tertegun saling melihat. Sampai NARA tersenyum tipis, menyapa Prama. Lift mulai bergerak. Mata NARA menoleh ke angka di tombol lift. Tiba-tiba pandangannya kembali buram dan wajahnya berkeringat. Ia mengerjapkan matanya perlahan berusaha untuk kuat, kepalanya semakin pusing. Akhinya NARA tak kuat lagi dan jatuh terkulai tak sadarkan diri.
Prama sangat syok, melepaskan kopinya dan langsung menolong NARA.
CUT TO:
INT. KAMAR HOTEL - NIGHT
Prama membopong NARA masuk ke dalam kamarnya, lalu membaringkan NARA di atas tempat tidur. Wajah NARA semakin berkeringat dan pucat, tangan Prama mengusap wajah NARA dengan segelas air putih yang tergeletak di meja kecil samping tempat tidur. Prama sangat panik sambil berusaha menyadarkan NARA. Dan NARA terlihat tak sepenuhnya sadar, ia tampak gelisah dengan keringat bercucuran di wajahnya.
Tiba-tiba NARA tanpa sadar menarik Prama. Wajah Prama hampir mendekati wajah NARA. Prama tiba-tiba berkeringat dan langsung menarik wajahnya yang sudah berdekakatan dengan Nara itu. Lalu meninggalkan NARA.
CUT TO:
INT. KAMAR MANDI HOTEL - NIGHT
Prama berdiri di depan wastafel, sambil menatap lama pantulan badanya. Tanganya mengusap wajahnya yang berkeringat. Ia terlihat frustasi.
CUT TO BACK:
INT. KAMAR HOTEL
Prama duduk disamping NARA yang masih berbaring di tempat tidur, masih tak sadarkan diri, berkeringat dan gelisah. Mata Prama menatap lama wajah NARA sampai ke leher Nara yang terlihat berkeringat, lalu Prama mendekatkan wajahnya, seolah akan mencium NARA. Tapi ia ragu, mundur... Lalu mendekatkan lagi wajahnya.... Akhirnya tiba-tiba tangan kanan NARA reflek merangkul leher Prama sangat erat, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Prama. Ada desiran dalam tubuh Prama, tapi tak ditepisnya. Dia bahkan menyambut rangkulan NARA sangat erat.
Lampu di meja kecil samping tempat tidur mati. Seketika ruangan kamar menjadi gelap.
CUT TO:
EXT. HOTEL - MORNING
Bangunan hotel terlihat masih gelap di pagi hari.
CUT TO:
INT. KAMAR HOTEL - MORNING
NARA menangis histeris sambil menarik-narik baju Prama. Bicara dengan nada tinggi.
Prama hampir menangis, dan sangat merasa bersalah.
Prama tak bisa menjawab, sangat merasa bersalah.
NARA tak sanggup lagi, lalu perlahan terduduk. Prama berusaha menahan tubuh NARA yang sangat lemah. Tangisan NARA semakin menjadi dan ia seketika terduduk di lantai sambil menunduk terisak-isak. Prama meneteskan air matanya dan ikut terduduk dihadapan NARA. Tangan Prama perlahan menyetuh tangan NARA, tapi NARA langsung menepisnya.
CUT TO:
INT. APARTEMEN, KAMAR NARA - NIGHT
NARA masuk ke ruang apartemenya, membawa kopernya. Bersandar dinding, sambil menangis tertunduk.
NARA semakin menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tanganya.
CUT TO:
INT. RUMAH PRAMA, RUANG MAKAN - MORNING
Establish : Rumah Prama terlihat dari luar.
Prama (sudah mengenakan baju rapi, hendak ke kantor) berjalan tanpa bersemangat dengan pikiran kacau menuju meja makan. Asisten rumah tangga terlihat menyusun meja makan dengan makanan/minuman.
Asisten rumah tangga kembali ke dapur. Prama lalu duduk di kursi meja makan. Lalu membuka ponselnya, melihat kontak NARA, tanganya terlihat ragu-ragu hendak menghubungi NARA. Saat itu juga terlihat pemberitahuan pesan masuk dihapenya, yang tertulis pesan dari Seren. Prama membuka pesan itu.
Pesan dari Seren kembali masuk lagi.
Prama langsung menonaktifkan poselnya dan bergegas meninggalkan meja makan.
CUT TO:
INT. KAMAR NARA - MORNING
NARA (sudah mengenkan blezer) tampak depresif berdiri di depan kaca lemari pakaian, sambil menatap lama pantulan tubuhnya, air matanya mulai menetes. Beberapa saat kemudian NARA tak tahan lagi, semakin menangis dan seketika melepas kasar blezer di tubuhnya dan membuangnya ke lantai.
Kemuadian ia membuka lemari pakaiannya. Tampak beberapa koleksi blezer dan pakaian tergantung. NARA meraih blezer-blezer itu, lalu membuangnya ke lantai. NARA menangis dan menunduk, kemudian terduduk di lantai.
NARA menangis bersimpuh di lantai, sambil mencekram erat blezernya yang berserakan di lantai.
CUT TO:
INT. KANTOR, RUANG KARYAWAN - DAY
Dio menghampiri Nadya dkk, membawa beberapa gelas cup kopi. Dan berteriak ke rekan-rekanya "Kofe".
Nadya dkk. berebutan. NARA terlihat tidak antusias dan tak bersemangat, masih mengerjakan susuatu di komputer yang menyala dihadapannya.
Prama terlihat berjalan dari ruang kerjanya, tapi kemudian langkahnya tertahan begitu melihat Nara dari jauh yang terlihat melamun.
NARA seketika menghentikan kegiatannya, lalu bergegas meninggalkan meja kerjanya. Prama memandang Nara dengan wajah bimbang.
CUT TO:
EXT. KANTOR, TAMAN - DAY
NARA duduk di kursi panjang taman, sambil terlihat melamun. Pandanganya menerawang kedepan.
FLASH BACK TO:
INT. KAMAR HOTEL - NIGHT
NARA berbaring di tempat tidur, dengan kondisi tanpa sadar tiba-tiba tangan kanannya reflek merangkul leher Prama sangat erat, yang duduk disampingya di tepian tempat tidur. Rana menenggelamkan wajahnya pada bidang dada Prama. Ada desiran dalam tubuh Prama, tapi tak ditepisnya. Dia bahkan menyambut rangkulan NARA sangat erat.
FLASH TO:
EXT. KANTOR, TAMAN - DAY
NARA manangis terisak-isak, sambil menunduk.
Insert: Tanpa Nara sadari, Prama sudah berdiri tidak jauh darinya, memandang Nara dengan wajah sedih.
Prama lalu menghampiri Nara.
Nara tertegun dan seketika menghapus air matanya, lalu menoleh ke Prama.
Nara buru-buru berjalan meninggalkan Prama. Prama mengejar Nara, kemudian menarik tangan Nara. Bicara dengan nada rendah.
NARA seketika melepas tangannya yang digenggam oleh Prama, air matanya mulai menetes. Lalu bicara tanpa memandang ke arah Prama.
Nara terdiam sesaat, semakin menangis.
NARA kemudian meninggalkan Prama dan Prama meneteskan air matanya memandang NARA yang kian menjauh.
CUT TO:
INT. KAMAR APARTEMEN NARA - NIGHT
Establish : Gedung apartemen telihat dari luar.
Nara (Masih mengenakan baju kantor) nampak tertidur dalam posisi tengkurap, agak berantakan. Tanganya terlihat memegang hape. Beberapa saat kemudian hapenya berdering, ia kaget dan terbangun. Dengan mata merah habis menangis, NARA langsung mengangkatnya.
NARA bergegas membuka pintu kamar apartemennya. Masuklah Tiran dengan wajah kusut.
Tiran tak menjawab dan langsung berjalan masuk. NARA menutup pintu kembali, lalu menyusul Tiran.
CUT TO:
INT. RUANG MAKAN - NIGHT
NARA dan Tiran duduk saling berhadapan menikamti makan/minum, sambil ngobrol santai.
NARA mengehela napas. Menggelengkan kepalanya. Seperti kesal dengan sifat Tiran.
Mereka terdiam beberapa saat sambil terus menikmati makan.
Nara tertegun dan bicara terbata, menyembunyikan ketakutannya.
Nara semakin takut, seketika terhenti menyuapi makanan di mulutnya, dan langsung mengalihkan pembicaraan.
Nara langsung bergegas meninggalkan ruang makan. Dan Tiran masih menikmati makanannya.
CUT TO:
INT. RUMAH ORANG TUA PRAMA, RUANG MAKAN - NIGHT
Prama memasuki ruang makan, sambil terlihat berbicara melalui via telepon.
Prama duduk di meja makan. Mama Prama terlihat menyusun meja makan, menyiapkan makan malam.
INTERCUT TO:
INT. BUTIK, RUANG KERJA - NIGHT
Seren duduk di ruang kerjanya, bicara dengan Prama via telepon.
Prama tak menjawab dan langusung mematikan telepon. Kelihatan wajahnya memerah menahan amarah.
Seren terlihat sangat kesal. Dihadapannya tergeletak beberapa kertas sketsa pakaian. Seren menatap beberapa saat sketsa itu, lalu tiba-tiba meremasnya dan membuangnya ke lantai dengan perasaan geram.
CUT TO:
INT. RUMAH ORANG TUA PRAMA, RUANG MAKAN - NIGHT
Prama terlihat menikmati makan bersama mamanya, sambil mengobrol.
Mama Prama terlihat agak kesal, sambil meneruskan makan.
CUT TO:
INT. KAMAR MANDI - NIGHT
NARA berdiri di depan kamar mandi, sambil menghitung tanggal di kalender hapenya.
NARA lalu mengambil test pack di atas wastafel. Wajahnya terlihat takut dan panik, ia menatap test pack itu sesaat. terlihat dari hasil test pack tidak ada perubahan pada garis.
NARA menghela napas panjang, sambil mengelus dadanya. Saat itu juga terdengar suara Tiran yang memanggilnya.
Nara kaget, panik dan buru-buru memasukkan test pack itu ke dalam plastik. Lalu memasukkan ke dalam tas yang tergeletak di atas wastafel.
Nara bergegas ke luar ruangan.
CUT TO:
EXT. APARTEMEN - NIGHT
Daniel menyandarkan badanya di depan mobilnya yang terparkir di halaman apartemen, sambil menatap jam yang melingkar di tanganya. Beberapa saat kemudian terlihat NARA berjalan mendekat ke arah Daniel.
Daniel lalu bergegas mengambil buah-buahan dan vitamin di dalam mobilnya dan memberikannya ke Nara.
Daniel tersenyum.
Daniel meninggalkan NARA yang beberapa saat masih terpukau di tempatnya. Mobil Daniel melaju pergi.
NARA terlihat menitikkan air matanya, memandang mobil Daniel yang kian menjauh.
CUT TO:
EXT. HALAMAN RUMAH NARA - DAY
Seorang wanita 55 tahun, memakai jilbab (Yang akan kita kenal sebagai ibu Nara) terlihat sedang merawat tanaman di teras rumah. Beberapa saat kemudian nampak sebuah mobil hitam meluncur dan berhenti di depan rumah. Mama Nara seketika menghentikan aktivitasnya dan tersenyum lebar melihat Nara keluar dari mobil hitam itu.
Nara menghampiri ibunya dan mencium tangan ibunya.
Ibu Nara mengganguk. Nara merangkul tangan ibunya sambil berjalan masuk ke rumah.
Nara dan ibunya tiba di sofa ruang tengah.
NARA mengalihkan pembicaraan.
Ibu Nara lalu bergegas meninggalkan ruang tengah.
CUT TO:
INT. KANTOR, RUANGAN PRAMA - AFTERNOON
Prama tanpa bersemangat duduk di ruang kerjanya, penampilannya terlihat berantakan, agak kacau. Sambil menatap layar ponselnya. Terlihat dari layar hape foto Nara di halaman kontak whatshapp. Prama menatap lama foto NARA.
Saat itu pula terdengar ketukan di pintu hingga Prama tersadar dari lamunannya dan langsung mematikan ponselnya.
Pintu terbuka dan masuklah Office Boy bernama pak Rahmat, 50 tahun, membawa secangkir kofe.
Pak Rahmat meletakan kofe kehadapan Prama.
Prama tersenyum. Pak Rahmat meninggalkan ruangan sambil berucap dalam hatinya.
Prama kembali mengerjakan sesuatu di komputer yang menyala dihadapannya.
CUT TO:
INT. KAMAR NARA - AFTERNOON
Ibu Nara memasuki kamar Nara sambil memanggil.
Terdengar percikan air shower dari dalam kamar mandi. Lalu pandangan ibu Nara tak sengaja terarah ke bungkusan plastik dan tas jinjing yang tergelatak di atas meja rias, tidak jauh dari tempat ia berdiri.
Ibu Nara hendak membuang bungkusan plastik itu ke tempat sampah, tapi ia terlihat ragu-ragu. Lalu membuka bungkusan plastik itu dan saat itulah terlihat test pack. Ibu Nara terperangah, tak percaya pada apa yang ia lihat.
Ibu Nara menutup mulutnya, syok.
CUT TO:
INT. KAMAR IBU NARA - AFTERNOON
Ibu Nara duduk di pinggiran tempat tidur, sambil menangis menatap test pack di tangannya.
Ibu Nara semakin menangis, lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di atas tempat tidur. Mencari kontak Daniel dan menghubunginya.
CUT TO:
INT. RUMAH NARA, KAMAR NARA - NIGHT
Establish : Rumah Nara terlihat dari luar.
Di dalam kamar. NARA tampak tertidur dengan posisi miring. Tiba-tiba terdengar suara mamanya yang berteriak pada seseorang, seperti sedang marah.
Nara terbagun dari tidurnya, kaget. Kemudian bergegas keluar kamar.
CUT TO:
INT. RUMAH NARA, RUANG TENGAH - NIGHT
Ibu Nara Terlihat menangis histeris sambil mengguncang tubuh Daniel dan mencaci maki.
Daniel tak bisa bertindak, ia masih bingung dan pasrah. Bapak Nara berusaha mencoba mencegah istrinya, yang hendak memukul Daniel.
NARA setengah berlari mendekat dan menarik Daniel yang hendak dipukuli.
Ibu Nara semakin emosi dan seketika langsung melayangkan tanganya ke pipi NARA. NARA memegang pipinnya yang memerah akibat tamparan keras dari ibunya, air matanya mulai menetes. Daniel langsung menahan tubuh NARA yang hampir saja tejungkal ke belakang.
Ibu Nara berbicara dengan nada tinggi, sambil menangis.
Nara dan Daniel semakin bingung.
Ibu Nara lalu mengeluarkan test pack dari dalam sakunya.
Seketika Nara terdiam dan sangat syok. Bertanya-tanya kenapa test pack itu ada di ibunya?. Daniel dan bapak Nara kaget dan syok.
NARA tak berani menjawab dan seketika langsung menangis.
NARA perlahan mengangguk dan semakin menangis...
Daniel terperangah, kaget.
Nara bersimpuh dihadapan orangtuanya. Bicara di tengah isakannya.
Daniel terlihat sangat syok. Tak percaya apa yang dikatakan Nara.
Ibu Nara menangis, lalu kemudian melirik ke arah daniel dengan tatapan tajam.
IBU NARA
Wajah Daniel terlihat sangat kecewa dan hanya mampu berkata sepatah kata.
Daniel melirik ke arah NARA, matanya memerah menahan sedih dan kecewa.
Nara kian terbata. Menundukkan kepalanya.
Semua syok dan kecewa.
CUT TO:
INT. MOBIL PRAMA - NIGHT
Mobil Prama melaju di jalanan. Di dalam mobil. Prama terlihat cemas, sambil berusaha untuk tetap fokus mengemudi. Telingannya terpasang earphone berbicara dengan seseorang melalui via telpon.
Prama terdiam sesaat. Lalu...
Prama melepaskan earphone ditelinganya dan dengan cepat memutar mobilnya dan mobil melaju dengan kecepatan tinggi.
CUT TO:
EXT. JALANAN DEPAN RUMAH NARA - NIGHT
NARA tampak depresif berdiri di pinggir jalan, sambil menangis mamandang ke arah mobil Daniel yang melaju pergi.
NARA menutup mulutnya dengan salah satu tanganya, menahan isakkan, sambil menunduk. Saat itu juga terlihat dari arah belakang sebuah mobil hitam meluncur dan berhenti mendadak di pinggiran jalan...Tampak kemudian Prama keluar dari mobil hitam itu, langkahnya tertahan terkesima memandang ke arah NARA.
NARA tak tahan lagi, semakin menangis terisak-isak sambil menutup mulutnya dengan kedua tanganya. Prama semakin merasa bersalah.
CUT TO:
INT. RUMAH NARA, RUANG TAMU - NIGHT
Ibu Nara terlihat duduk di sofa ruang tamu sambil menangis, sementara Bapak Nara terlihat berdiri dihadapan istrinya.
Ibu Nara semakin menangis. Saat itu juga terlihat dari arah pintu Prama dan Nara berjalan pelan masuk. Ibu Nara terperangah dan bapak Nara menoleh. Prama berusaha untuk tetap tersenyum pahit menyapa orangtua Nara, sambil menunduk. Sementara Nara tak berani menatap orangtuanya.
Ibu Nara langsung mengambil Vas bunga dihadapannya, hendak melempar ke Prama, tapi langsung ditahan oleh suaminya.
Nara menangis. Sementara Prama tak berani menjawab, hanya menunduk diam.
Prama tiba-tiba berlutut di depan orangtua NARA.
Ibu Nara langsung menyerang Prama dan memukul-mukulnya
Prama hampir terjungkal karena pukulan-pukulan Ibu NARA. Bapak NARA seketika berteriak.
Ibu Nara sambil meninggalkan ruang tamu, disusul NARA. OS terdengar suara pintu terbanting begitu keras.
Prama perlahan berdiri. Keduanya berjalan menuju sofa, duduk saling berhadapan.
Prama tak berani menatap bapak Nara. Bicara sambil menunduk.
INSERT: Tanpa mereka sadari, Nara mendengar pembicaraan mereka dari dinding ruang tengah. Nara terduduk menangis.
Air mata Prama mulai menetes.
CUT TO:
INT. KAMAR NARA - NIGHT
Nara duduk memeluk lututnya di lantai, menangis. Lalu mengambil handphonenya disampingnya. Membuka hape, telihat dari layar hape foto ia dan Daniel. Menatapnya sesaat kemudian menghapus foto itu. Jemarinya kemudian mencari kontak Daniel. air matanya semakin mengalir.
Jemarinya Nara menyentuh tombol delete di layar hape menghapus kontak Daniel. Nara menangis terisak-isak sambil menundukkan kepalanya di lutut.
CUT TO:
EXT. HALAMAN KAFE - MORNING
Prama terlihat berdiri di depan kafe, terlihat cemas seperti sedang menunggu seseorang. Beberapa saat kemudian sebuah mobil meluncur dan berhenti di areal parkiran Kafe. Tampak kemudian Nara keluar dari mobil itu. Menutup kunci pintu mobil, kemudian terperangah melihat Prama yang berjalan mendekat. Keduanya beberapa saat saling menatap tanpa berkedip.
CUT TO:
INT. KEFE - MORNING
Kafe terlihat masih sepi. Pemilik kafe bernama Elvia, 25 tahun, membawa segelas jus dan membawannya kehadapan NARA dan Prama yang duduk saling berhadapan di sudut ruangan. Elvia tersenyum tipis menyapa Nara, lalu meninggalkan ruang kafe. NARA dan Prama sama-sama tak berani untuk memulai bicara "Bersuasana dingin" di antara mereka. Hingga kemudian Prama berinisiatif bicara.
NARA hanya terdiam, kemudian Prama kembali bicara dengan nada rendah dan terbata.
Ucapan Prama terpotong dan Nara langsung bicara.
NARA terdiam sesaat,matanya terlihat memerah menahan tangis. NARA kian terbata.
Prama tertegun, tak percaya apa yang diucapkan NARA.
Prama tak mampu bicara, terlihat matanya memerah menahan tangis, hanya mampu mengangguk.
NARA tak sanggup meneruskan kata-katanya, air matanya semakin menetes.
CUT TO:
INT. RUMAH NARA - NIGHT
Establish :Rumah NARA terlihat dari luar.
Di ruang tengah terlihat seperti biasa. Tidak ada hiasan dekorasi pernikahan, hanya beberapa orang bapak-bapak yang menjadi saksi pernikahan NARA dan Prama. Prama terlihat duduk dihadapan bapak Nara, sambil menjabat tangan, mengucapkan ijab kabul.
Semua saksi mengucapkan kata "Sah" dan "Alhamdulillah". Bapak Nara terlihat menitikkan air matanya.
CUT TO:
INT. RUANG MAKAN - NIGHT
Ibu Nara terlihat menangis duduk di kursi meja makan.
Ibu Nara tak sanggup lagi dan semakin menangis.
CUT TO:
INT. KAMAR NARA - NIGHT
NARA duduk memeluk lutut di atas tempat tidur, sambil menangis.
NARA semakin menangis, sambil menundukkan kepalannya. Saat itu juga terdengar ketukan di pintu. NARA langsung mengahapus air matanya yang terus mengalir. Berusaha menenangkan dirinya sesaat. Lalu berjalan ke pintu. Membuka pintu kamar. Prama sudah berdiri di depan pintu. NARA memutar badanya dan kembali berjalan. Prama sangat merasa tak enak, berjalan pelan dibelakang Nara.
CUT TO:
INT. KAMAR IBU NARA - NIGHT
Ibu Nara terlentang menatap langit-langit, lalu mencoba tidur dalam berbagai posisi, tapi tak berhasil. Ia bangkit dari tempat tidurnya dengan rasa cemas. Menoleh ke arah suaminya yang masih tertidur. Beberapa saat kemudian suaminya ikut terbangun.
Ibu Nara menangis, Bapak Nara hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya.
CUT TO:
EXT. TERAS RUMAH - MORNING
NARA dan Prama (Sudah mengenakan baju rapih) berdiri di depan teras rumah. Prama melirik ke arah NARA, tapi NARA tak sedikitpun mau meliriknya, terlihat tak bersemangat.
NARA langsung bergegas menuju mobilnya. Mobil NARA melaju pergi. Sementara Prama beberapa saat hanya terdiam melihat mobil Nara kian menjauh, lalu berjalan menuju mobilnya.
CUT TO:
INT. KANTOR, RUANG KARYAWAN - MORNING
NARA tanpa bersemangat berjalan menuju meja kerjanya. Karyawan-karyawan terlihat fokus mengerjakan sesuatu di meja mereka masing-masing. Dua orang Karyawan yang tengah berkumpul di sebuah meja kerja melirik ke arah NARA dan menegurnya. NARA Hanya tersenyum kecil, lalu duduk di kursi meja kerjanya. Saat itu juga seorang karyawan perempuan menghampiri Nara sambil membawa sebuah dokumen.
Karyawan lalu meninggalkan meja NARA. NARA membuka hasil laporan itu, sambil tampak melamun.
CUT TO:
EXT. TAMAN KANTOR - DAY
Nara duduk di kursi panjang taman, sambil terlihat melamun. Beberapa saat kemudian nampak Prama mendekat ke arah NARA, sambil membawa jus ke hadapan NARA.
NARA tersadar dari lamunannya.
Prama melirik ke sekeliling taman, memastikan tidak ada orang yang melihat. lalu memberikan jus ke NARA.
NARA sedikit membaik tapi hanya diam sambil memegang jus itu, saat Prama hendak melangkah pergi. NARA kembali bicara.
Prama tak menjawab dan langsung meninggalkan Nara. Saat itu juga terdengar suara panggilan di hape Nara. Nara mengambil hapenya di saku jasnya, terlihat dari layar hape nomor tak dikenal. NARA bertanya-tanya, siapa yang meneleponnya?.
CUT TO:
INT. RESTORAN - AFTERNOON
Pelayan meletakkan 2 cangkir minuman dihadapan Nara dan mama Prama. NARA tersenyum tipis ke pelayan, terimakasih. Mama Prama berucap dalam hatinya, sambil memandang NARA dihadapannya.
Mama Prama mencicipi minumannya, sambil kembali bicara.
NARA lalu mencicipi minumannya.
NARA tersenyum. Begitupun mama Prama tersenyum terharu menatap NARA.
CUT TO:
INT. RUMAH PRAMA, RUANG TENGAH - NIGHT
Ruang tengah terlihat gelap, hanya ada cahaya dari lampu bedside. Nampak Prama tertidur di sofa ruang tengah. Beberapa saat kemudian nampak Seren baru pulang dari kerja, langkahnya tertahan melihat Prama. Seren kemudian membenarkan selimut Prama dan sesaat memandang Prama yang tengah tertidur. Saat itu juga terdengar suara notifikasi masuk di hape Prama yang tergeletak di atas meja. Seren membuka pesan masuk di hape Prama. Seren terperangah. Terlihat dari hape pesan Dari NARA, layar pesan menampilkan paling atas tertulis pesan dari Prama "Kamu udah tidur?" Dan dibawahnya baru di balas NARA tertulis "belum".
Seren bertanya-tanya dalam hati siapa NARA?. Saat itu juga tampak Prama bergerak lalu perlahan membuka matanya.
Seren kaget dan segera kembali meletakan hape Prama di atas meja.
Seren kemudian berjalan meninggalkan ruang tengah. Prama langsung mengambil hapenya.
CUT TO:
INT. KAMAR NARA - NIGHT
Dengan cahaya ruang kamar bedside lamp dari atas meja kecil samping tempat tidur. Nara dengan mata merah habis menangis, terlihat melamun. Kali ini ia tengah berbaring di tempat tidur dengan posisi miring mengahadap ke lampu bedside itu.
FLASH BACK TO:
INT. KAMAR HOTEL - NIGHT
Prama duduk disamping NARA yang masih berbaring di tempat tidur, masih tak sadarkan diri, berkeringat, dan gelisah. Lalu tiba-tiba tangan kanan NARA reflek merangkul leher Prama sangat erat, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Prama. dan Prama langsung menyambut rangkulan NARA sangat erat.
FLASH TO:
INT. KAMAR NARA - NIGHT
NARA sesaat memejamkan matanya, terlihat takut.
Beberapa saat kemudian terdengar suara dering telepon dihapenya. NARA kaget dari lamunanya, lalu mengambil hapenya di atas meja kecil disampingya. Terlihat dari layar hape panggilan dari Prama. NARA terlihat ragu-ragu untuk mengangkatnya...tapi akhirnya NARA mengangkatnya.
INTERCUT TO:
EXT. RUMAH PRAMA, TAMAN BELAKANG - NIGHT
Prama berdiri di teras taman belakang. Bicara dengan Nara melalui via telepon.
CUT TO:
INT. RUMAH PRAMA, RUANG MAKAN - NIGHT
Seren berjalan hendak menuju dapur. Tiba-tiba langkahnya tertahan, tak sengaja pandanganya terarah ke jendela yang menghadap taman belakang. Seren terkesima memandang bayangan Prama yang terlihat berbicara melalui via telepon. Seren berjalan mendekat ke jendela dan semakin tertegun mendengar ucapan Prama.
Seren semakin penasaran dan bertanya-tanya dalam hati "Siapa yang ditelepon Prama semalam ini?".
CUT TO:
INT. RUMAH PRAMA, RUANG MAKAN - MORNING
Establish : Rumah Prama terlihat dari luar.
Prama (Sudah mengenakan baju rapih) terlihat tak antusias menikmati sarapan pagi. Seren sudah rapih berjalan mendekat ke meja makan, sambil terlihat berbicara melalui telepon.
Seren duduk berhadapan dengan Prama.
Seren menutup telepon. Lalu meliik ke Prama, yang terlihat tak bersemangat.
Ucapan Seren terpotong oleh ucapan Prama.
Prama tak menjawab. Wajanya terlihat bete.
Prama mengehela nafas, terlihat wajahnya memerah menahan amarah.
Prama semakin kesal.
Prama lalu melepaskan garpu ditanganya, lalu meraih tasnya dan bergegas meninggalkan meja makan. Dan Seren terlihat sangat kesal memandang Prama dari jauh.
CUT TO:
INT. BUTIK, RUANG KERJA - DAY
Seren duduk di ruang kerja, mendesain sketsa gaun rancangannya. Tapi tak bisa berkosentarasi. Kemudian mengambil hapenya mencoba menghubungi Prama beberapa kali tapi tak ada jawaban. Seren lalu menulis pesan ke Prama.
Seren lalu mengirim pesan itu ke Prama.
CUT TO:
INT. KANTOR, RUANG KARYAWAN - AFTERNOON
Ruang kantor sudah semakin sepi. Hanya ada beberapa karyawan yang terlihat bersiap-siap hendak pulang. Sementara Nara terlihat masih fokus mengerjakan sesuatu di komputer yang menyala dihadapannya. Beberapa saat kemudian terdengar suara notifikasi pesan masuk di hepe Nara. Nara mengambil hape yang tergeletak dihadapannya. Membuka dan membaca pesan itu yang ternyata dari Prama. Yang tertulis : "Udah siap?".
Saat itu juga dari belakang tampak 2 orang karyawan peremupuan hendak pulang, menyapa Nara.
Nara agak kaget dan langsung meletakkan hapenya kembali.
Nara langsung bersiap-siap, mematikan komputer dan menyusun barang-barangya. Prama terlihat keluar dari ruanganya, sesaat menahan langkah memandang Nara dari kejauhan. Pandangan Nara tak sengaja juga terarah ke Prama. Keduanya sesaat saling berpandangan, tersenyum tipis. Prama lalu meneruskan langkah meninggalkan ruang kantor.
CUT TO:
EXT. JALANAN - AFTERNOON
Lingkungan sekitar terlihat hujan. Mobil Prama terlihat terparkir di pinggiran jalan agak jauh dari kantor. Di dalam mobil Prama duduk di bangku pengemudi sambil sesekali melirik ke arah sekitaran jalan melalui kaca mobil depan, seperti tak sabar menunggu Nara. Beberapa saat kemudian dari kaca mobil terlihat Nara setengah berlari, sambil melindungi kepalannya dengan tasnya. Lalu berdiri di pinggiran jalan, sambil mengelap tubuhnya yang basah. Prama terkesima dan memandang Nara tanpa berkedip. Lalu tersadar dari lamunannya dan bergegas keluar dari mobil, mendekati Nara, sambil membawa jacket dan langsung melindungi kepala Nara dengan jacketnya. Nara terperangah dan keduanya sesaat saling menatap tanpa berkedip dan sangat dekat.
NARA tersenyum tipis, lalu keduanya setengah berlari menuju mobil, dengan tangan Prama memegang jacket melindungi kepala mereka.
Insert: Dari belakang, agak jauh dari mobil Prama, terlihat Seren memakai payung berdiri di samping mobilnya, terkesima dan kecewa.
Nara dan Prama masuk ke dalam mobil. Mobil Prama perlahan melaju. Seren tanpa sadar seketika melepaskan payungnya. Tubuh Seren basah kuyup, pandangannya masih terfokus pada mobil Prama yang kian menjauh, sangat syok pada apa yang ia lihat.
CUT TO:
INT. MOBIL PRAMA - AFTERNOON
Prama mengemudi sambil tersenyum menoleh sekilas ke arah Nara. Nara terlihat menatap pemandangan luar dari kaca mobil disampingnya. Tidak ada pembicaraan di antara mereka.
CUT TO:
INT. BUTIK - AFTERNOON
Seren dengan pakaian masih basah dan terlihat depresif, memasuki ruang butiknya. Seorang karyawan terlihat menyapanya tapi tak diubrisnya. Seren terus berjalan memasuki ruang kerjanya dengan tatapan kosong. Lalu menahan langkah dan menatap lama foto ia bersama Prama yang tergeletak di atas meja kerjanya. Air matanya mulai menetes.
Mata Seren seketika merah, emosinya semakin meluap. Lalu bergegas meraih foto itu dan seketika melemparnya ke lantai sambil berteriak.
Beberepa karyawan di ruang butik terlihat panik dan takut mendengar amukan Seren.
Seren semakin terlihat tidak bisa mengontrol emosinya, membuang semua berkas-berkasnya dan semua yang di atas meja ke lantai, termasuk gelas sambil menjerit histeris. Wajah Seren terlihat sangat kacau dan berantakan sambil menangis histeris.
CUT TO:
EXT. HALAMAN RUMAH - NIGHT
Nara dan Prama terlihat mengobrol dengan seorang laki-laki penjual rumah, berumur 38 tahun di depan sebuah mobil.
Nara tertegun. Prama hanya tersenyum sambil bicara.
Penjual rumah lalu masuk ke dalam mobilnya, menyapa NARA dan Prama kembali dari jendela mobil sebelum kemudian melajukan mobilnya.
Prama melangkah hendak menuju mobilnya. Tapi NARA terdiam seperti memikirkan sesuatu.
Nara tersenyum pahit. Lalu melangkah menuju mobil, disusul Prama.
CUT TO:
EXT. RUMAH ORANG TUA PRAMA, TAMAN BELAKANG - MORNING
Mama Prama bicara di telepon dengan Prama di kursi meja santai halaman belakang. Sambil menikmati secangkir teh.
Di latar belakang tampak papa Prama berjalan mendekat, tertegun mendengar pembicaraan istrinya di telepon.
INTERCUT TO:
INT. MOBIL PRAMA - MORNING
Prama menyetir mobil, sambil bicara dengan mamanya via telepon.
INTERCUT TO:
EXT. RUMAH PRAMA, TAMAN BELAKANG - MORNING
Wajah papa Prama terlihat memerah menahan amarah, berdiri di belakang istrinya.
Papa Prama lalu berdiri di depan istrinya dan bicara emosional.
Mama Prama Kaget dan langsung menutup telepon.
Mama Prama hanya mengangguk, sedikit menunduk, takut dan khawatir.
Mama Prama bergegas meninggalkan papa Prama dengan wajah kesal. Papa Prama geleng-geleng kepala, tak terima dengan keputusan istrinya.
CUT TO:
INT. LOBBI KANTOR - MORNING
Nara berjalan tanpa bersemangat di antara karyawan-karyawan yang berjalan. Beberapa saat kemudian di latar belakang dari kajauhan tampak Seren memasuki lobbi dan setengah berlari mengikuti Nara, mendekat dan seketika menarik kasar tangan Nara. Nara kaget dan menoleh. Seren dengan wajah memerah menahan amarah menatap tajam Nara.
Seren seketika langsung melayangkan tanganya ke pipi NARA. Nara syok dan terjungkal ke lantai. Semua orang-orang yang berjalan di lobbi kaget dan syok
Nara menangis, sembil mengusap pipinya. Seren kembali menyerang Nara.
Seren lalu memukul-mukul kasar Nara. Nara terlihat kesakitan.
Saat itu juga terlihat Prama memasuki lobbi, sangat syok langsung berlari mendekat. Menarik tangan Seren yang menjambak-jambak rambut Nara.
Beberapa orang terlihat mengeluarkan hape, memotret.
Seren berhasil melepaskan tubuhnya dari Prama, lalu hendak menampar NARA kembali, tapi langsung ditahan oleh Prama. Prama kelihatan marah sekali, lalu bicara dengan nada tinggi.
Seren semakin syok, lalu hendak menghajar Nara kembali. Tapi Prama langsung menarik tubuh Seren menjauh dari NARA dan membawanya ke luar kantor.
Nara terduduk lemas, sambil menangis.
Nara tertunduk dan semakin menangis, Beberapa orang tampak meninggalkan tempat ini.
CUT TO:
INT. KANTOR, RUANG KARYAWAN - MORNING
Tari dan Nadya terlihat fokus melihat video Nara yang di pukul oleh Seren, sambil berdiri di meja kerja.
Saat itu juga terlihat Nara berjalan tampak depresif dan kacau, melewati mereka menuju meja kerjanya. Beberapa karyawan melirik-lirik ke Nara dan berbisik-bisik. Nadya dan Tari kaget dan langsung menyimpan hape. Nara mengambil tas di mejanya, lalu meninggalkan ruangan.
CUT TO:
INT. KAFE - DAY
Nara dan Tiran terlihat duduk berhadapan di suatu sudut. 2 jus ada dihadapan mereka. Nara tampak menangis.
Nara menggeleng.
Nara menitikkan air matanya, pasrah.
CUT TO:
INT. RUMAH PRAMA, RUANG TENGAH - NIGHT
Di ruang tengah Prama dengan mata memerah menahan marah berdiri membelakangi Seren. Seren memegang erat pergelangan tangan Prama, mencegah Prama hendak pergi. Prama bicara dengan nada datar.
Seren melepaskan pengangannya pada tangan Prama, matanya terlihat memerah menahan amarah.
Prama menoleh dan bicara dengan nada tinggi.
Prama mengehela nafas dan terlihat sangat marah.
Prama melepas kasar tangan Seren.
Seren tak menjawab, cuma menangis. Prama kemudian benar-benar meninggalkan Seren. Beberapa saat kemudian Seren berlari ke balkon rumah pandangannya terarah ke mobil Prama di halaman rumah yang semakin menjauh. Seren semakin menangis.
CUT TO:
INT. RUMAH PRAMA, NARA - NIGHT
NARA dengan mata merah habis menangis, duduk di sofa ruang tamu, sambil terlihat melamun. Penampilannya kelihatan agak berantakkan dan kusut. Ruangan terlihat gelap, hanya ada cahaya dari lampu bedside. Beberapa saat kemudian terdengar suara kunci pintu di buka...tampak kemudian Prama berjalan masuk, lalu menyalakan lampu ruangan. Prama agak tertegun melihat Nara ada di rumah. Nara tersadar dari lamunannya dan segera menyapa Prama. Nara berusaha untuk tetap baik-baik saja di hadapan Prama.
Prama menatap Nara tanpa berkedip, masih tak percaya Nara ada dihadapannya. Dan hanya mampu berkata sepatah kata.
Nara lalu mengambil jas dan tas di tangan Prama. Prama semakin terperagah dengan perlakuan Nara.
Prama seketika merasa berdebar-debar.
Tanpa bicara Nara bergegas meninggalkan Prama hendak menuju lantai atas. Prama tanpa berkedip memandang NARA dari belakang. Tiba-tiba Nara menahan langkah, menoleh dan bicara serius.
Prama tertegun dan Nara kembali meneruskan langkah, sambil terlihat menitikkan air matanya menuju lantai atas.
CUT TO:
INT. KAMAR MANDI - NIGHT
Keran air yang ada di wastafel terlihat menyala. Tampak kemudian Nara duduk memeluk lututnya sambil menangis di balik pintu kamar mandi.
Prama yang hendak mengetuk pintu kamar mandi, seketika menarik tanganya kembali, mendengar tangisan Nara di dalam. Ia terlihat sangat merasa bersalah.
Nara semakin menangis sambil menutup mulutnya menahan isakannya.
CUT TO:
INT. RUANG MANAJER - DAY
Establish : Kantor terlihat dari luar.
Nara, Prama, dan Pak Hendri, duduk di sofa ruang manajer. Kelihatannya berlangsung pembicaraan serius di antara mereka.
Nara sangat merasa tak enak.
CUT TO:
INT. KANTIN KANTOR - DAY
Beberapa karyawan terlihat menikamti makan siang mereka. Sementara di meja paling depan tampak Nadya, Tary, dan Dita makan/minum sambil ngobrol.
Semua tertawa.
Saat itu juga dari jauh terlihat Nara memasuki kantin. Tari, Nadya, dan Dita saling berpandangan dan Nadya mengangkat-angkat alisnya.
Nara duduk sendiri di kursi meja sudut ruangan. Matanya melirik sekitaran, orang-orang terlihat asyik mengobrol di meja mereka masing-masing, ada rasa sesak di dada NARA dan terpukul karena orang-orang menjauhinya.
NARA terlihat menitikkan air matanya.
CUT TO:
INT. RUMAH NARA, PRAMA - MORNING
Prama menikmati sarapan, sambil melirik ke arah NARA yang terlihat fokus mencuci gelas di wastafel dapur. Keduanya sama-sama kehilangan bahan pembicaraan. Beberapa saat kemudian Nara mengambil jus di kulkas, lalu membawanya ke hadapan Prama, menuangkannya ke gelas. Sampai Prama berinisiatif bicara.
NARA kembali berjalan ke dapur, merapikan peralatan dapur.
Mata NARA terlihat digenangi air mata, tapi berusaha di tahannya. Nara melirik ke jam dinding menunjukkan pukul 05.50.
Prama lalu bersiap-siap dan meninggalkan meja makan. Prama sesaat melirik ke arah NARA yang terlihat fokus dengan kerjaannya. NARA menitikkan air matanya.
NARA tak menjawab, berat bagi Nara untuk menoleh ke Prama yang berjalan pergi. Beberapa saat kemudian terdengar nada telepon di hepenya. Nara bergegas mengambil hapenya di meja makan. Terlihat dari layar hape panggilan dari mama Prama.
CUT TO:
EXT. RUMAH PRAMA - DAY
Sebuah mobil hitam meluncur dan berhenti di depan rumah. Tampak kemudian Nara keluar dari mobil hitam itu sambil membawa sekeranjang buah-buahan ditangannya. Saat itu juga dilatar belakang tampak mama Prama sudah berdiri dan tersenyum menyapanya.
NARA tertegun melihat mama Prama berdiri dihadapannya. Lalu mencium tangan mama Prama.
Keduanya kemudian berjalan menuju teras rumah, sambil mengobrol.
Keduanya saat ini tiba di pintu masuk.
CUT TO:
INT. RUMAH ORANG TUA PRAMA, RUANG TAMU - DAY
Papa Prama sudah berdiri di ruang tamu, sambil melirik ke arah Nara.
Nara langsung mencium tangan papa Prama.
Papa Nara tertegun dengan sifat Nara sangat sopan. Papa Prama hanya mengangguk dan terlihat wajahya sangat dingin. Lalu duduk di sofa disusul mama Prama dan Nara.
Asisten rumah tangga meletakkan 3 cangkir teh dihadapan mereka dan sepiring buah-buahan yang sudah dipotong lengkap dengan 3 piring kecil dan garpu.
Nara tertawa pendek. Kemudian ia mengambil piring kecil itu dan meletakannya di hadapan papa Prama, lalu manaruh potongan buah itu ke pring.
Nara lalu meletakkan piring kecil ke hadapan mama Prama juga.
Papa Prama menyuapi potongan buah dimulutnya, sambil bicara.
Wajah NARA terlihat sedih. Papa Prama lalu mengalihkan pembicaraan.
Mama Prama menarik tanan Nara. NARA tersenyum terharu .
CUT TO:
INT. KANTOR PRAMA - DAY
Prama terlihat berbicara dengan seseorang di ruang kerjannya melalui via telepon. Beberapa saat kemudian pintu terbuka mendadak. Dibuka dari luar oleh Seren, yang mukanya memerah menahan amarah, sambil membawa lembaran surat ditanganya. Beberapa Karyawan terlihat melirik ke arah Seren.
Wajah Prama terlihat memerah menahan amarah, sambil berdiri dan bicara dengan suara tinggi.
Prama terlihat marah sekali, bicara datar.
Seren mulai agak takut dan bicara lembut.
CUT TO:
INT. RUMAH, KAMAR - NIGHT
Nara terlihat mengerjakan sesuatu dilaptopnya, tapi tak bisa berkosentarasi, sambil sesekali melirik ke hapenya. Berharap Prama menghubunginya. kali ini ia duduk di kursi meja belajar. Beberapa saat kemudian hapenya berdering, tapi ternyata telepon dari ibunya. Nara terlihat agak kecewa, lalu mengangkat telepon ibunya.
Nara mengambil beberapa strip pil KB dihadapannya.
NARA menutup telepon. Mengehela nafas. Menatap pil KB itu ditanganya.
Nara lalu menyimpan pil KB itu di dalam laci.
CUT TO:
Jam dinding menunjuk pukul 00.45...belakangan tampak Nara berbaring di tempat tidur dengan posisi terlentang, mencoba tidur dalam berbagai posisi, tapi tidak berhasil. Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu kamar terbuka. NARA langsung memejamkan matanya, pura-pura tidur.
Ternyata mas Prama nggak bohong, benaran pulang...
Prama masuk ke dalam kamar, lalu berdiri di samping NARA. Tanganya perlahan hendak menyentuh pipi NARA. NARA memejamkan matanya semakin kuat terlihat agak takut. Prama kemudian menarik tanganya kembali dari pipi Nara, lalu berjalan ke meja belajar, meletakan tas dan membuka jam yang melilit ditanganya, sambil sekilas melirik ke arah NARA.
CUT TO:
INT. RUMAH - MORNING
Establish : Rumah terlihat dari luar.
Di ruang makan. Nara terlihat mempersiapkan cofe dan potongan roti di atas meja makan. Beberapa saat kemudian dilatar belakang tampak Prama berjalan dan mendekat, lalu duduk di meja makan. Nara mengoleskan selai, kemudian meletakannya di piring Prama.
Prama meminum kofe yang dibuatkan Nara, lalu kembali bicara.
Nara seketika merasa berdebar-debar, tapi berusaha tetap tenang. Sambil menikmati sarapan.
Nara tertegun. Semakin berdebar-debar.
CUT TO:
INT. MOBIL PRAMA - DAY
Prama terlihat mengemudi sambil sekilas melirik ke arah Nara. Nara terlihat menikmati pemandangan sekitaran jalan. Lalu menoleh ke Prama.
NARA tertawa kecil.
Nara terlihat tersenyum senang sambil menoleh ke arah jalan. Prama tersenyum melirik ke arah Nara
Prama tertawa.
Prama tersenyum melihat keceriaan Nara.
CUT TO:
EXT. PANTAI - DAY
Sekilas pemandangan ombak di lautan lepas. Nara dan Prama berjalan santai di pinggiran pantai. Nara menghela nafas dan bicara.
Prama tersenyum. Mereka berhenti sambil memandang kedepan.
Prama menunjuk ke kapal di tengah lautan.
Nara tertegun. Keduanya beberapa saat berpandangan dengan penuh persaan. Lalu...
Nara tertegun, tak terasa air matanya menetes, terharu. Prama tersenyum tipis dan tanganya reflek menyentuh wajah Nara, menghapus air mata Nara, dan membelai pipi Nara. Kemudian menatap wajah Nara lama. Nara seketika merasa berdebar-debar, ada desiran dalam tubuhnya. Prama tiba-tiba mengecup bibir Nara. Nara tertegun merasa berdebar-debar. Prama menghentikan kecupanya, menatap wajah Nara sesaat, lalu mengecup kembali bibir Nara. Nara tak menolak dan langsung membalas kecupan bibir Prama.
CUT TO:
INT. KAMAR HOTEL - NIGHT
Berawal dari lampu bedside yang menyala di atas meja kecil samping tempat tidur...Tampak Kemudian Nara tersandar di dinding sudut kamar, bibirnya tengah di kecup lembut oleh Prama.
Prama perlahan melepaskan bibirnya. Lalu memegang tangan Nara dan Nara menyambut genggaman tangan Prama. Mereka kemudian berjalan pelan menuju tempat tidur.
Prama membaringkan tubuh Nara di atas ranjag tempat tidur, Nara sesaat menahan bidang dada Prama yang semakin mendekat ditubuhnya.
Prama semakin mendekatkan wajahnya pada wajah NARA.
CUT TO:
INT. HOTEL - MORNING
Establish : Bangunan hotel terlihat dari luar.
Nara (sudah mengenakan baju rapih) duduk di kursi meja makan ruangan kamar hotel. Sepasang menu breakfast ada dihadapannya. Beberapa saat kemudian Prama sudah rapih hendak ke kantor mendekat dan duduk berdekatan dengan Nara.
Prama lalu mengambil segelas cofe di hadapannya dan memberikannya pada NARA.
Prama tersenyum sambil menyilangkan tanganya di atas meja menoleh dan memandang lama NARA. NARA seketika merasa berdebar-debar, agak salah tingkah.
Prama langsung mencium lembut pipi Nara. Nara terperangah dan semakin berdebar-debar, agak salah tingkah. Kemudian menyuapkan irisan makanan dengan garpu ke dalam mulut Prama. Prama tersenyum melihat Nara gemetaran.
CUT TO:
INT. RUMAH SEREN, RUANG TENGAH - NIGHT
Potret Nara dan Prama di pantai seperti ingin berciuman terlihat di layar hape...tampak kemudian hape itu tengah dipegang oleh Seren. Mukannya memerah menahan amarah, menatap tajam foto itu.
Asisten rumah tangga menghampiri Seren membawa sebuah amplop cokelat ukuran besar.
Asisten rumah tangga membaca nama pengirim, yang tertulis "pengacara Abrar". Seren langsung mengambil ampop itu, lalu membukannya, yang berisi selembar kertas. Seren terperangah melihat tulisan di kertas itu "Surat pernyataan cerai" Yang sudah di tandatangan Prama. NARA langsung merobek surat itu dan membuangnya.
Seren lalu mengambil hape dihadannya. Menghubungi mamanya.
CUT TO:
INT. LOBBI HOTEL - MORNING
Beberapa pengunjug hotel terlihat berjalan melewati lobbi. Nara dan Prama muncul dari sebuah lorong hotel, tangan NARA merangkul lengan Prama sambil mengobrol santai.
Prama menahan langkah dan melirik ke arah Nara.
Keduanya beberapa saat berpandangan dengan penuh perasaan sambil tersenyum. Nara lalu menggenggam tangan Prama. Dan Prama membalas genggaman tangan Nara. Mereka kemudian meneruskan jalan.
CUT TO:
EXT. PINGGIR JALAN, TOKO BUNGA - DAY
Mobil Prama terlihat parkir di pinggir jalan. Prama dan Nara memasuki toko bunga, melirik-lirik berbagai jenis bunga.
NARA langsung melihat-lihat berbagai jenis bunga mawar dan menyentuhnya terkagum-kagum.
Prama memberikan bunga mawar itu ke Pemilik toko untuk merangkainya. NARA dan Prama kembali mirik-lirik bunga yang ada di toko. Beberapa saat kemudian pemilik toko memberikan rangkaian bunga mawar itu ke Prama. NARA yang tengah asyik melihat-lihat bunga kaget dengan kedatangan Prama dibelakangnya membawa rangkaian bunga mawar dan memberikan padanya.
Nara kembali merangkul lengan Prama, sambil keluar toko.
CUT TO:
INT. RUMAH BANDUNG - DAY
Prama dan Nara memasuki sebuah rumah. Nara melihat sekeliling ruangan.
Prama lalu berjalan ke jendela kaca sudut ruangan, Nara mengikutinya. Prama membuka gorden jendela. Terlihat jelas pemandangan taman belakang yang di penuhi pepohonan. Nara terkagum-kagum memandang ke luar.
Prama tersenyum melirik ke arah Nara. Nara terlihat bahagia sambil memandang ke luar.
Terdengar dering telepon dari hape Prama. Prama mengeluarkan hape disakunya. Terlihat dari layar hape panggilan dari Seren.
Prama tiba-tiba mencium kening Nara. Nara agak kaget. Prama tersenyum.
Prama kemudian meninggalkan Nara. Nara terseyum malu, agak berdebar-debar.
CUT TO:
INT. RESTORAN - AFTERNOON
Seren dan Prama duduk saling berhadapan. Kelihatannya berlangsung pembicaraan yang bersuasana panas di antara meraka.
Wajah Prama terlihat memerah menahan amarah.
CUT TO:
INT. RUMAH - AFTERNOON
Jam dinding menunjukkan pukul 17.50...Nampak kemudian beberapa makanan/minuman sudah tersusun di meja makan. Di sofa panjang nampak Nara tengah tertidur dengan posisi miring, tengannya menggenggam hape. Beberapa saat kemudian terdengar suara kunci pintu dibuka dan masuklah Prama dan pandangannya terarah ke NARA, terkesima dan bahagia.
Prama meletakkan tasnya dan membuka jasnya. Lalu mendekat ke NARA, pelan-pelan mengambil hape di tangan Nara dan meletakkannya di atas meja. Saat itu juga terlihat Nara perlahan membuka matannya dan terbangun.
Nara menggeleng.
Prama tertawa lalu meninggalkan Nara. Nara tersenyum-senyum memandang Prama yang melangkah pergi.
CUT TO:
EXT. RUMAH - NIGHT
Lingkungan sekitaran rumah Prama. Di depan rumah terlihat mobil Prama terparkir.
CUT TO:
INT. RUANG TENGAH - NIGHT
Layar televisi menyala, tampak kemudian Nara dan Prama tengah menonton acara televisi itu, kali ini mereka duduk di sofa panjang.
Nara kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Prama.
Prama terdiam sesaat, wajahnya terlihat sedih.
Nara menarik kepalanya di bahu Prama, menatap Prama penasaran dan curiga.
Nara buru-buru meletakkan telunjuk ke depan bibir Prama.
Prama tersenyum terharu menatap Nara, Nara kembali menyadarkan kepalanya di bahu Prama. Prama kemudian mengecup kepala Nara, lalu merapatkan kepalanya ke kepala Nara.
Prama lalu mengeluarkan kotak kecil dari sakunya. Membukanya, dan ternyata sebuah cincin. Nara terperangah melihat cincin itu.
Nara menangis terharu. Prama memasangkan cincin itu di jari manis NARA. Prama lalu mengecup lembut tangan NARA.
CUT TO:
INT. RUMAH SEREN, KAMAR - NIGHT
Seren menyadarkan badanya di ranjang tempat tidur, bersama Seorang anak perempuan bernama Kia, 5 Tahun. Mereka berdua tengah asyik menonton film kartun di hape, yang hampir selesai.
Seren mencium kening Kia, lalu membaringkan Kia. Beberapa saat kemudian Kia tertidur. Seren bergerak mematikan lampu. Lalu berjalan menuju jendela kamar.
Seren berdiri memandang keluar dari jendela, sambil menyilangkan tanganya di depan dada. Tatapanya tajam menatap ke keluar dan berucap dalam hatinya.
Seren tersenyum licik.
CUT TO:
INT. RUMAH BANDUNG, KAMAR - MORNING
Establish : Rumah terlihat dari luar di pagi hari.
Di ruang tegah. NARA dan Prama terlihat tertidur di sofa panjang, dengan posisi Prama menyandarakan tubuhnya di sofa, sementara Nara terlihat berbaring miring, kepalnya di paha Prama dan selimut menutupi tubuhnya sampai pinggang. Tangan mereka terlihat saling menggenggam. Beberapa saat kemudian NARA membuka matanya, agak kaget dengan posisi tidur mereka. Lalu menarik pelan jemarinya dari tangan tangan Prama, bangkit. NARA sesaat tersenyum memandang Prama yang masih tertidur. Kemudian berdiri meninggalkan sofa.
Beberapa saat kemudian Prama menggerakan badannya dan membuka matanya, terbangun dari tidurnya. Melirik sekeliling ruangan, mencari Nara.
Prama lalu berjalan mencari Nara. sampai ia melihat Nara sudah di dapur menyiapkan sarapan di meja makan.
NARA menoleh.
Prama lalu duduk di kursi meja makan.
Saat itu juga terdengar hape Prama berdering dari ruang tengah.
Prama lalu bergegas meninggalkan meja makan. Nara memandang Prama dengan rasa curiga dan sedih.
CUT TO:
INT. RUMAH ORANG TUA PRAMA, TAMAN BELAKANG - DAY
Kia terlihat bermain kejar-kejaran dengan Papa Prama di taman. Mama Prama dan Seren tengah duduk di sebuah kursi meja taman. Tiba-tiba Kia berlari ke arah rumah sambil berteriak.
Semua kaget dan menoleh. Dari jauh terlihat Prama dan Nara mendekat. Nara tertegun melihat Kia yang langsung merangkul Prama, begitupun Prama memeluk Kia sangat erat.
Seren tersenyum senang melihat pelukan Prama ke Kia.
Prama melepas pelukannya. Sedikit menunduk sejajar dengan tinggi Kia.
Prama langsung mengendong Kia.
NARA terlihat menahan sedih, Prama sesaat melirik ke Nara yang berubah sedih. Prama merasa tak enak. Mereka kemudian berjalan mendekat ke arah meja taman.
Seren terlihat kesal melihat kedekatan mereka.
Seren semakin panas dan kesal.
Semua tertegun. Papa Prama mengalihkan pembicaraan. Mencegah pembicaraan lebih lanjut tentang siapa Nara.
Semua mengikuti papa Prama duduk.
Nara hanya tersenyum. Seren semakin panas.
Sontak semua tertegun, kaget. Wajah Nara semakin terlihat sedih tapi berusaha ditutupinya.
Prama hanya tersenyum. Nara bergegas meninggalkan taman belakang.
CUT TO:
INT. DAPUR - DAY
Nara terlihat tidak berkosentrasi. Tanganya memotong-motong sayuran dengan pisau tajam di atas meja kitchen. Pandangan matanya terarah pada taman belakang dari balik dinding kaca.
Pov Nara : Di taman belakang Prama terlihat bermain kejar-kejaran dengan Prama dan terlihat sangat akrab, bahagia.
Wajah Nara terlihat sangat sedih, tapi berusaha untuk tetap tenang. Berucap sendiri dengan nada rendah.
Saat itu juga, dilatar belakang tampak Seren mendekat ke Nara.
Nara kaget dari lamunannya, tanganya sedikit tersayat luka.
Seren menarik dan menggengam kuat tangan luka Nara. Nara meringgis kesakitan.
Nara menangis kesakitan, lalu menarik paksa tanganya dari genggaman Seren.
Seren semakin marah. Langsung mengambil pisau dan menyondorkan ke muka Nara.
Nara menahan pisau yang hampir mengenai wajahnya, telapak tanganya sedikit terluka karena tajamnya pisau.
Saat itu juga dari dinding kaca terlihat mama Prama hendak masuk. Seren langsung meletakkan kembali pisau di atas meja. Mama Prama masuk. Nara langsung mencuci tanganya yang sedikit berdarah di wastafel.
Nara langsug mengaduk sayuran di panci. Seren buru-buru meninggalkan dapur. Mama Prama mendekati NARA, sambil membantu Nara menyiapkan makanan.
Nara agak tertegun.
Mama Prama terlihat sedih.
Mama Prama terdiam sesaat, sambil memandang ke luar melihat Prama, Seren, Kia bermain kejar-kejaran.
Nara sangat syok.
Mama Nara langsung meraih tangan NARA, sambil meneteskan air matanya.
Nara tertegun.
Mama Prama mengangguk.
Nara semakin tertegun, tak bisa menjawab.
CUT TO:
EXT. RUMAH ORANG TUA PRAMA - NIGHT
NARA, Prama, Seren, Kia, Papa Prama, dan Mama Prama berdiri di teras Rumah. Kia menangis, meminta Prama untuk ikut pulang.
Prama terlihat menahan sedih, menenangkan Kia.
Kia semakin menangis dan berteriak.
Semua tertegun. Seren merasa tak enak atas ucapan Kia karena dirinya. Langsung menarik Kia, hendak membawanya pergi. Prama terlihat sangat marah menatap tajam Seren.
Nara tak bisa menjawab, sedih. Seren langsung mengendong Kia dan membawanya ke mobil. Nara berteriak histeris memangil papanya.
Mobil Seren melaju pergi. Nara terlihat semakin sedih dan Prama merasa sangat tak enak.
Nara berusaha untuk tenang, lalu mencium tangan mertuanya. Mereka kemudian masuk ke dalam mobil. Orangtua Prama hanya diam dan sangat merasa tak enak pada Nara.
CUT TO:
INT. RUMAH, RUANG TAMU - NIGHT
Nara tanpa bersemangat masuk ke rumah, melewati ruang tamu. Prama mengikutinya dari belakang. Susana tak enak. Tidak ada obrolan, Serba murung. Prama sangat merasa bersalah.
Nara bergegas ke lantai atas dengan wajah kusut dan sedih.
CUT TO:
INT. KAMAR - NIGHT
Lampu bedside lamp menerangi kamar. Nara tidur dengan posisi miring dengan selimut menutupi tubuhnya, sambil terlihat meneteskan air mata. Beberapa saat kemudian Prama berbaring di samping Nara. Prama melirik ke Nara, yang membelakanginya. Air mata Nara terus mengalir, Nara menutup mulutnya dengan satu tanganya agar tangisan tak terdengar. Prama tertegun mendengar pelan tangisan Nara. Prama lalu bergerak dan menoleh ke Nara, tanganya perlahan menyentuh lengan Nara. Nara seketika memejamkan matannya, mengendalikan air matanya. Prama tak bisa berkata apa-apa dan semakin merasa tak enak, lalu membaringkan tubuhnya, terlentang menatap langit-langit.
CUT TO:
INT. RUMAH, RUANG MAKAN - MORNING
Nara (Sudah mengenakan baju rapih) terlihat tidak antusias, pikirannya kacau sambil memblender jus. Beberapa saat kemudian Prama mendekat terlihat sudah rapih. Nara tak menyapa Prama. Nara kemudian menuangkan jus di gelas Prama. Prama kaget melihat telapak tangan Nara tertempel hansaplast, lalu melihat telapak tangan Nara, panik.
Nara melepas paksa tangannya dari genggaman Prama.
Nara menarik kembali tanganya, air matanya mulai menetes.
Lalu hendak meninggalkan Prama. Tapi kemudian tiba - tiba Prama merangkulnya dari belakang.
Nara tak tahan lagi. Ia mulai menangis. Prama semakin mempererat rangkulannya.
Nara semakin menangis, lalu membalikkan bandanya dan merangkul Prama.
Keduanya berangkulan erat seolah tak ingin dipisahkan.
CUT TO:
INT. RUMAH TIRAN - AFTERNOON
Di ruang tengah. Nara dan Tiran duduk di sofa, sambil mengobrol. Wajah Nara terlihat murung dan kusut.
Nara melirik ke arah Tiran.
Saat itu juga terdengar suara notifikasi pesan masuk di hape Nara. Nara mengambil hapenya. Membuka dan membaca pesan dari Prama. Yang bebunyi:
Tiran tertawa. Nara terlihat bersiap-siap hendak pulang.
Nara lalu meninggalkan ruang tengah, disusul Tiran yang mengantarnya.
CUT TO:
EXT. DEPAN RUMAH TIRAN - NIGHT
Nara menghidupkan mesin mobil, lalu melambaikan tangan ke Tiran yang berdiri di teras rumah. Nara kemudian melajukan mobilnya. Saat itu juga dari arah berlawanan dari mobil Nara, mobil Andra meluncur dan berhenti didepan Rumah. Andra keluar dari mobil. Berjalan ke teras Rumah, Tiran mengambil tas dan jas Andra. Keduanya kemudian berjalan masuk.
CUT TO:
INT. MOBIL NARA - NIGHT
Mobil Nara terlihat terparkir di pinggir jalan dekat rumah Tiran. Dari kaca mobil depan. Nampak Nara dengan mata merah habis menangis, melamun duduk di kursi pengemudi. Beberpa saat kemudian Nara menoleh memandang ke arah rumah Seren. Dari jauh terlihat mobil Prama terparkir di depan rumah Seren. Nara menghela nafas, lalu menundukan kepalanya di setir mobil dengan rasa sedih. Beberapa saat kemudian Nara kembali mengangkat kepalanya, terdiam sesaat terlihat kecewa dan agak depresif. Kemudian memasang sabuk pengaman ketubuhnya. Menghidupkan mesin mobil. Mobil Nara melaju pergi.
CUT TO:
INT. RUMAH SEREN, KAMAR KIA - NIGHT
Kia tertidur di atas tempat tidur. Prama merapikan boneka Kia yang agak berantakan di atas tempat tidur dan membenarkan selimut Kia. Lalu mengusap-ngusap lembut kepala Kia, agak khawatir.
CUT TO:
INT. RUMAH SEREN, DEPAN KAMAR KIA- NIGHT
Seren terlihat mondar-mandir di ruangan depan kamar Kia, sambil sesekali melirik ke arah pintu kamar yang tertutup. Beberapa saat kemudian Prama keluar dari kamar. Seren lalu mendekatinya.
Prama sesaat menahan langkah dan menoleh ke Seren dengan tatapan tajam.
Seren tak menjawab. Prama lalu meninggalkan Seren, dan Seren hanya diam memandang Prama dengan tatapan kecewa.
CUT TO:
INT. RUMAH NARA, RUANG MAKAN - NIGHT
Nara terlihat melamun, duduk di kursi meja makan. Tak lama kemudian dia dikagetkan suara pintu terbuka dari ruang tamu hingga ia tersadar dari lamunannya dan segera melangkah meninggalkan ruang makan.
CUT TO:
INT. RUMAH NARA, RUANG TAMU - NIGHT
Prama berjalan masuk melewati ruang tamu dan masuk ke ruang Tengah. NARA sudah berdiri dan menghampiri Prama.
Nara mengambil tas di tangan Prama. Mereka mengobrol sambil berjalan menuju kamar.
NARA menggeleng. Prama sesaat menahan langkah.
Mereka kembali meneruskan langkah.
Saat ini mereka sudah sampai di dalam kamar.
Prama tertawa, lalu mencubit lembut pipi NARA.
NARA agak malu, salah tingkah. Tapi berusaha untuk tetap tenang.
Nara semakin malu, sambil mendorong kecil Prama agar ke kamar mandi. Prama tertawa sambil berjalan menuju kamar mandi. Kemudian Nara menuju meja sudut kamar, meletakkan tas Prama sambil tersenyum-senyum sendiri. Lalu tak sengaja pandangan Nara terarah ke laci meja yang sedikit terbuka, beberapa strip pil kb terlihat di dalam laci itu. Nara kemudian membuka laci itu, mengambil strip pil kb itu. Melihat-lihat strip pil kb itu sesaat, lalu seketika membuangnya ke tempat sampah.
CUT TO:
INT. MOBIL PRAMA - MORNING
Prama menyetir sambil bicara dengan Nara disampingnya. Nara terlihat menahan ngantuk, matanya sesekali terpejam.
Nara semakin ngantuk, tapi berusaha untuk ditahannya.
NARA hanya mengangguk, lemas.
CUT TO:
INT. RUMAH ORANG TUA NARA - DAY
Di meja makan tergeletak terigu, telur, margarine dan beberapa bahan adonan kue lainnya, terlihat ibu Nara mengaduk adonan kue di sebuah loyang. Beberapa saat kemudian Nara masuk dan mendekat.
Nara duduk berdekatan dengan ibunya, merangkul ibunya dari samping. Ibunya hanya tersenyum pahit masih fokus mengaduk adonan, seperti masih agak marah.
Ibu Nara masih cuek.
Ibu NARA seketika menghentikan kegiatannya, tiba-tiba meneteskan air matanya, menangis. Nara ikut menangis dan kembali merangkul ibunya dari samping.
Nara tak tahan lagi, semakin menangis sambil merangkul ibunya.
Ibu Nara semakin menangis, lalu membalas pelukan Nara. Mereka sama-sama menangis.
CUT TO:
INT. KANTOR - DAY
Nara terlihat fokus mengerjakan sesuatu dikomputernya. Karyawan-karyawan lain juga terlihat masih fokus dengan pekerjaan masing-masing. Tiba-tiba Nara memegang kepalanya, terasa agak pusing.
Nara lalu meraih kalender yang terpajang di atas meja. Nara menatap lama kalender itu, sambil terlihat memikirkan sesuatu.
CUT TO:
INT. RUMAH NARA, KAMAR MANDI - AFTERNOON
Nara memegang test pack sambil tersenyum lebar menatap test pack itu. Air matanya menetes, terharu. Seperti tak percaya pada apa yang ia lihat.
Nara semakin tak kuasa menahan tanggis bahagianya, air matanya terus mengalir.
CUT TO:
INT. RUMAH ORANG TUA PRAMA - AFTERNOON
Mama Prama bicara di telepon dengan Nara. Kali ini ia duduk di sofa panjang ruang keluarga.
Mama Prama tersenyum terharu dan air matanya mulai menetes bahagia.
INTERCUT TO:
INT. RUMAH NARA, KAMAR - AFTERNOON
NARA duduk di atas tempat tidur, sambil bicara dengan Mama Prama via telepon.
Tiba-tiba di hape Nara, ada panggilan masuk dari Prama.
Nara menutup telepon. Lalu buru-buru menerima telepon dari Prama.
CUT TO:
INT. RUMAH ORANG TUA PRAMA. RUANG KELARGA - AFTERNOON
Mama Prama meletakan hapenya di atas meja sambil tersenyum-senyum bahagia. Saat itu juga Papa Prama datang dan duduk di sofa.
Mama Prama mengangguk sambil tersenyum lebar.
Mama Prama tersenyum-senyum.
CUT TO:
INT. RUMAH - NIGHT
Prama fokus mengerjakan laporan kantor di laptop yang menyala dihadapannya. Kali ini ia duduk di meja kerja sudut ruangan. Beberapa saat kemudian tangan Nara meletakan test pack ke hadapan Prama. Prama terperangah, menghentikan sesaat kegiatannya. NARA tersenyum lebar berdiri di samping Prama. Prama mengambil test pack dan menatapnya sesaat. Tapi ia agak binggung, karena tidak paham dengan petunjuk test pack.
Prama kembali memperhatikan test pack itu. Terlihat jelas pada test itu dua garis. Prama tersenyum lebar, senang. Kemudian berdiri menghadap Nara.
NARA menggeleng, sambil tersenyum terharu.
NARA mengangguk. Prama meneteskan air matanya dan langsung merangkul NARA.
NARA membalas pelukan Prama erat.
CUT TO:
INT. RUMAH NARA, RUANG MAKAN - MORNING
Establish: Rumah terlihat dari luar
Di ruang makan. Nara dan Prama duduk saling berhadapan. Nara mengelus lembut telapak tangan Prama dengan kedua tangannya. Segelas susu dan secangkir cofe ada dihadapan mereka.
Nara menarik tangan Prama di pipinya, agak kesakitan.
Prama tertawa kacil, lalu memegang tangan Nara sambil menatap Nara tanpa berkedip.
NARA tersenyum terharu.
CUT TO:
INT. RUMAH SAKIT, RUANG DOKTER - DAY
Layar monitor menampilkan sebuah foto calon bayi...Tampak kemudian Nara berbaring di ranjang, menitikkan air matanya terharu. Mama Prama di samping Nara juga ikut manangis terharu sambil menggenggam tangan Nara. Seorang dokter juga ikut tersenyum senang, sambil mejelaskan hasil USG usia kandungan Nara memasuki 1 bulan.
Nara tak henti-hentinya menangis terharu memandang layar monitor.
CUT TO:
INT. MOBIL PRAMA - NIGHT
Prama menyetir mobil sambil sesekali melirik ke arah NARA. NARA terlihat tersenyum.
Nara tersenyum lebar, senang.
Prama tertawa. Tiba-tiba Nara menutup mulutnya, merasa mual. Prama panik lalu cepat-cepat memberikan tisu dan langsung mengarahkan mobilnya di pinggir jalan. Prama menyodorkan sebotol air mineral pada Nara.
Nara meminum air mineral itu, wajahnya terlihat berkeringat. Prama mengusap-ngusap punggung Nara.
Prama langsung menghidupkan mesin mobil kembali, mobil melaju.
CUT TO:
INT. BUTIK, RUANG KERJA - NIGHT
Seren menatap hapenya dengan tatapan tajam, wajahnya memerah menahan amarah. kali ini ia duduk di kursi ruang jerja. Terlihat dari layar hape foto hasil USG Nara yang dikirim mama Prama.
Seren menatap ke depan dengan tatapan tajam, seperti memikirkan sesuatu.
CUT TO:
INT. RESTORAN - NIGHT
Seren duduk berhadapan dengan seorang wanita 55 tahun, yang berpenampilan agak menyeramkan, matanya terlihat hitam karena eyeliner yang begitu tebal. Seren mengeluarkan foto Nara dan memberikan ke wanita itu. Wanita itu menatap lama foto Nara, sambil tersenyum licik.
CUT TO:
EXT. DI SEBUAH TEMPAT SEPI - NIGHT
Seren terlihat sangat marah, menunjuk-nunjuk Nara yang menangis terduduk lemah sambil ketakutan.
Seren lalu hendak memukul Nara, tapi Nara berhasil bangun dan berlari kencang. Keringat bercucuran di wajahnya, Nara semakin ketakutan tiba-tiba dari depan terlihat Seren sudah berdiri dihadapannya. NARA semakin menangis ketakutan dan Seren langsung mencekik kuat lehar Nara.
Nara semakin menangis kesakitan, lalu berteriak.
CUT TO:
INT. KAMAR NARA - MORNING
NARA dengan mata masih terpejam berteriak sambil menggerakkan kepalanya dengan nafas terengah-engah setelah mengalami mimpi buruk. Prama disampinnya kaget dan langsung bangun.
Nara tersadar dari mimpi buruknya, sambil menangis ketakutan. Hendak bangun tapi tiba-tiba badannya terasa lemah dan kaku, susah untuk bangun.
Prama semakin syok, lalu merangkul tubuh Nara yang masih terbaring, menenangkan Nara. Nara terduduk lemah di pelukan Prama, wajahnya terlihat putih, pucat.
CUT TO:
INT. RUMAH SAKIT - DAY
Nara terbaring lemah, wajahnya putih sangat pucat, air matanya terus mengalir. Seorang dokter tengah memeriksa keadaan Nara. Prama, orangtua Nara, dan Orangtua Prama terlihat sangat cemas.
Prama mengangguk langsung menyusul dokter ke luar ruangan.
CUT TO:
INT. RUMAH SAKIT, RUANG DOKTER - DAY
Dokter duduk berhadapan dengan Prama sambil menjelaskan keadan Nara.
Prama terlihat sangat khawatir dan meneteskan air mata.
CUT TO BLACK.
INT. RUMAH SAKIT, KAMAR PASIEN - DAY
Ibu Nara menangis duduk di samping Nara, sambil memegang tangan Nara.
Mama Prama meneteskan air matanya, Saat itu juga Prama masuk. Kemudian duduk di samping Nara berusaha untuk tetap tersenyum pahit menutupi kesedihannya.
Prama Mengusap kepala Nara.
Semua terlihat bernafas lega, antara sedih dan senang. Sementara Prama berusaha untuk menutupi kesedihannya.
CUT TO:
EXT. RUMAH SEREN - DAY
Mobil Prama terlihat terparkir di depan rumah Seren. Beberapa saat kemudian sebuah mobil hitam meluncur dan berhenti di samping mobil Prama. Seren dan Kia (memakai seragam sekolah) keluar dari mobil hitam itu.
Kia berlari masuk kedalam rumah, Seren mengikutinya dari belakang terlihat agak takut.
CUT TO:
INT. RUMAH, RUANG TENGAH - DAY
Prama duduk di sofa ruang tangah, tampak depresif. Saat itu juga Kia berlari senang dan mendekat.
Prama berusaha untuk tetap tenang dan tersenyum. Kemudian memeluk Kia dan mengendong Kia.
Seren hanya diam berdiri, terlihat wajahnya antara senang dan takut.
Prama tak menjawab, hanya tersenyum.
Prama kaget dan syok. Matanya menatap tajam Seren yang menunduk diam, tak berani menatap Prama.
Asisten rumah tangga mendekat.
Asisten rumah tangga mengangguk, lalu membawa Kia ke kamar. Prama menatap tajam Seren.
CUT TO:
INT. BUTIK, RUANG KERJA - AFTERNOON
Prama dan Seren berdiri agak berjauhan. Prama dengan wajah memerah menahan amarah menatap tajam Seren yang hanya diam takut tapi berusaha untuk tetap tenag. Pandangan Seren menatap ke luar jendela, membelakangi Prama. Kelihatanya berlangsung perdebatan yang sangat panas di antara mereka.
Seren menoleh. Maka terjadilah saling pandang dari jauh. Sama-sama menahan amarah.
Prama mengepalkan kedua tangannya, terlihat sangat marah, mendekat ke Seren, hendak melayangkan tanganya tapi berusaha ditahannya.
Seren tersenyum tipis.
Prama tidak tahan dan langsung melayangkan tanganya ke pipi Seren.
Prama menunduk terdiam, tersadar dari apa yang telah ia lakukan salah. Seren lalu mengambil berkas map di atas meja.
Prama masih diam menunduk, Kelihatan mata dan wajahya memerah menahan amarah sambil mengepal kuat tangannya
Prama meninggalkan ruangan, sementara Seren terlihat sangat kesal lalu membuang map di tanganya itu.
CUT TO:
INT. RUMAH SAKIT, KAMAR PASIEN - NIGHT
Prama menangis di samping Nara yang tertidur. Prama menggenggam tangan Nara sambil menunduk menangis.
Prama memandang wajah Nara semakin menangis. Lalu beralih melirik ke perut Nara sambil bicara kembali.
Prama tak sangup lagi, menggelelamkan kepalanya di tangan Nara. Nara yang masih terpejam, terlihat air matanya menetes dari sudut matanya.
CUT TO:
EXT. RUMAH NARA - DAY
Lingkungan sekitaran rumah terlihat dari luar.
CUT TO:
INT. RUMAH NARA, KAMAR- DAY
Seren duduk dekat Nara yang terbaring di tempat tidur, sambil ngobrol.
Tiran mengangguk tersenyum.
Keduanya sama-sama tertawa.
Nara tersenyum, berusaha ingin bangun memeluk Tiran tapi tak bisa. Tiran seketika menahan tubuh Tiran.
Senyum Nara sekeika memudar.
Tiran hampir menangis.
Tiran lalu mengalihkan pembicaraan.
Nara kembali tersenyum.
Mereka sama-sama tertawa. Saat itu juga pintu terbuka pelan dan masuklah Prama tersenyum menyapa Tiran.
Prama mengangguk, tersenyum.
Tiran meninggalkan kamar. Prama mendekat dan duduk di samping Nara.
Nara tiba-tiba terdiam sesaat terlihat sedih.
Prama terdiam sesaat terlihat wajahnya juga ikut sedih. Lalu Prama melirik ke arah meja melihat buah yang sudah di potong belum di makan.
Nara menggeleng, menutup mulutnya. Prama kembali menyuapi Nara.
Nara tersenyum dan membuka mulutnya.
Nara tertawa. Prama tersenyum sambil terus menyuapi Nara.
CUT TO:
INT. RUMAH NARA, RUANG TENGAH - NIGHT
Prama dan NARA berbaring sambil ngobrol di kasur santai, dengan tv menyala dihadapan mereka.
Prama tertegun, matanya terlihat memerah menahan sedih. Tapi berusaha untuk ditutupinya.
Nara tersenyum terharu. Prama memandang Nara sesaat lalu mengalihkan pembicaraan.
FLASH BACK TO:
INT. KANTOR, RUANG KARYAWAN - DAY
NARA memakai kemeja lengkap dengan blezer dan id card tergantung di leher terlihat elegan berjalan sambil terlihat menempelkan hape ditelinganya, berbicara melalui telepon. Dari depan terlihat Prama, berpapasan dengan NARA. Matanya melirik sekilas ke arah NARA.
FLASH TO:
INT. RUMAH NARA, RUANG TENGAH - NIGHT
Prama tersenyum mengangguk menoleh sesaat ke Nara. Lalu Bicara sambil mentap langit-langit
Nara tersenyum. Keduanya berpandangan dengan penuh persaan.
Prama tersenyum terharu. Mereka sama terdiam beberapa saat. Prama menghela nafas dan kemudian bicara kembali.
Nara menggeleng, seperti anak kecil manja. Hendak bergerak tapi tubuhnya terasa sakit. Prama kaget dan langsung menahan tubuh Nara.
Prama tersenyum, lalu memiringkan badannya menghadap ke Nara. Menghela nafas, lalu bicara.
Nara terkagum-kagum. Dan hanya mampu berkata sepatah kata.
Mata Nara mulai terlihat sesekali terpejam menahan ngantuk. Tapi berusaha ditahanya.
Dialog di bawah ini akan beriringan dengan suara dari hati Nara yang jauh lebih terdengar dibanding suara Prama yang melanjutkan cerita yang nyaris tak terdengar.
NARA perlahan memejamkan matanya tertidur. Prama seketika menghentikan ceritanya, tersenyum lebar menatap wajah Nara dari dekat.
CUT TO:
INT. RUMAH NARA - MORNING
Establish: Lingkungan rumah terlihat tenang dari luar.
Di ruang tengah. NARA masih tertidur sendiri dengan posisi miring di atas kasur santai. Beberapa saat kemudian Nara perlahan membuka matanya. Nara kaget tak melihat Prama disampingnya lagi. Nara seketika terbangun dan tertegun tiba-tiba merasakan badanya sudah tidak sakit lagi, terasa normal dan sudah bisa digerakkan. NARA tersenyum lebar sesaat, kemudian mata menyapu ruangan mencari Prama.
Tak ada suara dari Prama. Senyum Nara perlahan memudar dan bergerak dari tempat tidurnya.
CUT TO:
INT. RUMAH ORANG TUA PRAMA, RUANG KELUARGA - MORNING
Prama berdiri dekat sofa dengan wajah sedih, tampak depresif. Menghadap orang tuanya yang duduk di sofa. Mama Prama menangis. Papa Prama dengan wajah memerah menahan amarah, lalu membanting sebuah map dihadapannya. Kemudian berdiri terlihat sangat marah menunjuk-nunjuk Prama.
Prama tak menjawab, hanya diam menunduk dan meneteskan air matanya.
Papa Prama mengepalkan tangannya membelakangi Prama, terlihat sangat marah dan kecewa.
Papa Prama tak sanggup menruskan kata-katanya lagi, sangat kecewa.
Mama Prama tak tahan lagi dan semakin menangis.
CUT TO:
INT. RUMAH ORANG TUA NARA, KAMAR - DAY - 5 BULAN KEMUDIAN
Nara duduk sambil termenung di kursi meja belajar sudut kamar, wajahya murung dan kusut, tampak depresif. Dihapannya tergeletak map yang terbuka berisi kertas surat cerai. Tak lama kemudian dia dikagetkan suara pintu terbuka hingga ia tersadar dari lamunannya. Ibu Nara masuk dan mendekat.
Nara hanya mampu berkata sepatah kata, air matanya menetes.
Ibu Nara tak tahan lagi, semakin menangis.
Ibu Nara tak sanggup bicara lagi, semakin menangis. Lalu meninggalkan kamar Nara.
Nara menghapus air matanya. Menghela nafas. Berusaha untuk mengendalikan kesedihannya. Lalu mengelus perutnya. Kemudian kembali menangis.
Nara tak sanggup lagi, semakin menangis. Terduduk lemah di lantai, sambil menutup mulutnya menahan isakan.
CUT TO:
INT. KANTOR PRAMA - DAY
Prama terlihat depresif berdiri di depan meja kerjanya, memandang foto ia dan Nara. Air matanya mulai menetes.
Prama terduduk di lantai sambil menangis.
CUT TO:
INT. KAMAR NARA - DAY - 5 TAHUN KEMUDIAN
Nara (sudah mengenakan baju rapih) berjalan menuju meja sudut kamar, hendak mengambil hapenya. Tapi tak sengaja pandangan matanya terarah pada kotak cicin yang terselip di rak buku. Ia melihat ke kotak cincin itu lebih lama. Kemudian dia mengambil kotak cincin itu dan membukannya, menatap beberapa saat cincin itu dengan perasaan sedih. Lalu menutup kembali kotak cincin itu dan menyimpanya di laci meja. Nara mengambil hapenya dan meninggalkan kamar.
CUT TO:
EXT. RESTORAN - AFTERNOON
Di sebuah restoran ruangan terbuka. Nara dan Tiran duduk saling berhadapan makan/minum sambil ngobrol santai.
Tiran lalu menggenggam tangan Nara, menenangkan Nara.
Nara tersenyum pahit.
Nara tertawa.
Nara tersenyum terharu.
CUT TO:
EXT. DEPAN KANTOR PRAMA - DAY
Mobil Seren terlihat terparkir di depan kantor Prama. Seren mematikan mesin mobil. Kia bersiap-siap hendak turun mengambil tasnya.
Seren tertegun dan sedih.
Seren tersenyum tipis.
Kia lalu membuka pintu mobil. Seren melambaikan tangan sesaat. Kemudian memandang ke gedung kantor Prama dengan tatapan prihatin.
CUT TO:
INT. KANTOR PRAMA - DAY
Prama berdiri memandang ke luar jendela dengan pandangan menerawang, sambil melamun.
Prama semakin terlihat sedih.
Beberapa saat kemudian Kia setengah berlari masuk.
Prama seketika kaget tersadar dari lamunannya dan menoleh. Tersenyum. Kia lalu memeluk Prama erat.
CUT TO:
EXT. PANTAI - DAY
Nara berjalan sendiri menikmati pantai. Lalu menahan langkah dan tersenyum pahit memandang kapal dan lautan dari kejauhan.
Nara kembali meneruskan langkahnya menelusuri pantai. Terlihat keindahan hamparan lautan di siang hari.
SELESAI