Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
KOMPLEKS ALTAR PERSEMBAHAN PUNDEN BERUNDAK. TIGA PATUNG DI SEKITARNYA. PATUNG PERTAMA DINAMAKAN WEH, BERWAJAH TUA DENGAN JENGGOT YANG MENCAPAI DADA. PATUNG KEDUA BERNAMA RET, PENAMPAKANNYA KURUS TAPI MEMILIKI MATA YANG TAJAM. DAN PATUNG TERAKHIR DIPANGGIL HUH, TAMPILANNYA MENEDUHKAN.
SEKELOMPOK ORANG BERJALAN PELAN, MEMASUKI PELATARAN ALTAR. MEMBAWA SESAJI PERSEMBAHAN UTAMA BERUPA KEPALA KERBAU BERJUMLAH TIGA YANG DILETAKKAN DI ATAS NAMPAN DAN DIHIASI BUNGA.
AROMA DUPA DAN KEMENYAN MENGEPUL MENUSUK HIDUNG. MANTRA JAWA KUNO DIRAPALKAN.
Hana ta sang hyang Dewa
Tangmolah ring amegha akasa
Ya tâhyun ta sang hyang dewa
Manihangakĕn jagat mauna
Bhawana swargacyuta
Ndatan kami agawe pāpakarma
Iki pwa yajña nișhpala
Ya ta matang lokika andaga
Adhasta bala sang hyang Dewa1
MANTRA DIRAPAL SAMPAI KETIGA KEPALA KERBAU TELAH DILETAKKAN DI DEPAN SETIAP PATUNG. TIGA PANDHITA2 NAIK KE ALTAR MEMBENTUK GERAK MENYEMBAH TANPA SUARA. SISANYA TETAP DI PELATARAN
1. Reksa : Kalian sudah dengar kabar kalau Yodha baru saja membuat sebuah pratima yang bisa memperlihatkan nirwana?
2. Lembu : (BERHENTI SEJENAK KETIKA SEDANG MEMAINKAN SEBATANG KAYU, LALU BERBISIK) Aku tidak percaya... (MENELAN LUDAH) Pada nirwana maksudku...
3. Olan : Kamu dapat kabar dari siapa dulu? Darimana? Kapan, dan bagaimana ceritanya kamu mendapatkan kabar itu? Jangan langsung mempercayai sebuah kabar. Ingat, kabar-kabar palsu sudah jadi semacam oksigen yang tiap hari kita hirup.
4. Siti : Iya, betul kata Olan. Setiap kabar harus disaring. Jangan langsung percaya! Aku benci kabar palsu! Tempo hari Wulan ke rumah, mengatakan kalau aku dicari Puspa karena dia membutuhkan obat ramuanku untuk mengobati anaknya yang sakit dada. Saat aku sampai di tempat Puspa, Puspa malah bilang kalau dia tidak pernah meminta Wulan memanggilku. Dan anaknya sehat-sehat saja, tidak sedang sakit apapun!
5. Bunga : (SAMBIL BERPIKIR) Tapi tadi ketika aku lewat tempat kerja Yodha. Aku melihat sendiri banyak orang berkunjung dan berkerumun. Malah kalau tidak salah aku juga sempat melihat ada Parama-Puruhita3 yang bergabung dalam kerumunan, sendirian. Tanpa kaki4 dan endang5 pengiring.
6. Olan : (MENEPUK PUNDAK BUNGA LALU MELEPASKAN) Bunga! Pun dirimu jangan mudah percaya dengan apa yang kamu lihat. Bisa jadi apa yang terlihat bagimu sebenarnya adalah sebuah hal lain yang justru tidak ingin terlihat olehmu. Sebuah konspirasi. Menutup-nutupi!
7. Lembu : Ah… Seperti kita di waktu kecil dulu. Orang tua mendongengkan kalau sesuatu yang kecil, bercahaya dan melayang-layang setiap malam hari itu adalah kuku orang yang sudah mati. Namun ketika kita dewasa, dan punya cukup keberanian, kita menangkap kuku itu. Saat kita lihat, cahaya itu tak ubahnya seperti serangga. (MENEGASKAN) Dan memang serangga bernama kunang-kunang! Bukankah penglihatan kita tertipu dan sengaja ditipu orang tua kita sendiri?
8. Bunga : Bahkan kita harus was-was dengan indra kita sendiri?
9. Siti : Sepertinya memang harus begitu. Jangan percaya sistem pengindraan kita. Karena tidak ada jaminan mana yang tidak dapat dipercaya, apakah pengalaman panca indra kita, atau panca indra kita sendiri.
10. Reksa : (JENGKEL) Kalian ini nyelamur sampai kemana-mana. Ini aku bertanya tentang pratima buatan Yodha kepada kalian tujuannya untuk mengonfirmasi benar tidaknya kabar yang aku dengar! (BERHENTI SEJENAK) Kurasa yang bisa mengonfirmasi cuma Bunga
11. Bunga : Aku sendiri jadi tidak yakin terhadap apa yang aku lihat.
12. Reksa : (MENAHAN EMOSI MARAH) Kamu ini bagaimana? Tadi kamu bilang melihat sendiri. Malah Parama-Puruhita juga ada di tempat Yodha. Kok sekarang kamunya yang jadi bingung?
13. Olan : Tunggu dulu. Jangan terburu nafsu. Kami ini malah menunggu jawabanmu atas pertanyaanku yang tadi. Kok malah mencak-mencak. Jawab dulu, nanti baru kami bisa mengonfirmasi benar tidaknya.
14. Reksa : Oh… Aku mendengarnya dari Tapaswi. Aku bertemu Tapaswi kemarin, sewaktu membeli bunga di pasar untuk melaksanakan Bhumisoddhama6 ini tadi.
15. Siti : Ngapain Tapaswi di pasar waktu itu?
16. Reksa : Ya beli bunga, kan tadi sudah kubilang kalau aku bertemu dengannya di pasar saat membeli bunga! (MENDENGUS) Hah… Kalian ini benar-benar tidak update!
17. Olan : Bukannya tidak update. Kami hanya lebih berhati-hati menerima informasi. (BERPIKIR) Jadi kamu mendapat kabar tentang pratima buatan Yodha dari Tapaswi. Memang sih, Tapaswi bukan orang yang suka sekaligus pintar beromong kosong. Tapi bagaimana suasana hati Tapaswi saat bertemu denganmu?
18. Reksa : Biasa saja…
19. Lembu : Lebih jelasnya?
20. Reksa : (JENGKEL) Dia memelukku menciumi pipiku seperti layaknya pertapa, dan senyumnya tak jauh berbeda dengan bunga yang dibelinya. Kamu tidak percaya kabar itu?
21. Lembu : He Reksa! Terhadap nirwana saja aku tidak percaya, apalagi terhadap kabar burung yang belum jelas. Kalau bukan tuntutan rama7, mana mungkin aku berada di tempat mengerikan dan terasing ini bersama kalian.
22. Reksa : (MENIMPALI CEPAT DAN SERIUS) Baiklah, begini saja! Terlepas dari benar tidaknya kabar yang aku dengar. Seandainya Yodha memang telah membuat sebuah pratima yang mampu memperlihatkan nirwana. Apa yang akan kalian lakukan?
23. Siti : Aku akan mengobati orang sakit sebanyak-banyaknya agar dapat phalakarma8 sehingga bisa masuk nirwana, memutus siklus samsara9.
24. Olan : Sama seperti Siti, memutus siklus samsara. Tapi yang pertama kali kulakukan, seandainya aku punya keberanian, aku akan mengganti tiga patung renta itu dengan patung buatan Yodha.
25. Lembu : (RAGU) Kalau aku… Entahlah… Aku tidak tertarik dengan nirwana, mokhsa, atau apapun itu namanya. Dunia ini sudah cukup bagiku.
26. Reksa : Bunga, kamu sendiri bagaimana?
27. Bunga : Aku tidak tahu. Aku sedikit setuju dengan Siti dan sedikit setuju juga dengan Lembu. Pastinya aku tidak setuju dengan Olan.
28. Olan : Sedikit? Kok sedikit? Memangnya kenapa? Ada yang salah dengan pendapatku?
29. Bunga : Kupikir mengganti patung-patung di Kabuyutan10 ini akan menimbulkan sesuatu yang buruk.
30. Siti : Sesuatu yang buruk seperti apa contohnya?
31. Bunga : Aku sendiri tidak yakin.
32. Olan : (GERAM) Kok tidak yakin?!
33. Bunga : Bukankah kalian tadi mengatakan kalau aku tidak boleh langsung percaya pada diriku sendiri, pada indraku sendiri.
34. Lembu : (TERTAWA LEPAS) Sungguh counter attack yang menakjubkan, Bunga!
35. Bunga : (KEPADA REKSA) Kalau kamu sendiri bagaimana?
36. Reksa : Terlalu banyak opsi, resiko, dan pertimbangan yang perlu direnungkan. Sebenarnya hampir sama seperti Olan, tapi tidak sepenuhnya sama.
37. Bunga : Berarti sama sepertiku?
38. Reksa : (MENGHELA NAFAS) Aku tidak bilang begitu juga...
KETIKA MEREKA BERLIMA SIBUk MEMBICARAKAN PATUNG BUATAN YODHA. MENDADAK TERDENGAR SEBUAH GEMURUH YANG SANGAT KERAS DARI LANGIT. TIGA PANDHITA YANG BERADA DI ALTAR PANIK