Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Nada Citaku
Suka
Favorit
Bagikan
1. ACT 1

EXT. DESA RUKUN - SEKOLAH DASAR - HALAMAN - DAY

Suasana Sekolah Dasar. Anak-anak murid berpakaian sekolah merah putih, sedang berjalan menuju kelas masing-masing.

NADA (P/10), anak yang ceria, selalu bersemangat. Memiliki model rambut dengan potongan pendek berponi. Menyandang tas gemblok di punggung.

Nada kecil menatap penuh keyakinan.

NADA (V.O.)

Perkenalkan aku NADA ASMARA. Sewaktu kecil aku mempunyai cita-cita, apa kalian juga punya cita-cita dimasa kecil?... Tapi apa cita-cita itu bisa terwujud saat kamu sudah tumbuh menjadi orang dewasa? 

Nada kecil berlari melewati segerombolan anak laki-laki, ia tidak menyadari tas miliknya terbuka. Buku diari miliknya terhempas jatuh keluar dari tas.

NANANG (L/11), berkulit gelap, berbadan besar mengambil diari Nada kecil yang jatuh.

Nanang menertawakan.

NANANG

Sekolah gowo diari pie lah.

Dua anak laki-laki lainnya ikut menertawakan.

Nada kecil berhenti, melihat sinis kearah Nanang dan anak laki-laki lainnya, dengan segera merebut diari miliknya.

NADA KECIL

Iku punyakku, Ojo dijikok toh!

TIIIINGGGGG!! BEL di Sekolah berbunyi. Nada kecil berlari menuju kelas, disusul Nanang dan dua teman laki-laki, bergegas berlari menuju kelas.

INT. DESA RUKUN - SEKOLAH DASAR - RUANG KELAS — DAY

Ruangan sekolah yang sederhana. Satu per satu murid kelas membacakan tugas menulis karangan di depan Ibu Guru dan murid lainnya.

Di papan tulis kelas, bertuliskan sebuah kata "CITA-CITA".

Nada kecil berdiri, membacakan tugas mengarang di depan kelas. 

Guru dan teman-teman sekelasnya memberikan tepuk tangan.

NADA (V.O.)

Dan semasa kecil, cita-citaku memang seperti ini. Mmm... tunggu-tunggu, maksudnya seperti apa? Pada bingung ya? Coba kita lihat lagi scene selanjutnya.

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - RUANG TAMU — NIGHT

Suasana ruang tamu yang sederhana. Lampu ruangan yang redup. Beberapa foto terpasang di dinding, kalender tahun 2003. 

RANI (P/15) berbadan tinggi kurus, kakak Nada. Ia sedang membaca majalah.

RUDI (L/40) berambut tipis dengan kepribadian humoris, beliau Ayah dari Nada dan Rani. Ia tertawa menyaksikan siaran komedi yang ada di televisi.

GADIS (P/35) istri Rudi sedang memakan ubi rebus. Ia duduk berdampingan dengan Nada kecil yang sedang menulis diari.

Nada kecil nyeletuk.

NADA KECIL

Aku kan mau jadi TUKANG NULIS.

Rudi, Gadis, Rani bersitatap.

KAK RANI

Cita-cita itu seng bagusan, Dokter opo Guru ngono lo.. Kok yo nulis pegelll tangane.

Semua tertawa. Memakan ubi rebus.

NADA (V.O.)

Nah seperti ini maksudnya, keinginanku menjadi seorang tukang nulis, tukang nulis apa sih? Coba deh kita simak scene selanjutnya agar lebih jelas.

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - RUANG TAMU - NIGHT

Nada kecil duduk nulis diari. Ngorek kuping pake cutton bud. sambil menonton siaran di televisi. 

Rudi menghampiri, ia duduk diatas kursi rotan, tidak jauh dari Nada.

RUDI

Nonton yo ojo deket-deket ngono lo.

NADA KECIL

Iyoo yah.

Nada kecil bergeser kebelakang dari posisi awal ia duduk, tetep ngorek kuping.

RUDI

Pilem'e Ayah wes mulai urung ndok?

Nada kecil menekan tombol yang ada di televisi, taruh cutton bud ke lantai.

NADA KECIL

Iki kan yah? 

Muncul siaran drama di televisi.

Rudi mengacungkan jempol.

NADA KECIL

Ibu sama mbak nandi? Kok rak ketok yo?

RUDI

Ibu sama mbakmu ke rumah bude, eneng acara opo iku latian lomba rabana ngono ndak salah.
(jeda)
...Lah? koe kan harusnya ikut? bulan lalu ikut lomba rabana yo? anak ayah menang kan? Anakku iki emang hebat, lomba opo ae menang.

NADA KECIL

Oalah, ora melu yah, giliran seng tuek-tuek ikut lomba, aku kan masih muda.

Nada kecil mendekat dan menatap siaran drama di televisi.

NADA KECIL

Yah... Iku seng bikin pelem piye yo yah? Rang pinter yo banyak duite?

Rudi mendekatkan wajahnya pada Nada kecil, memberi isyarat agar tidak menonton terlalu dekat. 

Nada kecil mundur beberapa langkah.

Rudi mendekatkan wajahnya pada televisi.

RUDI

Gayamu.. Seng bikin pelem kuwi?... Yo iyoo eneng spesialis ne, bagian pelem ngono ndok, opo jenenge yo? Mmmm... lali ayah jenenge, ngopo? 

Rudi menoleh kebelakang, dan duduk mendekati Nada kecil.

NADA KECIL

Nada kepengen lo yah neng Jakarta. Ikut tante Ria sekolah, mengko gede jadi tukang nulis cerita pelem ngono lo yah.

RUDI

Wih hebat tenan anakku iki nulis cerita pelem, mengko ayaah seng jadi artis ne yo, pemeran utama ne.

NADA KECIL

Siap Ayah Rudi, aku janji bakal wujutin cita-cita dan ajak ayah nantik.

Rudi mengusap kepala Nada kecil. 

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - HALAMAN - DAY

Nada dan Rudi berpakaian rapih, bawa koper.

Mobil pick up datang. Rudi tersenyum.

INT/EXT. DESA RUKUN - MOBIL PICK UP - DAY

Jalanan kiri-kanan dipenuhi hamparan padi.

Rudi tersenyum melihat Nada yang tertidur di bahunya.

NADA (V.O.)

Nah.... Dari sini kita bisa mendengarkan apa keinginan Nada sebenarnya? Kesukaannya terhadap diari sehingga menghasilkan imajinasi-imajinasi liar dalam menceritakan suatu kejadian tanpa batas, sehingga setelah meranjak dewasa dapat diartikan, Nada ingin menjadi sebagai Penulis Skenario. Ternyata semua tidak sesuai, kisah hidupnya berlanjut menjadi, next.

14 TAHUN KEMUDIAN

EXT. KOTA - JALANAN - DAY

ESTABLISH suasana perkotaan, gedung-gedung tinggi menjulang, dengan cahaya matahari yang cerah.

INT. RUANG KANTOR - DAY

NADA (P/24) seorang wanita berwajah oriental berambut pendek, tidak bersemangat, sedang merapikan semua barang-barang yang ada di meja kerja miliknya.

BEGIN MONTAGE:

- Nada melihat foto dirinya dengan teman-teman kantor.

- Nada memasukkan foto dalam kotak.

- Nada memasukkan vas bunga.

- Nada memasukkan beberapa tumpukan map ke dalam kotak kardus.

- Nada tersenyum melihat foto dia dengan orang tuanya.

END MONTAGE.

INT. KOTA - RUANG KANTOR - LORONG - DAY

Suasana kantor. Beberapa karyawan sedang fokus mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.

TEEEETTT!! Saat waktu yang bersamaan terdengar suara handphone yang BERDERING kencang.

BONI (L/25) bertubuh besar, karyawan di kantor sedang tertidur, ia terkejut mendengar nada dering handphone.

Boni TERIAK.

BONI

Nadaaaaa!!

Nada menoleh kearah Boni, dengan segera Nada beranjak dari meja kerja, berjalan sambil memegang kotak kardus. 

Nada berbicara dengan pandangan lurus ke arah kamera, melewati koridor kantor.

NADA

Ya, itu gue. Dengan berawalnya dialog itu... berarti cerita tentang gue menjadi orang dewasa akan segera dimulai.

Boni berdiri dari kursi kerjanya. 

Nada berjalan jauh meninggalkan ruangan.

Boni garuk kepala.

BONI

Weii apasih! maksud gue kan.

LISA (P/27) Karyawan kantor memakai hijab norak, melempar gulungan kertas kearah Boni, ia merasa terganggu dengan suara Boni yang menggelegar di ruangan kantor.

LISA

Berisik nada lu!!

BONI

Apaan sih Lis!, tuh nada handphone noh yang berisik.

LISA

Nada bicara lu yang heboh.

EXT. KOTA - KAWASAN PERKANTORAN - PAGI

BEGINE MONTAGE:

-Suasana orang ramai berlalu-lalang, dengan berbagai macam profesi pekerjaan.

- Nada berjalan dengan wajah tidak bersemangat membawa kotak barang-barang yang berisi kenangannya saat di kantor.

- Segerombolan laki-laki berwajah tampan, memakai kemeja rapi, berambut klimis berjalan di arah yang berlawanan dengan Nada.

- Dua wanita memakai baju casual dan high heels berdiri di halte.

- Dua orang laki-laki dengan profesi tukang sapu jalanan.

NADA (V.O.)

Begitu sulit saat menjadi dewasa. Tidak semua bisa berjalan sesuai keinginan. Di Bumi ini, mereka para manusia menyandang beraneka ragam ahli profesi, dengan segala support sistem yang mereka miliki. Entah mereka bekerja untuk dirinya, demi keluarganya atau mungkin hanya ambisi sesaat agar terlihat keren saat berkenalan, seperti scene berikut. 

END MONTAGE.

INT. KOTA - HALTE - DAY

Nada berhenti berjalan, lalu duduk di tengah kursi halte. Wajahnya lesu, tidak bersemangat, ia melirik wanita cantik di samping.

Nada memangku kotak. 

RINO (L/26) gagah, berbadan atletis datang, duduk dekat Nada.

RINO

Hai, gue Rino.

Rino menyodorkan tangannya tepat dihadapan Nada.

NADA

Hai, gue Nada.

Nada yang tadinya tidak bersemangat tiba-tiba tersenyum riang, merapikan rambutnya.

RINO

Sorry bukan lo mba, maksudnya yang disamping.

CANTIKA (P/24) berkulit putih mulus, dengan style yang fashionable mengulurkan tangannya.

CANTIKA

Oh haiii, kenalin gue Cantika.

RINO

Wow.... Nama dan paras sesuai banget sih sama-sama cantik.

Nada salah tingkah, ia duduk tepat ditengah-tengah Rino dan Cantika. 

Nada pergi untuk berpindah tempat duduk.

NADA

Misi permisi, kayaknya gue salah posisi deh, sebentar.

Rino dan Cantika duduk semakin berdekatan.

NADA

Okey, lo berdua boleh lanjut.

RINO

Makasi mbak.

Nada membuang muka sambil ngedumel, namun ia menguping pembicaraan Rino dengan Cantika.

RINO

Aku sih selalu sukses dalam berbisnis, performance aku sudah diakui, semua client pasti langsung suka dengan presentasi aku. Kalau kamu?

CANTIKA

....Aku sih selalu berhasil lolos kalau ikut casting peran apa saja, jadi model apa saja.

Nada tertunduk.

NADA (V.O.)

Ambisi, ya.... Ambisi dalam bercerita yang menggebu menghasilkan partikel partikel bernama circle pertemanan yang nyambung. Itulah saat ini suatu pekerjaan dijadikan bahan sik asik untuk memperlihatkan seberapa bagusnya kualitas dirimu, dan seberapa pantasnya kamu akan diakui manusia.

INT. KOTA - KOS NADA - KAMAR MANDI - DAY

Nada mondar-mandir, sesekali iya bercermin. Nada ngorek kuping pake cutton bud

Nada duduk di toilet sambil menelfon ibunya.

NADA

Pokoknya nada mau nikah aja bu.

Nada menangis sambil meronta-ronta. Nada menyalakan kran air yang ada disebelahnya, kemudian mematikan kembali.

CUT TO:

EXT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - HALAMAN RUMAH - DAY

GADIS (P/50) berpakaian sederhana, berbicara selalu ketus, sedang menyapu halaman. Tangan kanannya memegang handphone.

GADIS

Lah kok ya nikah, kemarin kamu juga waktu resign di kantor sebelumnya, bilang mau nikah juga toh.

Gadis lanjut menyapu daun kering.

GADIS

Menikah itu bukan solusi dari setiap permasalahan, kamu pikir kalo kamu nikah kamu bisa jadi ratu, santai-santai? Ga usah kebanyakan ngayal kamu. 

CUT TO:

INT. KOTA - KOS NADA - KAMAR MANDI - DAY

Nada menyalakan dan menghidupkan kran air.

NADA

Ya tapi kan bu, dengan menikah setidaknya aku bisa terbantu, jadi lebih bisa bantu biayain aku, bisa jalan keluar negeri, beli apapun, mau jadi apapun. Nada capek banget selalu ketemu orang-orang nyebelin, kerjaan yang ga sesuai dengan Nada lah.

CUT TO:

EXT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - HALAMAN RUMAH - DAY

Raut wajah Gadis seperti orang kebingungan, menatap handphone miliknya. Tangan kirinya tetap memegang sapu.

Dari kejauhan tampak seorang laki-laki paruh baya bernama RUDI (55) bergegas berjalan mendekati Gadis.

GADIS

Haloo, ini nadanya pie toh, kok yo berisik banget, kamu ngomong opo ibu ga denger, halo? 

Rudi memberikan mimik wajah yang bahagia, dan menguping pembicaraan Gadis dengan Nada.

Rudi berbisik.

RUDI

Nada bilang opo bu?

Gadis menjauhkan handphonenya.

GADIS

Tunggu sek yo yah, ayah mau ngobrol sama anaknya?

Rudi menggelengkan kepala.

GADIS

Lah pie toh. halo nak, maaf lo iki suarane kok yo ilang timbul ngono lo.

CUT TO:

INT. KOTA - KOS NADA - KAMAR MANDI - DAY

Nada bersandar pada dinding kamar mandi, mandangin cutton bud ada kotoran kuping, di buang ke tempat sampah.

Nada liatin handphone.

NADA

Nada engga berisik bu e.... Yo bu e denger ga sih nada ngomong apa?

CUT TO:

EXT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - HALAMAN RUMAH. SORE

GADIS

Ora ndok, itu bunyi apasih! Kamu lagi ngapain, nguras air bak? Apa nguras air mata? Wes ah, cari lagi sana kerjaan yang sesuai dengan passion passion katamu itu, yo ga usah tiap detik sedih minta nikah, menikah itu kalo kamu memang sudah siap, bukan karna kepepet.

Gadis mematikan telfon, dan menggelengkan kepalanya.

RUDI

Lah kok dimatiin bu?

GADIS

Ayah ngapain nguping, ga ngobrol sama anak e.
(JEDA)
Nada, nada, anakku tersayang, semoga cepet sukses anakku itu.

Rudi mencubit Gadis.

RUDI

Ibu yo ojo maksa anak e kerja dulu, biarkan dia tenang, ayah tau betul Nada iku kepiye.

GADIS

Aduh sakit lo yah. Yowes ayah aja sana ngomong sama anaknya. Wes yah kono lo aku sek urung rampung iki nyapune.

Gadis melanjutkan menyapu halaman. Rudi ikut membantu menyapu halaman bersama.

INT. KOTA - KOS NADA - KAMAR MANDI - DAY

Nada duduk sambil melihat kearah kamera.

NADA (V.O.)

Eits tunggu dulu... Kalian pasti tau bahwa yang namanya kehidupan, pasti memiliki keragaman, kerumitan hingga kejadian adegan- adegan, diluar nalar kita, YA KAANN...?

DISSOLVE TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar