Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Missing Link
FADE IN
Scene 1 INT. Kamar Zara - Malam
Cast: Zara
SFX: Suara lampu dinyalakan
Malam ini begitu berat dilalui Zara. Ia kembali menyalakan lampu di samping kamar tidurnya. Menatap lampu tidur, Zara membenamkan tubuhnya dalam selimut hingga yang terlihat hanya wajah dan sebelah tangannya yang siap memainkan saklar lampu.
Zara (VO)
Aku sudah tidak punya tujuan hidup lagi. Semuanya telah hancur.
SFX: Suara lampu dimatikan.
Kamar kembali menjadi gelap
Cut to Cut/Intercut
Scene 2 INT. Ruang Tengah Rumah Mario – Malam
Cast: Mario
SFX: Suara lampu dinyalakan
Mario berbaring di lantai ruang tengah sembari menatap langit-langit.
Mario (VO)
Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Semuanya telah pergi menghilang.
SFX: Suara lampu dimatikan.
Cut to Cut/Intercut
Scene 3 INT. Kamar Zara - Malam
Cast: Zara
SFX: Suara lampu dinyalakan
Zara (VO):
Jika menghilang, bisa mengurangi rasa sakit ini. Aku ingin menghilang sejenak dari dunia ini.
Zara kemudian perlahan menutup matanya dan tertidur pulas.
Cut to Cut/Intercut
Scene 4 INT. Ruang Tengah Rumah Mario - Malam
Cast: Mario
Mario membuka mata lalu membalikkan tubuhnya ke arah jendela yang sedikit terbuka. Mengintip langit malam dari jendela, Mario meringkuk seperti orang kesakitan.
Mario (V.O)
Aku juga ingin menghilang sejenak dari dunia ini
P.O.V
Pandangannya menembus ke langit malam yang penuh dengan bintang-bintang
SCENE 5 EXT. Langit malam, Malam.
Tiba-tiba ada seberkas cahaya melesat begitu cepat di langit malam. Ternyata itu adalah bintang jatuh.
Main Title : Missing Link
Dissolve
FADE IN
SCENE 6 INT. Tempat Kerja Zara- Siang
Cast: Zara, Bos
SFX : Suara ponsel bergetar di atas meja
Zara sedang tertidur pulas di atas meja kerja. Tiba-tiba terdengar keras suara alarm ponsel yang dipasang bergetar. Namun Zara tidak kunjung bangun.
Suara berderak terus menggema, mengisi keheningan dalam kantor. Bos Zara yang duduk tak jauh darinya segera mendatangi meja kerja Zara. Tanpa banyak kata, si bos langsung mengambil ponsel di meja Zara. Ia lalu membanting ponsel ke lantai hingga menimbulkan suara benturan keras.
SFX : Suara keras ponsel membentur lantai
Terkejut, Zara langsung terbangun. Ia menatap bosnya yang berdiri di sampingnya dengan tatapan murka. Zara semakin terkejut sekaligus marah saat melihat ponselnya telah hancur berserakan di lantai.
Zara
(Marah)
What the fffff...?!
Bak amarah sudah sampai di ubun-ubun, Zara beranjak dari tempat duduknya. Ia menatap sengit wajah bosnya sembari melepaskan kartu karyawan yang tergantung di leher. Ia meletakkan kartu karyawannya di atas meja sambil menggebrak meja.
Insert: Close up kartu karyawan yang memperlihat nama Zara dan profesi programmer.
Tanpa banyak kata, Zara mengambil tas rancel dan meninggalkan bosnya. Karena saking kesalnya, ia spontan mengacungkan jari tengahnya sebelum keluar dari ruangan, tanpa membalikkan badan.
P.O.V: Punggung Zara dan acungan jari tengah mendekati pintu keluar ruangan.
Cut To
SCENE 7. INT. Restoran- Siang
Cast: Mario dan Bos
Mario
(Menunduk di hadapan bosnya)
Pak , saya ingin mengundurkan diri.
Bos
(Terkejut)
Kenapa? Ada masalah?
Mario
Tidak ada apa-apa, Pak. Saya hanya ingin berhenti bekerja, Pak.
Bos
(menatap Mario dengan penuh perhatian)
Pasti masih berat bagimu, kehilangan adik sekaligus satu-satunya keluargamu. Baiklah.
Mario
Terima kasih, Pak
Mario segera berjalan meninggalkan bosnya.
Cut To
SCENE 8. EXT. Depan Restoran, Kantor Zara dan Pinggir jalan- Siang
Cast : Zara dan Mario
Split screen
Zara dan Mario berjalan keluar dari tempat kerja masing-masing. Zara keluar dengan ekpresi marah sedangkan Mario keluar dengan ekspresi sedih.
Lalu mereka berlari sekuat tenaga seolah-olah saling menghampiri satu sama lain.
Close up ekspresi wajah Zara dan Mario saat berlari.
Freeze
SCENE 9. EXT/INT Stasiun dan Gerbong KRL- Siang
Cast: Mario dan Zara
Split Screen
Close up wajah Zara terengah-tengah setibanya di stasiun KRL.
Zoom out to Zara membungkuk sebentar sebelum gabung dengan kerumunan penumpang.
Zara berdesak-desakan penumpang lain yang akan masuk KRL.
Zara akhirnya berdiri di sebelah sisi kanan pintu keluar gerbong.
Tak lama kemudian, pintu KRL pun bergerak menutup dari kanan.
Close up Mario terengah-tengah setibanya di stasiun KRL.
Zoom out to Mario memegangi perutnya sejenak sebelum gabung dengan kerumunan penumpang.
Mario berjalan tenang menunggu penumpang berjejalan masuk KRL.
Mario masuk dan berdiri di sebelah sisi kiri pintu gerbong.
Pintu KRL bergerak menutup dari kiri
Long shot to penampakan Zara dan Mario dari luar KRL. Jarak mereka ternyata hanya terpisah sekitar satu meter.
Kereta kemudian meluncur meninggalkan stasiun.
Cut to
SCENE 10. INT Gerbong KRL- Siang
Cast: Mario, Zara, dan penumpang.
Seluruh penumpang sibuk dengan ponsel masing-masing,termasuk Mario dan Zara. Zara begitu serius menonton video di ponselnya namun tiba-tiba layar ponselnya menjadi kabur sejenak. Lalu muncullah poster iklan layanan pemesanan tiket perjalanan, Gembiraloka.
Merasa tertarik, Zara iseng mengklik tautan yang ada dalam poster iklan Gembiraloka.
Insert to : Poster bertuliskan, “Butuh suasana baru? Gembiraloka dulu aja, pulang kemudian. Dapatkan paket wisata murah ke tempat impianmu. Info lebih lanjut klik di sini.”
SCENE 11. INT Gerbong KRL- Siang
Cast: Zara
Gerbong kereta tiba-tiba menjadi gelap karena memasuki terowongan. Zara masih terpaku pada ponselnya.
Zara
(Dengan wajah bingung bergumam)
Heh? Loh? Mana link-nya? Kok hilang.
Zara tidak menemukan tautan yang tadi di-klik dalam catatan history. Ponselnya hanya membuka tab Google kosong.
Sekitar semenit kemudian, kereta kembali terang. Merasa silau dengan cahaya yang datang dari arah samping, Zara menyipitkan matanya sembari menoleh ke kanan. Betapa terkejutnya ia melihat semua penumpang menghilang.
Zara
(Terkejut sekaligus bingung.)
What?!
Dengan mulut mengaga, Zara terkejut melihat gerbong kereta yang dinaiki mendadak tanpa penumpang, kecuali dirinya.
Extreme long shot suasana gerbong kereta kosong dari tempat berdiri Zara sampai ke gerbong kereta setelahnya.
Cut to
SCENE 12. INT Gerbong KRL- Siang
Cast: Zara dan Mario
Zara kemudian menoleh ke kiri, ternyata masih ada manusia yang tertinggal selain dirinya. Dia adalah Mario. Mario yang juga kebingungan, membalas tatapan Zara. Tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Zara menampar pipinya
SFX
Plakkk (suara tamparan).
Zara
(meringis kesakitan)
Aww! Sakit….
It’s so real!
Zara kembali menoleh ke Mario yang tengah berdiri kebingungan. Zara bergegas menghampirinya dan melemparkan pukulan ke wajah Mario.
SFX
Bukk! (Suara pukulan)
Mario jatuh membentur kursi KRL.
SFX
Glodak! (Suara benturan)
Mario
(Menoleh dengan wajah kesal sembari menghilangkan darah di bibirnya.)
Hey!
Zara
(bolak-balik menatap tangan dan Mario)
Oh! Benaran nyata. Maaf, saya pikir tidak nyata. Soalnya semua tiba-tiba menghilang dan hanya ada kita berdua di gerbong ini.
Zara mengigit bibir bawahnya karena merasa bersalah terhadap Mario. Zara kemudian melihat ke luar jendela kereta api.
Zara
(Tercengang sambil bergumam)
Apalagi ini?
Mario berdiri kemudian ikut melihat pemandangan di luar jendela.
Cut to
SCENE 13. EXT Loon City- Siang
Terlihat papan nama Loon City yang telah usang dan berkarat.
Establishing shot: pemandangan kota yang ditinggalkan penduduknya. Beberapa dindinggedung terpasang layar LED yang memutar video selamat datang dan iklan.
SCENE 14. INT Gerbong KRL- Siang
Cast: Zara dan Mario
Zara dan Mario saling melemparkan tatapan penuh tanda tanya. Mario kemudian berlari ke gerbong sebelah. Zara mengikutinya di belakang.
Mereka membuka satu persatu pintu gerbong untuk mencari manusia lain yang tertinggal. Namun tidak ada seorang pun, kecuali mereka. Sementara itu, kereta masih berjalan. Zara dan Mario segera menuju ke ruang lokomotif.
SCENE 15. INT. Depan Ruang Lokomotif- Siang
Cast: Zara dan Mario
Pintu gerbong masinis terkunci. Mario hanya bisa mengintip ke dalam ruangan lewat jendela. Namun tidak ada seorang pun di dalamnya.
Zara
(penasaran)
Ada orang di dalam?
Mario menggelengkan kepala.
Zara
(terkejut)
What!
Tak percaya, Zara mengintip sendiri ke dalam ruangan lokomotif. Seperti yang dikatakan Mario, tidak ada satu pun orang di dalam. Zara membalikkan badannya secara perlahan sembari menarik pipinya ke bawah dengan kedua tangannya.
Zara
(panik dan ketakutan)
Matilah kita.
Sementara Zara masih tenggelam dalam ketakutannya, Mario sibuk mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk membobol ruang lokomotif. Mario kemudian menemukan tabung pemadam kebakaran yang diletakkan di dinding kereta. Ia menggunakan itu untuk merusak handle pintu.
SFX
Tak! Tak! (suara benturan benda keras)
Meski Mario tak berhasil membuka pintu dengan tabung pemadam kebakaran, suara kegaduhan yang ditimbulkannya berhasil membuat Zara kembali tersadar. Zara menoleh ke arah Mario yang sibuk memukul-mukul handle pintu dengan tabung.
Melihat Mario begitu berusaha keras, Zara tergerak membantunya. Ia melihat sekeliling mencari benda yang sekiranya bisa mendobrak pintu masinis. Matanya langsung menangkap pemecah kaca yang tergantung di dinding. Zara segera bergegas mengambil alat itu dan membantu Mario membobol pintu.
SFX
Tak! Tak! Klotak! Klotak! Tak! Tak! Klotak! Klotak! (suara benturan benda keras)
Zara berusaha memecahkan kaca, tapi tak juga pecah. Hanya terdengar benturan keras. Begitu juga dengan Mario. Tak ada satu pun usaha mereka yang berhasil.
SCENE 15. INT Gerbong KRL- Siang
Cast: Zara dan Mario
Melihat keanehan ini, Zara berlari mencoba memecahkan kaca gerbong penumpang.
SFX
Tak! Tak! (suara benturan benda keras)
Tapi lagi-lagi, kaca kereta yang mereka naiki tidak bisa dipecahkan oleh alat pemecah kaca. Masih tak percaya, Zara mengambil tabung pemadam kebakaran dari tangan Mario. Ia melempar sekuat tenaga tabung tersebut ke arah jendela, namun anehnya, tabung itu malah memantul.
SFX
(Suara tabung meloncat tak beraturan di dalam gerbong kereta)
Dak! Dak! Dak! Dak!
Zara dan Mario hanya bisa melongo melihat tabung memantul tak beraturan diikuti dengan suara benturan keras dan desisan asap keluar dari tabung pemadam kebakaran.
Mario juga terkejut setengah mati melihat hal itu. Ia kemudian mendekati jendela penumpang lainnya dan mencari celah untuk membukanya. Mario mencoba menggeser-geser, mendorong hingga memukulnya dengan kedua tangan.
Zara ikut bergabung dengan Mario mengecek satu persatu kaca gerbong KRL. Namun kaca tersebut tak bereaksi seakan sudah menyatu erat dengan dinding kereta.
Zara dan Mario
(Berteriak sambil mendorong kaca gerbong)
Aaaaargghhh!!!!
Kelelahan, keduanya akhirnya terduduk lemas di kursi penumpang. Mereka merasa ingin menyerah.
Cut to
SCENE 16. INT. Gerbong KRL/Depan Ruang Masinis- Siang
Cast: Zara dan Mario
Zara
(Duduk kelelahan.)
Kalo nggak ada orang di dalam, apakah mungkin artinya kereta ini dikendalikan dari jarak jauh. Jadi mungkin kereta ini akan berhenti dengan sendirinya?
Mario
(muka stres)
Gue harap juga gitu. Kalo nggak, kita bisa mati di tempat antah berantah ini.
Zara
(Menoleh ke arah Mario)
Ngomong-ngomong, kita belum kenalan. Saya Zara. Kakak?
Mario
(Menjawab tanpa menoleh ke Zara)
Mario.
Zara
Bagaimana bisa hanya kita berdua yang di sini? Kemana semua penumpang lainnya.
Mario
Entahlah. Gue nggak tahu, gue terlalu asyik nge-game dari masuk kereta.
Mario menatap pemandangan di luar jendela yang berlalu begitu cepat.
Close up jendela KRL yang menampilkan pemandangan bergerak cepat.
Dissolve
Cut to Flashback
SCENE 17. INT. Gerbong KRL- Siang
Cast: Mario dan penumpang.
Di tengah kerumunan penumpang, Mario berdiri sambil asyik main game di ponselnya. Tiba-tiba muncul poster iklan Gembiraloka yang sama dengan milik Zara.
Close up layar ponsel Mario. Ada poster iklan berbunyi, “Masih terjebak dalam kesedihan? Gembiraloka dulu aja, pulang kemudian. Dapatkan paket wisata murah. Info selanjutnya klik di sini.
Mario tanpa ragu langsung mengklik tautan yang disertakan dalam poster iklan. Begitu membuka halaman baru, iklan dan tautan hilang bersamaan.
Mario
(bergumam)
Loh? Gimana ini toh? Hish
Tak ingin ambil pusing, Mario kembali melanjutkan bermain game.
Kereta berubah menjadi gelap beberapa detik karena masuk terowongan. Kemudian kembali terang.
Saat kereta kembali terang, Mario menyadari suasana kereta berubah menjadi lebih hening. Ia pun menoleh ke sebelah kirinya. Semua penumpang telah hilang.
Extreme Long shot: suasana gerbong kosong. Mata kamera berjalan menyusuri gerbong demi gerbong.
Cut to
SCENE 17. INT. Gerbong Kereta- Siang
Cast: Zara dan Mario
Dengan gesit, Zara dan Mario mengobrak-abrik isi gerbong kereta. Mereka berusaha mencari petunjuk untuk menghentikan kereta dengan menyelusuri setiap gerbong.
Zara
Jika dikendalikan dari jarak jauh, pasti ada semacam alat pengontrol yang ditaruh di kereta bukan?
Mario mendengar perkataan Zara, namun memilih diam dan terus mencari petunjuk dan cara menghentikan kereta. Sementara itu, Zara tanpa sadar terus bergumam sendiri sambil mengecek isi seluruh gerbong kereta.
Zara
Tombol, mesin, atau pun itu, ayo segera tunjukkan wajah kalian. Please, please, please, please, please…..
Zara kemudian mendapati ada sebuah pintu berbentuk kontak di lantai. Ia memanggil Mario seraya menatap letak garis kotak di lantai kereta.
Zara
(Setengah berteriak)
Oh! Kak Mario sini! Ini mungkin tempat mesin keretanya!
Mario menoleh dan segera berlari menghampiri Zara.
Mario
(Berharap)
Yeah!
Mario menedang-nendang pintu itu dengan kakinya. Lalu, ia mencoba mencongkel penutup kotak tersebut.
Mario
Hummmh!
Penutup tak berhasil terbuka. Namun Mario tidak patah semangat. Ia berungkali mencoba mencongkel penutup tempat mesin.
Mario
Brengsek!
Mario akhirnya kehilangan kesabarannya dan melemparkan alat congkel ke lantai. Setelah melihat reaksi Mario yang begitu kesal, Zara merasa harapan sudah tak lagi ada.
Zara berdiri tertegun memandangi tempat mesin yang masih tertutup rapat
Zara
(nyerocos sambil menatap datar lantai kereta)
Ini aneh bukan? Pintu gak bisa dibuka, tempat mesin gak bisa dibuka, jendela gak bisa dipecahkan, Tabung gas memantul. Jangan-jangan kita naik kereta setan?
Mario terkejut mendengar perkataan Zara. Sempat ingin menjawab spekulasi Zara, namun Mario kembali urungkan niatnya.
Zara
(bergumam)
Hey, gak mungkinlah. Mana ada kereta setan siang hari.
Zara kemudian menertawakan pemikirannya sendiri. Mario terdiam dan terus memutar otaknya memikirkan cara menghentikan kereta.
Cut to
SCENE 18. INT. Gerbong Kereta- Siang
Cast: Zara dan Mario
Di tengah kekalutan, tiba-tiba terdengar suara perempuan dari speaker mengumumkan bahwa kereta sebentar lagi akan mencapai tujuan akhir.
Perempuan (VO)
Para penumpang yang terhormat, sebentar lagi kereta akan mencapai pemberhentian terakhir. Harap persiapkan diri Anda. Jangan sampai ada barang yang tertinggal. Terima kasih dan semoga berhasil.
(jeda beberapa detik)
Para penumpang yang terhormat, sebentar lagi kereta akan mencapai pemberhentian terakhir. Harap persiapkan diri Anda. Ja ja ja ja….
Mario dan Zara mendengarkan pengumuman itu dengan wajah serius. Tapi suara perempuan itu mendadak tersendat kemudian tenggelam dalam suara noise. Lalu speaker mati sepenuhnya.
Mario dan Zara kembali bertukar tatapan. Mereka merasa ada bahaya yang bakal datang menghadang setelah mendengarkan pengumuman itu.
Zara
Apa ini? Terdengar menakutkan
Belum juga menelan ludah, firasat buruk Zara benar-benar terjadi. Terdengar kereta dari arah berlawanan datang mendekat. .
SFX
Tut Tut Tut…….! (suara kereta dari kejauhan)
Zara dan Mario berhenti sejenak dan membuka lebar-lebar telinga mereka untuk memastikan suara yang baru saja mereka dengar.
SFX
Tut Tut Tut…….! (suara kereta dari kejauhan semakin mendekat)
Masih merasa tak yakin, Zara dan Mario langsung melihat ke luar jendela kereta. Benar seperti dugaan mereka, sebuah kereta sedang melaju ke arah mereka.
Zara dan Mario
(berteriak bareng bunyi kereta)
Arghh!!
SFX
Tutt…….! (suara kereta semakin keras)
Zara dan Mario segera membalikkan badan dan berlari secepat mungkin ke gerbong kereta yang paling ujung.
Cut to
SCENE 19. EXT Luar Gerbong KRL- Siang
Cast : Zara dan Mario
Extreme long shot: Zara dan Mario berlari menembus dari satu pintu ke pintu lain sementara kereta api yang datang dari arah berlawanan sudah menampaknya batang hidungnya.
SCENE 20. INT. Gerbong KRL dan Ujung Gerbong- Siang
Cast : Zara dan Mario
Zara dan Mario berlari sekuat tenaga menuju ke gerbong yang paling ujung. Seketika tiba di gerbong terakhir, mereka mencoba membuka pintu keluar. Setelah ditarik dengan sekuat tenaga, pintu itu akhirnya terbuka. Zara dan Mario pun menghela bersamaan.
Medium close up Zara dan Mario saling menatap dengan wajah bahagia.
Angin berhembus dengan sangat kencang menyapu tetesan keringat di wajah mereka.
Cut to
SCENE 21. EXT. Ujung Gerbong- Siang
Cast : Zara dan Mario
Namun ini bukanlah akhir dari petualangan mereka. Kebahagiaan mereka kembali terenggut seketika mendengar suara kereta api mendekat.
SFX
Tut….! (semakin keras)
Zara
(menoleh ke belakang melihat kereta)
Gimana ini?!
Mario
(berteriak)
Kita harus lompat
Zara
Apa?!
Mario
Lompat! Kita nggak punya waktu banyak!
Mario menoleh ke belakang. Tinggal tersisa 5 menit lagi untuk menyelamatkan diri sebelum kereta bertabrakan
Zara
(panik)
Lompat ke kanan atau kiri?!
Mario
Yang mana aja!
Begitu kereta melewati jembatan, Mario langsung menarik tangan Zara dan melompat ke sungai.
SFX : Tut…….(suara kereta nyaring)
FADE OUT
FADE IN
SCENE 18 EXT- Pinggir Sungai- Siang
Cast: Mario, Zara
P.O.V: Penglihatan Mario yang tampak kabur karena air. Ia mencoba mengedip-edipkan matanya sampai melihat tanah dengan jelas.
Mario membungkuk di pinggir sungai sembari terbatuk-batuk karena tak sengaja menelan air.
Mario
(terbatuk)
Huk huk huk!
Zara
Lo baik-baik saja?
Mario
Ya, ayo kita pergi
Zara
Pergi ke mana? Di mana kita?
Zoom out to pemandangan dalam hutan. Mario dan Zara mengamati sekeliling mereka.
Mario
Entah. Kita harus keluar dari sini dulu sebelum malam.
Zara
Betul juga.
Mario dan Zara pun berjalan masuk ke dalam hutan.
SCENE 19- Hutan – Siang
Cast: Mario, Zara
Mario dan Zara berjalan menyusuri hutan..Awalnya baik-baik saja, tapi tiba-tiba Zara kembali mendapati kejadian aneh. Saat berjalan di belakang Mario, Zara melihat kepala Mario menghilang per sekian detik, lalu muncul kembali.
Zara
(menahan berteriak dengan kedua tangannya)
Haapff…
Tak yakin dengan apa yang dilihatnya, Zara mengucek-ucek mata. Namun kepala Mario tetap utuh. Zara mengucek-ucek mata lagi, Kepala Mario tetap masih pada tempatnya. Zara akhirnya berpikir bahwa ia hanya kelelahan.
SCENE 18. EXT – Rumah/Pondok- Pagi
Cast : Zara, Mario
Setelah beberapa jam berjalan, Mario dan Zara menemukan akhirnya sebuah pondok kayu di dalam hutan.
Mario
Mungkin kita bisa minta bantuan di sana.
Mario memberitahu Zara sambil menunjuk ke arah pondok. Zara hanya mengangguk setuju.
Mereka melihat ada kebulan asap di bagian belakang pondok. Itu pertanda bahwa ada seseorang di dalamnya. Kemudian, Zara mencium aroma lezat dari luar pondok.
Zara
Hmmmm, bau apa nih? Bau masakan. Jadi laper.
Mario dan Zara pun bergegas mendekati pondok tersebut dan mengetuk pintunya. .
Cut to
SCENE 18. INT – Rumah/Pondok- Pagi
Cast : Zara, Mario, Stephanie
Pintu pondok pun terbuka. Terlihat Zara dan Mario berdiri di depan pintu menatap Stephanie. Zara yang tadinya tersenyum lebar perlahan mengkerut setelah melihat Stephanie membalas tatapannya dengan muka datar.
Zara
Adek, ayah ibu ada?
Tanpa berkata apa-apa, Stephanie meninggalkan Zara dan Mario dengan pintu terbuka lebar.
Zara
(Setengah teriak)
Hey dek! Dek! Dek! Jangan pergi dulu, gue belum selesai ngomong nih!
(menggerutu dengan nada lirih)
Ih dasar bocah nggak sopan. Tamu ditinggal, gimana sih.
Mario
Kayaknya dia ngizinin kita masuk.
Zara
Hah? Tahu dari mana?
Mario
Kalo dia nggak ngizinkan, kenapa pintu dibuka lebar?
Mario menjelaskan sembari menunjuk ke arah pintu yang terbuka lebar.
Zara
(angguk-angguk)
Oh ya juga.
Dengan tenang, Mario masuk ke dalam pondok dan mengikuti bocah perempuan itu. Melihat Mario masuk, Zara pun mengikutinya dari belakangnya.
SCENE 18. INT –Dapur- Pagi
Cast : Zara, Mario, Stephanie
Zara dan Mario duduk di depan meja makan dekat dapur. Tanpa menyapa atau memperkenalkan lebih dulu, Stephanie langsung menyodorkan teh hangat ke Zara dan Mario. Meski ia senang mendapatkan teh hangat, Zara tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya terhadap Stephanie.
Zara
(Tangan bergementar)
Terima kasih.
Mario
Terima kasih.
Stephanie
(raut muka berubah menjadi gadis kecil yang polos)
Kakak-kakak pasti lapar. Stephanie siapin makanan ya.
Stephanie kemudian sibuk mengambil beberapa mangkuk dan mengisinya dengan sup. Sembari menantikan makanan dari Stephani, Mario dan Zara menikmati teh.
Sambil menyeruput, mata Zara pun menjelajahi seluruh isi ruangan. Berlantai kayu, dindingnya berlapis wallpaper emas, ada televisi, dan karpet berbulu. Terpajang juga berbagai foto di dinding dan rak.
Mengamati isi ruangan, Zara pun berpikir ia telah kembali ke dunia normal setelah melewati banyak keanehan dan hampir merenggang nyawa. Meski begitu, Zara perlu memastikan hal tersebut.
Tak lama kemudian, Stephanie menyodorkan mangkuk berisi sup kepada Zara dan Mario. Menghirup bau masakan Stephanie, membuat Zara dan Mario lapar. Mereka langsung memakannya tanpa ada rasa curiga. Sedangkan Stephanie diam berdiri di depan mereka.
Zara
Hum enak. Stephanie pinter masak ya. Ini sup apa?
Stephanie
Sup jagung. Kakak tambah lagi ya? Stephanie masih punya banyak sup jagung.
Stephanie lalu mengambil dua mangkuk sup jagung lagi untuk Zara dan Mario. Zara yang sebenarnya sudah kenyang, tak dapat menolaknya. Ia kembali menghabiskan semangkuk sup jagung.
Stephanie
Kakak tambah lagi ya? Stephanie masih punya banyak sup jagung.
Stephanie lalu mengambil dua mangkuk sup jagung lagi untuk Zara dan Mario. Zara dan Mario mulai merasa ada yang tidak beres dengan Stephanie. Mereka saling bertukar tatapan.
Zara
(panik)
Stephanie, udah. Kakak udah kenyang.
Stephanie
(nada sedih)
Stephanie masih punya banyak sup jagung.
Stephanie menoleh ke arah Zara dan Mario. Namun wajah cantik Stephanie mendadak menyeramkan. Wajah Stephanie menjadi tak berkulit. Sontak Zara dan Mario terkejut.
Close up wajah Zara, Mario, Stephanie.