Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. VAKUMNYA RARA — MENJADI GURU HONORER
Terhitung sejak 30 Juni 2021, Rara tak mengajar ( menjadi ) guru honorer di SD manapun. Ia justru melamar pekerjaan di luar jurusan ia kuliah ( PGSD ) yang basic nya memang mengajar ( di dunia pendidikan ). Rara justru melamar pekerjaan sebagai karyawan di perusahaan atau perkantoran yang berada di kota Surabaya. Ia berpikir jika bekerja di Surabaya ia mendapatkan pekerjaan ataupun gaji yang layak ( UMR ). Beda dengan gaji guru honorer yang begitu jauh dari kata layak. Bisa dibilang tak sebanding dengan kerjanya, dan tenaga yang dikeluarkan. Dan juga tak sesuai dengan biaya kuliah yang dikeluarkan selama menjadi mahasiswa dulu. SPP nya jutaan tapi koq setelah bekerja malah di gaji tak layak. Dalam hati para guru honorer pasti merasakan keluhan yang demikian. Bukan soal pengabdian saja, tetapi juga mengorbankan perasaan, mentalnya, batinnya bahkan jiwanya pun ikut berperan jua. Mengapa dikatakan demikian??.
Seperti yang terjadi pada Rara kala itu ( menjadi Guru Honorer di SD Kamal 03 ). Ia tak pernah merasakan yang namanya ketenangan, ketenteraman bahkan justru sebaliknya. Ia selalu mendapatkan perundungan yang luar biasa, sehingga sampai kini pun masih terasa dampaknya. Trauma, rasa takut yang berlebihan, kurangnya rasa percaya pada orang lain dan sebagainya. Iya Rara diperlakukan sangat tidak baik disana. Sangat tidak baik. Mulai dari hinaan sang guru senior ( Bu Ros) yang dilakukan setiap waktu, ketidakadilan yang dilakukan oleh operator terhadapnya ( Yani ) dengan tidaknya di verval ijazah Rara yang membuat Rara tak bisa ikut atau mendaftar P3K seperti para guru honorer lainnya atau seperti teman - teman kampus Rara yang juga sama dengannya ( guru honorer ), sang provokator dan tukang sindir - menyindir Rara ( Naf ) yang mengusik ketenangan jiwa Rara selama di SD tersebut, yang bersikap semena-mena pada Rara ( Ayu ) karena dirinya yang selalu menjadi pusat perhatian bagi guru - guru lainnya yang juga sering di elu - elukan dan menjadi bahan perbandingan dengan Rara. Rara belum punya pasangan sedangkan Ayu sudah memiliki tunangan, yang Rara hanya mengajar mapel BDM sedangkan ayu mengajar SBK ( kesenian ) dan semua itu di buat perbandingan dan juga menjadi bahan sindiran untuk Rara setiap waktu. Intinya Rara tidak pernah di anggap ada selama ia mengajar di SD tersebut. Tak pernah di hargai pekerjaan Rara, lelahnya Rara, dan pengorbanannya itu. Selalu di pandang sebelah mata dan menjadi anak tiri di sekolah tersebut. Apa yang Rara butuhkan tak pernah di gubris tak pernah di buatkan seperti NUPTK, SIMPKB dan yang terakhir verval ijazah itu. Tak ada rasa keadilan untuk dirinya. Toh juga yang di banggakan juga bermasalah seperti Ayu yang di tinggal begitu saja oleh tunangannya padahal beritanya mau nikah, dan juga seperti Naf dan Yani yang terlilit hutang pinjaman online hingga sampai mencatut nama guru senior ataupun guru honorer lainnya. Sedangkan Rara yang selalu di tindas oleh mereka tak pernah melakukan hal yang membuat nama sekolah tercoreng. Justru ia selalu menuruti perintah yang ada. Misalkan adanya rapat dan di umumkan untuk berangkat lebih pagi dan Rara pun melaksanakan hal itu. Buktinya cuma Rara yang datang tepat waktu ( guru honorer lainnya blas belum ada yang datang ). Malah datang siang setelah kerjaan kelar. Dan dengan berbagai alasan ban bocor lah, satunya nyaut karena masih ke pasar lah, satunya juga nyaut beginilah begitulah terlalu banyak drama yang mereka buat. Belum lagi di bulan Agustus ( bulan yang penuh dengan kegiatan lomba ). Seperti gerak jalan, karnaval, ataupun Pramuka. Ya Rara juga yang turun ke lapangan jalan mengikuti murid dari belakang, Rara juga menginap di tenda pada saat acara Pramuka tersebut dilakukan. Bukan Naf, bukan Yani, bukan orang yang di elu - elukan bukan......!!!!.
Mereka berdua tak pernah ada di acara momentum tersebut dengan berdalih punya anak lah, ngurus anak lah bla bla bla dan sebagainya. Benci banget telinga mendengar drama mereka. Muak dengan semua perilaku mereka. Belum lagi nanti nggak ada angin nggak ada hujan Rara di cuekin di diemin ( nggak di ajak ngobrol ) padahal dalam 1 ruangan ( ruang guru ). Dengan memasang muka sinis ( Bu Sri ) dan menatap Rara seperti itu. Sudah seperti anak tiri lah keberadaan Rara di tempat itu. Padahal ada suatu momen dimana bulan ramadhan ( 2021 ) sebelum Rara memutuskan untuk out dari SD tersebut. Rara diminta oleh Bu Sri untuk memberikan soal ujian UTS dan UAS BDM. Padahal Rara tak pernah diberikan soal tersebut olehnya. Karena beliau sendiri yang mengkoreksi soal ujian murid kelas 4 tersebut. Yang ada di Rara hanya soal BDM kelas 5 dan 6, karena kedua wali kelas tersebut selalu menyuruh Rara untuk koreksi soal ujian BDM. Jadi kala itu Rara mau nggak mau mencari pinjaman soal ke guru sekolah lain. Kebetulan Rara mengenal beberapa guru di SD lain kenal ketika ada acara pelatihan pada tahun 2019 lalu. Dari SD B5, tanjung jati 2 sampai ke B4. Tak ada yang punya, namun salah satu teman guru Rara menyarankan untuk pinjam pada temannya yang mengajar kelas 4 di SD tanjung jati 2 ini. Alhamdulillah Rara memiliki pandangan untuk pinjam soal tersebut. Iya walaupun Rara tak pernah kenal dengan guru tersebut. Tapi setidaknya Rara di beri alamat rumahnya oleh teman guru Rara tersebut.
" Alhamdulillah semoga Bu Yuri punya lembar soal tersebut ( gumam hati Rara ) ".
Malam harinya Rara langsung mendatangi lokasi rumah Bu Yuri. Padahal seharusnya malam itu di buat untuk momentum sholat tarawih, namun Rara malah mengedepankan kepentingan dari Bu Sri ini. Daripada kepentingan dirinya sendiri. Nah malam itu Rara ke rumah budenya atau Rara panggil ummik karena beliau sudah naik haji di tahun 2014 silam. Kebetulan rumah bude Rara juga 1 wilayah dengan Bu Yuri ini. Karena di sana perkampungan padat rumah dan tak ada blok atau nomer sebagai petunjuk mencari rumah Bu Yuri, Rara meminta tolong kepada budenya itu untuk mengantarkan dirinya ke rumah Bu Yuri. Yang mana bude Rara kenal dengan bu Yuri ini. Tentu saja bude Rara mengantarkannya ke rumah Bu Yuri ini. Sebenarnya Rara tak enak hati datang di malam itu, namun karena ia takut jika besok tak mendapatkan soal ujian itu tentu saja Bu Sri akan marah terhadapnya, sinis, dan omongan pedas tak bisa di bayangkan jika hal itu terjadi. Rara begitu tertekan dengan kondisi tersebut. Sampai - sampai ia selalu mengorbankan kepentingan guru di SD tersebut dibandingkan dengan kepentingan dirinya sendiri. Dan sampailah juga Rara dan budenya itu di depan rumah Bu Yuri.
" Ri......Ri....... ( Sahut bude Rara yang memanggil nama dari Bu Yuri tersebut ) ".
Lelaki paruh baya yang keluar dan menyambut Rara dan juga budenya tersebut.
Ada apa mik ( sahut lelaki paruh baya tersebut ). Yang ternyata lelaki tersebut adalah suami dari Bu Yuri.
" Riyah tang penakan bedeh perloh ke Yuri ( sahut bude Rara dengan menggunakan bahasa Madura ) ".
Lelaki tersebut memanggil istrinya untuk keluar rumah ( teras rumahnya ).
" Dek.... dek.... Iki onok ummik Ju ( sahut suaminya itu ) ".
Tak lama kemudian Bu Yuri pun datang menghampiri mereka berdua.
" Ini ponakan ku ada perlunya ke kamu katanya masalah sekolahan ( sahut bude Rara menjelaskan kedatangan mereka berdua ) ".
Bude Rara pun pulang dan meninggalkan Rara di rumah Bu Yuri.
Rara mencium tangan Bu Yuri dan menjelaskan maksud atau tujuan dirinya menemui beliau ini. Rara di perkenankan untuk masuk dan duduk di ruang tamu ( mereka berdua berbincang-bincang di dalam rumah Bu Yuri ).
Sebelumnya Rara meminta maaf karena ia datang pada waktu malam hari. Karena keadaan yang mendesak dan butuh lembar soal tersebut secepatnya. " Saya Rara Bu guru mapel BDM di SD Kamal 03, maksud kedatangan saya kemari ingin meminjam soal UTS BDM kelas 4 yang tahun 2019 ( karena tahun 2020 adanya pandemi jadi tidak ada ujian apapun kala itu ) ". " Ohh ada di lemari kelas mbak ( sahut Bu Yuri ) ".
" Besok saya carikan ya mbak di lemari kelas ( sahut Bu Yuri kembali ) ". Setelah mendengar pernyataan dari Bu Yuri tersebut Rara merasa lega dan juga mengungkapkan terimakasih banyak pada Bu Yuri tersebut. Dan besok sekitar jam 10 pagi Rara disuruh datang kembali ke rumahnya tersebut untuk mengambil soal BDM. Tentu saja Rara mengiyakan pernyataan dari Bu Yuri dan mengucapkan terimakasih kepada beliau. Rara pun pamit pulang sembari mencium tangan beliau. Dan diakhiri dengan salam.
Rara pun berjalan meninggalkan rumah Bu Yuri menuju ke rumah budenya untuk berpamitan pulang dan juga mengungkapkan terimakasih telah mengantarkan dirinya ke rumah Bu Yuri ini. Rara pun pulang dengan di antar oleh adiknya dengan motor. Sepanjang perjalanan Rara merasa begitu lega, dan tugasnya telah beres dan ia tak perlu merasa takut karena besok ia sudah mendapatkan apa yang ia cari. Keesokan harinya Rara datang ke rumah Bu Yuri sesuai waktu yang ditentukan oleh Bu Yuri tadi malam. Udah tau kan ya gaess kalau bulan Ramadhan itu identik dengan cuaca yang begitu panas dengan terik matahari yang begitu menguras dahaga. Ya seperti itulah yang dirasakan oleh Rara kala itu. Setelah Rara mendapatkan lembar soal ujian tersebut dari Bu Yuri, Rara ke tempat fotokopian di Bhakti dekat dengan rumah Bu Sri ( Kejawan ). Uang fotokopi itu memakai uang Rara loh. Iya walaupun cuman 1000 rupiah saja. Tapi tetap saja Rara mendapatkan hal yang kurang mengenakkan oleh sikap dan perilaku Bu Sri di sekolah. Setelah Rara selesai fotokopi lembar soal tersebut, Rara langsung ke rumah Bu Sri. Setelah bertemu dengan Bu Sri, Rara menceritakan tentang apa yang ia alami. Mulai mencari soal tersebut kepada guru - guru lainnya, dan ia meminjam soal ujian tersebut pada ibu Yuri dan juga barusan ia memfotokopi soal lembar tersebut. Namun reaksi dari Bu Sri biasa aja tiada ucapan terimakasih hanya saja ia melihat dan membolak-balikkan lembar soal tersebut. Menurut kalian bagaimana jika berada di posisi Rara kala itu. Udah Wira - Wiri karenanya ( di saat lagi puasa ), masih yang memfotokopi soal tersebut adalah Rara, ehhh Rara cerita panjang lebar juga tak di respon seperti ngomong sama tembok atau batu. Ya hatinya mungkin terbuat dari batu hingga berperilaku seperti demikian. Setelah itu Rara diperbolehkan untuk pulang, dan Rara pun pamit pulang sembari mencium tangan beliau. Rara tetap berperilaku sopan walaupun dirinya diperlakukan semena-mena olehnya. Setelah itu Rara pun meninggalkan rumah Bu Sri tersebut dan ia balik lagi ke rumah Bu Yuri untuk mengembalikan soal ujian tersebut. Setelah itu baru Rara pulang ke rumah. Hufttttt begitu lelah hari itu sehingga Rara merasakan haus dan dadanya terasa sedikit sesak. Namun Rara tak ingin membatalkan puasanya tersebut. Ia pun beristirahat rebahan di kamar sambil menunggu waktu Dzuhur. Setelah waktu Dzuhur, Rara pun sholat Dzuhur dan setelah itu tidur bangun pada sore hari.
Keesokan harinya di sekolah dan hal ini terus berulang - ulang terjadi. Apalagi puncaknya memang pada tahun 2021. Sebenarnya dari Rara mulai berada di tempat itu ( 2018 ) perlakuan perundungan sudah terjadi. Tapi hanya pada Bu Ros saja nih yang sering mengusik Rara, menghina Rara habis - habisan mulai dari motor Rara yang sering mogok entar disindir. Terus lagi yang paling buat Rara nggak habis pikir ada suatu momen kala itu Bu Ros meminta bantuan Rara untuk memasukkan lembar - lembar soal ujian murid kelas 3 ke dalam map plastik. Nah baru dapat separuh pekerjaan Rara, tiba - tiba Bu Ros memanggil nama dirinya. Tentu saja Rara melihat ke arahnya dan Rara pikir ada tambahan pekerjaan untuknya sehingga ia melihat ke arah beliau dengan fokus.
" Ra ini lontong mie jangan di makan lo punya Bu Maryam " ( celetuk Bu Ros dengan niat menghina Rara ) ".
Sontak Rara tak habis pikir dengan celetukan Bu Ros barusan. Dan dengan spontan Rara mengatakan bahwa dirinya tak mungkin memakan makanan milik orang lain apalagi sisa dari orang lain. Sebegitu hinanya Rara di mata beliau. Padahal Rara selalu menuruti semua perintah dari beliau dan melakukannya dengan tulus. Tapi apa balasannya dirinya selalu dipandang hina oleh beliau. Sungguh membuat hati Rara terpukul dan dia sampai harus sakit maag akut dan begitu parah daripada sebelumnya sampai harus di rawat di rumah sakit. Rara juga hampir sekarat kala itu, karena makanan ataupun minuman yang ia konsumsi langsung jadi muntah. Setiap detik Rara muntah - muntah sampai ia kekurangan cairan karena hal ini. Bisa di bilang Rara sekarat kala itu. Di bawa ke dokter yang berbeda tetap tidak sembuh, di bawa ke beberapa bidan pun hasilnya nihil tak kunjung sembuh. Hingga dokter menyarankan untuk membawa Rara ke rumah sakit dan di antarkan oleh ambulan. Sungguh ini kali pertama Rara masuk rumah sakit dan juga pasien yang diantar oleh mobil ambulans. Begitu mencekam dan menakutkan di dalam kehidupan Rara. Rara terlihat sangat lemas, jarum infus yang di masukkan ke tangan Rara pun sudah tak terasa ( mati rasa ). Rara tak merasakan rasa sakit dari jarum suntik tersebut. Tentu saja nyawa Rara hampir saja melayang jika tak ditangani dengan cepat. Mungkin Rara sudah meninggal pada saat itu ( April 2019 ). Dan itu semua karena perlakuan dari Bu Ros yang selalu menghina Rara sampai Rara membawa hal itu ( di pikir ) secara berlebihan sehingga Rara sampai jatuh sakit hingga separah ini. 2 hari semalam Rara di rawat di rumah sakit ini. Bukan memakai BPJS, tetapi pasien umum. Karena BPJS Rara sudah kadaluarsa ( umurnya melebihi batas yang di tentukan ). Jadi 2 hari berada di rumah sakit untuk pembayarannya saja terbilang mahal sampai mencapai angka 6 jutaan. Untuk di hari pertama Rara masih tak nafsu makan ( masih terasa pahit lidah Rara untuk mengecap rasa makanan ). Namun sudah membaik dibandingkan hari - hari kemarin yang tak berhenti mual dan muntah. Di hari kedua Rara lebih baik dari hari pertama di rumah sakit ini. Ia bisa mengecap rasa makanan dan sudah merasa enak menyantap makanan ( nafsu makan mulai tumbuh ). Dan pada sore harinya orang tua Rara menginginkan Rara untuk pulang ke rumah karena kondisi Rara yang sudah membaik. Namun dokter yang di tunggu pun tak kunjung datang, dan baru datang pada malam hari memeriksa keadaan Rara. Orang tua Rara mengatakan pada dokter tersebut, jika orang tua Rara menginginkan Rara untuk pulang ke rumah malam ini juga. Dokter itu awalnya agak keberatan jika malam itu Rara di pulangkan. Karena kan Rara pasien umum ( bayar ) jadi strategi mereka untuk mengulur - ngulur waktu proses tersebut. Tapi pada akhirnya, Rara dan kedua orangtuanya pulang dari rumah sakit tersebut. Sembari ayah Rara menebus obat di apotek rumah sakit. Sedangkan Rara dan mamanya berada di dalam mobil. Mobil pakde Rara ( pakde Rara yang mengantarkan Rara dan kedua orangtuanya sampai di rumah ). Pakde Rara kala itu orang terdekat ( keluarga terdekat ) yang peduli dan ada saat Rara masuk rumah sakit sampai pulang dari rumah sakit. Di perjalanan Rara masih memikirkan tentang di sekolah ia merasa tak enak jika tak masuk tanpa meninggalkan surat keterangan dokter ( bukti bahwa Rara memang tengah sakit parah dan tak memungkinkan untuk bisa masuk mengajar ke sekolah ). " Pakde gpp tah saya nggak memberikan surat keterangan dokter pada kepsek ( tanya Rara pada pakdenya tersebut ) ? ".
" Iya gpp sudah nggak usah mikirin itu santai aja ( sahut pakdenya tersebut ) ".
Rara pun merasa lega dan melihat ke arah kaca mobil ( jalan yang berada di depannya ). Ia pun merasa ingin cepat sampai di rumah dan beristirahat di kamarnya. Karena sudah 2 hari Rara menginap di rumah sakit dengan infus di tangannya. Yang tak memungkinkan Rara untuk bisa bergerak bebas. Hanya terbaring pada satu titik saja tidak bisa menghadap ke kiri atau ke kanan. Terus lagi selama di rumah sakit setiap waktu Rara di suntik. Ini pertama kalinya Rara di suntik berkali - kali dan juga di pasang infus di tangannya. Sebelum pulang ada insiden sih tak sengaja Rara menyenggol infus tersebut hingga terbuka sedikit seperti perban untuk merekatkan infus di tangan Rara. Ehh koq tiba - tiba tangan Rara koq mengembang secara perlahan. Rara pun panik dan merasakan sakit, untungnya ada salah satu keluarga pasien yang satu kamar dengan Rara gercep melaporkan ke perawat yang berjaga. Perawat tersebut pun melakukan tindakan dan Rara tak merasakan sakit seperti sebelumnya. Dan juga tangan Rara yang tadinya ngembang perlahan kembali seperti sedia kala. Kejadian yang menegangkan ya gaess!!!. Setelah infus itu di cabut dari tangan Rara, Rara merasakan rasa gatal tak tertahankan pada tangannya ( bekas infus tadi ). Rasanya mau di garuk oleh Rara, namun takut terjadi hal yang tidak diinginkan jadi terpaksa ia menahan rasa gatal tersebut. Tangan Rara yang bekas infus ini di beri perekat mungkin sebagai pelindung takut terkena sesuatu yang bisa mengenai tangan Rara ini. Tak terasa sampailah Rara di rumahnya. Rara dan kedua orangtuanya mengucapkan terimakasih kepada pakdenya itu yang sudah mengantarnya sampai di rumah dengan mobilnya dan juga kepeduliannya dari Rara masuk rumah sakit sampai pulang dari rumah sakit. Pakde Rara pulang, Rara dan kedua orangtuanya masuk ke dalam rumah. Rara pun di antarkan oleh mamanya di kamarnya. Dan Rara beristirahat di kamarnya. Sebelum tidur, Rara meminum obat terlebih dahulu. Barulah ia beristirahat dan tak terasa bangun sudah pagi. Mama Rara sudah menyiapkan sarapan untuknya. Lumayan Rara menghabiskan sarapannya tersebut tanpa rasa mual ataupun muntah. Tak lupa juga Rara meminum obatnya. Bisa dilihat obatnya banyak banget lebih dari 5 macam. Setelah itu Rara tetap tiduran di kamarnya untuk pemulihan fisiknya. Sambil teringat dengan perawat yang merawatnya selama di rumah sakit kemarin. Kebetulan perawatnya itu cowok. Udah tampan, berkulit putih, rapi, pokoknya terlihat perfect deh. Sampai - sampai saking penasaran dengan perawat itu ia mencari ke Ig sapa tau ada dan Rara bisa melihat foto - foto atau postingan lainnya yang ia unggah. M********* Rudy****. Rara masih ingat jelas nama perawat itu. Rara melihat dari papan nama yang ia pakai selama merawat Rara saat di rumah sakit kemarin. Rara mencari di pencarian ( Ig ). Ternyata ketemu Rara pun langsung kepoin postingannya dan ternyata bener ini foto dirinya. Tanpa pikir panjang Rara langsung invite donk Ig beliau. Sapa tau juga ia bisa berkenalan dengan si perawat tampan ini. Selama di rumah sakit ia bersikap manis sekali. Dari pintu kamar ruangan tempat Rara di rawat, ia sudah melontarkan senyuman ke arahnya. Seperti suntikan semangat untuk Rara bisa sembuh, selain suntikan yang sesungguhnya. Karena posisi Rara saat itu sedang sakit ia tak merasa atau bergeming seperti selayaknya cewek ketemu cowok tampan pasti langsung mengena gitu ke hati. Jadi baru terasa rasa keponya terhadapnya ya setelah berada di rumah. Dalam hati juga bertanya mengapa cuma di ruangan itu hanya Rara saja yang mendapatkan senyuman darinya. Pasien lainnya????. Iya sih pasien yang paling muda disitu adalah Rara lainnya udah nenek wajar sih jika ia melakukan hal tersebut pada Rara. Hihiiiii.....!!!!.
Teringat lagi anak dari pasien yang sekamar dengan Rara pernah menanyakan Rara umur berapa kepada mama Rara yang menjaga Rara. Mama Rara menjawab 23 tahun. Anak dari pasien tersebut seperti kaget beliau pikir Rara masih pelajar SMA ( umur belasan tahun ) taunya udah umur 20 an. Heheeee bisa di bilang wajah Rara masih unyu ya dikira masih anak SMA. Pokoknya banyak sih kejadian yang lucu, menegangkan, dan yang lainnya. Campur aduk deh pokoknya. Hari itu beberapa guru
dan kepsek datang menjenguk ke rumah Rara. Kala itu Rara lagi tidur siang. Dan mama membangunkan Rara untuk ke ruang tamu, karena ada dewan guru dan kepsek yang ingin melihat keadaan Rara. Karena tidak sempat menjenguk Rara di rumah sakit. Posisi Rara yang masih berantakan nggak sempat sisir rambutnya, ganti bajunya, dan ber-make up. Ya udah apa adanya lah. Rara pun menemui para beliau dan mencium tangan kepada guru senior termasuk Bu Ros dan juga kepsek. Untuk guru honorer sesamanya ia menjabat tangan. Berbincang- bincang lah disitu. Menanyakan tentang sakit yang Rara alami kemarin, terus juga kepsek menjelaskan maunya menjenguk Rara di rumah sakit tetapi Rara sudah pulang jadi hari itu sepulang sekolah langsung menyambangi rumah Rara. Dan bercandaan lainnya supaya menghibur Rara yang tengah sakit. Namun di tengah perbincangan tersebut si Bu Ros entah celetuk seperti sindir kondisi Rara. Padahal itu di rumah Rara loh bukan di sekolah. Jadi kepsek yang mencairkan suasana supaya Rara tidak mendengar apa yang barusan di katakan oleh Bu Ros terhadapnya. Kalau kepsek memang orangnya mengayomi sesama tanpa memandang siapapun. Yang nggak habis pikir Rara sikap Bu Ros yang masih saja bersikap demikian terhadapnya. Apa beliau nggak sadar gara - gara sindiran ataupun omongannya yang pedas itu hampir saja nyawa Rara melayang. Emang itu orang kagak punya hati nurani. Ya pantes aja Allah tidak memberikan kepadanya keturunan ( anak ) karena ya sifatnya itu yang tak berperasaan asal ngomong pada orang tanpa memikirkan perasaan orang lain tersebut. Ini guru memang udah terkenal jahatnya dari Rara masih bersekolah SD di sekolah tersebut. Tapi dulu Rara tak pernah di ajarkan oleh beliau ataupun menjadi wali kelas di kelas Rara dulu. Untung saja jadi enak kan nggak pernah bertemu dengan beliau di kelas. Ya begitulah ya gambaran untuk beliau. Sembari berbincang-bincang dewan guru dan kepsek meminum air teh yang sudah di hidangkan oleh mama Rara dan juga menikmati beberapa kue yang tersedia. Setelah itu kepsek dan dewan guru berpamitan pulang sembari mengeluarkan amplop yang diberikan kepada Rara ( amplop yang berisi uang ). Rara dan mamanya berterimakasih banyak kepada para dewan guru dan kepsek yang telah menjenguknya di rumah. Sembari bersalaman dan mencium tangan guru senior, mereka pun keluar satu persatu dari ruang tamu Rara menuju halaman rumah Rara ( ke motor masing-masing ) yang terparkir di halaman rumah Rara. Rara dan mamanya juga berada di teras sembari menunggu semuanya pulang dan meninggalkan rumah Rara. Beberapa hari kemudian, Rara pun masuk ke sekolah setelah ia izin karena sakit dan pemulihan di rumah. Hari pertama masuk tentu saja murid Rara yang kala itu Rara masih mengajar TK menanyakan tentang hal mengapa Rara tak masuk mengajar. Sekecil itu udah pada mengerti murid - murid Rara dan pada kangen sama Rara. Beberapa wali murid pun juga menanyakan tentang sakit apa yang Rara derita sampai 5 hari tak masuk mengajar ke sekolah. Rara pun menjelaskan kepada mereka bahwa dirinya sakit maag akut sampai dilarikan ke rumah sakit. Setelah itu Rara pun kembali ke aktivitas semula yaitu mengajar kembali. Dan juga menjadi tutor les privat kembali. Ya aktivitas yang biasanya Rara lakukan. Rara pikir Bu Ros tidak akan mengusiknya dirinya lagi, tapi......... semakin saja menjadi. Hingga ia pensiun pada awal tahun 2020 ( di bulan Januari ). Huftttt Rara terbebas donk dari omongan pedas ataupun sindiran dari beliau. Ehhhhh ternyata.....tidak gaess justru ada drama lainnya yang sungguh menyayat hati Rara. Yang terjadi pada bulan Oktober 2020. Setelah mulai masuk kembali ke sekolah yang sebelumnya libur selama 3 bulan karena adanya virus covid 19 yang masuk dan menyebar ke tanah air. Akhir Maret yang seharusnya pelaksanaan UTS dan soal ujian sudah di bagikan pada murid. Tiba - tiba kepsek memanggil semua dewan guru untuk ke kantor ( rapat ) membahas tentang dipulangkannya murid - murid saat itu juga dan pelaksanaan UTS yang tidak jadi ( soal yang sudah di bagikan ke murid tadi di ambil kembali ). Para wali kelas ( dewan guru dari kelas 1 - 6 ) masuk ke kelas masing-masing sembari menyuruh murid - murid untuk mengembalikan soal ujian tersebut dan memulangkan murid - murid tersebut. Rara pun juga memulangkan murid kelas TK dan mulai esok sekolah diliburkan sampai waktu yang tidak di tentukan. Semenjak itu sekolah libur sampai di bulan Juli ( khusus ibu gurunya ) yang masuk ke sekolah. Untuk murid tetap diliburkan dan dari situ terjadilah belajar daring ( belajar online ) mengirimkan tugas lewat WA ( di grup WA ). tapi sebelum itu di akhir Maret ini Rara harus mengalami patah hati. Patah hati terhadap Aris yang meninggalkannya begitu saja setelah Rara di manfaatkan oleh nya. Di manfaatkan dalam artian selama ia di Surabaya sampai ke Madura ( main ke rumah Rara ) biaya itu memakai uang tabungan Rara. Mulai dari PP bayar kapal dari Madura jemput dia di Surabaya - ke Madura lagi ( ke rumah Rara ). Sampai di Madura Rara belikan ia makanan di depot pada sore harinya sampai kue untuk di makan olehnya di kapal. Karena sebelumnya ia bilang tidak punya uang untuk membeli sarapan. Dia telah diperlakukan spesial oleh Rara selama di Madura ehh malah setelah sebulan ia magang di kapal ( Kalimantan ) awalnya memblok Ig Rara, lalu wa Rara. Setelah apa yang Rara lakukan untuknya. Sempat juga ia saat sampai di Kalimantan meminta beberapa sejumlah uang untuk biaya dia selama dia magang dan menunggu transfer dari bokapnya. Namun Rara tak memberikannya bagi Rara sudah cukup mengeluarkan uang untuk dirinya selama di Madura kemarin. Rara juga tak sebodoh itu mau TF uang untuk laki - laki yang belum menjadi tunangan atau suaminya. Hanya masih sebatas pdkt, udah terlihat gelagat buruknya. Memanfaatkan perempuan di saat lagi butuhnya saja. Tapi setelah tidak butuh di lupakan begitu saja benar - benar lelaki bajingan. Tentu saja Rara tak menyangka ia diperlakukan seperti itu oleh orang yang ia sayang dan yang pdkt dengannya. Hatinya pun hancur sehancur - hancurnya. Rara sayang tadi telah menjadi benci sebenci bencinya. Rara tak menduga jika ketulusan hati Rara untuknya di balas dengan hal yang menyakitkan seperti itu. Untuk kesekian kalinya Rara harus merasakan sakit hati karena lelaki. Pupus sudah harapan untuk bisa bahagia sesuai dengan impian yang ia bangun. Sendiri lagi, patah hati lagi, terluka lagi. Sampai Rara berada di titik rasa lelah. Dan ia sudah tak percaya lagi dengan cinta sejati. Yang ada tinggallah hanya rasa benci, dan kecewa. Ia pun mencoba untuk mengikhlaskan apa yang terjadi, menghapus fotonya bersama Aris, melupakan semua tentang Aris hingga ia bisa melupakannya dan move on darinya. Sampai di pertengahan bulan September, Rara berkenalan dengan lelaki yang bernama Sakti. Masih orang Jawa Timur sih cuma lumayan jauh jaraknya dari tempat tinggal Rara. Kira - kira 8 - 9 jam untuk mencapai wilayah tempat tinggal di Sakti ini. Kenalnya dimana?.
Kebetulan sosmed Rara berteman dengan sosmed dia nah disinilah perkenalan itu terjadi. Kebetulan juga pas momen kenalan si Sakti lagi di Surabaya mau berangkat ke Kalimantan ( tempat kerjanya dia ). Dia merantau disana dan bekerja di sana. Ya karyawan biasa beda dari mantan ataupun lelaki yang pernah bersama Rara yang berprofesi sebagai pelaut. Rara berpikir tak mengapa lah mungkin dia lebih baik dari yang pernah ada. Namun endingnya pun juga mengecewakan. Dan hubungan ini hanya berlangsung selama hampir 2 bulan saja. Rara dan Sakti sempat jadian juga mereka berdua intens banget video call, chat dan telepon ya maklum karena LDR jadi komunikasi di antara mereka berdua begitu intens ( sering ) malah hampir setiap hari tak pernah putus komunikasi. Namun ya begitu juga sifat dia yang membuat Rara stop dan memilih putus darinya. Rara meminta putus darinya dan sudah berhenti komunikasi dengan dirinya lagi. Selang 2 Minggu dari itu Rara berkenalan dengan lelaki lagi nah yang ini orang Kamal juga tapi beda kampung. Kira - kira setengah jam lah jarak rumah Rara ke rumah dia. Yang ini berprofesi sebagai satpam di salah satu gudang Surabaya. Namanya Eru ( sebut sajalah begitu ). Perkenalan Rara juga dengan dirinya lewat sosmed dan sudah 2 kali juga mereka berdua bertemu di ajak makan olehnya. Rara berharap hubungan dengan Eru tidak kandas seperti dengan yang sebelumnya. Hampir 1 bulan bersama dan mereka berdua berpacaran. Namun disini Rara menemukan kejanggalan. Kalau hari biasa Senin - Jumat mau pagi sampai malam intens komunikasi. Tapi hari Sabtu ( malming )???. Dia nya ngilang nggak ada kabar bak di telan bumi. Sabtu sorenya tuh dia selalu telepon atau Vcall dengan berdalih setelah ini ia akan ke masjid. Nah setelah itu udah wa nggak online sampai sekitar jam 11 malam baru dia on. Dan itupun sebentar udah nggak aktif lagi ketemu hari esoknya baru chat Rara lagi. Aneh bukan setiap malming dia nggak pernah ada, ngapelin Rara juga nggak. Tapi kalau hari biasa pas dia pulang kerja ngajak makan bareng. Sok so sweet. Udah beberapa kali begitu setiap malming dia nggak pernah ada. Sampai Rara ngerasa jengkel sendiri dengan sikap Eru yang seperti itu. Dan ada juga kejadian aneh di luar nalar. Rara sering bermimpi Eru melakukan hal - hal mistis. Seperti mimpi Eru yang berhubungan dengan siluman ular muka sampai badan manusia, tetapi dari paha sampai kaki bertubuh ular dengan ukuran yang besar. Terus juga di dalam mimpi tersebut mereka berdua bermesraan bahkan sampai berhubungan...... ya begitulah. Pada ngerti kan gaes. Terus lagi Rara mimpi di datengin cewek masih muda namun wajahnya ( pipinya ) penuh dengan sisik dan memakai baju serba hijau. Katanya sih perempuan itu NYI Roro kidul. Itu mimpi sering berulang kali semenjak Rara memiliki hubungan dengan Eru kejadian di luar nalar itu terjadi menimpa Rara. Belum lagi pas Rara memutuskan untuk tidak menjalani hubungan dengan Eru tiba - tiba saat Rara mau tidur lehernya seperti ada yang mencekiknya hingga Rara merasa sesak nafas dan badannya tidak bisa bergerak ( kaku ). Benar - benar aneh bukan. Rara beneran takut dengan kejadian yang ia alami. Ada 1 bulan setelah Rara putus hubungan dengannya masih terasa kejadian mistis itu hingga di bulan November. Setelah itu Rara tak merasakan hal mistis lagi entah mengapa. Alhamdulillah sih Rara terbebas dari hal - hal mistis ini dan Rara tak mau lagi menjalani hubungan dengannya lagi ( putus komunikasi ). Huftttt sendiri lagi namun di pertengahan bulan November Rara berkenalan dengan lelaki lagi yang berprofesi sama dengan Eru, namun dia satpam sebuah perusahaan di Surabaya. Ia bernama Irzan ( sebut saja begitu ). Dia perhatian banget loh sama Rara dia lebih banyak meluangkan waktu untuk Rara mulai dari nganterin Rara ke sekolah dan jemput juga, terus makan ke depot gitu ( cafe ). Pernah juga makan sewel di Socah tempat langganan Rara kalau beli sewel di Socah. Lebih ke perhatian lah pada Rara. Namun beberapa waktu ke belakang ia banyak berubah sering membatalkan janji, udah jarang ketemu, chat ya juga udah terbatas. Sampai Rara bingung sendiri ini orang kenapa. Dan suatu ketika ia berbicara jujur tentang status nya yang D**** ( sebelumnya sudah pernah menikah ) namun telah cerai dari istrinya. Padahal umur dia masih 25 loh. Dan kebetulan dia ini kakak kelas Rara pas SMA. Ya kecewakan Rara disitu mengapa tak jujur dari awal. Mengapa pas di pertengahan hubungan baru ia jujur. Hemmmm capek tau nggak sih dari Rara kisah percintaannya selalu mengalami hal yang mengecewakan. Ada aja hal yang bikin dada terasa sesak. Bikin sedih yang begitu dalam. Sampai pada akhirnya Rara pun malas dan takut untuk menjalin hubungan kembali dengan lelaki. Back ke cerita tentang Naf sang provokator. Dia awal dari terjadinya kejadian ini ( tersingkirnya Rara dari sekolah Kamal 03 ). Oktober 2020 saat itu hanya Rara saja yang tak di undang ke acara ultah anak dari si Naf ini, sedangkan guru yang lainnya di undang dan berfoto bersama dan di unggah di story WA nya tanpa merasa bersalah pada Rara. Terlihat dari ekspresi wajah mereka begitu senang tanpa merasa sungkan terhadap Rara. Dan kejadian itu membuat Rara bertanya - tanya mengapa hanya dirinya yang tak di undang di acara tersebut. Rara masih belum tahu tentang niat jahat dari si Naf ini. Semenjak itu, perilaku Naf berubah diikuti oleh guru - guru lainnya mulai dari cuek kepada Rara, dan Rara tak pernah di ajak ke momentum - momentum mereka. Seperti hari ini makan ke cafe A, bilang di depan Rara nanti ke cafe A tapi anehnya Rara tak di ajak. Dan kejadian tersebut terus berlanjut sampai tak melihat waktu atau momen di bulan Ramadhan pun si Naf masih tetap menjadi ular ( provokator ) untuk mengusik ketenangan dari batin Rara. Seperti begini " eee......nanti ke cafe ini ya ( mengajak guru - guru lainnya sepulang sekolah ke cafe tersebut sedangkan Rara tak di ajak hanya di dengarkan ajakan beliau pada guru - guru lainnya ". Dan hal ini terus ia lakukan di hadapan Rara. Ngenes banget jadi Rara kala itu benar - benar tak di anggap kehadirannya. Mereka berbuat hal keji itu secara berulang ( dengan sengaja ) membuat batin Rara terluka.