Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
NASKAH FILM “KEJU (KELUARGA JUMANTARA)"
SINOPSIS
Tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial telah memengaruhi kehidupan banyak orang, termasuk Rico, Ella, Rino, dan Nia. Mereka berempat adalah saudara kandung yang sama-sama sedang dirundung masalah akibat media sosial. Semakin beranjak dewasa, mereka berempat semakin jarang bercengkrama. Hingga suatu hari, Ibu dan Ayah mereka meninggal dunia akibat kecelakaan. Akibat kecelakaan yang tiba-tiba itulah, Rico, Ella, Rino dan Nia pun berkumpul dan bisa saling membantu memecahkan masalah mereka masing-masing.
INT. RUMAH KELUARGA JUMANTARA. PUKUL 7 MALAM
Tuan dan Nyonya Jumantara keluar dari rumah menuju ke mobil mereka.
Nyonya Jumantara
(Menelepon anak bungsu mereka, Nia Jumantara)
Dek, kamu sudah selesai lesnya? Mama jemput kamu ya nak, sekalian kita makan malam di luar
Dari ujung telepon terdengar suara Nia, anak bungsu, Tuan dan Nyonya Juamntara yang baru saja mengikuti les persiapan ujian nasional.
Nia Jumantara
Iya ma, habis ini adek selesai kok ma, nanti adek tunggu di pintu gerbang ya, hati-hati ma
Nyonya Jumantara menutup telepon dan bergegas masuk ke dalam mobil karena Tuan Jumantara sudah menyalakan mesin mobilnya dan bersiap untuk berangkat menjemput anak bungsunya.
Di tengah perjalanan
Nyonya Jumantara
(tiba-tiba teringat sesuatu)
Aduh lupa, mama kan udah janji pa ke Sita buat ajarin dia masak makanan kesukaannya Rico
Tuan Jumantara
(bingung)
Ya terus?
Nyonya Jumantara
Ya harusnya hari ini kita ga makan malam di luar, mama janjinya ngajarin dia sambal video call an gitu, jadi kita bisa sama2 liat prosesnya, soalnya kemarin-kemarin mama ngasih resepnya doang dia gapernah berhasil
Tuan Jumantara
Tapi kita udah setengah jalan nih ma, masak balik sih? Besok aja gimana? Sekarang mama telepon dia bilang kalau tutorialnya ditunda dulu
Nyonya Jumantara
(menyesal)
Yaudah deh bentar, mama telepon dulu
Beberapa detik kemudian, Nyonya Jumantara sudah tersambung dengan Sita
Nyonya Jumantara
Halo Sita, mama minta maaf ya hari ini mama gabisa ajarin kamu masak, gimana kalo besok aja atau kapan lah sebisanya kamu
Sita
Iya ma gapapa, lagipula sekarang Sita udah gaperlu belajar masak lagi ma, percuma
Nyonya Jumantara
Loh kenapa? Bentar bentar kamu kok nangis, ini kamu dimana sih kok berisik?
Nyonya Jumantara saling menatap dengan Tuan Jumantara
Tuan Jumantara
(berbisik)
Loudspeaker ma
Nyonya Jumantara mengangguk-angguk sambal menekan tombol loudspeaker
Sita
Bang Rico minta Sita keluar dari rumah, ma. Bang Rico juga bilang sebentar lagi dia bakal kirim surat cerainya ke Sita (terbata-bata, karena menangis)
Tuan Jumantara
Cerai?
(Terkejut)
(Mulai sesak nafas karena terkena serangan jantung)
Tuan Jumantara sudah tidak bisa konsentrasi menyetir, arah kemudi mobilnya sudah tidak terkontrol
Nyonya Jumantara
Pa, papa
(panik, sambil berusaha mengambil alih kemudi, namun gagal)
Mobil Tuan Jumantara pun langsung disambar truk besar, dua kendaraan di belakang truk itu pun ikut terjebak dalam kecelakaan maut tersebut.
Layar kosong, hitam.
INT. RUMAH RICO, MOBIL ELLA, KOS RINO. PUKUL 7 MALAM
Secara bersamaan, terdengar suara notifikasi WA di ponsel Rico, Ella dan Rino. Mereka bertiga pun langsung membuka ponselnya masing-masing dan menemukan sebuah pesan di grup keluarga Jumantara yang dikirim oleh adik bungsu mereka, Nia. Pesannya berbunyi “Mama dan Papa meninggal”
Rico pun langsung memesan tiket pesawat secara online dan bergegas ke bandara dengan taxi. Sedangkan Ella langsung menyalakan mesin mobilnya kemudian buru-buru mengemudikannya. Rino langsung keluar dari kamar kosnya dan mengendarai motornya menuju ke stasiun kereta.
INT. RUMAH KELUARGA JUMANTARA. TENGAH MALAM
Diantar oleh ambulance rumah sakit, Nia sampai di rumah bersama dengan jenazah kedua orangtuanya. Ada beberapa tetangga yang bersiap membantu proses pemakaman orangtua Nia. Kabar wafatnya orangtua Nia, mereka dengar dari ART keluarga Jumantara.
Saat turun dari ambulance, Nia langsung ditodong pertanyaan oleh salah seorang tetangganya
Tetangga Nia
Mbak, jenazahnya mau dimakamkan malam ini juga?
Nia
(sambil terisak, berusaha menjawab dengan jelas) engga, pak, dimakamkan besok menunggu kakak-kakak saya datang.
Tetangga Nia
(Manggut-manggut)kalau begitu saya beritahukan ke yang lain dulu ya mbak, saya juga harus konfirmasi ke pihak pemakaman (akan beranjak, tapi urung) oh ya mbak, saya turut berduka cita, kedua orangtua mbak ini orang baik, saya doakan agar mereka diberikan tempat terbaik di sisiNYa
Nia
Terimakasih pak (berusaha tersenyum)
Satu-persatu tetangga Nia pulang, setelah membantu Nia memandikan, mengkafani dan mengurus makam. Sebelum pulang masing-masing dari mereka juga berdoa sejenak untuk almarhum kedua orangtua Nia.
INT. RUANG TAMU RUMAH KELUARGA JUMANTARA. LEWAT TENGAH MALAM
Nia, Mbok Jum (ART) dan Mang Deden (Satpam) masih terjaga di samping mayat Tuan dan Nyonya Jumantara.
Tak berapa lama kemudian, seorang perempuan dengan rambut hitam bergelombang masuk ke dalam rumah keluarga Jumantara sambal menangis. Itulah Sita, istri Rico, 30 tahun.
Sita
Dek (memanggil Nia dengan lirih)
Nia tak menyahut panggilannya namun langsung bangkit dari duduknya dan menghambur ke pelukan Sita sambal menangis tersedu sedan.
Sita
Maafin kakak ya dek (berkali-kali Sita mengucapkan kalimat itu dengan lirih karena dia sadar bahwa kecelakaan yang menimpa mertuanya disebabkan oleh kecerobohannya menceritakan masalah rumah tangganya hingga papa mertuanya pun kaget dan terkena serangan jantung)
Tapi Nia tidak peduli atas apa yang dikatakan oleh Sita, dia terlalu larut dalam kesedihan.
Sita melepas pelukannya dan tanpa berkata apa-apa Nia seakan-akan tahu bahwa Sita ingin melihat kedua mertuanya untuk terakhir kalinya.
Saat Sita duduk mendoakan almarhum mertuanya, Nia celingukan melihat kearah pintu rumah.
Nia
Kakak datang sendirian? Bang Rico mana kak?
Sita
Kamu udah bilang Bang Rico kan?
Nia
(Mengangguk)
Sita
Yaudah sebentar lagi berarti dia bakalan kesini
Nia pun sedikit tenang dan akhirnya duduk di sebelah kakak iparnya. Tak berapa lama kemudian Nia pun tertidur di pelukan Sita.
INT. RUANG TAMU RUMAH KELUARGA JUMANTARA. DINI HARI
Sita terbangun karena mendengar suara motor memasuki halaman rumah keluarga Jumantara. Perlahan-lahan Sita memindahkan posisi tidur Nia agar dia tidak terbangun. Sita pun langsung keluar rumah, memeriksa siapa yang datang.
Seorang pemuda berjaket kulit turun dari boncengan ojek, kemudian dia membuka helmnya dan mengibaskan rambutnya yang gondrong. Itulah Rino, 20 tahun, Anak ketiga dari Tuan dan Nyonya Jumantara.
Wajah khawatir Sita pun berubah menjadi lega karena dia tahu bahwa yang datang bukanlah Rico, suaminya.
Rino
Loh Kak Sita udah sampek, Bang Rico udah didalem kak?
Sita
(Tak menggubris pertanyaan Rino tentang Bang Rico)
Ada Nia didalem lagi tidur.
(Mendekati Rino, sambil memegang pundaknya)
Kamu yang sabar ya, yang kuat, sekarang udah gaada mama sama papa, jaga baik-baik adik kamu.
Rino
(Langsung memeluk kakak iparnya, sambil menangis)
Sita
(Menenangkan Rino dengan mengelus punggungnya)
Setelah beberapa detik,
Sita
(perlahan melepas Rino dari pelukannya)
Kamu juga jaga kesehatan, kuliah yang bener, jangan ngecewain mama sama papa
(ragu-ragu sambil menahan tangis)
Kakak pergi dulu ya
(mengelus lengan Rino sebentar, kemudian berlalu pergi)
Rino
Kakak mau kemana? Kak… kak…
(terus berusaha memanggil Sita)
Pangilannya yang tak kunjung dijawab membuat Rino ingin mengejar Sita yang terus berjalan memunggunginya. Tapi dia terlambat, Sita sudah masuk ke dalam sebuah taksi.
Taksi pun berlalu, disaksikan oleh Rino yang kebingungan dengan sikap kakak iparnya itu. Sambil menghapus air matanya, Rino berjalan kembali ke rumahnya. Saat memasuki halaman rumahnya, Rino mendapati Nia berdiri di depan pintu sambil menoleh ke kanan ke kiri seperti sedang mencari seseorang. Sampai akhirnya Nia tertegun, matanya terpaku pada sosok yang ada dihadapannya.
Nia
Bang Rino
(berlari memeluk Rino)
Mama.. papa bang
(menangis tersedu sedan)
Rino
Kita harus kuat dek, kita pasti bisa
(mengelus punggung Nia)
Mereka berdua masuk ke rumah dan Rino pun langsung memeluk jenazah kedua orangtuanya. Kemudian Rino pun berdoa untuk mereka. Namun, doanya terhenti saat Nia bertanya
Nia
Bang, tadi malem Kak Sita disini, nemenin aku, tapi kok sekarang dia gaada ya, aku cari kemana-mana ga ketemu, tadi pas Bang Rino dating ketemu Kak Sita ga?
Rino
Itu dia dek, abang tadi ketemu sama Kak Sita, kita sempet ngobrol bentar, terus Kak Sitanya pergi dan ga bilang mau kemana
Di tengah kebingungan mereka berdua, terdengar mesin dua mobil memasuki halaman secara bersamaan. Nia dan Rino pun langsung bergegas keluar, kemudian mendapati seorang perempuan berkulit kuning langsat keluar dari kursi kemudi sebuah mobil dengan rambut panjang yang dikepang. Itulah Ella, 25 tahun, anak kedua dari Tuan dan Nyonya Jumantara. Di belakang mobil Ella, terdapat sebuah taksi yang berhenti. Tak berapa lama kemudian, salah satu pintu kursi penumpangnya terbuka dan keluarlah seorang laki-laki berumur 30 an dengan penampilan rapi. Itulah Rico, si sulung dari keempat anak Tuan dan Nyonya Jumantara.
Selama beberapa detik, Rico, Ella, Rino dan Nia saling berpandangan. Hingga akhirnya mereka pun saling berpelukan dan menumpahkan air mata.
Rico
(melepas pelukannya)
Abang mau lihat mama sama papa dulu
Setelahnya, Rico mengajak ketiga adiknya berdoa bersama.
INT. RUANG TAMU RUMAH KELUARGA JUMANTARA. PUKUL 8 PAGI
Rumah keluarga Jumantara mulai dipadati orang. Tetangga, sanak saudara, teman-teman Tuan dan Nyonya Jumantara, teman-teman Rico, Ella, Rino dan Nia. Mereka semua turut berdukacita. Beberapa dari mereka hanya berkunjung sebentar, sisanya tetap tinggal menunggu prosesi pemakaman.
Tanpa banyak kata, Rico, Ella, Rino dan Nia terus berdampingan bersama hingga prosesi pemakaman usai. Saat tiba di pemakaman, Rico dan Rino banyak membantu prosesi penguburan kedua orangtuanya. Ella dan Nia nampak lunglai dan masih terus menangis. Setelah proseso pemakaman selesai, Rico dan Rino pun memapah Ella dan Nia untuk pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, ternyata masih banyak tamu yang berkunjung. Keempat bersaudara Jumantara saling membantu meladeni tamu-tamu tersebut. Seperti itulah yang terjadi setiap harinya. Tamu terus berdatangan meskipun semakin hari jumlahnya semakin sedikit, namun rumah keluarga Jumantara tak pernah sepi. Setiap malam hingga memasuki malam ketujuh mereka berempat mengadakan pengajian untuk mendoakan mendiang orangtua mereka. Bahkan, di hari ketujuh, rumah keluarga Jumantara semakin ramai karena Rico, Ella, Rino dan Nia sepakat mengundang anak yatim piatu untuk mendoakan Tuan dan Nyonya Jumantara.
Keesokan harinya, saat sarapan
Rico
(menatap masing-masing adiknya yang masih dirundung duka)
(ragu-ragu, berusaha memecah keheningan)
abang tau ini semua berat, abang juga sedih, tapi abang ga pengen kalian terus sedih kayak gini, mama sama papa juga pasti ga seneng, jadi…
(ragu-ragu)
Abang pengen ajak kalian liburan, kalian mau ga?
Tidak ada jawaban
Rico
Kalian ga mau ya?
Rino
Terserah abang aja deh
(datar, tanpa memandang abangnya)
Rico
Yakin nih terserah abang? Nia? Ella? Kita ke Sumba?
Ella
Aku ngikut aja
(datar sambil mengunyah sarapannya)
Nia
(Berkaca-kaca)
Sebenernya aku ngerasa gaenak liburan tanpa mama papa, tapi aku juga gamau sendirian di rumah, bang
Jadi...
(ragu)
aku ikut
Rico
Oke besok kita berangkat ya, nanti abang urus semuanya
INT. BANDARA. PUKUL 10 PAGI
Sesampainya di bandara, Rico langsung celingukan dan bolak-balik mengecek ponselnya. Dia terlihat seperti mencari atau menunggu seseorang.
Ketiga adiknya tidak menyadari hal itu, hingga mereka akhirnya berpapasan dengan satu rombongan yang terdiri dari orang-orang yang sebaya dengan abangnya. Ella, Rino dan Nia pun saling berpandangan, dalam hati mereka sama-sama berpikir bahwa siapa orang-orang yang ada di rombongan itu, mereka terlihat begitu familiar.
Seorang Pria dalam Rombongan
Kemana aja lo, udah ditungguin dari tadi, kita semua udah takut aja kalo lo telat atau bahkan ga ikut…
(berhenti sambil memandangi ketiga adik Rico)
Adek-adek lo jadi ikut juga?
Rico
(mengangguk)
Mereka butuh refreshing
Oh ya, Ini adek-adek gue, Ella, Rino dan Nia
(menunjuk adiknya satu-satu)
Ella, Rino, Nia, kenalin ini temen-temen abang, dan yang satu ini namanya Aldo
(sambil menepuk pundak pria yang menyapa mereka tadi)
yang lainnya kalian bisa kenalan sendiri nanti
Ella, Rino dan Nia melambaikan tangan kepada teman-teman Rico sebagai symbol “salam kenal”. Teman-teman Rico pun membalas lambaian tangan tersebut.
Aldo
Iya, gue Aldo, salam kenal ya, mungkin kalian agak familiar sama wajah kita-kita, soalnya kita kemarin sempet berkunjung ke rumah kalian, tapi mungkin ga sempet kenalan
(jeda)
Btw, gue turut berdukacita ya, kalian yang tabah ya
Ella, Rino dan Nia
(mengangguk)
(berusaha tersenyum)
Ella
(berbisik kepada Rico)
Bang kita bisa bicara sebentar?
(menarik Rico menjauh dari rombongan)
Rico, Ella, Rino dan Nia sudah menjauh dari rombongan
Ella
Bang, ini maksudnya apa ya?
Kukira kita liburan berempat aja
Rico
Maaf, abang ga sempet cerita, jadi sebenernya abang udah ada janji reuni sama temen-temen SMA abang, ke Sumba, nah sebenernya abang udah niat ga ikut karena ada kejadian mama sama papa, tapi ngeliat kalian sedih abang jadi ga tega, akhirnya abang memutuskan untuk ikut dan ajak kalian,maaf ya
(menyesal)
Tapi kalo kalian gamau kita bisa pesen tiket lagi dan ganti destinasi?
Nia
Gausah bang, lagipula kita juga belum pernah ke Sumba
Rino
Iya gausah lah bang, udah mau berangkat juga
(memandang Ella, memberi isyarat agar tidak membatalkan rencana liburan)
Ella
(merengut mendengar persetujuan kedua adiknya)
Tapi jangan paksa kita buat ngumpul sama temen-temen abang ya disana
Rico
Iya, kalian liburan sendiri, nanti abang juga harus bagi waktu sama mereka, ya gapapa kan?
Rino, Ella dan Nia kompak mengangguk.
EXT. BANDARA UMBU MEHANG KUNDA. PUKUL 9 PAGI
Di luar bandara Sumba, sudah ada sebuah bus yang siap mengantar rombongan Rico ke penginapan. Setelah semua rombongan sudah masuk ke dalam bus, tak perlu menunggu lama, bus pun langsung meluncur ke arah penginapan.
Sesampainya di penginapan, masing-masing orang diberi kunci kamar yang berbeda. Rombongan teman-teman Rico sudah memiliki rencana liburan sendiri sehingga mereka tak tinggal lama di penginapan. Sedangkan adik-adik Rico memilih untuk tinggal di penginapan.
Untungnya, tak jauh dari penginapan ada pantai yang bisa dikunjungi. Sehingga, adik-adik Rico pun tidak bosan di penginapan. Ella pun mulai membuat vlog karena memang dia seorang youtuber ternama.
Ella
Hai guys, sori ya baru mulai nge vlog lagi, karena ya kalian tahu sendiri
(berkaca-kaca)
but anyway thank you ya buat semua ucapan belasungkawanya, dukungan kalian bener-bener membantu, sebenernya gue masih gamau nge vlog, tapi entah kenapa gue pengen berbagi cerita tentang hidup, ini gue ga maksud menggurui atau apa ya, tapi gue cuman mau ngingetin seberapa besarnya masalah lo, hidup terus berjalan dan lo masih bisa berjuang. Setiap ada masalah, jangan mengutuk diri, jangan menyalahkan orang lain dan jangan terlalu larut dalam kesedihan. Meskipun sulit sih pas dipraktekin, tapi gue mulai coba itu guys, sekarang. Jadi, selang 7 hari meninggalnya mama dan papa, gue dan saudara-saudara gue memutuskan untuk liburan. Bukan berarti kita ga sedih, siapa sih orang yang ga sedih saat orangtuanya meninggal, jujur gue dan saudara-saudara gue sedih banget, tapi ya kita sama-sama sadar bahwa kita masih punya satu sama lain, dan kita sama-sama sadar meskipun hidup mama sama papa udah berakhir, hidup kita masih terus berjalan. Jadi, disinilah kita sekarang, SUMBA yeay…
berjalan mendekati Nia yang sedang mendengarkan lagu sambil berbaring di hammock yang terikat di pohon kelapa di pantai itu
Ella
Seinget gue, gue belum pernah ngenalin saudara-saudara gue ya guys, hmmm kayaknya ini momen yang tepat nih mumpung mereka ada disini sama gue, Dek
(menyenggol adiknya yang sedang berbaring di….)
Nia
Aduh duh, gue mau jatuh
Ella
(tertawa)
Sori sori, nih kenalan dulu
(sambil mengarahkan kamera ke arah wajah Nia)
Ini si bungsu namanya Nia, dia emang hobi banget dengerin lagu, kalo udah nemu lagu enak dia suka lupa daratan
Nia
(melambaikan tangan sambil tersenyum)
(merangkul Ella dan mengarahkan kamera ke wajah Ella)
Dan ini kakak gue yang nyebelin abis tapi gue sayang
Ella
Love you
(memeluk Nia)
Kakak ke Rino dulu
(berbisik)
Sekarang kita kenalan sama satu-satunya adik cowok gue
(melangkah mendekati Rino yang sedang memegang papan selancar dan bersiap untuk surfing)
Rino
Kakak lagi ngevlog? Aisshhh
(malu, menutupi kamera)
Ella
Gapapa, mereka kan cuman mau kenalan, bentar doang
(merangkul Rino dengan paksa)
Ini nih adik cowok gue yang pemalu tapi kece abis, kepoin aja Instagram nya ya, @rinojumantara
Rino
Apaan sih kak, udah ah surfing dulu dah
(berlari meninggalkan Ella)
Besok kita snorkling ya sama adek juga
(berteriak dari kejauhan)
Ella
Tuh kan guys, dia tuh emang kece banget, he knows everything and there’s nothing he can’t do, akademik oke non akademik oke
(jeda)
Anyway, gue ini kan anak kedua dari empat bersaudara, jadi sebenernya gue masih punya satu saudara lagi, yaitu abang gue, Bang Rico, tapi dia masih main sama temen-temennya, entar kalo udah balik, kita kenalan sama dia, sekarang kita keliling pantai dulu, setelah itu baru kita room tour di penginapan gue
Setelah puas membuat video untuk vlog barunya, Ella kembali ke pantai untuk bersantai. Tak terasa matahari sudah akan tenggelam. Tiba-tiba Ella teringat bahwa ada hal yang harus dia lakukan
Ella
(mengejar Nia yang akan kembali ke penginapan)
Dek tunggu dek
Nia
Ayo balik kak, udah sore nih
Ella
Kakak mau minta tolong, boleh?
Nia
(mengangguk) Anything for you, sistaaa
Ella
Ada satu pekerjaan kakak yang belum selesai, endorse minuman berenergi
Nia
Terus?
Ella
Ya kakak kepikiran aja kalo fotonya pas sunset gini, biar nanti orang-orang pada lihat kalo kakak masih aktif aja meskipun udah sore karena minuman itu
Nia
(tertawa) mantap ide kakak emang luar biasa, jadi aku bisa bantu apa?
Ella
Fotoin
(menyerahkan kamera)
Nia
(masih tertawa)
(menerima kamera)
Oke oke
Setelah beberapa kali mengambil gambar, Ella pun meminta kembali kameranya untuk mengecek hasil jepretan Nia.
Nia
Kenapa kak? Jelek ya?
(pesimis)
Ella tak menjawab, masih focus memilah foto terbaik
Nia
Ga sebagus Kak Oca ya? Habisnya kakak sih malah minta adek buat fotoin, nunggu sampek pulang kenapa sih, biar bisa difotoin Kak Oca
Ella
Udah deadline, dek
(fokus pada ponselnya)
Nia
Ya tapi kalo fotonya ga bagus kan klien kakak jadi complain
Ella
Siapa bilang ga bagus, nih liat banyak yang like padahal baru upload
(senyum)
Nia
Wahh
(terkagum-kagum sambil melihat ponsel Ella)
Ella
Balik yuk, siap-siap makan malam
(menggandeng Nia)
Di perjalanan menuju penginapan
Ella
Tadi Rino udah balik duluan ya?
Nia
Iya kak udah dari tadi, pas kakak lagi room tour, kayaknya ga lama setelah itu Bang Rino balik
Ella
Sebelum makan malam, kakak mandi dulu ya, habis itu susul Rino
Nia
(menangguk)
Btw kak, aku kok ngerasa Kak Oca ga dateng sama sekali ya pas meninggalnya papa sama mama, atau dia dateng tapi aku ga liat
Ella
Dia emang ga dateng, dia lagi sakit
Nia
Hah? Yaampun kasihan Kak Oca
Ella
Udah ah gausah bahas dia lagi, ngapain sih
Nia
Kakak aneh deh, biasanya kakak malah dikit-dikit cerita tentang Kak Oca
Ella
Iya itu dulu, udah ah ini kan quality time kita jadi ya bahas tentang kita aja ya jangan bahas orang lain
Nia
Kak, please deh, sejak kapan Kak Oca jadi orang lain?
Ella
Kamu bisa ga sih berhenti bahas tentang dia? Muak kakak dengernya
(nada bicara Ella meninggi)
Nia
Kakak kenapa sih? Lagi berantem sama Kak Oca
Hening
Nia
Maaf kak, adek ga maksud apa-apa, cuman aneh aja, mama sama papa kan juga sudah anggep Kak Oca sebagai anak sendiri
Ella
(memeluk Nia)
Kakak yang minta maaf bentak-bentak kamu
Nia
Semoga kakak cepet baikan ya sama Kak Oca
Ella tidak menjawab
INT. KAMAR ELLA. SEBELUM MAKAN MALAM
Ella masuk ke kamarnya dan bersiap-siap untuk mandi. Selama mandi, Ella memikirkan persahabatannya dengan Oca
Memutar momen-momen persahabatan Ella dan Oca
(Dilatarbelakangi oleh suara narasi Ella)
Gue sama Oca pertama kali ketemu di TK. Waktu itu gue takut banget pas masuk kelas, mama ga boleh masuk dan di dalam kelas itu gaada satu pun orang yang gue kenal. Gue ga berhenti nangis, meskipun guru gue pada waktu itu udah panjang lebar memberikan pengertian, tapi tetep aja gue takut. Sampai akhirnya, Oca dengan polosnya mendekati gue dan menggandeng tangan gue sambil bilang “gausah takut, duduk sini yuk sama aku”. Ajaibnya, kata-kata itu langsung bikin gue berhenti nangis. Dan sejak saat itu, setiap harinya Oca selalu ada di samping gue.
Dulu gue emang ansos banget, setiap hari pertama masuk sekolah entah itu di SD, SMP atau SMA, gue selalu merasa cemas dan tertekan, gue ga kenal siapa-siapa dan gue bukan tipe orang yang bisa memulai perkenalan. Untungnya, sampai SMA, gue selalu satu sekolah sama Oca. Ya meskipun butuh perjuangan juga, karena Oca adalah murid teladan, dia selalu dapat tawaran beasiswa di sekolah-sekolah ternama, dan untuk mengimbangi itu mau ga mau gue harus belajar ekstra keras supaya bisa lulus tes di sekolah Oca.
Karena gue sekolah selalu ikut-ikutan Oca, gue baru sadar kalo ternyata keputusan itu punya efek negatif ke hidup gue. Waktu mau lulus SMA, gue bener-bener ga punya rencana ke depan, gue sama sekali ga punya impian. Sedangkan, waktu itu rencana Oca udah jelas, dia tau apa yang mau dia lakuin, impian apa yang mau dia wujudin dan syarat-syarat apa aja yang harus dia penuhin. Alhasil, pas lulus SMA, Oca udah disibukin dengan persiapan kuliahnya, sedangkan gue masih bingung apa yang mau gue lakuin. Hidup gue bener-bener ga berarah. Dan lagi-lagi, Oca bantuin gue.
Dia ajak gue ikut satu workshop yang narasumbernya adalah youtuber, selebgram dan yah artis-artis dunia maya lainnya. Awalnya gue ga tertarik, tapi Oca bilang “itung-itung ngisi waktu luang”. Oca juga bilang kalo workshop itu pasti ada manfaatnya seengaknya supaya gue bisa belajar lebih pede. Di awal acara gue emang ga begitu tertarik, tapi ada satu momen dimana gue diminta untuk maju dan gue masih inget banget semua narasumber bilang kalo gue “photogenic”. Dan pujian itulah yang akhirnya buat gue dapet pekerjaan kayak sekarang.
Dibantu Oca, gue mulai merintis semuanya. Meskipun sibuk kuliah dia selalu ada aja waktu buat gue. Sampek akhirnya, semua jerih payah gue membuahkan hasil. Sayangnya, hubungan gue sama Oca jadi merenggang karena Oca udah punya pacar. Waktu Oca buat gue pun semakin sedikit, dan akhirnya kita sama sekali gapernah ketemu selama lebih dari setahun. Dan tiba-tiba gue dapat kabar kalo Oca dirawat di rumah sakit.
Berhubung gue masih menghargai persahabatan kami, gue memutuskan untuk jenguk Oca. Tapi ternyata dia udah ga butuh gue
Karena waktu di rumah sakit….
Ella
Ca, lo kok ga bilang-bilang sih kalo dirawat di rumah sakit, sumpah ya kalo nyokap lo ga telepon gue mungkin gue ga bakalan tau sampek lo keluar dari rumah sakit
Oca
Tumben lo perhatian, lo ga lagi acting buat konten yutub lo kan?
Ella
Maksud lo apa sih ca?
Tiba-tiba ada seorang pria tinggi dan berpakaian rapi masuk ke kamar dimana Oca dirawat. Seketika pria itu langsung mendekati Oca dengan wajah bertanya-tanya, sedangkan Oca langsung merangkulkan tangannya ke pria itu
Oca
Oh ya la, kenalin ini pacar baru gue
Ella
Bentar bentar lo udah putus sama Sandi?
(kaget)
Tidak ada tanggapan dari Oca. Dan karena pacar baru Oca sudah mengulurkan tangannya untuk berkenalan, mau tidak mau Ella pun membalas jabatan tangan itu
Ella
Hai, gue Ella
Robin
Saya Robin, pa.. car barunya Oca
(terbata-bata)
(memaksakan diri untuk tersenyum)
Ella
(membalas senyumannya dengan terpaksa)
Robin
Oh jadi kamu yang namanya Ella, Oca sering cerita banyak tentang kamu
(Tiba-tiba Oca mencubit Robin)
Ella
Oh ya? Cerita apa? Lo ga cerita yang aneh-aneh kan?
Oca terus memelototi Robin agar tidak terlalu ramah pada Ella. Suasana pun menjadi hening dan awkward. Untungnya, ponsel Ella tiba-tiba berbunyi, sehingga dia ada alasan untuk keluar dari kamar Oca. Dan ternyata bunyi dari ponsel Ella adalah notifikasi dari pesan yang dikirim oleh Nia di grup WA keluarga mengenai meninggalnya orangtua mereka. Saking terkejutnya, Ella pun langsung berlari pergi tanpa pamit pada Oca.
(suara narasi Ella kembali)
(adegan makan malam di penginapan Ella satu meja dengan ketiga saudaranya)
Dan disinilah gue sekarang, melarikan diri dari masalah gue. Bukan dengan sengaja sih, sebenernya waktu Bang Rico ajak liburan pun, dalam hati gue bener-bener ga setuju, tapi anehnya sekarang gue jadi berterimakasih sama Bang Rico, gue baru sadar kalo gue butuh liburan ini setelah kehilangan orang-orang yang gue sayangi, Mama, Papa dan….
Oca.
(tampak suasana di meja makan, dimana Ella sedang menikmati makanannya sambil melempar senyum dan bercanda dengan Rico, Rino dan Nia. Beberapa detik kemudian, tampak Ella, Rico, Rino dan Nia kembali ke kamar masing-masing dan mereka pun terlelap)
INT. RUANG MAKAN PENGINAPAN. PUKUL 8 PAGI
Sudah ada beberapa teman Rico yang sarapan, tapi Nia memutuskan untuk duduk sendiri dan tidak bergabung dengan mereka, meskipun kakak-kakaknya belum juga muncul di ruang makan.
Aldo
(menyapa Nia yang terlihat duduk sendiri di ruang makan)
Pagi, Nia
Nia
Pagi, kak
(berusaha tersenyum ramah)
Aldo
Boleh duduk sini ga?
Nia
(tampak bingung, dalam hati dia ingin menjawab “tidak boleh” tapi dia merasa tidak sopan)
Aldo
Ok… gue duduk sama temen-temen aja, enjoy your breakfast, Nia
Nia
Kak, gapapa kok, duduk sini aja bareng Nia
Aldo
Beneran?
Nia
(mengangguk)
Aldo
(duduk)
Masih inget kan ya sama gue?
Nia
Iya, Kak Aldo
(senyum)
Nia dan Aldo mulai makan
Aldo
Kakak-kakak lo kemana?
Nia
Kak Ella masih ribet pilih baju buat foto ootd, Bang Rino masih jogging, kalo Bang Rico sih tadi Nia lewat kamarnya kedengerannya masih mandi
Aldo
Oh
(manggut-manggut)
Ngomong-ngomong gue perhatiin, lo kemana mana bawa headphone, itu beneran buat dengerin lagu atau buat tanda supaya orang-orang tahu kalo lo lagi gamau diganggu?
Nia
Kok tahu?
(tertawa kecil)
Kadang emang Nia pake headphone ini karena gamau diganggu siapa-siapa, tapi itu cuman kadang-kadang kok, bener deh, seringnya buat dengerin lagu
Aldo
No music, No life?
Nia
Bener banget kak, entah kenapa lebih enjoy aja buat jalanin hari
Aldo
Kalo boleh tau lo prefer genre apa?
Nia
Kalo genre kayaknya gaada yang Nia favoritin, tapi kalo penyanyi sih ada yang Nia paling suka
Aldo
Gue tebak ya, lo pasti suka Sagara kan?
Nia
Kok tahu?
Aldo
Ada lirik lagunya dia di casing hp lo
(melirik casing hp Nia yang bertuliskan “baru aku tahu, daripada menemukanmu, lebih sulit melepaskanmu”
Nia
Tapi kan ini bukan lagu Sagara yang terkenal, kok kakak bisa tahu?
Aldo
Masa sih ga terkenal lagunya, kok aku pernah denger ya?
Nia
Tapi menurut kakak bagus ga lagunya
Aldo
Bagus, menurut gue lagu itu underrated sih, sayang banget orang-orang ga begitu kenal lagu itu, justru lagunya yang terkenal dan diputer dimana-mana malah kurang bagus menurut gue
(berhenti karena melihat Nia memandangnya dengan tersenyum)
Kenapa kok senyum-senyum gitu?
Nia
Engga, cuman aneh aja, biasanya cowok tuh gamau ngaku kalo suka sama Sagara kayak temen-temen cowok Nia di sekolah, mereka selalu ejek Nia gara-gara nge fans sama Sagara padahal Nia tahu mereka tuh cuman iri sama Sagara karena disukain banyak cewek
Aldo
Ya mereka belum denger aja lagu-lagunya Sagara, kalo gue sih jujur-jujur apa adanya aja, kalo suka ya suka, kalo emang lagunya asik dan ngena di hati why not? Gue sih ga terlalu peduli ya sama gender, ras, warna kulit, agama, orientasi seksualnya si penyanyi itu, gue lebih peduli sama caranya dia membawakan lagu itu, aransemen musiknya, kualitas liriknya.
Nia
Iya sih kak harusnya gitu ya, cuman Nia belum sehebat dan sebijaksana kakak sih, sejauh ini Nia cenderung subjektif, sebagus apapun penyanyi lainnya, yang terbaik ya Sagara
Aldo
Ya asalkan lo ga merendahkan selera orang lain dan ga memaksa orang lain untuk suka sama selera lo sih
Nia
Toleransi?
Aldo
Yup betul banget
Tiba-tiba Rico muncul dan duduk di sebelah Aldo
Rico
Morning…. Lagi ngobrolin apaan sih? Seru banget keliatannya
Nia dan Aldo tidak menjawab dan hanya tertawa kecil
Rico
Bentar bentar biar gue tebak, pasti ngomongin music ya?
Nia
Tebakan yang bagus
(mengacungkan jempol)
Rico
Hmm pantes, abang udah pernah cerita belum sih ke kamu, dia tuh master nya deh kalo masalah musik, kerjaannya pun ga jauh-jauh dari musik, sebenernya dia selalu nyembunyiin ini, tapi untuk kamu abang ceritain, eksklusif, jadi dia tuh yang punya …..
(kalimat Rico terputus karena mendengar panggilan Ella)
Ella
Bang Rico, ternyata disini
(berjalan mendekati Rico)
kukira masih mandi, bang kemarin malem lupa bilang, si Rino hari ini ngajakin snorkeling, abang ikutan ga, atau udah ada rencana sama temen-temen abang?
Ella pun duduk di kursi meja makan tepat di samping Nia.
Rico
Hmmm sebenernya sih ada
Aldo
(menepuk pundak Rico)
Lo gimana sih, masak setiap hari sama kita-kita terus, kapan waktu buat adik-adik lo? Di saat-saat seperti ini tuh adik-adik lo pasti sangat butuh kehadiran lo,jadi menurut gue lo hari ini lo sama adik-adik lo aja, lagian lebih seru snorkeling lah
Nia memerhatikan Aldo dengan seksama, diam-diam ada rasa kagum yang muncul dalam hatinya.
Nia
Emangnya hari ini rencana temen-temen kakak apa?
Aldo
Jalan-jalan ke kampung adat sama ke padang savanna gitu
Nia
Kayaknya seru tuh, kak besok belum ada rencana apa-apa kan, besok kita jalan-jalan kesana aja ya?
Ella
Oke oke
Tiba-tiba Rino memasuki ruang makan dan berdiri duduk di samping Ella.
Ella
Lah nih anak baru muncul
Rino
Sori kak, morning routine, rasanya enak banget jogging dengan menghirup udara yang bebas polusi
(tersenyum lebar)
Lagi ngomongin apa nih?
Ella
Katanya kamu ngajakin snorkeling?
Rino
(mengangguk)
Jadi kan ya?
Ella
Iya ini kakak juga lagi bicarain itu sambil ngajak Bang Rico juga
Rino
Sip akhirnya full team
Aldo
Yaudah yah, gue tinggal dulu, mau siap-siap entar keburu ditungguin rombongan, enjoy snorkeling nya ya guys
Nia pun melanjutkan sarapannya bersama dengan Rico, Ella dan Rino
EXT. PANTAI. PUKUL 10 PAGI
Sejak di perjalanan, Ella sudah menyalakan kameranya dan terus merekam segala yang terjadi.
Sesampainya di pantai
Ella
Oh ya bang, ini kemarin aku habis nge vlog sama Rino sama Nia, cuman abang doang yang belum masuk nih ke vlog aku
Rico
Aduh duh abang malu nih masuk vlog youtuber ternama
(tertawa menggoda Ella)
Ella
Apaan sih, bang
(manyun)
Rico
Iya iya, sini sini
(merangkul Ella)
Abang harus ngapain nih?
Ella
Follow my lead
(memutar kameranya, sehingga terlihat wajahnya sendiri dan wajah abangnya)
Hai guys, welcome back to my channel, jadi sekarang gue akan share kegiatan di hari kedua ini, masih di Sumba guys, cuman sekarang gue ditemenin sama abang gue satu-satunya, Bang Rico
Rico
Halooooo
Ella
Lah udah cuman gitu doang?
(menggoda Rico)
Rico
(tertawa sambil garuk-garuk kepala)
Sori-sori abang bingung mau ngomong apa, habisnya abang kaget aja liat kamu yang sekarang, bangga abang sama kamu dek
(memeluk Ella)
Ella
(balas memeluk Rico, sambil tetap menjaga stabilitas kameranya)
Thank you, bang
(melepas pelukannya dan kembali menghadap kamera)
Jadi guys, hari ini kita tuh mau snorkeling, kalian denger sendiri kan kemarin semua ini idenya siapa, yup, Rino the one and only my little brother. Tapi karena idenya emang bagus alhasil kita semua setuju deh dan sekarang gue mau siap-siap dulu buat snorkeling, janji deh entar gue tunjukkin sedetail-detailnya deh khusus buat kalian semua terutama yang belum pernah kesini supaya semakin pengen dateng kesini
Rico masih berjalan di belakang Ella yang baru saja menutup kameranya karena akan melakukan persiapan snorkeling.
Setelah semuanya siap, Ella kembali menyalakan kameranya dan melanjutkan merekam bahan untuk konten youtube nya. Sesekali Rico ikut serta dalam vlog tersebut. Sedangkan Rino dan Nia sibuk sendiri, karena ini pengalaman pertama Nia snorkeling, jadi Rino pun terus mendampingi adiknya itu.
Tampak pemandangan di bawah laut yang sangat indah. Baik Rico, Ella, Rino dan Nia sama-sama menikmatinya. Sejenak mereka melupakan kesedihan mereka. Sampai akhirnya, Rino tiba-tiba mengajak Nia untuk beristirahat sejenak dan kembali ke pantai.
Dengan wajah bertanya-tanya, Nia terus memerhatikan Rino dan menebak-nebak mengapa tiba-tiba dia ingin beristirahat padahal biasanya dia bisa melakukan aktivitas tersebut dalam jangka waktu yang lama.
Nia
Ada apa bang?
Rino
Gapapa
Nia
Bang gausah bohong deh
Rino
Sori, sori, abang cuman keinget aja sama almarhum papa, waktu abang pertama kali snorkeling kayak kamu, papa ada disamping abang. Mungkin kalo papa masih ada….
Nia
Bang, stop
(berkaca-kaca)
Rino
(memeluk Nia)
Tak berapa lama kemudian, Nia melepaskan diri dari pelukan Rino.
Nia
Makasi ya bang, udah gantiin papa buat dampingin adek, adek bahkan lupa kalo papa udah gaada, karena adek ngeliat sosok papa ada di dalam diri abang sekarang, papa yang sabar dan selalu melindungi anak-anaknya.
Rino hanya diam saja
Nia
Adek baru sadar kalo mereka ga bener-bener pergi, mereka ada dalam diri kita, mereka warisin banyak hal ke kita, adek masih bisa lihat kelembutan mama di Kak Ella, adek masih bisa lihat keberanian papa di Bang Rico dan sekarang adek juga baru sadar kalo mata Bang Rino mirip sama mama
(memeluk Rino)
Abang selalu bilang ke adek “abang disini dek, abang ada buat adek”, sekarang gantian adek pengen bilang sesuatu dan abang ga boleh lupa “adek disini bang, adek ada buat abang”
Tak terasa air mata Rino pun menetes. Lebih dari satu menit mereka berpelukan erat dan tanpa sadar Ella serta Rico memerhatikan mereka. Ella dan Rico pun akhirnya menghampiri mereka. Kemudian Rico mengajak Ella untuk ikut berpelukan dengan Rino dan Nia. Ella pun setuju dan menaruh kameranya di suatu tempat yang pas agar bisa merekam adegan berpelukan mereka
Rico
Berpelukan
(tertawa)
Btw kapan ya terakhir kali kita pelukan berempat gini
(menikmati pelukannya)
Jadi kangen
Ella, Rino dan Nia pun diam-diam tersenyum. Beberapa detik kemudian, mereka berempat perlahan-lahan melepaskan diri dari pelukan itu.
Ella
Lanjut lagi yuk?
Rico dan Rino langsung mengiyakan dan bersiap melanjutkan snorkeling.
Nia
Adek udahan ya, capek
Ella, Rico dan Rino memandang Nia heran
Nia
Laper sih lebih tepatnya, pengen jajan
Ella
Kakak tadi bawa snack dek
Nia
Iya adek tahu, adek makan ya, tapi kalo habis jangan marah
(Tertawa)
Ella
Habisin aja kan bisa beli lagi
Ella, Rico dan Rino pun berlari menuju ke laut sambil melambaikan tangan ke Nia, sedangkan Nia membalas lambaian tangan tersebut sambil berjalan ke arah ruang ganti.
Setelah selesai mandi dan berganti baju, Nia pun mengeluarkan tas Ella dari tempat penitipan dan membawanya keluar menuju pantai. Baru saja dia mengambil tas Ella tiba-tiba ada seseorang yang familiar di sebelahnya.
Nia
Kak Aldo?
Aldo
Nia? Loh udah selesai snorkelingnya?
Nia
Iya, tapi semuanya masih snorkeling kok, Nia aja yang udahan
Aldo
Yah padahal gue cepet-cepet kesini supaya bisa snorkeling bareng-bareng, nih gue baru nitip barang
Petugas Snorkeling
Maaf mas, karena peralatannya yang bisa disewa udah kepake semua, mas mau nunggu? Tapi dua jam lagi kita sudah mau tutup
Aldo
Hmm gitu ya, yaudah deh gajadi, besok aja saya balik lagi
Petugas Snorkeling
Kalau begitu saya sarankan datang lebih awal ya mas
Aldo
Ok ok, thank you ya mas
Nia
Lah gagal snorkeling dong?
Aldo
Gapapa kan bisa besok.
(mengambil barang-barangnya yang tidak jadi dititipkan)
Ngomong-ngomong kamu bawa apaan tuh di dalem tas, kok kayaknya berat?
Nia
Ini tasnya Kak Ella, biasa sebagai kakak perempuan tertua dia selalu bisa gantiin mama, semua barang-barang kebutuhan kami pasti Kak Ella bawa
Aldo
Kenapa dikeluarin sekarang? Katanya Ella masih snorkeling?
Nia
Soalnya di dalem sini ada sesuatu yang Nia butuhin
Aldo
Apa tuh?
Nia
Jajan
(Tertawa kecil)
Tadi kan Nia duluan yang sarapan, jadi sekarang Nia duluan yang kelaperan
Aldo
Biar lengkap mending minum kelapa muda sekalian, kita cari yuk (menggandeng tangan Nia)
Nia pun pasrah akan ajakan Aldo. Tangannya yang sekarang berada dalam genggaman Aldo membuat pipinya merona merah.
Setelah membeli kelapa muda, Aldo dan Nia pun menikmatinya sambil duduk bersantai di atas pasir pantai.
Tiba-tiba Aldo, mengeluarkan ponsel dan headsetnya dari saku celanya.
Aldo
Nih
(menyerahkan salah satu kabel headsetnya pada Nia)
Let’s see what’s on the radio
Nia
(menerima kabel headset tersebut kemudian meletakkannya di satu sisi telinganya)
Radio?
Nia biasanya cuman dengerin radio kalo lagi di mobil
Aldo
Gue pernah denger kalo hidup tuh kayak radio, kita gabisa milih apa yang mau kita denger, terserah penyiar radionya, bahkan meskipun kita request tetep aja kan ada batasannya, ga bisa terus-terusan request dan minta lagu yang kita suka diputerin
Nia
Semakin dewasa Nia juga semakin belajar kalo hidup emang ga selalu ngasih apa yang kita pengenin
Aldo
Tapi hidup selalu ngasih apa yang lo butuhin
Nia dan Aldo saling menatap, kemudian saling tersenyum.
Aldo
Entahlah gue selalu percaya itu sampai sekarang
Nia dan Aldo kembali berbalas senyum.
Nia
(di radio sedang diputar lagu Celine Dion-My Heart Will Go On)
Btw kak Nia udah sering denger lagu ini tapi kok kedengarannya aneh ya sekarang
Aldo
Aneh gimana?
Nia
Entah kenapa dari tadi Nia denger “I believe that the hot dogs go on”
Aldo
(Tertawa)
Kamu selaper itu?
Nia
Hah?
Aldo
(Tertawa)ganti saluran aja deh
Nia
(Radio lain sedang memutar lagu Backstreet Boys “I Want it That Way)
Kalo yang ini Nia belum pernah denger, ini liriknya gimana sih? Kok “ain’t nothing but a hard egg, ain’t nothing but a minced steak”
Aldo
(Tertawa)
Lo beneran dengernya kek gitu? Ini lo ga lagi ngelucu kan?
Nia
Ganti aja deh salurannya
(meraih ponsel Aldo dan memindah saluran radionya)
(terdengar lagu Queen “Bohemian Rhapsody” sedang diputar)
Ini apa-apaan coba “Spare him his life from the sausage and tea”?
Aldo
(Tertawa sambil memegang perutnya yang sudah mulai kaku karena terlalu banyak tertawa)
Gimana kalo kita cari makan buat perut lo yang udah kelaparan?
Nia
(cemberut)
Emang laper sih
(mengganti saluran radio lagi)
(sedang diputar lagu Nirvana “Smells Like Teen Spirits”)
I MUST EAT THOUGH, MY BURITTO, AVOCADO
(menyanyikan lagunya dan mengganti liriknya sesuai pendengarannya)
Aldo
(Berusaha menghentikan tawanya, tapi gagal)
Udah udah, cari makan aja yuk
Nia
Yuk, tapi Nia pengen makan buritto, kayak di lagu tadi
Aldo
Hmm gajadi deh kalo buritto, makan oreo aja tuh
(mengambil sebungkus oreo di tas Ella)
Nia dan Aldo masih mendengarkan radio
Aldo
(Sedang diputar lagu Far East Movement, The Cataracs & DEV “Like a G6”)
Terus kalo lagu ini lo dengernya “like a cheese stick, like a cheese stick”
(bernyanyi sambil menggoyangkan badannya)
Nia langsung tertawa terbahak-bahak sambil ikut menyanyi dan bergoyang. Tak berapa lama kemudian, lagu sudah berganti menjadi Rihanna “Only Girl (in The World)”.
Aldo
Terus kalo lagu ini jadi “I want you to love me like I’m a hot pie”
Nia dan Aldo pun sama-sama tertawa.
Nia
Berarti orang-orang tuh salah ya, katanya kebanyakan lagu itu tentang cinta, tapi ternyata lebih banyak lagu tentang makanan
Aldo
Bener bener
(melanjutkan tawanya)
Tak terasa sudah dua jam berlalu. Sesi snorkeling Rico, Ella dan Rino pun telah usai. Mereka juga sudah berganti pakaian dan sedang berjalan menghampiri Nia yang sedang asyik menghabiskan waktu dengan Aldo. Nia bahkan tidak sadar bahwa kakak-kakaknya sedang berjalan menuju ke arahnya.
Rico
(tepuk tangan dari jauh)
Bagus bagus gitu ya kelakuan lo ga berhenti-berhenti modusin adek gue
(menjadikan Aldo sebagai bahan candaan)
Aldo
Apa sih, lo tuh jangan nuduh yang macem-macem
Rico
La ini buktinya, ngapain coba lo disini, bukannya lo ikut rombongan
Aldo
Yaiya tapi gue tuh….
Rico
APA? KENAPA? GA DENGER!!!!
(teriak sambil tertawa dan menutup telinganya, pura-pura tidak mendengar penjelasan Aldo)
Aldo
Terserah lah lo mau percaya ap aga
Rico
Balik yuk, dek, kamu jangan deket-deket nih sama buaya yang satu ini
(menggandeng tangan Nia dan menariknya bangkit dari duduknya)
Mereka pun akhirnya kembali ke penginapan. Matahari sudah akan terbenam saat mereka sampai di penginapan. Rico, Ella, Rino, Nia dan Aldo langsung berpencar ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri kemudian bergegas menuju ruang makan.
EXT. PANTAI DEKAT PENGINAPAN. PUKUL 8 MALAM.
Saat makan malam, Nia terus memerhatikan Aldo yang makan di meja lain bersama dengan teman-temannya. Mengetahui bahwa Aldo telah selesai makan dan langsung ke luar dari ruang makan, Nia pun mempercepat makannya karena berniat menyusul Aldo.
Rino
Yang kelaperan, makannya lahap banget
(meledek Nia)
Nia
(tertawa kecil)
Ella
Pelan-pelan dek
Rico hanya diam saja tidak memberi tanggapan karena fokus menatap layar ponselnya. Dia tampak gusar.
Tak berapa setelah itu Nia menyelesaikan makan malamnya.
Nia
(membereskan piringnya)
Bang Rico, Kak Ella dan Bang Rino, Nia duluan ya
Rino dan Ella nampak kebingungan.
Rico
Abang juga duluan ya, kalian berdua aja gapapa kan?
Rino
Loh bang kan makanan abang belum abis
Rico
Udah kenyang nih, sampek ketemu besok ya
Rino dan Ella saling berpandangan sambil melongo.
Rino
Bang Rico aneh deh akhir-akhir ini
Ella
Engga. Nia lebih aneh
Rino dan Ella pun melanjutkan makan malam berdua.
Sementara itu, Nia sedang mencari keberadaan Aldo yang ternyata sedang berbaring di atas pasir pantai memandangi bintang.
Nia
Kak Aldo ngapain disini sendirian?
Aldo
Eh Nia, sini, rebahan di sebelah gue
Nia pun menurut.
Aldo
Lihat deh
(sambil menunjuk ke atas)
Nia
Wow
Aldo
Ada banyak lagu yang liriknya pake kata “bintang”, banyak orang percaya kalo bintang adalah salah satu kata yang romantis
Nia
Emang iya, kakak ga percaya?
(mulai bernanyi sambil menoleh ke arah Aldo)
Di antara banyaknya bintang-bintang, yang ada di matamu lah yang paling terang
(Nia belum mengalihkan pandangannya dari Aldo)
Aldo
(memandang Nia dengan terkejut)
(tersenyum kemudian mengubah pandangannya ke arah langit)
Sagara, sagara, kenapa sih lo selalu bisa mencari perhatian setiap perempuan di sekitar gue
(berdecak)
Nia
Itulah hebatnya Sagara kak, pesonanya tuh mana mungkin bisa ditolak. Dia itu sempurna
(jeda)
Gajadi gajadi, dia itu hampir sempurna
Aldo
Kenapa hampir?
Nia
Karena Nia baru menemukan satu hal yang Nia ga suka dari Sagara
Aldo
Apa?
Nia
Nia ga suka cara dia milih cewek, harusnya dia bisa lebih pinter milih cewek buat jadi pacarnya, Nia jadi khawatir nanti kalo dia milih calon istri gimana
Aldo
Emang apa salahnya Sagara sama Brenda?
Nia
Kakak tahu pacarnya Sagara?
Aldo
(panik dan bangkit duduk)
Berita mereka berdua kan selalu muncul di mana-mana
(terbata-bata)
Nia
(ikut bangkit duduk)
Emang kakak sebagai cowok suka sama Brenda?
Aldo
Bu..bukan masalah suka ga suka sih.. cu..man pengen tahu aja kenapa lo ga suka sama ceweknya Sagara? Lo ga merasa milikkin Sagara kan atau berkhayal seakan-akan Sagara tuh cowok lo?
(nadanya menuduh tapi suara Aldo tidak meninggi)
Nia
Ya ga gitu, Kak, meskipun di lubuk hati yang paling dalem, Nia seneng banget kalo bisa jadi pacarnya Sagara, tapi Nia sadar kok itu ga mungkin. Nia cuman pengen Sagara dapet yang terbaik, setelah begitu banyak hal yang Sagara lakuin buat Nia dan fans-fans lainnya, menurut Nia Sagara pantes dapetin yang lebih baik dari Brenda
Aldo
Jadi menurut kamu Brenda ga pantes buat Sagara? Kenapa?
Nia
Iya lah kak, Nia tahu kalo Brenda udah jadi artis sejak kecil, dia emang lebih dulu terkenal daripada Sagara, waktu kecil dia emang cute, tapi semakin dewasa dia punya apa sih yang bisa dibanggakan, cuman badannya yang ideal sama wajahnya yang cantik. Udah itu doang. Dia gapernah menang penghargaan apapun, suaranya ga merdu, dia juga gabisa nulis lagu. Dia cuman bisa godain laki-laki, dengan make up tebelnya dan baju sexynya, itu yang bikin dia terkenal sekarang. Dia juga lebih tua daripada Sagara
Belum selesai berbicara, Aldo tiba-tiba memutus kalimat Nia
Aldo
Gue ga nyangka lo orangnya kayak gini
(jeda)
Denger ya Nia, lo ga boleh melihara sifat kayak gitu, emang lo pernah kenal sama Brenda, gue yakin lo ketemu aja ga pernah, jadi semua yang lo bilang itu ga berdasar, untung aja lo cuman ngejek Brenda di depan gue, kalo lo ngomong di depan orang banyak atau nyebarin tuduhan-tuduhan lo itu di media sosial lo bisa kena pasal pencemaran nama baik, semoga aja sih lo cuman ngomong kayak gitu di depan gue dan mulai sekarang lo harus belajar kurang-kurangin sifat kayak gitu, ga baik
Nia
Kakak kenapa sih?
(terkejut mendengar nasihat sinis Aldo)
Aldo
Lo yang kenapa? Lo iri ya sama Brenda yang bisa terkenal cuman karena bodynya bagus? Lo kira body bagus kayak gitu bisa dapet darimana kalo ga olahraga dan diet ketat. Terus emangnya kenapa kalo dia suka pake baju sexy dan make up tebel? Kalo Brenda kayak gitu aja lo komen, nah lo ga liat Sagara juga pake make up? Dia juga pake baju yang ngeliatin bodynya yang bagus, kadang dia malah topless, tapi lo gapernah komen.
(bangkit berdiri sambil membersihkan pasir di bajunya)
Lo perlu ubah mindset lo, penyanyi itu ga perlu suara merdu, asalkan dia bisa menyampaikan pesan dari lagu yang dinyanyikan sampek menyentuh hati yang mendengarkan, percuma suaranya merdua sampek bisa nada tinggi tapi gapernah berhasil nyampein pesan lagunya. Terus, daripada lo bilang Brenda gapunya penghargaan, lebih baik lo bilang dia belum punya penghargaan. Karena dia masih punya banyak kesempatan, dan lo bakalan nyesel kalo tiba-tiba setelah ini dia dapat penghargaan pertamanya. Dan satu lagi, lo bilang apa tadi gabisa nulis lagu? Gimana kalo ternyata dia udah sering nulis tapi ga pernah pede nge rilis lagunya sendiri? Dan lo bakalan nyesel kalo setelah ini dia tiba-tiba ngeluarin album yang semua lagunya dia tulis sendiri
Nia
Udah?
(bertanya sinis pada Aldo sambil bangkit berdiri)
Kakak bilang Nia nuduh Brenda tanpa dasar, nah terus yang Kakak lakuin barusan apa? Belain Brenda tanpa dasar? Kakak ngapain sih segitunya belain dia? Emang Kakak kenal sama dia? Kakak tuh ngomong seakan-akan hidup sama Brenda setiap hari
Aldo
Terserah lo deh. Gue cuman ngasih nasihat, mau lo dengerin apa ga, mau lo pake ap aga, terserah. Tapi yang pasti gue berharap lo renungin kata-kata gue, sampek lo sadar kalo yang lo lakuin itu salah
Dengan wajah jengkel, Aldo langsung meninggalkan Nia begitu saja
Nia
(bingung)
Kak, kak tunggu
Nia gagal mengejar Aldo. Dia pun berjalan kembali ke penginapan dengan wajah tertunduk. Dalam hati dia masih bertanya-tanya kenapa sikap Aldo berubah seperti itu.
Sesampainya di penginapan, Nia menabrak seseorang
Nia
Bang Rico?
(kaget)
Rico
Ngapain kamu disini, dek? Bukannya tadi kamu pamit tidur duluan?
Nia
Tadi adek keluar bentar
Rico
Kamu gabisa tidur? Bentar-bentar muka kamu kenapa kok ditekuk gitu? Ada masalah?
Nia
Adek gapapa kok bang
Rico
Dek, jangan bohongin abang
Nia
Tadi Nia ke pantai ngobrol sama Kak Aldo
Rico
Sampek selarut ini? Ngobrolin apa kalian? Hmmm abang ga kaget sih kalo kalian berdua bisa cepet akrab, secara kalian kan sama-sama suka musik
(menyenderkan punggungnya ke dinding sambil asyik bercerita) terus gimana adek banyak belajar ga sama Aldo? Adek jangan bilang siapa-siapa ya, sebenernya Aldo tuh yang punya perusahaan rekaman MTB entertainment
Nia
Hah? MTB yang artisnya terkenal-terkenal itu
Rico
Abang yakin adek pasti tahu perusahaan itu
Nia
Ya tahu bang, kan Sagara pengen pindah ke perusahaan itu ngikutin pacarnya si Brenda
(teringat sesuatu)
Rico
Iya salah satu artisnya yang paling terkenal ya Brenda itu
Nia
Sekarang adek ngerti
Rico
Ngerti apa?
Nia
Udah ya bang, adek bobo duluan, sampai ketemu besok pagi
Rico
(bingung)
Selamat tidur, dek
(teriak)
Sesampainya di kamar, Nia tidak bisa tidur. Dia terus menerus mengubah posisi tidurnya, namun matanya sama sekali tidak bisa terpejam. Kata-kata Rico tentang Aldo terus terngiang di kepalanya “sebenernya Aldo tuh yang punya perusahaan rekaman MTB entertainment”
Nia
(bangkit dari tempat tidurnya)
(mondar-mandir memikirkan Aldo)
Gawat, kalo misalnya Kak Aldo itu yang punya MTB berarti, ini gawat, kalo sampek dia tahu gimana
(berbicara sendiri)
EXT. PARKIRAN PENGINAPAN. PUKUL 10 PAGI
Ella
(berdiri di dekat mobil yang akan mengantarnya jalan-jalan)
Morning guys, ini hari ketiga gue di Sumba, dan rencananya gue sama sodara-sodara gue mau cari oleh-oleh di kampung adat karena ga lama lagi gue pulang, entah besok atau lusa, jadi harus cari oleh-oleh hari ini, tapi sebelum cari oleh-oleh rencananya kita mau hunting foto dulu di padang rumput gitu, tau sendiri kan padang rumput disini tuh instagramable, jadi ga sabar cepet-cepet kesana, tapi kita masih nugguin Rino sama Bang Rico nih, hmm mana ya mereka, padahal tadi selesai sarapannya bareng-bareng
(menoleh ke arah pintu keluar penginapan)
Tak berapa lama kemudian, Rico berjalan menuju parkiran, bukan dengan Rino tapi dengan Aldo. Nia pun langsung salah tingkah. Saat Rico dan Aldo sudah dekat, Rico langsung melangkah mendekati Ella dan mengajaknya menjauh dari Aldo dan Nia, karena Rico tahu Aldo ingin mengobrol berdua dengan Nia.
Aldo
Makasi ya lo ga ngadu ke Rico kalo semalem gue bentak-bentak lo
Nia
(memaksakan diri tersenyum)
Aldo
Tadi Rico bilang lo sampek ga bisa tidur semalem, coba lihat
(memerhatikan mata Nia)
Bener ternyata, ada kantong pandanya
(tertawa kecil berniat mengejek Nia, namun ekspresi Nia datar)
(Ekspresi Aldo berubah karena dia merasa bersalah)
Maaf ya, gue kelepasan semalem, harusnya
Nia
Harusnya Nia yang minta maaf, bukan kakak yang salah, tapi Nia. Kakak mau kan maafin Nia? Kakak ga benci Nia kan?
(berkaca-kacae)
Aldo
(tersenyum)
Gue maafin kok, lo mikir apa sih gue ga akan benci sama lo
Nia
“Kalo aja Kakak tahu semua kesalahan Nia, kakak pasti benci sama Nia”
(Nia berbicara sendiri dalam hati)
(air matanya mulai menetes)
Aldo
Jangan nangis
(mengusap air mata Nia)
Udah ya jangan dipikirin, sekarang lo berangkat gih, udah ditungguin tuh sama kakak-kakak lo
Nia
(menoleh ke arah mobil, nampak semua kakak-kakaknya sudah lengkap dan siap berangkat)
Yaudah Nia berangkat ya kak
(melangkah pergi)
Aldo
Enjoy ya
(melambaikan tangan ke arah Nia)
EXT. PADANG RUMPUT SUMBA. PUKUL 11 SIANG
Rino
Harusnya kita berangkat agak pagi ya atau agak sorean dikit
Rico
Iya panas ya
Ella
Tadi berangkatnya telat juga karena siapa
(menyiapkan kameranya)
Rino
Ya maaf kak, gabisa ditahan, daripada keluar di celana gimana?
Ella
Nih
(menyerahkan ponselnya pada Rino)
Fotoin dulu baru kakak maafin
Rino
Siap
(meringis)
Ella
Kalo spot nya bagus gini, lumayan, bisa nyicil ngerjain pesenan endorse
Rino
(mengacungkan jempol)
Mau foto dimana nih?
Bukannya Ella yang menjawab, malah Nia
Nia
Adek mau foto disana ya
(menunjuk ke arah yang agak jauh dari tempatnya berdiri)
Tanpa menunggu persetujuan kakak-kakaknya, Nia langsung melangkah pergi.
Rico
Loh dek, jangan sendirian
(mengejar Nia)
Sementara itu, Rino dan Ella sedang sibuk berfoto kemudian merekam video untuk konten youtube Ella.
Ella
Kita foto disini aja yuk
(berdiri di spot yang diinginkan)
Nanti kita bikin video di sebelah sana, bagus juga, nanti kakak mau bikin video tutorial mengedit foto dengan hp
Rino
Emang kakak jagonya deh kalo bikin konten, ada aja idenya
(berdecak kagum)
Rico dan Nia juga sedang asyik berfoto dengan pose-pose jenaka. Namun, waktu kebersamaan mereka tiba-tiba diganggu oleh suara ponsel Rico.
Rico
Bentar ya dek angkat telepon dulu
(melangkah menjauh, seperti tidak ingin percakapannya didengar oleh Nia)
Nia agak curiga tapi dia langsung membuang pikiran negatifnya dan melanjutkan kegiatan foto-fotonya.
Setelah beberapa lama menelepon, Rico pun kembali. Namun, saat dimintai bantuan untuk memotret Nia, Rico nampak tidak fokus.
Nia
Abang kenapa?
Rico
(terkejut mendengar pertanyaan Nia)
Kenapa? Abang ga kenapa-napa
(tersenyum)
Ayo foto lagi
Nia
Beneran gapapa? Tadi emang telepon dari siapa sih kok lama banget jawabnya
Rico
Bukan siapa-siapa
Nia
Bukan siapa-siapa tapi kok lama banget teleponnya
(curiga)
Rico
Kenapa sih?
(merangkul Nia)
Tadi kelamaan ya abang ninggal adek? Maaf deh maaf
Nia
Beneran tadi bukan siapa-siapa?
Rico
(mengangguk)
Nia
Yang bukan siapa-siapa aja nelepon, tapi yang siapa-siapa gapernah nelepon
Rico
Hah gimana gimana
Nia
Ya maksud adek Kak Sita, kok gapernah hubungin Abang, terus Abang juga gapernah hubungin Kak Sita, padahal kan ini udah lebih dari seminggu Abang ga pulang ke rumah, Kak Sita ga khawatir apa? Ga kangen? Abang juga gaada gitu rasa khawatir sama Kak Sita yang sekarang lagi di rumah sendirian, ga kangen?
Rico tidak menanggapi dan justru berfokus melihat-lihat hasil jepretannya
Rico
Dek lihat deh yang ini lucu banget
(sambil tertawa dan menunjukkannya ke Nia)
Nia
Bang jangan mengalihkan perhatian deh, sejak hari meninggalnya mama sama papa, Nia tuh udah bertanya-tanya kenapa…
Rico
Ella kira-kira udah selesai belum ya? Kita samperin yuk, kita belum foto bareng, lagipula kita harus cepet-cepet balik katanya mau ke kampung adat dulu, kan kalo kemaleman keburu tutup
Rico pun berjalan mencari Ella sambil melihat-lihat hasil jepretannya bersama Nia. Sedangkan Nia berjalan mengikuti di belakangnya sambil terus memandangi Rico penuh curiga. Dalam hatinya dia terus bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi antara Rico dan istrinya, Sita.
Setelah berhasil menemukan Ella dan Rino, Rico pun langsung memanggil mereka
Rico
La udah selesai belum
(berteriak dari jauh)
Rino
(melambaikan tangan sambil mengucapkan kata “belum” tanpa suara)
Saat Rico sudah sangat dekat dengan Ella dan Rino, dia pun ikut berbisik karena tidak mau menganggu pengerjaan konten youtube Ella
Rico
Masih lama?
(tanpa suara)
Rino
Kurang dikit lagi
(tanpa suara)
Tak berapa lama kemudian, Ella dan Rino pun selesai.
Rico
Balik yuk, keburu tutup kampung adatnya
Ella
Oh iya bener
(mengemasi barang-barangnya)
Eh tapi foto bareng dulu bentar
Mereka berempat pun akhirnya berpose dan mengabadikan beberapa foto. Setelahnya, Rico, Rino dan Nia membantu Ella mengemasi barang-barangnya dan mereka pun langsung masuk ke mobil.
INT. DI DALAM MOBIL. SIANG HARI
Nia langsung tertidur saat masuk mobil, sedangkan Ella sibuk mengedit hasil foto dan videonya. Sementara itu, Rino duduk di bangku depan dan memerhatikan jalan.
Rino
Loh bang, kok arahnya balik ke penginapan sih?
Rico
Oh iyaya mau ke kampung adat, abang lupa
(masih berjalan lurus dan tidak berusaha putar arah)
Ella
(mengingatkan Rico)
Bang kok masih lurus aja? Ga puter balik
(sambil fokus dengan pekerjaannya)
Rino
Iya nih, Bang Rico kenapa sih?
(bingung)
Rico
(menghela nafas)
Sebenernya abang ada urusan di penginapan, bisa ga kalian ke kampung adat bertiga aja? Rino atau Ella yang nyetir
Seketika Ella langsung mengangkat kepalanya dan melupakan pekerjaannya sejenak
Ella
Tunggu tunggu kenapa tiba-tiba ganti rencana gini sih? Emang ada urusan apa?
Rico
Ya pokoknya penting
(tegas)
Ella
Jadi itu lebih penting daripada adik-adik abang?
(suaranya meninggi)
Rico
Ya ga gitu la, sekali ini aja ngertiin abang, bisa ga?
(sebal)
Rino
Udah udah jangan berantem, Bang Rico kan lagi nyetir, jangan emosi pas nyetir bang, bahaya.
Ella nampak cemberut dan Nia pun terbangun karena suara pertengkaran mereka
Nia
Ada apa sih?
(mengucek mata)
Ella
Bang Rico tuh….
Rino
(memotong kalimat Ella)
Kak Ella udah ya, positive thinking aja, mungkin Bang Rico ada kerjaan dari kantor, sama kan kayak Kak Ella, liburan gini juga masih kerja
Rico hanya diam saja dan fokus menyetir. Dia sama sekali tidak mengiyakan prediksi Rino
Nia
Kenapa sih?
(mengulang pertanyaannya dengan nada sebal karena belum mendapatkan jawaban)
Rino
Gapapa dek, Bang Rico gajadi nemenin kita ke kampung adat harus balik ke penginapan, jadi kita bertiga aja ya?
Nia
Iya gapapa
(terlihat dari kaca spion, Nia sedang menatap Rico dengan curiga)
Sesampainya di penginapan, Rico langsung turun dan tempak duduk supir pun diisi oleh Rino
Rico
Ati-ati ya nyetirnya, rin.
(berdiri tepat di dekat pintu supir)
(melangkah ke kursi belakang untuk memberi pesan pada Ella dan Nia)
Ella, adek, have fun ya
Baik Ella, Rino maupun Nia hanya membalas pesan Rico dengan anggukan.
Setelahnya, mereka langsung meluncur ke kampung adat sebagaimana yang telah direncanakan
EXT. KAMPUNG ADAT SUMBA. PUKUL 2 SIANG
Banyak kegiatan yang Ella, Rino dan Nia lakukan di kampung adat. Mulai dari mendengarkan penjelasan tour guide, berbelanja oleh-oleh, hingga belajar menenun kain dan membuat kerajinan tangan khas Sumba. Tak lupa mereka juga berfoto bersama, dan seperti biasa kamera Ella terus menyala dan merekam tanpa henti.
Ella
Guys, beneran deh disini seru banget, parah. Disini kita ga hanya liburan santai tapi juga bisa belajar. Tapi guys, jujur gue tiba-tiba ngerasa laper nih, baru inget dari tadi cuman makan snack terus belum makan siang, gue makan siang dulu ya guys nanti kita lanjut lagi
(menutup kameranya)
Rino, dek, cari makan yuk, kalian gal aper apa?
Rino
Akhirnya, daritadi aku nungguin kakak ngajak
Nia
Adek sebenernya ga begitu laper, cuman agak capek aja
Ella
Capek itu karena kamu kurang energi, kalo kurang energi artinya kamu laper dek
Nia
Yaudah ayo ayo kita cari makan
(melingkarkan tangannya di tangan Ella dan Rino)
Setelah makan, mereka bertiga memutuskan untuk beristirahat sejenak dan mengobrol bersama.
Rino
Kak, bagi foto berempat yang tadi di padang rumput dong kak
Ella
Bentar bentar
(mencari file foto yang dimaksud Rino di ponselnya)
Rino
Mau ku upload. Udah lama ga upload foto berempat
Nia
Share di WA aja kak, biar semua bisa lihat, entar aku juga mau upload di twitter
(tertawa kecil sambil menyeruput minumannya yang belum habis)
Tak berapa lama kemudian, Rino sudah mengunggah foto tersebut di media sosialnya. Sedangkan Nia memutuskan untuk mengunggahnya nanti karena dia harus menghemat baterai ponselnya yang hampir habis. Sementara itu, Ella disibukkan dengan video-videonya yang harus diedit agar bisa segera diunggah ke channel youtube nya.
Rino
Kak kak liat deh, Kak Oca nge like foto yang ku upload
(memperlihatkan ponselnya pada Ella yang duduk tidak jauh dari dirinya)
Eh eh dia komen juga “Lagi pada dimana? Seru banget”
Ella
(raut mukanya berubah kesal)
Udah gausah dibales
Rino
Lah kenapa?
(bingung)
Ella tidak menjawab. Kemudian Nia menyikut Rino.
Nia
Kak Ella lagi berantem sama Kak Oca
(berbisik ke telinga Rino)
Rino
(menyeret kursinya, mendekatkan diri ke Nia)
Kenapa?
Nia
Kak Ella belum cerita kenapa, tapi kayaknya berantemnya gede deh, sampek Kak Oca aja ga dateng ke pemakaman mama papa, tapi Kak Ella sih bilangnya karena Kak Oca sakit, bukan karena lagi berantem
(menjelaskan dengan berbisik)
Rino
Tunggu tunggu Kak Oca ga dateng ke pemakaman?
(mengulang pernyataan Nia, memastikan pendengarannya)
Nia
(mengangguk)
Rino
(menyeret kursinya kembali ke tengah)
Kak, aku pengen ngomong bentar deh, coba liat aku sini
Ella
Apa?
(enggan tapi karena adiknya yang meminta dia pun tidak bisa menolak)
Rino
Kak, aku cuman mau bilang kalo aku ketemu Kak Oca pas di pemakaman mama sama papa
Ella
Gausah ngaco, dia sekarang lagi dirawat di rumah sakit, rin
Rino
Aku emang ga sempet ngobrol sama Kak Oca, tapi aku liat jelas itu beneran Kak Oca, waktu itu akum au kejar dia, tapi keburu Bang Rico manggil buat bantu kakak sama adek yang sempoyongan
Ella
Udah lah itu ga mungkin
Rino
Aku ga bohong, kak. Aku juga lihat kalo Kak Oca emang keliatan lagi sakit, wajahnya memar-memar gitu, terus jalannya juga pincang sampek harus dibantuin sama seseorang
Ella
(mulai memercayai perkataan Rino)
Seseorang?
Rino
Iya, cowok, dia pake baju dokter gitu sih, kayaknya itu dokternya Kak Oca deh.
Ella
(mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto pada Rino)
Kamu inget wajah si cowok itu ga? Kayak gini?
(menunjuk foto seorang pria)
Rino
(mengangguk yakin)
Ella
Berarti dia dianter Robin, jadi pacar barunya Oca itu dokter
(berbicara sendiri dalam hati)
Rino
Kak kenapa bengong?
Ella
(tersadar dari lamunannya)
Ga gapapa
Nia
Berarti karena lagi berantem sama Kakak, terus Kak Oca dateng diam-diam gitu?
(menyimpulkan pembicaraan Rino dan Ella)
Rino
Itu artinya Kak Oca masih menghargai persahabatannya sama Kak Ella
Nia
Iyasih, adek juga mikir gitu
(manggut-manggut)
Lagian apa sih kak masalahnya, kayaknya gede banget
Ella hanya terdiam dan menghela nafas panjang
Rino
Gapapa kalo kakak gamau cerita, tapi apapun masalahnya, sebesar apapun itu, aku yakin kakak bisa nyelesain ini semua, lagipula Kak Oca juga temen yang baik kan?
Nia
Terbaik malah kalo menurutku
Rino
Nah, dia aja bisa akrab sama saudara-saudara kakak, jarang tau ada temen yang bisa kayak gitu, mama sama papa juga udah anggep Kak Oca jadi anaknya sendiri kan?
Nia
Bener. Susah loh kak cari yang kayak Kak Oca
Ella
Gimana kakak mau perbaikin ini semua kalo Oca aja males ngomong sama kakak.
(berkaca-kaca)
Kakak juga gatau salah kakak tuh sebenernya, pas dia masuk rumah sakit pun, kakak gatau, jadi kakak baru jenguk dia setelah dia udah beberapa hari dirawat.
(tangisnya pecah)
Nia
Kenapa kakak bisa gatau pas sahabat kakak sendiri masuk rumah sakit?
Ella
Entahlah dek, kakak juga bingung
Nia
Kok bisa sampek renggang gini sih?
(bertanya-tanya)
(menoleh ke arah Rino)
Bang kok diem aja sih, kita harus bantuin Kak Ella sama Kak Oca nih, gimanapun caranya
Rino
Abang diem karena abang lagi mikir
(melanjutkan berpikir sambil garuk-garuk kepala)
Bentar deh kak, aku mau nanya
(menoleh ke arah Ella dan menatapnya dengan serius)
Kapan terakhir kali kakak hangout bareng Kak Oca tanpa ada urusan kerjaan? Bener-bener hangout, cuman seru-seruan doang, bercanda, ketawa ketiwi, kayak pas jamannya kakak sekolah dulu
Ella
(menghapus air matanya)
(mengingat-ingat)
Kayaknya terakhir ya jaman pas baru lulus SMA, sebelum kakak mulai aktif di medsos dan dunia youtube.
Nia
Pinter Bang Rino, berarti itu sebabnya kak, hubungan persahabatan kalian agak renggang, udah jarang cerita dari hati ke hati, jadi ujung-ujungnya males cerita ini itu dan lebih memilih untuk disimpan sendiri
Rino
Seratus. Bener yang dibilang adek, kak. Jadi sekarang coba deh kakak mulai ngobrol lagi sama Kak Oca, ajak dia hangout kemana kek, mungkin tempat-tempat favorit kalian dulu, tapi inget ya kak jangan ngobrolin kerjaan, jangan bikin konten, kalo bisa jangan buka hp juga
Ella
Kalo Oca gamau diajak gimana?
Nia
Kakak usaha dulu lah, nanti kalo ga berhasil baru deh kita bantuin, mau kan bang bantuin Kak Ella?
Rino
(mengangguk)
Kita ada buat kakak
Mereka bertiga pun menyeret kursi mereka masing-masing agar lebih dekat dan bisa berpelukan
Nia
Balik yuk udah sore nih
Ella
Bentar, bentar kalian tunggu sini ya
Nia dan Rino hanya melongo. Setelah kurang lebih lima belas menit menunggu, Ella pun kembali dan menenteng tas belanja.
Nia
Darimana sih kak?
Ella
(ngos-ngosan)
Lama yah?
(mengangkat tas belanjanya)
Ini habis beli oleh-oleh buat Oca
Nia dan Rino
Sip
(dengan kompak mengacungkan jempol mereka)
Mereka bertiga pun tertawa.
INT. DI DALAM MOBIL. SORE HARI
Nia
Bang, berhenti bentar yuk disana, lihat sunset
(menunjuk sebuah pantai di sisi kirinya)
Rino
Gimana Kak?
(menyetir sambil menoleh ke arah Ella yang duduk disebelahnya)
Ella
Boleh
Nia
Yes
(tampak senang)
Mereka pun akhirnya menunggu sunset sambil duduk di hamparan pasir pantai.
Ella
Ngomong-ngomong karena kamu tadi bahas kakak jadi kepikiran
Rino
(menoleh ke arah Ella)
Kan tadi udah ada solusinya, kenapa masih dipikirin lagi?
Nia tidak menanggapi tapi ikut mendengarkan
Ella
Bukan kepikiran soal Oca, tapi Kak Sita
Nia dan Rino terkejut
Ella
Sebenernya ada dua orang yang kakak piker ga dateng ke pemakaman mama sama papa, yang pertama Oca, yang kedua yang Kak Sita
(menoleh bergantian ke arah Rino dan Nia, memastikan bahwa mereka memerhatikan apa yang dia bicarakan)
Tapi kata kalian, Kak Sita dateng
Nia
(mengangguk)
Kak Sita emang dateng kak dia yang nemenin adek semaleman
(menekankan bahwa apa yang dia ceritakan sebelumnya memang benar)
Rino
Tapi Kak Sita langsung pamit gitu aja pas aku dateng
(menambahkan bukti yang membenarkan cerita Nia)
Seandainya Kakak dateng lebih awal pasti ketemu deh
Ella
Iya kakak percaya kok sama kalian, cuman yang jadi pikiran kakak sekarang adalah kenapa Kak Sita ga balik lagi, bagaimanapun kan mama sama papa itu mertuanya, dia juga harusnya ada buat support Bang Rico, suaminya
Nia
Adek curiga Kak Sita sama Bang Rico lagi ada masalah kak, soalnya selama disini pun mereka kayaknya ga pernah keliatan telponan atau chat-chat an gitu.
Rino
Aku juga mikir hal yang sama, baru kepikiran sekarang karena kemarin-kemarin fokus ngurus mama sama papa
(jeda, mengingat-ingat sesuatu)
Sebenernya aku semakin curiga karena selama disini Bang Rico jarang ada waktu buat kita, kayak sekarang kan tiba-tiba balik ke penginapan, terus kemarin malem juga tiba-tiba pamitan tidur padahal makanannya belum habis
(bercerita dengan penuh nada curiga)
Nia
(kaget)
Adek baru tahu kalo semalem Bang Rico pamit duluan
Ella
Iya ga lama setelah kamu, dek
Nia
Tapi semalem adek ketemu Bang Rico, ga di sekitar kamarnya sih, dan dia juga gapake baju tidur, masih pake baju yang sama kayak yang dia pake pas makan malam
Ella
Tunggu… tunggu berarti kamu juga ga langsung tidur dong semalem
Nia
Hehe
Maaf ya kak, bang, adek sebenernya bohong, semalem adek ga langsung tidur, adek ngobrol sama Kak Aldo dulu
Ella
Ciyeee…. Ada hubungan apa nih sama Aldo, rasa-rasanya makin hari makin nempel
Nia
Apa sih kak, ga ada apa-apa kok, jangan mengalihkan pembicaraan deh, tad ikan lagi fokus ngomongin Bang Rico
Ella
(menyenggol adiknya)
Ciyeee…
Rino
Ciyeee adek
(ikut meledek Nia)
Kakak jangan mau kalah kak, entar tiba-tiba Nia duluan yang punya pacar
Ella
Iyaya makasi loh udah diingetin, kakak lupa kalo masih jomblo
Rino dan Nia pun tertawa.
Ella
Udah udah balik ke topik pembicaraan kita, BANG RICO
Muka Rino dan Nia berubah menjadi serius kembali
Nia
Tadi pas kita hunting foto, Bang Rico sempet nerima telepon, lamaaaa banget, adek sempet liat Bang Rico sambil senyum-senyum gitu
Ella
Terus terus
Nia
Kayaknya gara-gara telepon itu deh Bang Rico jadi harus balik ke penginapan, soalnya setelah teleponan pas balik Bang Rico tuh keliatan gelisah gitu kayak pengen cepet-cepet ke penginapan
Ella
Kalo teleponnya lama dan sambil senyum-senyum kayaknya ga mungkin dari kantor deh, berarti kamu salah rin
Rino
Maksud kakak Bang Rino balik ke penginapan bukan karena ada kerjaan dari kantor?
(menyimpulkan pernyataan Ella)
Iya juga sih tadi Bang Rico juga ga mengiyakan
Nia
Kira-kira Bang Rico ada masalah apa ya sama Kak Sita, padahal mereka tuh selama ini keliatan so sweet banget, bikin semua orang pengen
Ella
Karena semua sama-sama ngerasa curiga, lebih baik nanti kita tanyain langsung sama Bang Rico
Rino
Bukannya kita udah pernah nanya ya tapi Bang Rico ga jawab
Ella
Kapan?
Rino
Malam ke berapa gitu setelah mama papa meninggal, pokoknya waktu itu kita akhirnya tidur bareng-bareng di ruang tamu
Ella
Oh yang waktu itu yaya kakak inget
Nia
Tadi adek juga udah sempet nanya sih sebenernya, tapi lagi-lagi Bang Rico juga menghindar dan mengalihkan pembicaraan
(sedih)
Ella
Yaudah nanti kita coba lagi bareng-bareng, gimanapun kita harus tahu
Rino
Bener, siapa tahu kita bisa bantu ya kan?
Ella dan Nia kompak mengangguk.
Rino
Bentar deh kok baunya enak banget ya…
Hmmm
(menghirup aroma makanan)
Kayaknya baunya dari sana deh
(menunjuk sebuah kedai kecil)
Kesana yuk
Rino langsung berlari menuju kedai tersebut, sedangkan Ella dan Nia mengikuti dari belakang
Setelah sampai di kedai yang ditunjuk Rino, mereka bertiga langsung memesan makanan yang mereka inginkan dan meminta pelayan kedai tersebut mengantarnya ke tempat mereka duduk menunggu sunset.
Beberapa detik sebelum sunset, makanan yang mereka pesan sudah datang.
Rino
Enaknya makan sambil liat sunset kayak gini, sempurna
Matahari sudah terbenam saat mereka selesai makan. Setelahnya mereka tidak langsung pulang, mereka beristirahat sebentar dan berbincang-bincang.
Nia
Adek kenyang banget nih, kayaknya nanti langsung tidur aja gaikut makan malam
Ella
Sama kakak juga kenyang dek, enak tapi makanannya, ga ngecewain
EXT. PENGINAPAN. MALAM
Sesampainya di penginapan, Ella, Rino dan Nia langsung melangkah ke kamarnya masing-masing
Namun, belum sampai di kamarnya, Rino tiba-tiba melihat sesuatu yang menarik perhatiannya
Rino
Itu kan Bang Rico, sama siapa dia
(berbicara dengan dirinya sendiri)
Mengikuti rasa penasarannya, Rino pun mendekati Rico yang sedang berdiri di depan pintu kamar seseorang. Semakin dekat Rino pun bisa mendengar suara lawan bicara Rico. Rino memberanikan diri untuk semakin mendekat karena dia mendengar suara lawan bicara Rico adalah suara perempuan. Rino pun mengurungkan niatnya untuk menampakkan diri di hadapan Rico. Setelah mencari-cari, Rino pun menemukan tempat persembunyian yang aman namun tetap dekat dengan Rico.
Dari tempat persembunyiannya, Rino bisa melihat dengan jelas Bang Rico tersenyum di hadapan perempuan itu. Sesekali Bang Rico juga membelai rambutnya dan memegang tangannya. Saat perempuan itu sedikit melangkah maju keluar kamarnya, barulah terlihat wajah perempuan itu.
Rino
Itu temen SMA nya Bang Rico, kenapa mereka keliatan mesra gitu ya? Perasaan dulu Bang Rico gapernah punya sahabat cewek, bahkan kalo itu sahabatnya harusnya ga semesra itu dong
(mengomel dengan dirinya sendiri)
Rino kembali mendengarkan dan memerhatikan Bang Rico dengan teman perempuannya itu
Rico
Aku ga sabar nih, pengen cepet-cepet jadi suami kamu
Jantung Rino langsung berhenti sejenak
Rino
Suami? Maksud Bang Rico apa sih? Dia mau poligami atau …? Engga engga (berbicara dalam hati)
Rino langsung berlari pergi. Dia sudah tidak tahan mendengar pembicaraan dan melihat kemesraan Bang Rico dengan teman perempuannya itu.
Sesampainya di kamar, dia terus memikirkan tentang Bang Rico dan tidak bisa tenang. Dia ingin bercerita kepada seseorang dan orang pertama yang terlintas di kepalanya adalah Ella, karena tidak mungkin dia menceritakan masalah sebesar itu ke adeknya.
Namun, saat Rino sudah dekat dengan kamar Ella, dia melihat seorang laki-laki muda bersiap-siap mengetuk kamar Ella. Mungkin umur laki-laki itu sekitar 27 tahun, potongan rambutnya rapi dan badannya tinggi tegap. Rino tahu betul siapa laki-laki itu, tapi dia juga yakin Ella tidak mengenal laki-laki itu.
Rino
(berlari dan langsung memukul laki-laki yang ada di depan kamar Ella)
Mau ngapain lo disini?
Laki-laki itu pun jatuh tersungkur, beberapa detik kemudian dia baru sadar siapa yang memukulnya hingga jatuh.
Laki-laki di depan kamar Ella
Anda?
(kaget)
Rino
Urusan lo sama gue ya
(menyeret laki-laki itu agar bisa berdiri)
Tanpa banyak bicara, laki-laki itu langsung membalas pukulan Rino. Mendengar keributan di luar kamarnya, Ella pun keluar.
Ella
(melihat Rino sedang dipukul oleh seorang laki-laki tak dikenal)
Stop stop stop, ini ada apa sih?
Sayangnya, baik Rino dan laki-laki itu sama-sama tidak mendengarkan Ella. Mereka masih saling memukul seakan-akan tidak ada siapa-siapa di sekitar mereka.
Ella
RINO BERHENTI
(teriak)
Laki-laki tak dikenal itu melongo, melihat seorang perempuan di dekatnya.
Laki-laki di depan kamar Ella
Loh? Ini kamar anda?
(berbicara dengan Ella sambil ngos-ngosan)
Ella
(mengangguk)
(berdiri di depan Rino, mencegahnya melanjutkan pertengkaran)
Iya, anda siapa ya? Kenapa mukulin adik saya?
Laki-laki di depan kamar Ella
Maaf, berarti saya salah kamar, saya ingin mengunjungi teman saya, orang penginapan bilang kamarnya disini, tapi kok anda yang keluar, kalau begitu saya permisi
(tersenyum ramah ke Ella dan sinis ke Rino)
Ella
Tunggu… anda belum jawab pertanyaan saya, kenapa anda memukul adik saya?
Laki-laki di depan kamar Ella
Maaf atas keributannya, tapi jujur bukan saya yang memulai, dia yang tiba-tiba memukul saya, dan adik anda yang harusnya minta maaf pada saya
Ella
(melirik Rino)
(bingung)
Anda kenal dengan adik saya? Tidak mungkin dia memukul seseorang tanpa alasan?
Laki-laki di depan kamar Ella
Anda bisa tanya alasannya pada adik anda
Ella
Bener kamu yang mukul duluan? Kenapa?
Rino
(mengangguk)
Nanti aku certain
Ella
Kalo gitu kamu minta maaf dulu, apapun alasannya, kamu tetep salah, kenapa harus pake kekerasan gitu, siapa yang ngajarin kamu?
Laki-laki di depan kamar Ella
Sudah sudah, saya sudah maafin dia kok, sekarang lebih baik anda bantu dia obatin lukanya, saya permisi dulu, saya harus mencari teman saya
Ella pun tidak bisa menahan laki-laki itu dan mau tidak mau membiarkannya pergi begitu saja tanpa ada maaf dari Rino.
Ella
(menyeret Rino ke kamarnya)
(mengirim pesan di WA group, memberi kabar pada Rico dan Nia)
Tak berapa lama kemudian, Rico dan Nia sudah ada di kamar Rino.
Rico
Rino kenapa la?
(langsung bertanya seketika sampai kamar Rino)
Nia
(berjalan sempoyongan karena sudah mengantuk)
(mengucek matanya)
Loh, Bang Rino kenapa?
(terkejut melihat Rino babak belur)
(duduk di dekat Rino sambil memerhatikan lukanya)
Ella pun menceritakan apa yang terjadi di depan kamarnya dan suasana pun langsung menegang saat Rico mulai menginterogasi Rino.
Rico
Kamu kenal sama laki-laki itu?
Rino
Pernah ketemu beberapa kali
Rico
Cuman pernah ketemu beberapa kali kok tiba-tiba ngajak berantem, kenapa?
Rino
Soalnya dia nyakitin temen-temen aku kak, sampek temen-temen aku masuk rumah sakit
Rico
Gimana ceritanya?
Tidak ada jawaban dari Rino
Rico
Dia sebaya sama Rino?
(bertanya pada Ella)
Ella
(menggeleng)
Lebih tua mungkin sebaya sama aku
Rico
Kenapa kamu bisa punya urusan sama orang itu, dia bahkan lebih tua daripada kamu, dia kakak tingkat mu di kampus?
Rino
Bukan bang
Rico
Ya terus siapa, coba jelasin sejelas jelasnya
Rino
Dia polisi
Rico, Ella dan Nia terkejut.
Ella
Kok bisa sampek berurusan sama polisi?
Rino
Soalnya…
(ragu-ragu)
Rico
Kamu harus cerita sejujur-jujurnya, kita semua berhak tahu rin
Rino
Iya, bang, ini aku juga mau cerita
(menarik nafas)
Aku beberapa kali ikut demo
Rico
Berarti kalo polisi itu sampek nyakitin temen-temen kamu berarti kamu demonya ga tertib
(dengan nada menuduh)
Rino
Gimana bisa tertib, polisi-polisi itu kayak belain pemerintah banget, udah jelas-jelas pemerintah salah, aku heran mereka dikasih apa sih sama pemerintah sampek nurut gitu?
(emosi)
Rico
Emang menurut kamu salahnya pemerintah dimana?
Rino
Abang ga baca apa di berita-berita, di medsos juga rame, sudah berapa kali pemerintah bikin kebijakan yang merugikan masyarakat? Aku kesel aja kenapa sih pemerintah itu gabisa tepatin janji, kenapa gabisa jadi amanah gitu
Rico
Abang bangga kalo kamu punya rasa peduli, punya keinginan untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Abang seneng kamu bisa berpihak dan mau membantu rakyat-rakyat yang emang butuh bantuan, tapi yang jadi pertanyaan abang kenapa kamu sampek benci banget sama polisi itu? Oke tadi kamu udah jelasin kalo polisi itu nyakitin temen-temen kamu, tapi secara masuk akal mereka ga mungkin nyakitin temen-temen kamu kalo demonya berjalan dengan tertib, coba cerita ke abang, pas kamu demo, apa kamu pake kekerasan?
(melipat tangannya)
Rino tidak menjawab dan hanya tertunduk
Rico
Apa kamu ngerusak fasilitas umum?
Rino masih saja bungkam
Rico
Apa kamu jaga kebersihan?
Mulut Rino masih saja tertutup rapat.
Rico
Ayo jawab pertanyaan abang, jawab pertanyaan abang pake suara selantang mungkin, selantang kamu menyampaikan argumenmu pas lagi demo
(nadanya menantang)
Rino
Ya aku lupa bang apa aja yang udah terjadi, kadang aku juga gabisa ngontrol dan kebawa suasana
Rico
Itu…
(menunjuk ke arah Rino)
Itulah alasan kenapa kita harus berpikir matang-matang sebelum ikut demo, abang tahu negara kita negara demokrasi, demo itu hak kita, sebagai rakyat yang punya suara, punya pendapat, tapi inget demo bukan buat orang-orang yang ga bijaksana, yang gampang tersulut, yang ga punya ilmu, yang hanya terprovokasi berita-berita atau postingan di medsos
(memegang kepalanya)
(menghela nafas)
(duduk)
Giliran Ella yang mengadili Rino. Nia ikut tertunduk lesu melihat Rino diadili oleh Rico dan Ella
Ella
(berdiri di hadapan Rino)
Kamu beneran ikutan demo sampek bikin onar?
Rino
Aku gangerti ukuran onar itu kayak apa, tapi kalo kakak tanya apa aku pake kekerasan? Iya, apa aku pernah ngerusak fasilitas umum? Pernah, apa aku jaga kebersihan? Engga
(merasa bersalah)
Ella
Sekarang jawab jujur apa tujuan kamu ikut demo?
Rino
Tad ikan aku udah bilang, aku mau nyampein kritik ke pemerintah kak, aku mau belain rakyat-rakyat yang dirugikan karena kebijakan-kebijakan yang ada
Ella
BOHONG
Tidak ada tanggapan dari Rino
Ella
Kalo kamu punya niat yang baik, kamu pasti akan tertib, sekarang kamu pikir kalo kamu pake kekerasan apa pemerintah langsung takut sama kamu terus ngebatalin kebijakan-kebijakan yang menurut kamu salah?
Rino
(menggeleng)
Ella
Nah engga kan?
Terus kalo kamu ngerusak fasilitas umum, masyarakat akan berterimakasih sama kamu karena udah belain mereka?
Rino
(menggeleng)
Ella
Nah itu kamu tahu, sekali-kali kamu coba deh, besoknya, setelah kamu demo, kamu balik lagi ke tempat kamu demo, lihat apa yang terjadi
Sekarang gini deh kalo kamu emang beneran punya niat baik, jangan rusak niat baik itu, dengan kekerasan dengan mengabaikan kebersihan lingkungan, karena jatuhnya percuma, akhir-akhirnya kamu cuman dapet capek
Tapi kakak sebenernya masih belum percaya kalo niat kamu cuman pengen membela hak rakyat
Rico
Sama, abang juga masih ga percaya, abang ngerasa kamu punya niat lain
Abang berharap kamu bisa terbuka, gimanapun abang, Kak Ella dan adek berhak tahu, kita keluarga kamu, kita peduli sama kamu, kita mau bantu kalo kamu lagi ada masalah
Ella
Kalo polisi itu sampek nyakitin kamu dan temen-temen kamu, berarti yang kamu lakuin itu serius, dan kakak yakin sudah ada api dalam hati kamu, meskipun sedikit, jadi saat kamu demo, api itu pun dipantik sedikit sudah jadi besar, dan kakak pengen tahu, kalo bisa kakak pengen kamu jujur, kenapa api kecil itu ada di hati kamu, rin?
Nia berdiri dan duduk di sofa yang Rino tempati. Dia mendekati Rino dan memeluknya
Nia
Ada apa bang, cerita sama kita, bang, kita keluarga kan?
(mempererat pelukannya)
Rino
(membalas pelukan Nia)
(mengelus rambutnya)
(melepas pelukannya pelan-pelan)
Kak Ella inget waktu di pantai kakak bilang aku ini kece karena aku tahu semuanya, gaada hal yang gabisa aku lakuin
(menoleh kea rah Ella, menanti jawaban)
Ella
(mengangguk)
Rino
Semua orang di medsos juga punya pikiran yang sama kayak kakak
Ella
Bagus dong, harusnya kamu seneng
Rino
Gimana bisa aku seneng saat aku tahu kalo ada hal-hal yang gabisa aku lakuin, saat aku sadar kalo aku ga sekeren apa yang mereka pikirkan, apa yang kakak pikirkan, apa yang semua orang pikirkan
(nadanya meninggi dan suaranya mulai bergetar)
(merogoh sakunya, mengambil ponselnya, mencari-cari sesuatu didalamnya, kemudian memperlihatkannya pada saudara-saudaranya)
Rico, Ella dan Nia pun memandangi ponsel Rino dengan seksama
Rino
Dengan nilai yang terus turun tiap semesternya, apa aku bisa tenang dan merasa pantas untuk dipuji banyak orang di luar sana, mama sama papa bahkan sering banget cerita ke keluarga besar atau teman-temannya tentang aku, bahkan kakak, abang dan adek pun ga henti-hentinya muji aku, tapi kalian lihat sendiri kan orang yang selama ini kalian kagumin ternyata gabisa mempertahankan prestasinya
(menahan tangis)
Selama ini aku selalu bisa mengatasi semua pelajaran di sekolah, menjadi juara kelas terlihat mudah, tapi sekarang semuanya serba sulit dan aku… dan aku gagal
(menangis)
Aku udah belajar mati-matian, ikut tutor sana sini, tapi hasilnya nihil, semuanya ga berhasil
Rico, Ella dan Nia tertegun mendengar isi hati Rino.
Rino
(mengelap air matanya dan menghela nafas)
Awalnya aku menyesal memutuskan untuk kuliah, aku pernah punya pikiran untuk berhenti kemudian mengikuti jejak Kak Ella, tapi mengundurkan diri dari kampus jelas bukan hal yang keren. Sampai akhirnya aku belajar banyak tentang demo di medsos, ada banyak hal di medsos yang membuatku tertarik ikut demo, dan saat itu juga aku berpikir kalo aku gabisa berhasil di bidang akademik, mungkin aku bisa pake cara lain, dan demo adalah satu-satunya pilihan yang aku punya untuk menutupi kegagalanku, untuk menyelamatkan reputasiku dan usahaku membuahkan hasil, mereka semua semakin menganggapku keren, kuliah di kampus ternama, jurusannya ga main-main, peka sosial pula, bagi mereka aku sempurna.
(menghela nafas)
(air mata Rino mulai mongering)
(tersenyum)
Kakak benar, ada api kecil dalam hatiku yang bisa dengan mudah membesar,
Ella
Dan saat kamu ikut demo kamu ngerasa punya tempat untuk menyalurkan emosimu itu?
Rino
(mengangguk)
kukira gaakan ada yang tahu, kukira aku bisa menyembunyikan semuanya
Nia
Kita ini keluarga, bang. Hati sama pikiran abang itu transparan di mata kita, jadi percuma abang mau tutupin kayak apa, kita bisa lihat semuanya
(tertawa kecil)
Rico
(memeluk Nia dan mengecup keningnya)
Nia
Bang, meskipun abang ga ngelakuin apa-apa dan hidup hanya untuk bernafas, inget bang ada satu orang di dunia ini yang selama-lamanya akan memandang abang sebagai orang keren, coba tebak siapa?
Rino
(menggeleng)
Gatau
Nia
Adek, bang
Ella
Salah. Ada dua orang, adek
(menunjuk Nia)
Dan kakak
(menunjuk dirinya sendiri)
Rico
Kalian semua salah, harusnya ada lima orang,
adek, kakak, abang, mama sama papa
Mereka berempat pun berpelukan.
Saat mereka saling melepaskan pelukannya, Rico, Ella dan Nia pun kembali angkat bicara
Rico
Jadi mulai sekarang kamu harus inget, gaada orang di dunia ini yang nyuruh kamu buktiin kalo kamu keren, kamu ga harus buktiin apa-apa ke siapa-siapa
Rino
(mengangguk dan tersenyum)
Ella
Kamu cukup jadi diri kamu sendiri, dan kamu ga boleh lupa kalo kamu punya kita, gagal itu biasa rin, semua orang juga pernah gagal, tapi semua orang sudah dibekali kemampuan untuk bangkit dan berusaha lagi, termasuk kamu. Jadi kamu jangan nyerah ya, (tersenyum sambil mengelus rambut Rino)
Emang sulit gaada yang bilang gampang, tapi kamu ga perlu khawatir, semuanya pasti akan baik-baik saja, dan kamu pasti bisa melewatinya, kakak yakin itu
Rino
(memeluk kakaknya)
Makasi kak
(berbisik)
Nia
Gaada orang di dunia ini yang bisa mengubah pikiran adek tentang abang, bagi adek, Bang Rino yang paling keren
Ella dan Rico
APA?
Rino
(tertawa)
Nia
(Garuk-garuk kepala)
Bang Rino emang yang paling keren…. tapi Kak Ella itu yang paling… yang paling.. cantik, iya cantik, terus Bang Rico itu yang… yang terbaik. Case closed, bye
(berlari ke arah tempat tidur Rino dan langsung menutupi dirinya dengan selimut)
Bang Rino adek tidur sini ya
(setengah teriak)
Rico, Ella dan Rino mendekati Nia yang sedang bersembunyi di balik selimut, kemudian mereka bertiga menggelitik Nia.
Nia
(geli)
Ampun… ampun…
(tertawa)
Adek sayang semuanya kok, beneran deh ga boong
Rico, Ella dan Rino pun ikut tertawa. Lelah menggelitiki Nia, mereka bertiga pun ikut berbaring di tempat tidur Rino.
Ella
Btw, rin, pacar barunya Oca itu dokter loh, kapan-kapan kakak kenalin sama dia, siapa tahu kamu bisa belajar dan ningkatin nilai kamu
Rino
Kak please deh aku kan udah bilang, aku udah ikut banyak tutor, bahkan meskipun aku ikut tutor sama seniorku yang paling pandai pun gaada hasilnya
Rico
Coba dulu lah rin, siapa tahu kalo sama orang yang udah praktek langsung, jadi ada hasilnya, mungkin dia juga bisa jelasin ke kamu dengan kata-kata yang mudah dicerna
Rino
Ok.. ok.. kak aku akan coba
(berpikir)
Kak, ini bisa jadi alasan yang tepat supaya Kak Oca mau ketemu sama kakak, kalo kakak bilang ketemuannya buat bantu aku kayaknya Kak Oca gabisa menghindar deh, Kak Oca gaakan bisa menolak pesona aku
Ella
(menimpuk Rino dengan bantal)
Terus aja terus… kepedean banget deh
Rino
Loh ini fakta
(tertawa)
Yak an dek?
(menoleh ke arah Nia)
Ga denger tadi adek bilang apa, aku yang paling keren
Rico, Ella dan Nia pun kompak tertawa
Rico
Bentar deh, abang punya pertanyaan ada apa sama kamu dan Oca, la?
Nia
Panjang bang ceritanya, yang pasti Kak Ella lagi berantem sama Kak Oca sekarang dan masih berusaha buat baikan
Rico
Ada-ada aja sih, semoga cepet baikan deh, tapi namanya juga sebuah hubungan pasti ada naik turunnya ya
(menatap atap)
Rico pun menoleh ke arah adik-adiknya dan mendapati mereka sudah mulai mengantuk dan mata mereka sudah setengah terpejam.
Rico
Capek ya? Habis jalan-jalan seharian?
Ella, Rino dan Nia mengangguk kompak
Rico
Tidur gih
(memeluk Ella yang ada di sebelahnya)
Sementara itu, Rino memeluk Nia yang ada di sebelahnya
Ella
(berbicara dalam tidur)
Gimana kalo besok kita balik duluan terus ke rumah Bang Rico, udah lama ga ke Surabaya
Tak lama kemudian, Rino dan Ella langsung kompak mengiyakan kemudian kembali tertidur.
Rencana adik-adiknya itu, membuat Rico kepikiran dan tidak bisa tidur. Ada rahasia yang harus dia tutupi dari adik-adiknya, tapi jika mereka berkunjung ke rumahnya maka semuanya akan terbongkar. Di sisi lain, dia juga tidak mungkin menolak kunjungan adik-adiknya, itu akan terdengar aneh dan adiknya akan semakin curiga.
Paginya, Rico semakin gusar, dia ingin berbicara baik-baik pada adik-adiknya dan meminta mereka untuk membatalkan rencana mereka. Tapi melihat adik-adiknya yang antusias mempersiapkan semuanya, Rico pun mengurungkan niatnya.
Dengan terpaksa, Rico pun akhirnya pulang dari Sumba lebih dulu dari teman-temannya. Mengingat Ella sudah memesan tiket untuk keberangkatan pagi, maka mau tidak mau Rico hanya bisa pamit pada teman-temannya lewat telepon. Rico dan adik-adiknya pun memilih untuk sarapan di bandara. Tak berapa lama setelah sarapan, mereka pun sudah bertolak ke Surabaya.
EXT. SURABAYA. SIANG HARI
Sesampainya di Surabaya, Rico, Ella, Rino dan Nia langsung memesan taksi online untuk mengantar mereka ke rumah Rico. Belum sampai satu jam, mereka sudah tiba di tempat tujuan.
Nia
Kak Sita, Kak Sita, ini adek, kak
(langsung masuk dan mencari-cari Sita seketika pintu rumah Rico terbuka)
Setelah mengelilingi rumah dan tidak berhasil menemukan Sita, Nia pun kembali ke ruang tamu
Nia
(khawatir)
Bang Rico Kak Sita gaada
Ella
Lagi tidur siang mungkin?
Nia
Gaada siapa-siapa kak di kamar
Rino
Toilet?
Nia
(menggeleng putus asa)
Ella
Kak Sita dimana bang?
Rico
Kalian istirahat dulu gih, abang mau beli makan siang dulu
(langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan Ella)
Ella, Rino dan Nia pun semakin bertanya-tanya tentang kelakuan abangnya.
Ella
Kalo Kak Sita gaada di rumah berarti masalahnya serius dong
Rino
Banget
Ella
Maksudnya?
Rino
Semalem sebelum aku berantem sama polisi di depan kamar kakak, aku ngeliat sesuatu kak, sesuatu yang penting dan harus kuceritakan segera sama kakak dan adek tapi semuanya gagal karena aku ketemu polisi itu
Ella
Tunggu tunggu berarti kamu emang sengaja ada di depan kamar kakak?
Rino
(mengangguk)
Dan aku liat polisi itu mau ngetuk kamar kakak, kukira dia mau godain kakak karena tahu kakak itu kakakku
Ella
Udah udah masalah itu skip aja, jelas kamu yang salah, dan sebelum kamu masuk kuliah nanti, kakak akan anterin kamu untuk minta maaf ke polisi itu
Rino
Yah kok gitu kak
(memelas)
Ella
Udah jangan bantah, sekarang lebih baik kamu ceritain apa yang mau kamu liat semalem
Rino
Oke oke aku cerita
(menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan)
Jadi semalem aku liat Bang Rico mesra-mesraan sama perempuan
Ella dan Nia
Hah?
Rino
Dan aku inget banget perempuan itu ada di rombongan, jadi itu berarti dia temen SMA nya Bang Rico
Ella
Yang mana sih?
(penasaran)
Rino
Percuma aku jelasin, emang kakak sama adek inget siapa aja temennya Bang Rico, dalam rombongan itu kan ada belasan orang, tapi aku bisa inget perempuan itu karena ya dia fashionable banget, kayaknya dia designer deh
Ella
Rino ngapain kamu muji-muji selingkuhannya Bang Rico?
(kesal)
Rino
Ga muji kak cuman ya itu kesan pertama ku pas liat dia di bandara, soalnya keliatan beda banget
Nia
Adek ga inget
Rino
Ya gimana kamu inget, kan yang kamu liat cuman Kak Aldo
Ella
Ciyeee
Nia
Hah bener Kak Aldo, kita liat di medsosnya Kak Aldo aja, kan dia sempet upload foto sama rombongan temen-temenya
Rino dan Ella pun langsung mendekat pada Nia dan memerhatikan foto yang ada ponselnya. Kemudian, Rino pun langsung menunjuk perempuan yang dia maksud
Nia
Emang kece sih bang penampilannya
Ella
Coba cari ig nya
Nia pun langsung menuruti perintah Ella.
Nia
Ketemu
Ella, Rino dan Nia pun memerhatikan seluruh foto-foto yang ada di akun selingkuhan Rico
Rino
Stop
(kaget melihat salah satu foto)
Nia
Kenapa bang?
Rino
Coba liat deh, itu kan tangan Bang Rico
(menunjuk sebuah foto yang menampakkan perempuan selingkuhan Rico memegang tangan seseorang)
Perhatiin deh kak, dek, itu tangan yang dipegang perempuan itu, ada bekas lukanya, kecil di deket telunjuk, Bang Rico kan pernah luka di daerah situ
Ella
Bener
(mengangguk)
Coba kita cek captionnya
Ella, Rino dan Nia
Kutunggu dudamu, RJ
(membacanya bersama-sama)
Ella, Rino dan Nia
RJ?
(saling berpandangan)
Rico Jumantara?
Rino
“aku ga sabar jadi suami kamu”
(mempraktekkan sesuai cara bicara Rico)
Ella
Hah?
Rino
Iya semalem aku denger Bang Rico ngomong kayak gitu ke perempuan itu
(yakin)
Ella
Ini gabisa dibiarin, kita harus lakuin sesuatu
Nia
Kenapa Bang Rico bisa setega itu sama Kak Sita?
(berkaca-kaca)
Ella
(menggenggam tangan Nia seakan-akan memberi isyarat “kamu harus kuat”)
Sekarang kita harus mikir apa yang kita lakuin untuk menyelamatkan rumah tangga Bang Rico dan Kak Sita
Ella, Rino dan Nia pun mulai berpikir.
Ella
Kakak ada ide
(memecah keheningan)
Rino dan Nia
Apa, kak?
Ella
Tapi kita harus pastiin dulu, kita ga boleh asal nuduh, kita harus denger sendiri dari mulutnya Bang Rico
INT. RUANG KELUARGA RUMAH RICO. MALAM HARI
Rico, Ella, Rino dan Nia sedang asyik bermain Uno Stacko dan yang kalah dikenai hukuman, yakni memilih truth (berbicata jujur) atau dare (menerima tantangan).
Nia
(gagal menjaga keseimbangan Uno Stacko)
Yah roboh
(kecewa)
Rino
Truth or dare, dek?
Nia
(berpikir sejenak)
Hmmm dare aja deh
Rico, Ella dan Rino pun berunding mengenai tantangan apa yang akan diberikan pada Nia.
Ella
Kita tantang kamu untuk mengijinkan kita upload satu foto terjelek kamu di sosmed dan gaboleh dihapus selama satu jam
Nia
(memasang wajah sedih dan berusaha menyembunyikan ponselnya)
Gaada tantangan lain?
Rino
(menggeleng)
Mana hp kamu?
(meminta ponsel Nia)
Nia
(enggan melepaskannya)
Rico
Dek, aturan tetep aturan
Nia
(menyerahkan ponselnya)
Jangan yang jelek banget dong
Rino
(membuka ponsel Nia)
Kebetulan dia lagi buka twitter
Ella
Yaudah upload di twitter aja
Rico
Abang tahu harus upload foto apa
(tertawa)
(melirik Nia)
Nia
Bang please jangan yang itu
(seakan-akan bisa membaca pikiran Rico)
Rino dan Ella terus berjaga-jaga selama Rico sedang memilih foto-foto Nia dan menguploadnya ke sosial media Nia.
Rico
Selesai
(berniat mengembalikan ponsel Nia)
Ella
Eh tapi jangan dibalikin langsung, nanti malah dihapus lagi sama adek
Rino
Iya bener, tunggu satu jam lagi
Nia
(memelas)
Balikin sekarang aja bang, jangan dengarkan mereka
Rico
(tidak menggubris Nia)
Lanjut
(tertawa kecil sambil melirik Nia yang terlihat kecewa)
Rico, Ella, Rino dan Nia pun kembali melanjutkan permainan dan kali ini Ella, Rino dan Nia bekerjasama agar Rico segera kalah. Pada kenyataannya, rencana mereka tidak terlalu sulit untuk dieksekusi bahkan semuanya berjalan dengan natural sehingga Rico pun tidak curiga.
Rino
Abang kalah
(meledek Rico)
Nia
Yes
(tertawa puas)
Truth or dear bang?
Rico
Hmmm adek balas dendam ya
Nia
Of course
Jadi, abang pilih apa?
Rico
Truth aja deh
Ella, Rino dan Nia pura-pura berunding
Nia
Oke kita semua sudah sepakat bahwa pertanyaan yang harus abang jawab sejujur-jujurnya adalah
(jeda)
Kenapa Kak Sita gaada di rumah? Apa abang sama Kak Sita ada masalah?
Rico
(panik)
Hmm… boleh ganti jadi dare ga?
Nia
(bingung)
(melirik Ella)
Ella
Boleh
Ella, Rino dan Nia pura-pura berunding
Ella
Jadi, kita sudah sepakat, kita akan tantang abang untuk cerita ada masalah apa antara abang dan Kak Sita sampek-sampek Kak Sita pergi dari rumah
Rico
Kalian janjian ya
(merasa tersudut)
Ella, Rino dan Nia tidak menjawab. Mereka bertiga sengaja diam dan menunggu Rico menceritakan semuanya
Rico
Emang percuma ya nyembunyiin sesuatu dari kalian
(terpaksa tersenyum)
(bangkit berdiri dan berjalan menuju sebuah laci di ujung ruangan)
(membuka laci itu dan mengeluarkan sebuah surat)
(berjalan kembali dan menyerahkan surat itu pada Ella, Rino dan Nia)
Ella, Rino dan Nia pun membaca surat yang diberikan Rico dengan seksama. Terlihat jelas bahwa terdapat kata “perceraian” dalam surat tersebut dan terkejutlah Ella, Rino dan Nia.
Rico
Abang juga baru tahu kalo suratnya sudah jadi, tadi siang pas kita dateng abang baru ngecek kotak pos
Ella
Kenapa bang?
(berkaca-kaca)
Rico
Seperti yang abang bilang semalam, setiap hubungan pasti ada naik turunnya, tapi hubungan abang sama Kak Sita lebih banyak turunnya, dan sekarang kita udah sampai di ujung di tingkat paling bawah jadi ga mungkin ke atas lagi,
Ella
Aku masih ga ngerti
Rino
Ini bukan karena abang punya perempuan lain kan?
Rico
Abang gabisa bohong, memang ada perempuan lain, tapi kan abang berhak mendapatkan yang terbaik, jadi kalo ada yang lebih baik dari Sita kenapa abang harus sama Sita terus?
Ella
(menampar Rico)
Abang pernah bayangin ga kalo aku atau Nia diperlakukan seperti itu sama seorang laki-laki?
Terdengar Nia mulai menangis dan Rino pun berusaha menenangkannya
Ella
Aku gatau gimana abang bisa punya pemikiran seperti itu dan aku juga gatau gimana abang bisa setega itu mengatakan semuanya di depan kedua adik perempuan abang
(mengelap airmatanya)
Apa pernah papa ngajarin abang seperti itu? Aku yakin bang, seandainya papa ada disini papa juga akan kecewa lihat anak laki-laki yang dia besarkan selama ini tumbuh menjadi seorang pria yang gapunya otak dan hanya menuruti nafsunya aja
Nia
(melepaskan pelukan Rino)
Kalo tahu ujungnya kayak gini, kenapa abang dulu keukeuh mau nikah muda sama Kak Sita? Abang ga inget gimana susahnya perjuangan kalian dulu? Terus sekarang abang dengan gampangnya ngelepas Kak Sita gitu aja?
(airmatanya terus menetes)
Waktu abang curhat ke papa tentang susahnya ngambil hati Kak Sita, papa juga pernah bilang kan, “mendapatkannya memang susah, tapi percayalah mempertahankannya jauh lebih susah”
Rico
Abang juga sadar kalo mempertahankannya susah, dan abang cuman manusia biasa dek, abang ga mampu, lagipula Sita sendiri yang bilang kalo abang berhak mendapatkan yang terbaik dan untungnya Sita sadar kalo dia punya kekurangan
Rino
Terus menurut abang, abang sendiri sudah sempurna?
Rico
Tapi kekurangan Sita itu fatal, dia gabisa ngasih abang keturunan
(nadanya meninggi)
Nia
Ada buktinya?
Rico
Ya udah jelas kan abang udah nikah sama dia sejak umur 20 tahun, dek, dan sekarang apa kalian lihat ada seorang anak di rumah ini? Satu aja gabisa.
Rino
Abang udah periksa ke dokter, kalo belum berarti bisa jadi abang yang bermasalah
Rico
Ga mungkin lah masak abang, dan sebenernya lebih daripada itu, ada banyak alasan kenapa abang udah ga tahan, sejak menikah, Sita itu berubah
Ella
Coba sebutin apa yang berubah dari Kak Sita?
Rico
Jarang dandan
Nia
Bukannya itu untuk menghemat pengeluaran abang? Inget deh bang dulu Kak Sita selalu cantik karena kebutuhan make up nya tercukupi, secara karirnya bagus dan dia juga terlahir dari keluarga yang kaya raya
Rico
Nah itu juga karena keluarganya kaya raya, abangmu yang biasa ini pun selalu jadi olok-olokan keluarganya, dan itu bikin abang ga nyaman, ga kayak
Ella
Kayak siapa? Perempuan itu? Emang abang udah ketemu keluarganya?
(sinis)
Rico
Udah
Ella
Mungkin abang nyaman di keluarga dia, tapi kalo ternyata kali ini semuanya terbalik, jadi dia yang ga nyaman di keluarga kita gimana? Terus abang mau cerai lagi?
Nia
Kak Sita aja perjuangannya lama banget sampek akhirnya berhasil menaklukan hati semua keluarga abang, sekarang sebut siapa keluarga abang yang ga deket sama Kak Sita? Bahkan mama yang sering ngomel tentang masakan Kak Sita pun sekarang jadi peduli banget sama Kak Sita
Rico
Tapi abang yakin kalo mama masih ada, mama pasti seneng kalo abang kenalin ke pacar abang, karena dia jago masak, ga kayak Sita
(membela diri)
dan satu lagi, pacar abang juga super perhatian dan ga suka ngomel kayak Sita
Nia
Please deh bang, gimana Kak Sita bisa perhatian ke abang, dia mungkin udah terlalu capek ngurusin rumah ini tanpa ada pembantu, dan gimana Kak Sita ga ngomel kalo abang seenaknya berantakin rumah ini setelah Kak Sita beresin semuanya dengan rapi
Rino
Pake akal sehat abang, jangan nafsu aja yang dikedepanin, aku yakin banget bang, di luar sana gaada yang lebih baik dari Kak Sita, dan sebenernya bukan abang yang butuh pendamping yang lebih baik, tapi Kak Sita, dia jauh lebih berhak mendapatkan yang lebih baik dari abang, kalo liat keadaan abang yang sekarang dia gapantes buat abang karena dia terlalu baik, dan seharusnya dia yang pergi, dia yang minta cerai, bukan abang
(pergi ke kamarnya)
Rico
Kalian ini kenapa sih? Kok pada belain Sita?
Nia
Abang yang kenapa, ga sadar-sadar kalo salah
(menyusul Rino pergi)
Ella
Bang mungkin Tuhan belum ngasih abang anak karena Tuhan liat abang belum siap, jadi suaminya aja ga becus, apalagi jadi ayah
(tersenyum)
Abang jangan sok-sok an pengen punya anak, padahal gatau aja susahnya jadi orantua. Saran Ella sih bang abang coba adopsi anak deh biar tahu rasanya gimana, nanti udah ngerasa bisa baru deh ngerengek ke Tuhan minta anak.
Sekarang abang pikirin baik-baik obrolan kita tadi
(melangkah menuju kamarnya)
Ella
(berbalik badan)
Dan satu lagi, kalo karma itu beneran ada, berarti gaada jaminan perempuan yang abang cintain sekarang gaakan ninggalin abang selamanya, bisa aja dia punya laki-laki lain suatu hari nanti dan abang akhirnya ngerasain apa yang dirasain Kak Sita sekarang
Rico pun terus memikirkan obrolannya dengan adik-adiknya hingga tertidur di sofa ruang keluarga.
INT. RUMAH RICO. SIANG
Sejak pembicaraan semalam, suasana rumah Rico jadi tegang, Rino, Ella dan Nia pun melupakan rencana liburan mereka dan memilih untuk tidak keluar dari rumah Rico.
Rico mencoba untuk mencairkan suasana, namun adik-adiknya terlihat enggan untuk menanggapi.
Tiba-tiba setelah selesai makan siang, mereka pun dikagetkan dengan tamu tak diundang di rumah Rico.
Rico
Biar kakak aja yang buka pintunya
(berjalan kearah pintu)
Polisi
Selamat siang, kami dari kepolisian, apa benar saudari Nia Jumantara ada disini sekarang?
Rico
(bingung)
(ragu-ragu mengangguk)
Ada apa ya pak?
Polisi
Apa bisa saudari Nia Jumantara dipanggil segera?
Rico
Bisa tapi bapak harus jelaskan dulu ada apa ini sebenernya?
Ella, Rino dan Nia penasaran dan melihat siapa tamu yang diajak bicara oleh Rico.
Polisi
Siapa diantara anda berdua yang bernama Nia Jumantara?
(menunjuk Ella dan Nia)
Nia
Saya pak
(maju selangkah)
Polisi
Anda kami tangkap atas tuduhan pencemaran nama baik, dan ini surat penangkapannya
(menyerahkan surat pada Nia)
Nia
(membaca)
Pihak yang melaporkan Aldo Wijaya, Pimpinan Perusahaan MTB Entertainment?
(menoleh ke arah Rico)
Kak Aldo?
Polisi
Memborgol tangan Nia
Ella
Tunggu, ini pasti ada yang salah pak
Polisi
Untuk masalah itu, biar saudari Nia jelaskan di kantor
(membawa Nia masuk ke dalam mobil)
Saat mobil polisi sudah pergi, Rico bergegas mengambil kunci mobilnya dan segera menyusul Nia bersama Ella dan Rino. Di dalam mobil, Rico berusaha untuk menghubungi pengacaranya agar bisa membantu Nia bebas dari tuduhan.
Sesampainya di kantor polisi, Rico, Ella dan Rino menunggu kedatangan pengacara terlebih dahulu sebelum masuk dan melihat kondisi Nia.
Setelah pengacara yang ditunggu sudah datang, barulah mereka masuk dan mendapati keberadaan Aldo, Brenda dan Sagara. Wartawan juga sudah banyak berkerumun di luar kantor polisi.
Rico
(mendorong Aldo hingga jatuh ke lantai)
(berniat memukulnya namun di lerai oleh polisi)
Polisi
Ini kantor polisi, anda mau ikut masuk penjara bersama dengan saudari anda?
(menatap Rico dengan kesal)
Rico
(duduk)
(menenangkan diri)
Maaf pak saya kebawa emosi, karena orang itu
(menunjuk Aldo)
Sudah menuduh adik saya tanpa bukti
Polisi
Kepolisian tidak akan memproses tuduhan tanpa adanya bukti, saudara Aldo sudah melaporkan kasus ini beberapa bulan yang lalu, dan berdasarkan hasil dari penyelidikan kepolisian saudari Nia adalah pelakunya, sebenarnya saudara Aldo sudah tahu sejak lama namun dia terus saja menyangkal dan akhirnya dia bersikeras untuk melanjutkan ini semua sejak semalam, namun karena semalam kita sudah mencari saudari Nia di Jakarta dan tidak menemukannya karena berdasarkan info dari satpam anda, ternyata saudari Nia ada di rumah anda
Aldo
Gue sebenernya udah tahu kalo yang ngelakuin ini semua adalah adik lo, tapi gue juga ga nyangka, sampek akhirnya gue mulai kenal sama Nia dan tahu segalanya. Bahkan semalam juga ada bukti tambahan yang memberatkan Nia
(memperlihatkan ponselnya)
Rico, Ella dan Rino
(memerhatikan ponsel Aldo yang memperlihatkan gambar punggung Nia dan Rico)
Rico
Ini kan gambar yang abang upload semalem di twitter nya adik, pas adek kalah main game
Aldo
Foto itu diupload oleh akun hater yang selama ini sudah menghina dan memfitnah Brenda
Ella
Bisa tidak ini semua dibicarakan baik-baik? Gausah pake ke polisi segala
Aldo
Apa lo bilang? Dibicarakan baik-baik? Lo pikir akun hater adik lo itu bisa ditolerir, lo baca aja sendiri, apa dia nulis yang baik-baik? Apa dia posting yang baik-baik
Polisi
Ini silahkan
(menyerahkan ponsel Nia yang sudah dibawa polisi sebagai barang bukti)
Terlihat akun hater yang dimiliki Nia telah menyebarkan banyak fitnah dan berulang kali menghina Brenda. Terlihat bahwa Nia beberapa kali menyebarkan fitnah bahwa Brenda telah mendapatkan kutukan karena belum menikah di usia 30 tahun, Nia juga menyebarkan fitnah bahwa Brenda telah menjual diri ke produser musik atau sutradara film hingga dia bisa seterkenal sekarang. Rico, Ella dan Rino pun terus memeriksa semua postingan akun tersebut dan mendapati bahwa Nia seringkali menggunakannya untuk menghina penampilan fisik Brenda, suara Brenda, penampilan Brenda di panggung, kemampuan akting Brenda, dia bahkan tidak sekali dua kali berharap Brenda segera meninggal dengan cara yang tragis.
Rico
Gue bener-bener minta maaf atas kelakuan adik gue, tapi kita bisa bicarain ini semua baik-baik kan? Dia adek gue, do, dan lo sahabat gue
Aldo
Gue udah nebak kalo lo pasti bakalan belain adek lo mati-matian, dan gue juga akan melakukan hal yang sama buat adek gue, co
Rico
Maksud lo?
Aldo
Brenda itu bukan cuman penyanyi yang ada di bawah naungan perusahaan gue, dia itu adik gue, co
Rico
Tapi lo kan anak tunggal
Aldo
Gue juga baru tahu akhir-akhir ini kalo ternyata gue punya saudara kembar, bokap gepernah cerita karena setelah cerai sama nyokap saat gue kecil, nyokap yang bawa Brenda, dan sekarang setelah bokap sama nyokap gaada, Brenda jadi tanggungjawab gue
Rico
Gue tahu adik gue salah, tapi apa harus semua ini diselesaikan dengan jalur hukum kayak gini, Nia masih sekolah do, kalo dia punya catatan kriminal bisa-bisa dia gabisa kuliah ataupun kerja, masa depannya hancur
Aldo
Dia emang masih sekoalh tapi dia sudah cukup umur untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, lo gatau kan apa yang dialami Brenda selama ini, gue juga kasihan co liat adik gue
Brenda terus menangis mendengar pertengkaran Rico dan Aldo, sedangkan Sagara yang ada disebelahnya terus berusaha menenangkannya. Sementara itu, Ella dan Rino tidak berani angkat bicara dan membela Nia karena sudah terbukti bahwa Nia bersalah.
Aldo
Gue pamit dulu, sampai ketemu di persidangan, dan gue harap lo ga minta gue bebasin adek lo, karena itu ga adil buat Brenda
Rico
(mengangguk)
Setelah, Aldo, Brenda dan Sagara pergi, Rico pun meminta ijin pada polisi untuk bertemu dengan Nia.
Nia
(didampingi polisi, berjalan keluar dari sel tahanan)
Abang
(berlari dan langsung memeluk Rico)
Adek takut bang, keluarin Nia dari sini
(merengek)
Rico, Ella, Rino, Nia dan Pengacara Rico duduk dalam satu meja
Nia
Kenapa sih bang, kok Kak Aldo nuduh-nuduh adek?
Rico
Dia punya bukti dek, justru abang yang harusnya nanya kenapa kamu ngelakuin ini semua?
(nadanya sedikit meninggi)
Ella
Sabar bang
Nia
Ngelakuin apa maksud abang?
Rino
(mendekati Nia dan memeluknya)
Kita udah tahu semuanya, abang tahu, kita semua juga tahu kalo kamu ngefans sama Sagara tapi bukan berarti kamu berhak untuk melakukan itu ke Brenda dek, dia ga salah apa-apa
Nia
Tapi dia ga pantes bang buat Sagara
Rico
Cukup dek, kalo kamu terus kayak gini gimana kita bisa bantu kamu keluar dari penjara
Nia
Tapi kan abang sudah sewa pengacara
(menoleh ke pengacara)
Bapak bisa bantu saya keluar dari sini kan pak?
Pengacara
Maaf mbak, kemungkinannya sangat kecil, semua bukti sangat memberatkan mbak, satu-satunya solusi adalah Pak Aldo mau mencabut tuntutannya
Nia
Yaudah kalo gitu Nia pengen ketemu Kak Aldo sekarang
Ella
Percuma dek
Nia
Maksud kakak?
Ella
Aldo itu saudara kembarnya Brenda
Nia
Apa?
(terdiam)
Pantes karirnya mulus, karena gimanapun dia bagian dari keluarga Wijaya yang punya MTB entertainment
(mengoceh lirih)
Rico
Dek cukup ya dek cukup, kita semua bener-bener ga nyangka kamu bisa gini, mana adek yang abang kenal, mana dek, kenapa kamu berubah gini sih, kamu kira dengan kamu berbuat gitu Sagara jadi bangga gitu punya fans kayak kamu?
Nia
(menunduk)
Rico
Kamu tahu Sagara tadi juga dateng dan dia sama sekali ga dukung kamu dek
Nia
(terkejut dan mulai berkaca-kaca)
Rico
Jadi sekarang sebaiknya kamu renungkan dulu kesalahan kamu
(bangkit dari duduknya dan melangkah pergi)
Ella
Jaga diri baik-baik ya dek
(menyusul Rico)
Rino
(akan melangkah pergi namun tangannya ditahan oleh Nia)
Nia
Bang bantuin adek bang
Rino
(memegang kedua pundak Nia)
Kita semua pasti akan bantu kamu dek, kita ga ninggalin kamu, kita cuman pengen kamu sadar kalo kamu salah
(mengecup kening Nia)
Abang pergi ya dek, kamu yang sehat, abang ga kemana-mana, abang selalu ada di sini (menunjuk kepala Nia) dan disini (menunjuk hati Nia)
(melangkah pergi sambil menyembunyikan air matanya)
Pengacara
Saya pamit dulu ya mbak, saya juga akan berusaha semaksimal mungkin untuk membela mbak di persidangan dua hari lagi
INT. APARTEMEN. MALAM
Aldo dan Brenda menginap di apartemen mereka yang ada di Surabaya, karena mereka tidak bisa kembali ke Jakarta sebelum siding Nia selesai.
Brenda
Mas ada kiriman nih buat mas
Aldo
(melamun di sofa menatap ponselnya)
Brenda
Mas?
(memanggil Aldo dengan lebih keras)
Aldo
Hah? Apa?
(kaget)
Brenda
Ada kiriman nih
Aldo
Buka aja, apa isinya?
Brenda
Mie ayam
Aldo
Hah? Gue ga pesen mie ayam
Brenda
Lah gue kira lo pesen
(mencari-cari sesuatu di sekitar kiriman itu)
Eh ada suratnya
Aldo
Baca aja
Brenda
“Inget ga waktu SMA dulu kita sering makan di kedai mie ayam di depan sekolah model, supaya bisa liat cewek-cewek cantik yang sekolah disana, hehe ternyata kedainya masih ada loh dan sekolah modelnya makin besar, muridnya makin banyak dan cantik-cantik, kapan-kapan kesana lagi yuk, ngobrol, tapi sebelum itu, nih gue beliin buat lo supaya lo inget rasa mie ayamnya”
Aldo
Pasti dari Rico
(kesal)
Udah buang aja
Brenda
Loh kok dibuang?
Aldo
Yaudah kalo mau makan aja
Brenda
Yes, makasi mas
(melangkah pergi untuk menyantap mie ayam di meja makan)
Setelah selesai makan, Brenda memastikan bahwa pintu apartemennya sudah terkunci sebelum dia pergi tidur, namun belum sampai di pintu, Brenda kaget melihat Aldo yang tertidur di sofa.
Brenda pun berniat membangunkan Aldo agar bisa pindah tidur di kamar, namun melihat Aldo tertidur nyenyak dia pun mengurungkan niatnya. Kemudian dia mengambil selimut dari kamar untuk Aldo. Sebelum menyelimuti Aldo, Brenda mengambil ponsel Aldo yang digenggam erat di tangannya. Brenda tidak sengaja menyalakan ponsel Aldo dan mengetahui bahwa sedari tadi Aldo melamun sambil melihat fotonya bersama Nia.
Brenda
Jadi Nia ikut ke Sumba dan Mas Aldo kenal sama Nia
(berbicara sendiri, sambil melihat-lihat isi galeri Aldo yang banyak berisi foto Nia)
Kayaknya gue besok harus mastiin nih ke Mas Aldo
(menyelimuti Aldo kemudian pergi ke kamarnya, tidur)
INT. APARTEMEN. PAGI HARI
Brenda terbangun karena mendengar seseorang mengetuk pintu apartemennya. Setelah membuka pintu apartemennya, Brenda langsung melihat Sagara dihadapannya.
Sagara
Morning
(Memeluk Brenda dan mengecup keningnya)
Brenda
(berusaha lepas dari pelukan Sagara)
Ihh jangan deket-deket aku kan belum mandi
Sagara
Kamu udah mandai apa belum sama aja kok, tetep cantik dan wangi
Brenda
Gombal
Sagara
Aku ga disuruh masuk nih?
Brenda
Yang suka gombal emang gab oleh masuk
(menggoda Sagara)
Sagara
Yah kok gitu?
(pura-pura kecewa)
Padahal aku bawain sarapan, yaudah kalo boleh masuk, aku makan sendiri aja
Brenda
(perutnya berbunyi)
Sagara
(tertawa)
Padahal laper, sok sok an nolak
Brenda
(meringis)
Iya iya masuk gih
Brenda dan Sagara pun masuk.
Sagara
Kok Mas Aldo tidur di sofa sih?
Brenda
Gatau tuh dari semalem ngelamun di sofa terus eh tiba-tiba ketiduran, dia juga belum makan sejak pulang dari kantor polisi
Sagara
Yaudah bangunin gih, kita sarapan bareng
Brenda pun mendekati Aldo dan tiba-tiba tersenyum sendiri
Sagara
Kenapa?
Brenda
Mas Aldo ngingau
Sagara
Hah masa?
(mendekati Aldo)
Brenda dan Sagara
(mendengarkan dengan seksama)
Nia?
Sagara
Bentar bentar ini maksudnya Nia yang haters kamu itu?
Brenda
Dia fans kamu juga tauk
Sagara
Engga, aku ga nerima fans yang jahat
Brenda
Aku kok ngerasa ada sesuatu antara Mas Aldo sama Nia
Sagara
Sesuatu gimana?
Brenda
Ya soalnya Mas Aldo sama Nia tuh ternyata sedeket itu, sampek Mas Aldo banyak nyimpen fotonya Nia di hapenya, terus semalem sampek ngelamun gitu ngeliatin fotonya Nia
Sagara
Bentar bentar kok Mas Aldo bisa kenal sama Nia
Brenda
Kan Nia adiknya Rico, sahabatnya Mas Aldo sejak SMA, eh tapi kayaknya Mas Aldo baru deket sama Nia sejak liburan ke Sumba kemarin deh
Sagara
Padahal liburan cuman berapa hari
Brenda
Aku aja ga butuh waktu lama buat suka sama kamu
Sagara
(tersipu)
Masa?
Brenda
Serius, jadi menurutku wajar kalo Mas Aldo bisa punya perasaan secepet itu
Sagara
Tapi kan Nia masih bocah
Brenda
Kamu juga masih bocah kali bagi orang seumuran aku
Sagara
Yaudah iya iya, berarti fix nih ada sesuatu
Brenda
Belum pasti sih, Mas Aldo juga gapernah cerita apa-apa
Sagara
Yaudah bangunin gih
Brenda
(membangunkan Aldo)
(kaget saat menyentuh badan Aldo)
Kok Mas Aldo badannya panas
Aduh gimana nih?
Sagara
Kompres dulu aja, aku ada beberapa obat sih di mobil, aku ambil dulu ya
Brenda
Ok ok
Brenda pun mengompres Aldo, kemudian membangunkannya agar bisa sarapan dan minum obat. Dibantu oleh Sagara, Brenda pun membopong Aldo ke kamar.
Brenda
Mas kenapa sih mas, jangan sakit dong
Aldo
Gue gapapa, bren, cuman kecapekan aja
Brenda
Gue ga yakin kalo lo sampek sakit karena capek, lo ga pernah gini meskipun capek kerja, lo kepikiran Nia ya?
Aldo
Apaan sih? Ngapain juga gue kepikiran dia?
Brenda
Mas jangan bohong deh, selama di Sumba lo deket kan sama Nia
Aldo
Ya itu sengaja supaya bisa nyelidikan itu akun dia apa bukan
Brenda
Iya tapi lama-lama lo jadi nyaman dan ada perasaan kan?
Aldo
Lo ngomong apa sih
Brenda
Lo suka sama Nia, cuman lo ngerasa gabisa ngelanjutin ini semua karena Nia udah nyakitin gue, ya kan?
Aldo
Engga, itu semua ga bener, udah ah gue mau istirahat dulu, lemes banget nih
Brenda
Yaudah mas istirahat aja, kalo ada apa-apa panggil gue
INT. APARTEMEN. PAGI HARI
Keesokan harinya, kondisi Aldo mulai membaik, suhu badannya juga sudah turun, sehingga dia sudah kuat untuk sarapan sendiri tanpa disuapin.
Brenda
Mas, lo beneran mau nerusin semua ini?
Aldo
Emang ada alasan untuk ga nerusin ini?
Brenda
Keras kepala lo, please jujur sama diri lo sendiri mas
Aldo
Gue ga ngerasa lagi bohongin diri gue sendiri?
Brenda
Sampek sakit gitu kemarin, masih aja ngelak
Aldo
(bangkit berdiri)
(menyalakan radio)
(kembali duduk dan melanjutkan sarapannya)
Brenda
(geleng-geleng)
(melanjutkan sarapannya dengan kesal)
Aldo
(tiba-tiba tersenyum sendiri saat mendengar radio)
Brenda
Kenapa sih lo dari tadi senyum-senyum sendiri
Aldo
Gapapa, lagunya lucu aja
Brenda
Hah apanya yang lucu?
Aldo
ain’t nothing but a hard egg, ain’t nothing but a minced steak
Brenda
Apaan sih liriknya kok loh ganti-ganti gitu
Aldo
Bukan gue yang ganti, tapi Nia
Brenda
Tuh kan…kepikiran dia kan lo?
(menggoda Aldo)
Udah deh, gausah menyangkal, jujur aja, gausah benci Nia gara-gara gue
Aldo
Tapi kalo gue terusin ini semua ga bener, bren, ini ga adil buat lo
Brenda
Bang gue udah mulai ikut terapi kan, dan sekarang lo liat sendiri kondisi gue udah membaik, sejak ada lo dan Sagara gue jadi punya support system, dan hukuman dua hari di penjara udah cukup buat Nia, mas, dia pasti udah renungin kesalahannya kan, kasihlah dia kesempatan, dia pasti bisa berubah kok, lo aja bisa suka sama dia, berarti ada hal-hal baik lain yang ada dalam dirinya, dan lo bisa bantu untuk jadiin hal-hal baik itu dominan dalam diri Nia, supaya dia bisa jadi lebih baik
Aldo
Tapi gue gabisa lupa bren, cara dia caci maki lo waktu di pantai itu
Brenda
Iya gue inget cerita lo, tapi kan lo juga bilang kalo dia udah minta maaf, dia bahkan minta lo jangan minta maaf kan karena dia sadar dia yang salah
Aldo
Tapi kalo gue lepasin dia sekarang, haters lo yang lain akan semakin menjadi-jadi, karena mereka tahu kalo lo akan berbaik hati memaafkan mereka
Brenda
Yaudah lah mas, gue juga udah dewasa, udah banyak belajar, ya memang ini resiko pekerjaan gue, mau gamau ya gue terima, yang penting kan gue masih punya lo
(jeda)
Dan Sagara
Aldo
Hmmm Sagaranya gapernah lupa
(tertawa)
Brenda
Yaudah selesain gih sarapannya, habis itu ke kantor polisi
Aldo
Lo yakin mau bebasin Nia? Seandainya orang itu bukan Nia lo mau bebasin dia?
Brenda
Mau
Aldo
Jadi kalo ada kejadian kayak gitu lagi…
Brenda
(memotong kalimat Aldo)
Biarin aja, toh gue sekarang juga udah ngurangin aktivitas gue di sosmed, cuman ada satu sosmed juga kan yang tersisa, dan itu juga udah banyak dihandle sama admin dari perusahaan kan, gue paling cuman muncul sekali dua kali jadi ya gue ga bakalan mikirin omongan-omongan haters, gue juga udah gapernah baca
(meneguk sedikit minumannya)
Dulu emang omongan mereka ngaruh banget di hidup gue, tap ikan itu karena gue belum dewasa, dan gaada yang bisa diajak ngobrol, mama juga cuman mikirin uang gue, dia paksa gue kerja karena kan dia gapunya penghasilan setelah cerai sama papa, tapi sekarang gue udah dewasa, gue punya lo dan Sagara, jadi yaudah biarin mereka mau ngomongin gue kayak apa ya terserah, ga mungkin juga gue bikin semua manusia di dunia ini suka sama gue, pasti ada kritik, pasti ada yang iri, pasti ada yang ga suka, meskipun bukan artis semua manusia juga ngalamin hal yang sama kan. Kalo lo gamau ada orang kayak Nia lagi di hidup gue, itu mustahil mas, bahkan meskipun orang udah meninggal aja ada kok yang masih punya haters, namanya juga hidup
Aldo
Seandainya kita sama-sama terus dari dulu, lo ga mungkin ngerasa kesepian
Brenda
Udah deh jangan menyesali yang telah lalu
(bangkit berdiri)
Berangkat yuk, udah selesai kan sarapannya, tapi tunggu gue siap-siap dulu ya
Aldo
Jangan lama-lama
INT. KANTOR POLISI. PUKUL 10.00 WIB
Brenda, Aldo dan Sagara sampai di kantor polisi dan segera mengurus adminitrasi untuk mencabut tuntutannya kepada Nia. Tak berapa lama kemudian Nia pun keluar dari sel, namun saat Nia mendekati mereka bertiga, Aldo tiba-tiba memutuskan untuk pergi.
Aldo
Lo anterin dia pulang ya, kabarin gue kalo dia udah sampek rumah Rico
(berbisik)
Brenda
Mas…lo mau kemana?
(menahan Aldo tapi gagal)
Nia
(berada di hadapan Brenda dan Sagara)
Kak Aldo kemana?
Brenda
Dia ada urusan, jadi gue sama Sagara aja ya yang anterin lo pulang
(tersenyum)
Nia
(menangguk)
Kak Aldo pasti masih marah sama Nia
Brenda
Engg…
Sagara
Ya iyalah, ga cuma Mas Aldo, gue juga ga rela kalo lo bebas, lo harusnya dapet hukuman yang setimpal, dan ini belum seberapa dibandingkan apa yang udah dialami Brenda selama ini
Brenda
(memegang tangan Sagara)
Mas Aldo udah maafin lo kok, kalo dia belum maafin ga mungkin dia cabut tuntutannya, jadi jangan pikirin omongan Sagara ya
Nia
Tapi Kak Sagara bener, harusnya aku ga dibebasin secepet ini
Sagara
Lo berutang budi sama Brenda, kalo bukan karena hati baiknya Brenda, dia ga bakalan ngebujuk Mas Aldo buat bebasin lo
Nia
Jadi Kak Brenda…
(berkaca-kaca)
Maaf ya kak, Nia malu, Nia udah jahat sama kakak tapi kakak masih baik sama Nia, Nia cuman ….
Brenda
Yang penting sekarang lo udah sadar kalo lo salah
Nia
Sadar banget kak, Nia sadar banget kalo Nia salah, Nia cuman terlalu terobsesi sama Kak Sagara, sampek-sampek jahatin Kak Brenda, Nia pikir Kak Brenda ga pantes buat Kak Sagara, tapi sekarang Nia sadar, Nia bukan siapa-siapa, justru Nia yang ga pantes untuk menghakimi Kak Brenda dan menentukan siapa pasangan terbaik untuk Kak Sagara
(menunduk dan menangis)
Nia juga minta maaf ya Kak
(mengangkat kepalanya dan menatap Sagara)
Kakak pasti malu punya fans kayak Nia, setelah semua hal baik yang udah Kak Sagara kasih ke hidup Nia, Nia malah balesnya gini
(menunduk)
Sagara dan Brenda saling berpandangan, mereka berdua takjub akan pemikiran Nia yang sudah banyak berubah.
Sagara
(memeluk Nia)
(melepas pelukannya dan menatap Nia)
Gue sayang sama fans-fans gue termasuk lo, karena gue tahu tanpa fans-fans gue, ga mungkin gue bisa sesukses ini, gue makasi banget atas semua yang udah lo kasih buat gue, tapi please, jangan diulangin lagi ya, jangan ikut campur masalah pribadi, kalo lo pikir Brenda bukan orang yang sempurna buat gue, terus yang sempurna menurut lo harus yang kayak gimana, lo juga harus sadar kalo gue juga manusia biasa, gue ga sehebat yang lo pikirin, gue juga punya banyak kekurangan, dan Brenda bisa nerima itu semua, gue tau lo dan fans-fans yang lain udah ngasih banyak ke gue, tapi gue gabisa nurutin kalian terus, gue gabisa ngasih apa yang kalian mau apalagi kalo itu udah nyangkut urusan pribadi, urusan hati, gue gabisa bohong, gue cintanya sama Brenda, dan gue bahagia sama dia
Nia
Iya kak Nia juga bisa lihat sendiri, Nia baru sadar pasangan terbaik untuk Kak Sagara adalah bukan pasangan yang sempurna tapi pasangan yang bisa buat kakak bahagia, Nia bener-bener baru sadar
(menghela nafas)
Nia janji mulai sekarang Nia akan jadi fans yang baik, bukan fans yang toxic, Nia akan belajar untuk dukung Kak Sagara tanpa terlalu ikut campur masalah pribadi kakak, Nia masih boleh kan kak jadi fansnya kakak?
Sagara
Boleh dong
(memeluk Nia)
Setelah lepas dari pelukan Sagara Nia langsung memeluk Brenda.
Nia
Mulai sekarang Nia juga ngefans sama Kak Brenda, makasi ya kak, Nia doain kakak sukses terus dan langgeng sama Kak Sagara
Brenda dan Sagara
Aamiin
Setelah Nia melepas pelukannya, Sagara dan Brenda pun mengajak Nia pulang.
INT. RUANG TAMU RUMAH RICO. SIANG
Sesampainya di rumah Rico, Nia langsung disambut oleh kakak-kakaknya. Rico, Ella dan Rino bergantian memeluk Nia dan menangis karena tidak menyangka Nia sudah bebas.
Rico
(menatap Brenda sambil mengelap air matanya)
Gimana caranya Nia bebas?
Brenda
Mas Aldo cabut tuntutannya
Nia
Karena dibujuk Kak Brenda
Rico
Makasi ya bren, sumpah lo baik banget sama adek gue
Brenda
Gue tau rasanya pisah sama saudara kita sendiri itu gaenak
Rino
Orang baik kayak gini kamu jahatin, dek
(mengacak-acak rambut Nia)
Nia
Maaf
(menunduk)
Sagara
Nia lakuin itu juga karena Nia ga kenal sama Brenda, kalo udah kenal gini dia pasti bisa lihat kebaikan-kebaikan yang ada di diri Brenda
Nia
(mengangguk sambil tersenyum)
Ella
Makasi ya, kalian udah bebasin Nia, kita bertiga janji bakalan jagain adek kita yang satu ini
Sagara
Bener, dia kayaknya butuh perhatian ekstra
Mereka semua tertawa
Rico
Ngomong-ngomong, Aldo mana?
Brenda
Dia lagi ada urusan, sebenernya kita berdua juga sih, cuman ya gimana dia titip supaya Nia dianter sampek rumah dengan selamat
(menatap Nia dengan tersenyum)
Nia
(kaget)
Brenda
Yaudah karena Nia udah sampai dengan selamat berarti tugas kita selesai ya, semoga kapan-kapan kita bisa ketemu lagi, tapi dengan alasan yang lebih baik
Rico, Ella, Rino dan Nia tersenyum serta mengamini pernyataan Brenda
Sagara
(memeluk Nia)
Jangan buat akun haters lagi ya, belajar yang rajin, kan mau ujian nasional
(melepas pelukan)
Gue pamit ya
Sagara dan Brenda pun berjalan ke mobil namun sebelum mobil melaju Sagar kembali berpesan pada Nia
Sagara
Jangan nonton konser gue bulan depan, fokus belajar dulu, habis ujian aja kita ketemu lagi
(melambaikan tangan)
Nia
(melambaikan tangan)
Mobil Brenda dan Sagara pun sudah tak terlihat lagi
Rico, Ella dan Rino kembali memeluk Nia.
Nia
(melepaskan diri dari pelukan kakak dan abangnya)
Ngomong-ngomong soal ujian, Nia udah ga masuk sekolah berapa hari nih
Ella
Nanti malem kita balik ya, habis ini kita pesen tiket
(beralih menatap Rino)
Kamu gimana rin, langsung ke yogya atau nganterin adek dulu
Rino
Kan katanya lo butuh bantuan buat baikan sama Kak Oca
Ella
Oh iyaya berarti ke Jakarta ya
Rico
Abang ga ikut ya, minggu depan udah mulai persidangan jadi abang gabisa ikut ke Jakarta
Nia
Abang beneran mau cerai sama Kak Sita?
Rico
Sejak pembicaraan kita waktu itu, abang jadi bimbang, tapi karena abang sudah mengajukan gugatan, mau gamau abang harus datang ke persidangan, mungkin saat mediasi nanti ada titik terang, doain aja ya
(menatap Nia, Rino dan Ella secara bergantian)
Ella, Rino dan Nia pun hanya bisa mengangguk dan mendoakan dalam hati agar Rico diberikan jalan yang terbaik.
EXT. BANDARA SOEKARNO HATTA. PUKUL 10 PAGI
Ella, Rino dan Nia baru saja sampai di Jakarta dan tiba-tiba mendengar suara bapak-bapak memanggil Ella. Mengenakan seragam OB bandara, bapak-bapak itu berdiri di hadapan Ella.
Pak Anas
Mbak Ella?
Ella
Loh bapak kerja disini?
Pak Anas
Iya mbak, mbak dari mana atau mau pergi kemana?
Ella
Saya baru pulang dari rumah Abang saya di Surabaya
Oh iya, kenalin pak ini adik-adik saya, yang ini Nia
(menunggu Nia dan Bapak OB Bandara bersalaman),
dan yang ini Rino
(menunggu Rino dan Bapak OB Bandara berjabat tangan)
Pak Anas
Saya Anas, kebetulan mbak Ella pernah nolong saya, nganterin anak saya ke rumah sakit, mbak Ella ini baik banget padahal hari itu dia mau pulang karena mama sama papanya meninggal
(menutup mulutnya)
Maaf saya tidak bermaksud mengungkit masalah itu, mas Rino, mbak Nia, saya turut berduka cita ya
Rino
Gapapa Pak Anas, justru kalo sekarang kita ga ketemu dan Pak Anas ga cerita ke saya dan Nia, kita berdua mungkin gatau kalo ada kejadian seperti itu, terus-terus kejadian selanjutnya gimana pak?
Pak Anas
Jadi waktu itu anak saya ditabrak sama orang dan orangnya lari, terus mbak Ella menawarkan bantuan untuk mengantarkan anak saya ke rumah sakit, sampai di rumah sakit sebenernya mbak Ella sudah mau pamit pulang tapi dia pingsan
Nia
Hah pingsan?
Ella
Soalnya waktu itu kakak liat ada dua pasien kecelakaan yang dibawa sama perawat, pasiennya itu seumuran mama papa, dan emang cewek sama cowok gitu, jadi kakak tiba-tiba kebayang wajah mama sama papa, seakan-akan pasien yang ga sadarkan diri itu mama sama papa, terus tiba-tiba gelap aja udah
Pak Anas
Ga berapa lama setelah itu mbak Ella udah sadar tapi karena saya cerita ke dokter kalo mbak Ella mau nyetir dan pulang ke rumahnya, dokternya ngelarang dan nyuruh mbak Ella istirahat dulu, tapi mbak Ella keukeuh yaudah deh dokternya langsung suntik obat tidur, supaya mbak Ella nurut
Ella
Itulah kenapa kakak baru nyampek rumah setelah kamu rin, karena kakak baru bangun pas dini hari gitu, terus baru deh dibolehin balik sama dokter
Nia dan Rino
Oh pantesan
Ella
Eh tapi pak, gimana keadaan anak bapak sekarang?
Pak Anas
Sudah membaik mbak, sudah seminggu di rumah, ya masih harus kontrol sih sampek sembuh total
Ella
Syukurlah kalo gitu
Sebelumnya saya minta maaf ya pak, saya gabisa lama-lama, saya harus pamit dulu, kasian ini adik-adik saya sudah capek
Pak Anas
Oh iya iya mbak silahkan, sekali lagi terimakasih ya mbak saya akan selalu inget kebaikan mbak
INT. RUMAH SAKIT. SIANG
Kemarin Ella, Rino dan Nia sudah tiba di Jakarta dan hari ini Ella berencana untuk segera bertemu dengan Oca agar hubungannya bisa kembali baik. Rino yang memang sudah berniat membantu Ella pun ikut menemani Ella bertemu dengan Oca.
Rino
Janjiannya beneran disini kak?
(berjalan mondar-mandir, tidak sabar menunggu Oca yang tidak kunjung muncul)
Ella
Iya Oca bilang tunggu di kantin rumah sakit, dia mau kontrol dulu
Rino
Tapi kak, kayaknya aku gajadi minta bantuan ke pacarnya Kak Oca deh, gila aja masak aku bolak balik Yogya Jakarta buat tutor
Ella
Sekarang kan jaman udah canggih rin, masak harus dateng kesini kan bisa online
Rino
Kak tuto langsung aja aku gapaham, apalagi online
Ella
Yaudah lah buat basa basi aja
(menoleh ke arah pintu kantin)
Eh itu Oca udah dateng
(tersenyum seramah mungkin)
Oca
(cemberut saat menatap Ella)
(sumringah saat melihat Rino)
(melangkah mendekati meja Ella dan Rino, kemudian langsung memeluk Rino)
Lo apa kabar, rin? Yaampun dah lama ga ketemu, makin keren aja lo
Rino
Baik kak, kakak sendiri gimana katanya habis masuk rumah sakit? Hasil kontrol hari ini gimana?
(tampak khawatir)
Oca
Gaada yang perlu lo khawatirin, gue baik-baik aja kok
(duduk)
Oh iya katanya lo mau kenalan sama pacar gue
Robin
Robin
(menjabat tangan Rino)
Rino
Saya Rino kak, adiknya Kak Ella
Oca
(sengaja mengobrol Rino dan tidak menggubris keberadaan Ella)
Terus terus apa nih yang bisa gue bantu?
Rino
Jadi gini kak, aku tuh lagi nyari tutor gitu sih soalnya entah kenapa aku belum bisa menyesuaikan diri diri di jurusanku, jadi nilai ku turun terus nih padahal udah masuk semester 4, nah kata Kak Ella pacar Kak Oca kan dokter
Robin
Kamu kuliah jurusan kedokteran?
Rino
Iya kak
Robin dan Oca saling berpandangan. Oca seakan-akan melarang Robin untuk angkat bicara namun Robin tak mau menurut.
Robin
Gini ya Rino, sebenernya ini ada salah paham, intinya saya bukan dokter, saya psikiater di rumah sakit ini, alasan kenapa kakak kamu mengira saya dokter adalah karena Oca bilang begitu ke kakak kamu, dan kenapa Oca melakukan itu, saya rasa bukan tempat saya untuk menjelaskan, biar Oca saja ya yang menjelaskan semuanya
Oca
(bingung)
Robin
Ini waktunya
(berbisik)
Oh ya kalau kamu masih butuh tutor sepertinya saya ada beberapa kenalan dokter, kalau kamu mau saya kenalkan, mari ikut saya
(memberi isyarat agar meninggalkan Oca dan Ella)
Rino
(memberi isyarat ke Ella agar mengijinkannya pergi)
Ella
(mengangguk)
Rino dan Robin pun melangkah pergi meninggalkan Ella dan Oca sendiri di kantin.
Setelah sudah jauh dari kantin, Rino menghentikan Robin
Rino
Tunggu kak, sebenernya, Rino cuman mau bantuin Kak Ella supaya Kak Oca ga menghindar terus kalo diajak ketemuan
Robin
Berarti kamu ga beneran butuh tutor?
Rino
Ya butuh sih kak, cuman ya ga dari dokter yang di Jakarta juga, kan jauh masak harus bolak balik Jogja Jakarta buat tutor
Robin
Oh kamu kuliah di Jogja
(duduk di bangku sekitar situ)
Rino
(mengangguk)
(ikut duduk di sebelah Robin)
Robin
Terus dulu pas masuk kuliah jalur apa?
Rino
Undangan kak
Robin
Berarti pinter dong pas SMA
Rino
(tersipu malu)
Robin
Kaget ga sekarang tiba-tiba nilainya ga sebagus pas SMA? Belajarnya ga segampang pas di SMA?
Rino
(mukanya langsung berubah sedih)
Robin
Sambil nunggu kakak kamu ngobrol sama Oca, mendingan kita ngobrol juga di ruangan saya
Tanpa sadar Rino pun mengiyakan dan mengikuti Robin berjalan di ruangannya.
Robin
Saya mungkin gabisa kasih tutor, tapi saya akan bantu kamu dengan cara saya sendiri, dan saya pasti akan kasih bantuan yang sebenernya lebih kamu butuhkan sekarang
Dan akhirnya, Rino pun mengikuti terapi dari Robin tanpa menyadarinya.
Sementara itu, suasana di kantin nampak canggung. Tapi, Ella memberanikan diri untuk memulai percakapan.
Ella
Kapan lo keluar dari rumah sakit?
Oca
Minggu lalu
Ella
Eh bentar lo mau gue pesenin kopi dulu?
Oca
Boleh
Ella
Caramel Macchiato kan kayak biasanya?
Oca
(mengangguk)
Setelah pesanannya datang, Ella dan Oca kembali mengobrol
Ella
Rino liat lo dateng ke pemakaman mama sama papa gue
Oca
Gimana gue ga dateng, mama sama papa lo lebih memperlakukan gue sebagai anak daripada orangtua gue sendiri, lo kenapa ga bilang sama gue?
Ella
Yang ada di pikiran gue saat itu cuman satu, cepet pulang
Oca dan Ella
Gue minta maaf
Mereka berdua saling berpandangan
Ella
Jujur gue bingung salah gue apa, tapi kalo sikap lo sampek kayak gini, gue yakin gue ada salah, dan gue harap lo bisa jelasin ke gue supaya gue ngerti, supaya gue perbaikin semuanya
Oca
Gue gatau mau mulai darimana, ada banyak yang belum gue ceritain ke lo, karena emang lo gaada waktu buat gue
(berkaca-kaca dan menutupinya dengan sedikit senyum)
Ella
Jadi karena itu?
Oca
(menggeleng)
Ella
Tapi sebenernya gue juga baru sadar kalo lo selalu ada waktu buat gue, meskipun lo juga sibuk dengan kuliah lo, tapi gue
(menunduk)
Oca
Jujur bukan itu masalahnya, gue gamasalah kalo gue harus mengorbankan waktu gue buat lo, bareng sama lo, sama keluarga lo itu bikin gue seneng, bikin gue ngerasa ga sendiri, gue bener-bener ga keberatan ngasih waktu gue buat lo, meskipun cuman untuk masalah kerjaan, tapi dengan itu gue bisa liat lo seneng, dan gue jadi ikutan seneng, la
Ella
Tapi gue tetep harus minta maaf sih, gue harusnya bisa berusaha untuk ngasih waktu buat lo, bener-bener buat lo, dan ga dateng ke lo cuman minta bantuan untuk kelarin kerjaan gue
Ella dan Oca sama-sama menyeruput kopinya.
Ella
Kalau emang bukan itu, terus apa masalahnya, ca?
Oca
Robin bukan pacar gue, dia cuman psikiater yang nolongin gue, dan sekarang gue jadi pasiennya dia
Ella
Nolongin lo maksudnya?
Oca
Lo tau kan gue kenalan sama Sandi tuh lewat sosmed, ga lama setelah itu kita pacaran, awalnya gue seneng jadian sama dia, tapi lama-lama gue tahu kalo dia tuh emosian dan suka main tangan
(air matanya menetes)
Gue ga kepikiran untuk langsung putus dari dia karena gue ngerasa dia butuh gue, dia butuh bantuan gue, dan gue ngerasa bisa bantu dia, ngerubah dia, nyembuhin dia
(jeda)
Dengan cinta
(mengelap air matanya dengan tisu)
Sampai akhirnya malam itu dia bener-bener udah hampir mau bunuh gue dan untungnya Robin dateng nyelametin gue terus bawa gue ke rumah sakit
Ella
(mengelap air matanya)
Jadi lo baru kenal sama Robin waktu itu?
Oca
Iya kebetulan apartemen Robin ada di sebelah apartemen Sandi, dan Robin sering denger suara gaduh tapi malam itu dia bilang suara gadunya bener-bener menganggu karena gimanapun setiap kali Sandi mukulin gue, gue pasti nangis atau teriak, dan kata Robin malam itu tangisan gue kenceng banget
Ella
(mendekatkan tempat duduknya ke Oca dan memegang tangan Oca seakan-akan memberi dia kekuatan)
Oca
Gue bingung aja gimana cerita ke lo, ada banyak hal yang ada di pikiran gue, gue takut nanti Sandi nyariin gue ke lo, terus dia malah nyakitin lo supaya dapat informasi dimana gue, gue juga takut kalo lo tiba-tiba bawa kamera tersembunyi dan lagi live, lo kan sering kayak gitu, gue malu la kalo semua yang terjadi tersebar kemana-mana, apalagi kalo followers lo tau, mereka kan juga taunya gue sama Sandi baik-baik aja, mesra-mesra aja
Ella
Gue.. bener-bener minta maaf ca
(menangis dan suaranya pun ikut bergetar)
Oca
Gue sebenernya pengen banget cerita sama lo, karena gue juga bingung mau cerita ke siapa, nyokap gue aja malah nyalain gue, dia bilang gue gabisa milih cowok, bokap cuman ke rumah sakit bayar biaya rawat inap, tapi setelah gue tahu kalo mama sama papa lo meninggal, gue semakin gamau cerita ke lo, gila aja temen macam apa gue, cerita masalah gue yang ga seberapa berat ini ke lo yang lagi punya masalah seberat itu
Ella
(memeluk Oca)
Siapa bilang masalah lo ga berat, lo jangan nyepelein masalah lo, jangan selalu prioritasin gue dibanding diri lo sendiri, please ca jangan kayak gini
Setelah berpelukan dalam waktu yang lama, Oca pun melepaskan diri dari pelukan Ella.
Oca
(mengelap airmatanya)
(tersenyum)
Tapi sekarang lo ga perlu khawatir, luka-luka di badan gue udah mulai membaik, dan untuk luka-luka di hati gue, emang masih butuh perawatan sih, tapi kan gue udah ikut terapi rutin sama Robin, lagipula Robin juga ajarin gue bela diri supaya kalo sewaktu waktu ketemu sama Sandi lagi
Ella
Tetep aja ca, gue ngerasa telat, harusnya masalah ini ga sebesar ini kalo gue …
(menangis)
Oca
jangan menyesali yang sudah terjadi, itung-itung pengalaman hidup
(tersenyum)
INT. KORIDOR RUMAH SAKIT. SORE HARI
Sesi terapi Rino baru saja selesai dan tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB.
Robin
Gimana perasaan kamu sekarang?
Rino
Lebih lega rasanya
Robin
Syukurlah, jangan sungkan-sungkan kalo mau main kesini
Rino
Makasi ya kak
Robin
Dan ini kartu nama kakak saya, dia baru aja ambil spesialis Jerman, dan sekarang lagi tugas di Jogja, dia juga buka praktek disana, mungkin kamu bisa tutor sama dia sekalian magang di tempat prakteknya, dia juga pernah jadi dosen kok jadi saya rasa penjelasannya akan mudah dipahami
Rino
Yaampun kak, makasi ya, hari ini kakak udah kasih aku banyak bantuan
(tersenyum)
Robin
Sama-sama
Rino
(senyum Rino tiba-tiba pudar)
(melihat sosok wanita yang familiar)
(bersembunyi)
Itu kan selingkuhannya bang Rico?
Robin
Kamu ngapain rin?
Rino
Sini kak
(memberi isyarat agar Robin ikut bersembunyi)
Robin
(Ikut bersembunyi)
Ada apa sih?
Rino
Dokter itu punya hubungan apa kak sama perempuan itu?
Robin
Oh mereka pacaran
Rino
Hah?
(kaget)
Jadi dia bohongin Bang Rico
(Bicara pada dirinya sendiri)
Robin
Emang kenapa sih?
Rino
Dia…
(Rino urung menjelaskan pada Robin karena melihat selingkuhan Rico berjalan pergi bersama dengan pacarnya)
Kak, aku minta tolong ya, sekarang kakak samperin Kak Ella, bilang kalo aku pulang duluan, karena ada urusan mendadak, ok?
(langsung pergi tanpa menunggu persetujuan Robin)
Rino pun mengikuti selingkuhan Rico dan memastikan status dari selingkuhan Rico, apa dia benar-benar berkencan dengan dokter yang dilihatnya tadi.
Samar-sama Rino mendengar selingkuhan Rico saling memanggil “sayang” dengan pacarnya, mereka berdua juga tampak sangat mesra, namun selanjutnya Rino tidak bisa mendengar apapun, dia hanya tahu bahwa selingkuhan Rico pergi setelah diberi uang oleh pacarnya.
Rino pun terus mengikutinya. Dengan menaiki ojek Rino mengikuti selingkuhan Rico yang ternyata berhenti di sebuah kafe.
Ternyata selingkuhan Rico bertemu dengan teman-temannya.
Teman Selingkuhan Rico (1)
Makin oke aja lo sis
Selingkuhan Rico
Iya dong, kalian mau shopping ga nanti, gue habis dapet duit nih dari Kiki
Teman Selingkuhan Rico (2)
Yang dokter itu?
Selingkuhan Rico
(mengangguk)
Teman Selingkuhan Rico (3)
Hebat lu, seneng gue punya temen kayak lo, diajakin shopping terus
Teman Selingkuhan Rico (1)
Eh lo mau pesen apa? Nih sebelum shopping makan dulu lah
Selingkuhan Rico
Gue udah makan, pesen minum aja deh
(meletakkan tasnya di meja)
Teman Selingkuhan (2)
Wah tas baru nih?
Teman Selingkuhan Rico (3)
Dapet dari yang mana nih?
Selingkuhan Rico
Kalo ini sih dari temen SMA gue, pria kesepian, mau cerai dia sama istrinya, jadi gue temenin aja deh, awalnya cuman chat-chat an, terus ada acara reunion gitu kan eh dia beneran suka sama gue, sampek ngelamar gue
Semua Teman selingkuhan Rico bertepuk tangan.
Temen Selingkugan Rico (1)
Dapet apa lagi lo dari dia?
Selingkuhan Rico
Ga banyak sih, soalnya dia ga begitu kaya, usahanya baru bangkrut kan, terus sekarang kerja di perusahaan swasta gitu sambil ngerintis bisnisnya lagi
Temen Selingkuhan Rico (2)
Kalo ga untung-untung banget gausah lama-lama, nanti lo terlalu fokus sama dia, malah kehilangan mangsa lain yang lebih kaya
Mereka berempat pun tertawa dan terus mengobrol tanpa menyadari bahwa semua obrolan mereka telah direkam oleh Rino. Tanpa pikir panjang, Rino pun langsung mengirimkannya kepada Rico.
INT. RUMAH RICO. MALAM HARI
Rico baru saja pulang kantor saat tahu bahwa Rino mengiriminya pesan. Tanpa menunggu lama, Rico pun langsung duduk di sofa ruang tamu dan melihat apa yang sudah dikirim oleh Rino.
Rico langsung uring-uringan, melempar barang-barang yang ada disekitarnya, berteriak, tapi tiba-tiba dia berhenti karena kakinya baru saja menendang sebuah kardus hingga membuat isi dari kardus itu keluar semua. Rico tahu pasti apa isi kardus itu, dan dia menaruhnya di dekat pintu agar dia ingat bahwa besok dia harus membuangnya. Namun, karena pesan yang baru saja Rino kirim membuat niat Rico untuk membuang kardus itu pun urung. Rico justru memunguti isi kardus itu yang tidak lain adalah semua barang yang berhubungan dengan Sita.
Saat memunguti isi kardus itu, tanpa sadar Rico mengingat momen-momennya bersama Sita, momen-momen yang berhubungan dengan masing-masing barang yang ada di dalam kardus itu. Sampai akhirnya, air matanya pun tak bisa dibendung lagi.
Rico benar-benar menyesal telah menyia-nyiakan Sita. Dia benar-benar merasa bersalah karena telah mengkhianati Sita. Sepanjang malam, Rico pun terus mengenang setiap memorinya bersama Sita dan sesekali menangis hingga akhirnya dia terlelap di lantai dengan memeluk foto Sita.
INT. RUMAH RICO. PAGI HARI
Rico terbangun karena mendengar ponselnya berbunyi. Di layar ponselnya terlihat nama Rino dan tampilan video call. Tanpa pikir panjang, Rico pun langsung menerimanya. Terlihat wajah Ella, Rino dan Nia di layar ponsel Rico.
Rino
Abang kemana aja sih ditelpon dari semalem ga diangkat-angkat?
(khawatir)
Rico
(tidak menjawab)
Pagi rin
(suaranya lemas)
(raut mukanya sedih)
Rino
Abang gapapa? Bang sumpah aku ga bermaksud nyakitin abang, tapi abang harus tau kebenarannya
Rico
Abang gapapa kok, justru abang mau ngucapin terimakasih karena kamu udah ungkap semua ini sebelum semuanya berjalan terlalu jauh
Rino
Terus sekarang abang mau ngelakuin apa?
Rico
Entahlah rin, abang pasrah, kalian bener kalo karma itu ada, dan ya inilah karma yang harus abang tanggung setelah nyakitin Sita
Nia
Abang jangan nyerah dong
Ella
Bener, abang harus perjuangin Kak Sita, lagipula ini kan belum siding
Rico
Mana mungkin Sita mau maafin abang, dia pasti mikir “baru setelah kena getahnya aja, kamu balik ke aku”
Rino
Mana mungkin Kak Sita sejahat itu bang?
Ella
Tapi kalo menurut aku, abang tetep harus ketemu Kak Sita sebelum persidangan, masalah nanti Kak Sita mau rujuk sama abang atau engga itu urusan nanti, yang penting abang ketemu dan minta maaf sama dia, bagaimanapun abang salah dan abang belum minta maaf kan?
Rico
Abang gapernah minta maaf dan justru menuntut dia untuk minta maaf ke abang, sumpah abang kalian ini bodoh banget ya
Nia
Bang udah bang jangan kayak gitu, lebih baik sekarang abang siap-siap susulin Kak Sita di rumah orangtuanya di Jakarta, dan abang tenang aja kita semua pasti doain abang
Rico
(mengelap airmatanya)
(menguatkan diri)
Makasi ya
Ella, Rico dan Nia
Semangat, bang
(tersenyum)
Hari itu, Rico pun langsung bertolak ke Jakarta.
INT. TAKSI. JAKARTA. SIANG HARI
Sesampainya di Jakarta, sebuah taksi langsung mengantar Rico menuju rumah orangtua Sita. Selama perjalanan sopir taksi memutar lagu-lagu tahun 90-an. Tanpa sadar, saat lagu dari James Ingram yang berjudul Treat Her Right diputar, Rico mulai berkaca-kaca dan semakin lama lagu itu diputar air mata Rico pun tidak bisa dibendung.
Sopir Taksi
Loh ada apa mas?
(terkejut melihat Rico menangis)
Rico
Gapapa, pak, lagunya…
(menghapus air matanya)
Sopir Taksi
(Memberi Rico tisu)
Lagunya ga enak ya mas? Saya ga tau sih artinya, cuman saya seneng aja dengerin lagu ini, maaf ya mas harusnya saya nanya dulu mas mau denger atau engga
Rico
Lagunya enak kok pak, enak banget, saya terlalu menikmati liriknya sampek kebawa perasaan
Sopir Taksi
Emang apa mas artinya?
Rico
Sebuah nasihat supaya kita memperlakukan pasangan kita dengan baik dan jangan menyerah mempertahankan hubungan kita
Sopir
Oh gitu ya mas, saya jadi inget istri saya
(meringis)
Tapi emang bener sih mas, perempuan tuh bisa jadi apa dan bagaimana tergantung cara kita memperlakukannya
(melihat-lihat jalan sekitar)
Nah,kayak mbak-mbak itu tuh mas, kalo pasangannya baik dia pun jadi bahagia dan aura kecantikannya pun terpancar
(menunjuk seorang perempuan yang baru saja keluar dari mobil dan dibukakan pintunya oleh seorang pria, kemudian pria itu terlihat berbicara sesuatu hingga membuat si perempuan tersenyum)
Rico
(melihat seseorang yang ditunjuk sopir taksi)
(terkejut karena yang dia lihat adalah Sita bersama dengan laki-laki lain)
Pak, berhenti pak, saya turun disini ya
(mengemas barang-barangnya dan segera membayar)
Dengan membawa tas ransel di punggungnya, Rico berlari mengejar Sita.
Rico
Sita
(sambil mengejar Sita)
Sita dan laki-laki yang ada disampingnya pun menghentikan langkahnya. Setelah mengetahui bahwa Rico lah yang memanggil Sita, laki-laki itu langsung pamit dengan berbisik kepada Sita dan akhirnya melangkah menjauh meninggalkan Sita dan Rico sendiri.
Sita
Bang Rico ngapain disini?
Rico
Dia siapa?
(menunjuk laki-laki yang barusan pergi meninggalkan Sita)
Sita
Teman kerja Sita dulu
Rico
Kamu keliatan bahagia sama dia daripada sama abang
(tersenyum)
Bodoh
(memukul kepalanya)
kenapa juga abang mikir kamu masih mau mempertahankan rumah tangga kita, buat apa juga ya
(tertawa kecil sambil menahan tangis)
Buat apa perempuan sesempurna kamu memperjuangkan laki-laki kayak abang
Sita
(menangis)
Abang ngomong apa sih?
(suaranya bergetar)
Rico
Jujur abang cemburu lihat kamu sama laki-laki itu
(raut muka cemburu)
(mengambil dan membuang nafas seketika)
(berusaha tersenyum)
Tapi gapapa, kamu berhak mendapatkan yang terbaik, yang lebih baik daripada abang, liat kamu seneng kayak sekarang udah lebih dari cukup
Sita
Sita gaada hubungan…
Rico
(memotong kalimat Sita)
Jangan bohong untuk menjaga hati abang, ta.
(menunduk sambil mengelap air matanya)
Abang kesini bukan untuk ganggu hubungan baru kamu, abang tahu diri, ga mungkin kamu mau balikan sama abang setelah apa yang sudah abang lakuin ke kamu, tapi abang harap kamu bisa maafin abang ya, abang bener-bener minta maaf, abang nyesel
(menatap Sita dengan penuh penyesalan)
Kamu jaga diri baik-baik ya, bahagia selalu, abang akan selalu doain kamu
(melangkah pergi)
Sita
(memeluk Rico dari belakang)
Rico
Jangan kayak gini, ta. Kalo kamu kayak gini abang akan semakin berharap untuk balikan lagi sama kamu
(melepaskan pelukan Sita)
Sita
(menahan tangan Rico)
(menaruh tangan Rico tepat di jantungnya)
Jantung ini ga pernah berubah bang, cuman bereaksi kalo Sita deket sama abang, Sita gapernah ngerasain ini sama orang lain
Rico
(kaget saat tahu detak jantung Sita)
Sita
(melepas tangan Rico)
Sebelum papa sama mama kecelakaan, Sita lagi teleponan sama mereka
(airmatanya menetes)
Terus… Sita.. Sita cerita… kalo kita… mau cerai
(terbata-bata)
Papa shock… dan akhirnya… kena serangan jantung… Sita denger semuanya… karena mama belum putus telepon Sita….akhirnya papa hilang kendali dan kecelakaan itu pun terjadi
(menangis sambil menutupi wajahnya dengan tangannya)
Rico sama sekali tak memberi tanggapan namun airmatanya langsung bercucuran.
Sita
(memberanikan diri membuka tangannya dan menatap Rico)
Sita yakin kalo abang tahu semua ini abang pasti ga akan maafin Sita dan ga akan pernah punya pikiran untuk ngajak Sita balikan, Sita tahu bang, Sita salah, Sita bener-bener minta maaf, kalau Sita tahu papa lagi nyetir, Sita gaakan mungkin cerita tentang rencana perceraian kita
(air matanya masih bercucuran tanpa henti)
Rico sadar bahwa dia tidak bisa menyalahkan Sita, ini jelas-jelas bukan salah Sita. Dalam hati Rico sama sekali tidak ada rasa marah atau dendam. Rico justru tidak menyangka bahwa sejak papa dan mama meninggal, Sita sudah tersiksa oleh perasaan bersalah yang tidak berdasar.
Rico
(memeluk Sita, mengelus punggungnya agar Sita tenang)
Shh… bukan ta, ini bukan salah kamu, kecelakaan papa sama mama itu sudah takdir, kamu ga boleh nyalahin diri kamu sendiri, ya
Sita
Iya Sita akan buang jauh-jauh pikiran itu
(mempererat pelukannya)
Makasi ya bang, Sita sayang sama abang
Rico
(melepaskan pelukannya tiba-tiba)
Apa abang ga salah denger? Tadi kamu bilang apa?
(menatap Sita dan memegang kedua pundaknya)
Sita
Sita saya sama abang
(menatap Rico dengan wajah polos)
Rico
Apa itu berarti abang masih bisa berharap…
Sita
(memotong kalimat Rico)
Abang gaperlu berharap, Sita mau kok balikan sama abang
(memeluk Rico)
EPILOG
(6 BULAN KEMUDIAN)
Rico dan Sita baru saja keluar dari ruang dokter setelah Sita menjalani kontrol rutin dalam upaya menjaga kandungannya yang sudah menginjak umur 5 bulan.
Ella baru saja keluar dari mall bersama dengan Oca sambil membawa beberapa tas belanja. Mereka berdua tampak mengobrol dan bercanda bersama.
Rino sedang di rumah makan, beristirahat dengan peserta demo yang lain dan juga beberapa anggota kepolisian. Mereka semua makan bersama dan mengobrol dengan santai, hingga kemudian ponsel Rino berbunyi karena ada notifikasi bahwa nilai semesternya sudah keluar. Setelah mengeceknya, Rino pun tersenyum karena nilainya naik.
Nia baru saja melihat pengumuman kelulusannya di sekolah. Dia nampak sangat senang karena berhasil mendapatkan nilai yang memuaskan. Saat akan pulang, tiba-tiba Nia melihat Aldo sedang menunggunya di depan pintu gerbang sekolah dengan membawa buket bunga bertuliskan “congratulations”. Tanpa berpikir panjang, Nia pun langsung memeluk Aldo.
Brenda dan Sagara sedang bersiap-siap untuk tampil di konsernya yang akan dimulai sebentar lagi. Saat konser dimulai, Brenda dan Sagara pun naik ke panggung dan memberikan penampilan terbaik mereka. Brenda dan Sagara sama-sama menikmati konser tersebut. Namun, tidak hanya mereka yang menikmatinya, tetapi juga seluruh penonton termasuk Rico, Sita, Ella, Oca, Rino, Nia dan Aldo.
SELESAI