92. INT. RUMAH BU IMA - RUANG TAMU - DAY
BU IMA, 63 tahun, berkacamata, sedang duduk bersama Adam.
ADAM
Saya anak Bu Puspa, mantan pemilik rumah lama yang sekarang ditinggali Bu Diah. Bu Diah bilang kalau Bu Ima mungkin kenal dengan ibu saya.
BU IMA
Kamu ini ngomong apa sih?
ADAM
Maaf --
BU IMA
(Tertawa)
Dia bilang kalau itu rumah lamanya? Kasihan kamu. Dia itu cuma pembantu di sana. Pemiliknya itu Pak Harianto sama Bu Sinta.
Adam menghela napas berat.
ADAM
Lalu apa ibu kenal dengan pembantu yang lain? Rekan pembantu ibu saya selama di sana?
BU IMA
(Sinis)
Ya kenal. Namanya Laila, dia sahabatku. Emangnya ada apa? Puspa yang nyuruh kamu ke sini?
ADAM
Bukan...bukan. Inisiatif saya sendiri. Saya merasa perlu untuk tau tentang ibu saya, tentang keluarga di rumah itu. Saya merasa ibu saya banyak menyembunyikan sesuatu.
BU IMA
(Judes)
Jelas kalau Puspa nyimpan rahasia. Rumah itu cukup terkenal. Selain karena emang paling gede, keluarga di sana juga paling kaya, tapi namanya jadi buruk di sini.
ADAM
Ada apa ya sebenarnya?
BU IMA
Terutama nama Puspa. Mohon maaf sebelumnya, tapi dia di sini itu udah dianggap SAMPAH.
Adam mencoba menahan emosi.
ADAM
Bisa ibu jelaskan! Apa yang terjadi sama rumah itu? Terus apa hubungannya sama ibu saya?
BU IMA
Puspa dulu pembantu. Dia selingkuh sama ayah kamu, yang waktu itu adalah suami sah Bu Sinta, majikan Puspa. Puspa yang takut rahasia kotornya diketahui, akhirnya meminta ayahmu buat mecat Laila. Bukan hanya itu, ayah kamu juga menceraikan Bu Sinta hanya untuk menikah dengan Puspa. Kabar itu makin viral sampai satu kompleks sini tau semua. Semua orang di sini jadi benci Puspa. Akhirnya, karena gak kuat dengan gosip di tempat ini, ayah sama ibumu pindah dari sini.
ADAM
Terus, bagaimana kondisi Bu Sinta sekarang?
BU IMA
Dia sudah meninggal.
ADAM
Karena apa?
BU IMA
Ya karena Puspa.
(Beat)
Sinta punya sakit kanker. Itulah kenapa ayahmu selingkuh sama Puspa ya karena tau umur Sinta gak bakal lama lagi.
Adam diam sejenak.
ADAM
Kalau Laila itu? Sekarang gimana?
BU IMA
Semenjak dipecat, dia pulang kampung ke Surabaya. Kamu gak usah tanya aku di Surabaya sebelah mana! Soalnya aku ga tau.
ADAM
Laila masih hidup, kan?
BU IMA
Iya.
93. EXT. RUMAH BU IMA - DAY
Adam masuk ke mobilnya.
94. INT. MOBIL - DAY
Adam mendapat telepon dari Bu Marni. Adam mengangkat panggilan dari Bu Marni.
ADAM
Halo.
BU MARNI (O.S.)
Nak Adam, tadi aku minta cucuku pergi ke kantor Top-Car itu. Nah kata sopirnya, ibumu ternyata pergi ke stasiun.
ADAM
Hah? Ke stasiun? Memangnya ibu mau pergi ke mana?
BU MARNI (O.S.)
Kata sopirnya ke Surabaya gitu. Tapi aku gak paham Surabaya bagian mana.
Adam terkejut.
BU MARNI (O.S.) (CONT'D)
Aku rada kaget lho. Kok dia ke Surabaya? Emangnya ibumu punya keluarga di sana? Atau ada kenalan di sana?
ADAM
Aku juga ga tau, Bu.
BU MARNI (O.S.)
Aneh banget ibumu. Kamu tanya aja sama ibumu. Mungkin dia udah mau ngomong.
ADAM
Iya.
Adam mematikan HP-nya. Dia sedikit kesal.
95. INT. RUMAH ADAM - DAY
Adam berjalan menuju kamar Puspa dengan terburu.
96. INT. RUMAH ADAM - KAMAR PUSPA - DAY
Adam masuk ke kamar ibunya. Puspa tidak ada di kamar.
Adam hendak keluar kamar. Namun di waktu yang bersamaan, Puspa masuk ke kamarnya. Terlihat dia habis dari kamar mandi.
ADAM
Ibu ngapain ke Surabaya?
Puspa tidak merespons.
ADAM (CONT'D)
Ngapain ibu ke Surabaya? Bu! Jawab dong, Bu!
PUSPA
(Kesal)
Apa sih?
ADAM
Kenapa ibu rahasiain sesuatu dari aku? Ada apa sih, Bu? Ada apa sih sebenarnya?
Puspa malah menangis, berteriak, dan mengamuk. Puspa melempar barang-barang didekatnya; bantal, guling, dan gelas air mineral ke arah Adam.
Adam berusaha menenangkan ibunya.
ADAM (CONT'D)
Udah, Bu! Udah! Udah!
Adam memeluk ibunya, meskipun Puspa masih memberontak.
Di saat yang sama, Ifa akhirnya datang.
IFA
Ada apa sih? Ibu kenapa lagi?
Ifa melihat pecahan gelas.
ADAM
(To Ifa)
Ga papa! Ga papa!
(To Puspa)
Maafin Adam, Bu.
Ifa geleng-geleng kepala melihat Adam. Ifa merasa prihatin melihat Adam dan ibunya.
97. INT. RUMAH ADAM - RUANG KELUARGA - DAY
Adam sedang duduk dengan Ifa sambil nonton TV.
IFA
Udahlah! Kamu ga perlu paksa ibu lagi kalau masih ga mau ngomong.
ADAM
Aku bingung.
Ifa mengelus pundak Adam, menghibur suaminya.
IFA
Kamu yang sabar. Mungkin ini ujian buat kamu.
ADAM
Bukan. Ada orang yang sengaja bikin ibu kaya gini.
IFA
Hah? Siapa?
ADAM
Aku masih belum tau. Banyak rahasia yang ibu sembunyiin dari aku.
IFA
Rahasia apa?
ADAM
Banyak. Termasuk kemaren waktu izin nginep ke rumah temennya. Ternyata ibu jutsru pergi ke Surabaya.
IFA
Hah? Serius? Ngapain ibu pergi ke Surabaya?
ADAM
Itu dia yang aku bingung. Ngapain juga ibu pergi ke Surabaya. Makanya tadi aku tanya ibu, tapi dia malah --
IFA
Mungkin gak, kalau pelakunya tinggal di Surabaya? Terus ada sesuatu yang terjadi di sana. Selama ini kamu nyari tau, gak dapat informasi apapun tentang pelakunya?
ADAM
Ada. Tapi aku gak yakin.
IFA
Siapa? Kamu kenal? Atau mungkin aku kenal?
ADAM
(Menggelengkan kepalanya)
Kenalan ibu. Dia tinggal di Surabaya. Yang aku tau cuma...dia dipecat dari pekerjaannya gara-gara ibu.
IFA
Hmmm...Kayaknya bukan dia. Masa gara-gara dipecat doang sampe tega bikin ibu kaya gini?
ADAM
Itu dia, aku juga gak yakin.
IFA
Harus banget ya kamu tau pelakunya?
ADAM
Aku ga rela ibu jadi kaya gini. Ibu pasti diapa-apain, ibu pasti dianiaya sama orang lain. Makanya sampe trauma kaya gini.
IFA
Tapi kan kita masih belum tau.
Suasana hening sejenak.
ADAM
Seingetku kamu ada di rumah saat ibu pergi.
IFA
Memang. Terus?
(Beat)
Tunggu...tunggu. Kamu curiga sama aku?
ADAM
Aku curiga sama semua orang. Waktu itu, apa kamu lihat ada yang aneh sama ibu?
IFA
Kayaknya ibu udah ada gejala kaya gini sebelum pergi dari rumah.
ADAM
Maksud kamu?
IFA
Aku inget. Ibu sering sedih bahkan pernah nangis sendiri waktu baca koran. Pas aku tanya kenapa, ibu ga mau jawab. Dan itu bukan pertama kalinya ibu kaya gitu.
ADAM
Baca koran? Koran apa? Perasaan kita ga pernah langganan koran.
IFA
Koran lama. Tunggu bentar.
Ifa meninggalkan Adam. Adam menunggu istrinya sambil memikirkan sesuatu.
Ifa kembali sambil membawa foto Susan, hitam putih, potongan dari kertas koran (foto yang sempat dilihat Adam saat di kamar Puspa). Kemudian, dia serahkan potongan koran itu ke Adam.
Adam melihat foto di potongan koran itu dengan saksama.
ADAM
Iya. Aku pernah lihat foto ini di kamar ibu.
IFA
Kan?
ADAM
Dia siapa?
IFA
Namanya Susan Susanto kalau ga salah. Pas aku baca, dia dipenjara karena menganiaya anak orang. Kasus nya tahun 1992.
ADAM
Ngapain coba ibu baca ini?
IFA
Aneh, kan? Sempet sampai nangis lho. Makanya korannya aku ambil, tapi ibu malah minta foto orangnya dipotong. Ga tau juga buat apa. Tapi kayaknya ibu nyimpen banyak deh koran ini.
ADAM
Udah kamu buang korannya?
IFA
Kayaknya masih ada di gudang.
98. INT. RUMAH ADAM - GUDANG - NIGHT
Adam menemukan koran itu di atas tumpukan buku-buku bekas.
Adam mengambil koran itu. Terlihat sudah berlubang di bagian fotonya.
Adam membaca koran itu dengan teliti. Dari POV Adam -- kita melihat tulisan dengan --
Judul: "Babysitter penganiaya anak berhasil ditangkap". Adam kemudian membaca --
"...selama menjadi babysitter, Susan Susanto mengaku sering menganiaya anak majikannya yang bernama Hanif, 10 dan Fitri, 10..."
Adam makin serius membaca --
"Korban berhasil melarikan diri dari Susan Susanto dengan meminta bantuan salah satu warga..."
Adam mulai bingung. Namun, dia terus meneruskan membaca --
"...ibu korban, Siti Syifa, 30, belum mengetahui kejadian ini..."
Adam melipat kembali koran itu, kemudian meletakkan koran itu di atas tumpukan buku.