Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
57 I/E. CAFE - DAY
Dari luar terlihat sebuah cafe bernama KOPI KENANGAN.
Naya masuk ke dalam cafe, berjalan ke meja memilih-milih menu. Ada seorang barista yang sibuk meracik kopi. Suasana di cafe itu tak begitu ramai, hanya ada beberapa orang yang singgah.
Penjaga kasir memberikan struk, kemudian Naya membayar beberapa lembar uang yang ia ambil dari dompet. Ia berjalan menuju meja paling pojok di dekat sebuah jendela besar yang memberikan pemandangan ke arah ramainya jalan raya dari kejauhan, ia duduk disana.
Naya mengeluarkan laptop dan beberapa buku dari dalam tas, kemudian mulai mengetik sesuatu disana.
Ia bersandar, pandangannya beralih ke luar jendela.
Seorang barista bernama Valdi (23) berjalan ke arah Naya membawa secangkir matcha latte. Valdi menyuguhkan di atas meja di dekat laptop Naya.
Naya tersentak dari lamunan, langsung melihat ke arah Valdi.
Valdi tersenyum dan kembali bekerja.
Naya menyeruput minumannya, ia tersenyum sambil memejamkan mata menikmati minumannya, kemudian kembali mengerjakan tugas kuliah.
58 INT. CAFE - NIGHT
Naya masih duduk di pojok cafe itu, ia sibuk dengan buku-bukunya dan tak beralih pandangan dari laptop sejak tadi. Ia menguap lebar.
Dari kejauhan Valdi menatap ke arah Naya yang serius mengerjakan sesuatu di laptop, ia melihat jam tangannya mengarah pukul 8 malam. Valdi mengambil sebuah cangkir, meracik matcha latte lagi. Ia berjalan ke arah Naya, duduk di sebelahnya dan memberikan secangkir matcha latte di dekat cangkir satunya yang sudah kosong.
Naya terkejut, baru menyadari ada orang yang mengajaknya berbicara. Ia melihat secangkir minuman di hadapannya, kemudian melepas earphone di telinganya.
Ia langsung menyeruput matcha latte hangat itu. Tanpa disadari ada bekas minuman di bibir Naya.
Naya cepat-cepat mengambil tisu di hadapannya dan membersihkan bekas minuman di bibirnya.
Valdi tertawa.
Valdi beranjak dan Naya kembali fokus pada layar laptop.
59 INT. KOS RARA - NIGHT
Terlihat sebuah bingkai foto berisi Rara, Winda, Maryam dan Naya yang diletakkan di atas meja belajar. Naya sedang menyelesaikan artikel pesanan kliennya.
Rara yang baru pulang kuliah masuk ke dalam kamar, ia melepas sepatu, menaruh tas di kursi dan membaringkan tubuhnya di kasur.
Naya menutup tab di Gmail setelah selesai mengirim Email.
Rara bangun dari tidurnya langsung mengambil marshmallow itu, kemudian memakannya.
Handphone Naya berdering, panggilan grup dari Winda dan Maryam. Naya segera mengangkat video call itu.
Rara ikutan gabung mendekat ke Naya.
Naya menutup hidungnya, membuat Winda dan Maryam tertawa.
Naya meletakkan handphonenya dan mengambil marshmallow dari tangan Rara, kemudian memaksanya masuk ke dalam kamar mandi.
Naya mengambilkan handuk Rara dan melanjutkan video call bersama teman-temannya.
60 INT. KELAS KAMPUS - DAY
Naya sedang memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, Maudy menghampiri ke bangkunya.
Naya memasang tasnya.
Maudy berjalan ke luar kelas dan melambaikan tangan ke Naya.
61 EXT. CAFE - NIGHT
Cuaca sedang gerimis, Naya berteduh di depan cafe sambil mendekap tasnya. Ia melihat jam tangan mengarah pada pukul 10 malam.
Handphonenya berdering. Naya cepat-cepat mengangkat telepon.
Naya menutup telepon. Saat hendak menyeberang, motor Valdi melaju ke arah Naya dan mengklakson. Naya mundur lagi. Valdi berhenti di depan Naya.
Naya masih berpikir.
Valdi memasangkan helm di kepala Naya.
Naya tertawa dan langsung naik ke atas motor, kemudian motor melaju keluar dari area cafe.
62 EXT. JALANAN - NIGHT
Motor Valdi melaju di jalanan Ibukota yang ramai gemerlap lampu, gerimis sudah mereda.
63 EXT. KOS RARA - NIGHT
Motor Valdi berhenti di depan kos Rara, ia mematikan mesin. Naya turun dari motor.
Naya hampir membalikkan badan.
Naya berbalik. Baru menyadari helmnya masih terpasang di kepala.
Naya mengembalikan helm ke Valdi.
Valdi melambaikan tangan ke Naya yang disambut olehnya. Naya masuk ke dalam rumah, motor Valdi melaju.
64 EXT. STADION KAMPUS - DAY
Naya sedang menelepon klien (40), di sebelahnya ada Maudy yang ikut mendengarkan pembicaraan mereka.
Naya sedikit menjauhkan handphone dari telinganya ketika mendengar suara klien yang berteriak di telepon.
Tut.. tut.. telepon berakhir.
Naya menelepon balik namun malah dimatikan oleh kliennya. Ia menghela nafas panjang.
Naya berjalan duduk di tribune stadion, bersandar lemas.
Naya hanya mengangkat bahu pasrah menatap Maudy yang memasang wajah kesal sambil melipat tangan di depan dada.
65 INT. KOS RARA - NIGHT
Naya berbaring di kasur. Terlihat wajah bingung Arumi di layar handphone yang sedang video call dengan Naya.
66 EXT. KORIDOR - DAY
Naya keluar kelas bersama mahasiswa lainnya, ia membawa beberapa tumpukan buku di sebelah tangan. Di sebelahnya ada Maudy.
Mereka berlalu dari koridor.
67 EXT. TOKO BUKU BEKAS - DAY
Sebuah toko kecil yang menjual buku bekas di pinggir jalan raya, seorang penjaga toko duduk di dekat jajaran buku di rak sambil menghadap jalan raya dan mendengarkan musik memakai earphone.
Naya memilih-milih buku.
Maudy bertanya di balik rak buku.
Maudy menghampiri Naya dan menunjukkan sebuah buku sastra yang Naya cari.
Naya mengambil buku dari tangan Maudy, kemudian membayarnya di kasir.
68 INT. KOS NAYA - DAY
Naya mengerjakan tugas di kamar, Rara baru keluar dari kamar mandi masih memakai handuk. Ia melirik Naya yang sibuk mengetik.
Naya berhenti mengetik dan menatap Rara yang sedang berganti baju.
Rara berpikir sejenak.
Naya melanjutkan tugas, Rara berdandan.
Terdengar suara klakson mobil dari lantai bawah.
Rara menepuk pundak Naya sambil berlalu.
69 EXT. KORIDOR - DAY
Mahasiswa berhamburan keluar. Maudy berjalan bersebelahan dengan Naya.
Maudy memutar bola mata.
Maudy menarik tangan Naya berjalan lebih cepat.
70 INT. KOS MAUDY - DAY
Maudy berjalan ke arah Naya yang duduk di ranjang kosannya. Kosan itu terlihat kurang terawat. Dindingnya dibiarkan kosong, namun di meja belajar terdapat tumpukan buku bacaan Maudy.
Maudy berbalik badan.
Naya membantu Maudy menutup risleting bajunya.
Maudy duduk di depan meja rias, ia berdandan sedikit mencolok.
Handphone Maudy yang ada di meja rias berdering, ia segera mengangkat telepon itu.
Maudy mematikan panggilan telepon dan memasukkan handphonenya ke dalam tas.
Maudy menarik tangan Naya keluar kamar kos. Pintu tertutup.