Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SCENE 1
INT. DI RUMAH KELUARGA MAYSHIRA, RUANG SANTAI - PAGI
Cast. Mayshira, Kakek Romero, Ibu dan Ayah Shira, Albio, Zena, dan Rezo.
Zoom In
Dari deretan foto Mayshira dengan, ayah, ibu, dan kakeknya, serta teman-temannya, berakhir di kakek Romero yang sedang minum teh sembari melihat ke luar jendela yang besar.
SHIRA
(Datang dari kamarnya di lantai atas kemudian duduk di lantai dan menaruh dagunya di pangkuan sang kakek)
Kek, izinin Shira hiking ya masa dari semalem gak diizinin. Shira udah janji sama temen-temen loh (ekspresi memohon)
KAKEK ROMERO
Jawaban kakek tetep enggak! Untuk kali ini kamu harus nurut sama kakek untuk tidak naik gunung dulu. Firasat kakek gak enak, lagian kalau untuk ngerayain ulang tahun bisakan di rumah saja. Ajak teman-temanmu potong kue.
SHIRA
Kek, Shira bukan anak kecil lagi loh. Masa potong kue di rumah, kayak anak SD aja. (mengerutkan keningnya)
KAKEK ROMERO
(mengusap kepala Shira) Loh, kamu memang anak kecil, cucuk kakek satu-satunya.
SHIRA
Iya-iya, Shira kan emang cucu kesayangan kakek, makanya izinin ya kek, please! (menyatukan telapak tangan pertanda memohon). Atau gini aja, kakek izinin Shira buat hiking ,nanti Shira beliin jam tangan baru buat kakek. Biar kakek gak pake terus jam tangan itu yang udah sering rusak. (menunjuk jam tangan emas yang dikenakan kakek) Ya!
(Terdengar suara mobil datang, tidak lama Ibu Shira memanggil Shira)
SHIRA
Itu pasti mereka. Kek Shira pamit berangkat dulu ya, dah kakek.
(Shira menyalami kakek kemudian bergegas menghampiri ibunya)
SCENE 2
INT/EXT. RUANG TAMU RUMAH SHIRA
Albio, Rezo, dan Zena menyalami Ibu dan Ayah Shira yang juga menghampiri mereka.
IBU
Shiraa! Ada teman kamu.
SHIRA
Iya bu (Datang dengan menggendong tas) Shira berangkat dulu ya bu, yah. Nitip kakek ya.
AYAH
Iya cucu kesayangannya kakek, hati-hati ya nak! (menatap teman-teman Shira) Om titip Shira ya, tolong jagain Shira soalnya dia nak om satu-satunya, gak ada lagi”
REZO
Siap om! (membentuk tanda hormat)
(Seluruhnya tertawa, Shira hanya geleng-geleng kepala)
ALBIO
Yaudah om, tante kami pamit dulu
(Satu persatu mereka menyalami Ibu dan Ayah Shira kemudian mulai menaiki mobil. Ayah dan Ibu Shira mengantar mereka ke depan, sedangkan sang kakek hanya melihatnya dari balik jendela sembari mengusap-usap jam tangannya dengan cemas)
SCENE 3
INT. MOBIL BIO DI PERJALANAN
Posisi duduk : Bio di kursi kemudi, sebelahnya Zena, di kursi belakang ada Rez dan Shira
ZENA
Ih, kak Rifki random banget sih ngirim-ngirim video horror di grup MAPALA (menscroll layar hpnya)
REZO
Kak Rifki kan emang rada-rada (sambil ikut menscroll layar hp)
ZENA
Rada-rada apa?
REZO
Aneh (tangannya membentuk tanda peace)
SHIRA
(Menggeplak bahu Rez) Ngomong asal aja kamu Rez, eh. Bi kak Rifki anak kedokteran juga kan sama kayak kamu? Coba aslinya gimana dia?.
BIO
Orangnya humble dan humoris, cuman emang rada absurd dikit tapi kalau soal tugas dan tanggung jawab dia serius. (tidak menengok sedikitpun pandangan lurus ke depan)
SHIRA
Nah kan (menatap Rez)
REZO
Iya-iya ibu psikiater yang penuh logika
ZENA
Wah, Ra bawa-bawa jurusan segala, ngeledek lagi kurang ajar tuh dia.
SHIRA
Anak hukum kalau kalah debat gitu.
REZO
Wah, mulai bawa-bawa Fakultas juga nih
BIO
Udah, jangan gibah mulu. Persiapan buat bakar-bakar aman kan?
ZENA
Semuanya aman. Tapi aku penasaran, kalian itu cinta banget sama gunung ya sampe tiap ulang tahun dirayain di gunung?
REZO
Gunung itu sudah layaknya napas yang tak mungkin untuk tidak disinggahi.
ZENA
(Melemparkan tisu kea rah Rez) Euhh, dasar hiperbola.
REZO
Ngikutin bahasa anak sastra dong
SHIRA
Mulai ngeledek lagi nih Zen
ZENA
Emang harus dilemparin barang ni anak
(Zena dan Shira melampar setiap barang yang dilihatnya ke arah Rez)