Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. RUMAH KALISA. KAMAR KALISA. MALAM HARI
Cast: Kalisa, Adnan
Kalisa terlihat baru saja memasuki kamar bercat putih tulang berukuran kurang lebih 3x4 meter yang minim cahaya. Ia terlihat masih menggunakan seragam perawatnya yang berwarna putih dengan tas selempang di pundaknya. Kalisa kemudian melepas sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu dekat pintu kamar, kemudian ia berjalan ke arah meja di samping tempat tidurnya. Saat menaruh tas ke atas meja, tanpa sengaja Kalisa menjatuhkan sebuah bingkai foto yang membuatnya terlonjak kaget.
SFX: SUARA PIGURA FOTO JATUH
KALISA
(terkejut)
Astaga, pakai jatuh lagi.
Kalisa pun mengambil bingkai foto yang terjatuh.
KALISA
Ini foto apa sih?
Kalisa kemudian berjalan ke arah saklar lampu dan menyalakannya.
KALISA (cont’d)
Foto ini ...
Raut wajah Kalisa berubah pias ketika ia mampu melihat dengan jelas foto yang terpampang di hadapannya. Kalisa kemudian mendudukkan diri di atas tempat tidurnya.
CU: BINGKAI FOTO KALISA
Bingkai foto tersebut menampilkan Kalisa dan seorang laki-laki yang sama-sama menggunakan seragam SMA, putih abu-abu. Mereka berfoto menghadap kamera dan terlihat tertawa bahagia. Perlahan jemari Kalisa mengelus bingkai foto tersebut dengan lembut.
KALISA (cont’d)
(lirih, matanya berkaca)
Kenapa lo harus pergi?
CU: WAJAH KALISA, AIR MATANYA JATUH
Kalisa tersenyum pedih ketika air matanya jatuh.
KALISA (cont’d)
(mengusap kasar air matanya)
Ah, sory. Harusnya gue gak inget-inget lo lagi.
SFX: SUARA KETUKAN PINTU
Suara pintu yang diketuk dari luar menyadarkan Kalisa dari dunianya. Ia kemudian menaruh bingkai foto di tangannya ke atas meja dengan asal, lalu segera bercermin untuk memastikan sudah tidak ada jejak air mata di wajahnya.
ADNAN (OS)
Kak? Gue boleh masuk?
KALISA
(menarik napas)
Masuk aja.
Kalisapun kembali duduk di atas tempat tidurnya. Lalu terlihat Adnan memasuki kamar Kalisa.
KALISA (cont’d)
Ada apa?
Adnan duduk di samping Kalisa. Bukanya menjawab pertanyaan Kalisa, Adnan justru memperhatikan wajah sang kakak.
ADNAN
(memandang Kalisa)
Lo...habis nangis kak?
KALISA
(gelagapan)
Hah? Nangis? Enggaklah, enak aja!
ADNAN
Ck, lo gak bisa bohongin gue.
KALISA
Udah gak usah bawel, ngapain lo ke sini?
ADNAN
Gue cuma mau ngasih tau kalau obat Bapak habis. Jadi besok lo harus beliin.
KALISA
Kalo cuma soal obat kenapa gak ngomong besok aja?
ADNAN
Gue takut besok pagi gak ketemu lo. Ya udah kalau gitu gue keluar. Selamat tidur kakakku yang paling cantik.
KALISA
Sok-sokan yang paling cantik, kakak lo kan emang cuma gue.
Mendengar ucapan Kalisa Adnan hanya tersenyum nyengir kuda, menampilkan deretan gigi-giginya.
KALISA (CONT'D)
Ya udah sana-sana? Lo bikin gerah kamar gue aja!
ADNAN
Bener nih gara-gara gue? Bukan karena tuh foto?
(dagu Adnan menunjuk ke arah bingkai foto yang tadi Kalisa jatuhkan)
Kalisa terkejut mendengar penuturan Adnan, ia lalu menoleh ke arah meja di sampingnya. Ia terkejut ketika melihat bingkai foto yang tadi ditaruhnya kini terlihat seperti sengaja dipajang di atas mejanya.
KALISA
Itu tadi ...
Belum sempat Kalisa menjelaskan yang sebenarnya pada Adnan perihal foto itu, Adnan sudah lebih dulu menyela ucapannya.
ADNAN
(menepuk bahu Kalisa)
Inget kak! Dia itu udah pergi. Kak Lisa pantas bahagia.
Adnan langsung berlalu dari kamar Kalisa setelah mengucapkan kalimat itu. Sedangkan Kalisa masih terdiam mencerna perkataan adiknya.
KALISA
(lirih)
Iya bener, dia emang udah pergi.
FADE OUT
FADE IN
2. INT. RUMAH HARIS. RUANG MAKAN. PAGI HARI
cast: Haris, Mama Haris, Papa Haris
ESTABLING SHOT: RUMAH HARIS
Terlihat halaman depan rumah 2 lantai dengan cat putih yang membuat rumah besar dan megah itu terlihat lebih elegan dan mewah.
Terlihat Haris sedang menggulung lengan kemejanya sambil melangkah ke arah ruang makan yang terlihat luas, perabotannya juga terlihat sangat mewah. Haris kemudian melangkahkan kakinya menuju meja makan yang sudah terisi oleh Papa dan Mamanya. Kemudian terlihat Haris mendudukkan dirinya di hadapan sang mama.
HARIS
Pagi, Mah, Pah.
PAPA HARIS
(Menatap Haris)
Pagi, Ris. Tumben udah keluar kamar jam segini.
MAMA HARIS
Mama curiga, biasanya kalau belum jam 7 mana mau kamu duduk di meja makan.
HARIS
(mendesah panjang)
Kalian tuh kenapa su’udzon gitu sama Haris. Haris tuh cuma mau berangkat lebih awal aja.
MAMA HARIS
(tersenyum menggoda)
Beneran berangkat lebih awal, atau karena mau jemput seseorang nih?
HARIS
Mama apaan sih!
MAMA HARIS
Kalaupun bener mama gak masalah sih. Lagian kamu tuh juga udah waktunya nikah. Jadi harus lebih giat PDKT lagi.
PAPA HARIS
Sudah-sudah. Ayo sarapan.
HARIS
Nah gitu dong pa, sekali-kali selametin Haris dari omongan mama soal nikah. Bosen tau Haris dengernya.
PAPA HARIS
Selametin apanya? Papa suruh cepet-cepet sarapan tuh biar kamu bisa cepet jemput pujaan hati kamu. Papa juga udah pengin punya cucu soalnya.
Mendengar penuturan papanya, Haris hanya mampu memutar bola matanya jengah. Ia kemudian mengambil sehelai roti tawar dan mengolesi krim coklat di atasnya.
Setelah rotinya siap, Haris langsung berdiri dari duduknya.
HARIS
(Menyalimi tangan kedua orang tuanya)
Haris sarapan di mobil aja, Ma, Pa. Assalamu’alaikum.
Terlihat kedua orang tua Haris Yang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mereka melihat kelakuan sang putra.
DISSOLVE TO
3. INT. RUMAH KALISA. RUANG MAKAN. PAGI HARI
Cast: Kalisa, Bapak Kalisa, Adnan
Terlihat ruang makan sederhana yang sekaligus digunakan sebagai dapur. Terlihat ada kompor gas, peralatan memasak, serta satu meja makan beserta 4 kursi yang mengelilinginya.
Terlihat Kalisa duduk berhadapan dengan Adnan, dan bapak duduk di ujung meja sebagai kepala keluarga pada umumnya.
Terlihat Kalisa menaruh sendok di tangannya ke atas piring di hadapannya yang sudah kosong.
KALISA
Kalisa udah selesai.
BAPAK KALISA
Udah kenyang, Lis?
KALISA
Alhamdulillah, Pak. Bapak mau langsung Lisa antar ke kamar?
BAPAK KALISA
(tersenyum, kemudian beralih menatap Adnan)
Boleh, Lis. Adnan, kamu berangkat sama Kakak kamu, kan?
ADNAN
Iya, Pak. Adnan bareng Kak Lisa. Adnan pamit sekalian ya Pak. Masih mau pakai sepatu dan nyiapin buku soalnya.
Terlihat Adnan berdiri menghampiri kursi bapak.
ADNAN (CONT'D)
(menyalimi bapak)
Assalamu'alaikum, Pak.
BAPAK KALISA
(tersenyum)
Wa'alaikumsalam.
Terlihat Kalisa berdiri dari duduknya, kemudian membantu bapak berdiri dan membantunya berjalan menuju kamar.
DISSOLVE TO
4. INT. RUMAH KALISA. KAMAR BAPAK. PAGI HARI
Cast: Kalisa, Bapak Kalisa
Terlihat kamar sederhana dengan satu buah tempat tidur dengan sprei yang sudah terlihat lusuh.
Terlihat Bapak yang merebahkan tubuhnya di atas kasur, sementara Kalisa menyelimuti tubuh Bapak.
BAPAK KALISA
Lis,
Suara Bapak membuat Kalisa menghentikan kegiatannya dan langsung menoleh ke arah bapak.
KALISA
Iya, pak?
BAPAK KALISA
(tampak sedikit ragu
Soal . . . lamaran Haris . . . Kamu sudah menerimanya?
KALISA
(Terkejut)
Em, belum pak.
BAPAK KALISA
(mengelus kepala Kalisa)
Bapak berharap kamu segera mengambil keputusan. Tidak baik menggantungkan niat baik orang lain Lis.
Mendengar ucapan Napak, Kalisa hanya mampu tersenyum samar.
KALISA
Kalisa berangkat dulu ya, Pak. Bapak hati-hati di rumah. Kalau ada apa-apa langsung hubungi Lisa aja. Assalamu'alaikum.
Kalisa kemudian menyalami tangan Bapak.
BAPAK
Wa'alaikumsalam.
Kalisa terlihat berjalan bergegas keluar dari kamar Bapak. Namun langkahnya terhenti karena perkataan Bapak.
BAPAK KALISA (CONT'D)
Haris udah terlalu banyak membantu keluarga kita, Nak. Bahkan ia menyelamatkan nyawa bapak waktu itu. Pikirkan lagi soal lamaran Haris ya, Nak.
Kalisa membalikkan tubuhnya dan lagi-lagi hanya tersenyum ke arah Bapak, sebelum akhirnya kakinya kembali melangkah keluar dari kamar Bapak.
Bapak Kalisa memandang nanar ke arah Kalisa yang begitu saja keluar dari kamarnya.
BAPAK KALISA (VO)
Bapak tahu kamu masih belum mampu melupakan masa lalumu. Tapi bapak juga nggak tahu kapan Allah manggil bapak. Bapak cuma ingin memastikan bahwa kamu sudah bersama orang yang tepat sebelum bapak benar-benar pergi.
FADE OUT
FADE IN