Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
EGO YANG BERSUARA
Suka
Favorit
Bagikan
1. EGO YANG BERSUARA
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EGO YANG BERSUARA

 

 

Ide cerita :

 

Marcell Agigta

 

Penulis Skenario:

 

Marcell Agigta

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fade in

1. SCENE . INT . Dalam Mobil – Pagi Hari

Cast : lera dan riski

Setelah pergi dari istana kepresidenan. Lera duduk di mobil sembari meletakkan kakinya di atas. Bersantai dengan bebas.

LERA

kamu tau kan. Apapun pilihan kamu akan aku dukung.

Mau jabatan mentri kek, mau gubernur kek.

Kan tetap aku yang akan dampingin kamu.

Jadi jangan sampai jadiin beban.

 

RISKI

kalo menurut kamu ? aku cocoknya apa ?

riski focus menatap jalanan

 

LERA

sebenarnya aku juga radak bingung sich. Soalnya jadi mentri itu kan tugasnya berat.

Tapi kalo kamu mau denger pendapat

jujur dari aku, ya.. gimana ya ?

Bingung lah. Jadi nanti gimana ?

udah resmi donk kamu akuisisi Ray’s Entertainment

RISKI

Udah. Meski di awal – awalnya memang

banyak yang nentang. Tapi aku

yakin semuanya pasti bakal berjalan lancar.

 

2. SCENE

 INT. Ruangan Kerja - Pagi Hari

               Cast : gita dan Laras

Gita dan laras menikmati teh hangat sambil duduk santai di sofa.

 

LARAS

Mbak .. mbak gita masih ngga ngerasa aneh ngga sich. Kenapa tiba – tiba pak riski mutusin milih agensi kita untuk gabung diperusahaan Joy’s Picturenya dia ? tau sendiri, beliau itu masuk ke dalam golongan pengusaha sekaligus produser sukses termuda di usia 26 tahun. Padahal agensi kita sendiri dikenal punya citra buruk di khalayak. Ditambah kita hampir kena limit

Laras menyeruput secangkir teh dari gelasnya.

 

GITA

Kita kan baru kemarin resmi gabung. Jadi wajar kalo loe masih radak ngga nyaman sama boss kita yang baru. Syukurin aja. Ini demi masa depan Ray’s.

 

LARAS

Mbak denger sendiri ngga sich gossip karyawan – karyawan disini. Kalo pak riski itu orangnya susah senyum. Mukanya datar, kaku. Makanya dia punya sebutan boss muka kanebo disini haha

 

Laras tertawa kecil dengan nada pelan. Dari jendela, bayangan riski muncul melewati kantor gita.

LARAS

Mbak liat aja. Bener kan mukanya lempeng. Kayak gitu kok bisa pacarin anak presiden. Setelah kita gabung kan belum tuh mbak gita ngobrol lagi sama pak riski. Coba diajak makan bareng begitu.

Gita hanya terdiam mendengar kalimat laras.

 

3. SCENE.

 INT. Dalam Minimarket – Siang hari

         Cast : riki, riski dan gita

Riski berjalan menelusuri rak minuman. Dari samping riki datang dengan senyum jailnya. Melihatnya sekilas mood riski langsung tak karuan.

RISKI

Apa ??

Dengan nada malas riski bertanya

RIKI

Ngga. Nemenin loe aja

RISKI

Cepetan mau ngomong apa ? mau bilang terima kasih, udahmau dengerin ocehan loe buat ngakuisisi Ray’s Entertainment. Udah lewat. Sekarang agensi itu udah jadi tanggung jawab gwe. Jadi loe ngga usah khawatirin lagi mau nyari kedua orang tua kandung loe sebelum gwe sibuk persiapan married. Karena loe udah buat dia di deket kita sekarang.

 

Riski berjalan melihat – lihat rak berisi snack. Riki mengikuti langkah kecilnya.

RIKI

Menurut loe ngga apa – apa kan

 kalo kita deket sama mbak gita

 

RISKI

Setelah kita berhasil nemuin identitas kedua orang tua kandung loe, mulai loe agresif. Setiap hari gangguin ngerengek minta supaya bantuin agensi gita. Sekarang setelah gwe turutin, loe bertindak semaunya.

 

Riski terdiam beberapa saat. Riki menunggu. Riki terlihat lesu. Riski memandangnya. Mendadak ekspresi riki berubah tersenyum ceria setelah melihat sesuatu dibelakang riski. Riski menengok kebelakang, Ternyata ada gita sedang sibuk membayar di kasir. Gita yang menyadari tatapan riski tertuju ke arahnya. Ia pun menyapa dengan senyum. Riski menunduk kecil membalas.

RIKI

Sekarang kan loe udah jadi bossnya dia.

 Jadi banyak ngobrol gih. Biar tambah deket.

Gwe capcus dulu ya..

 

4. SCENE

INT. kafetaria minimarket – siang hari

Cast : riski dan gita

Riski dan gita duduk di meja bundar di cafeteria milik minimarket. Tempatnya kecil. Hanya beberapa orang yang duduk dan mengobrol. Gita menggenggam cup mie yang ditunggunya untuk matang. Riski agak gugup dan bingung harus mengobrol mulai dari mana.

GITA

Pak riski ngga beli makan juga.

Bapak makan disini aja, Sekalian temenin

 saya juga makan.

Riski masih diam.

 

GITA

Bapak ngga nyaman ya ngobrol sama saya ?

 

Riski kaget gita bertanya seperti itu. Riski tambah gugup ingin menjawab apa.

RISKI

Ngga kok mbak.

Riski gugup. Gita agak lega riski mau menjawab

GITA

kalo bapak sendiri kenapa ga makan bareng sama karyawan lain atau bareng pacar gitu ?

 

RISKI

saya takut buat mereka ngga nyaman. Soalnya juga saya ngga bisa sembarangan makan makanan di luar. Biasanya saya bawa bekal kok

 

5. SCENE

INT. Café – malam hari

          Cast : riski, riki dan lera

Suasana malam menambah kemerduan lera dalam bernyanyi. Di atas panggung yang kecil bersama bandnya dia menyanyikan lagu yang soft. Di tempatnya berdiri, sudah ada riski dan riki di depanya menikmati lagu yang dinyanyikan lera. Orang – orang seisi café focus mendengarkan. Para waiters sedang sibuk melayani pesanan customer. Setelah selesai menyanyi lera berjalan menghampiri meja riski dan riki. Lera duduk disamping riski sambil meminum minumannya di gelas. Setelah lega ia bisa relaks.

 

RISKI

Kamu kenapa ngga lanjut aja sich main

band indie sama temen – temen kamu dulu ?

 

LERA

Kan kamu tau sendiri, aku sama yang lain Cuma main band buat nyalurin hoby diwaktu luang. Toh juga mereka sekarang udah sibuk sama tanggung jawabnya masing – masing. Buat luangin waktu gini aja udah bersyukur. Apalagi sekarang kan aku udah punya tanggung jawab gede buat perusahaan media platform kita. Untung aku dibantu sama mas teja selama ini. Kalo ngga.. Oh ya, gimana perkembangan soal Ray’s Entertainment ?

 

RISKI

Minggu depan udah mulai syuting filmnya. Pemain utama namanya Jessica Triwasari. Orangnya sopan. Kalem ngomongnya. Agak aneh kalo orang – orang naroh stigma pelakor ke dia. Soalnya selama aku ngobrol orangnya fun. Sayangnya yuting belum mulai aja orang – orang udah main ngebully aja disosmed. Ngatain filmnya ngga bakal laku lah, disumpahin rugi lah kalo yang main dia.

 

 

LERA

Namanya juga artis. Kan ngga tau mana yang acting, mana yang asli. Aku sebenarnya ngga percaya sama berita yang bilang kalo dia yang ngerusak hubungan pasangan selebriti lain. Kamu inget loh, jangan sampai keputusan kamu akuisisi Ray’s ngebuat rugi orang lain, apalagi karyawan - karyawan kamu.

Riki yang mendengarnya sekilas memandang ke arah lain menjauhi kontak mata dengan lera dan riski. Menyadari bahwa dia biang keladinya.

 

6. SCENE

 INT . Rumah Riski – malam hari

        Cast : riski, Dartamaji dan Sudarmi

Mobil riski memasuki gerbang rumah. Perlahan mobilnya masuk ke garasi. Riki segera keluar dan melaju ke dalam rumah meninggalkan riski. Riski berjalan masuk ke dalam. Melewati ruang tamu sampai dia menemukan kedua orang tuanya sedang asyik sibuk menonton TV. Datarmaji melihat sosok riski sudah sampai rumah

DATARMAJI

Ohh ki, udah sampai ya ? udah makan ?

RISKI

Udah pak tadi bareng lera.

Riski melihat pandangan ibunya hanya focus pada satu titik. Benda itu bernama TV. Mukanya bertambah serius selang beberapa detik.

RISKI

Semenjak langganan TV kabel ibu tiap malem kerjaanya nonton serial india atau ngga drakor. Saking antusiasnya udah lupa sama arisan ibu – ibu komplek

DATARMAJI

Ibumu. Kalo ngga ada arisan,larinya pasti kepoin chat grup ibu – ibu terus lanjut marathon nonton drakor.

    Sudarmi menengok ke arah suami dan anaknya dengan tatapan tajam. Lalu menatap suaminya dengan kecut.

SUDARMI

Mending ibu main disekitar komplek atau ngga main hp di rumah. Dari pada bapak, pagi – pagi udah keluyuran main catur bareng bapak – bapak yang ngontrak di kontrakan kita. Mending main catur, bapak masih aja ngerokok kan diam – diam ?

Datarmaji seketika membeku karena merasa di skakmat. Riski hanya bisa tersenyum geli. Datang mas teja sambil membawa cemilan dari dapur. Duduk disamping bersama ibunya sambil menikmati cemilan tersebut.

MAS TEJA

Semenjak 6 tahun kita tinggal di komplek perumahan ini semuanya udah punya kegiatannya masing – masing ris. Jadi ngga usah kaget.

 

7. SCENE

 INT . rumah dalam tahap pembangunan – pagi hari

                 Cast : riski, lera dan mandor

Lera dan riski di sebuah komplek perumahan. Salah satu rumah disana sedang ada dalam tahap pengerjaan. Rumahnya memang tidak terlalu besar seperti yang disekelilingnya tapi tamannya cukup sangat luas. Lera sedang sibuk berbicara dengan mandornya, sedangakn riski berjalan naik ke atas lantai dua.

MANDOR

Semuanya udah mau masuk ke tahap finishing mbak. Mbak lera yakin, ngga mau buat kolam renangnya ? soalnya halaman belakang masih longgar banget loh mbak kalo mau dibuat kolam renang

 

LERA

Kan sebelumnya saya sudah bilang pak saya sama calon suami saya udah sepakat ngga perlu ada kolam renang.

Lera bilang sambil tersenyum menutup pembicaraan mereka. Lera berjalan naik ke atas menyusul riski. Riski sedang asyik melihat pandangan indah dari atas balkon. Tubuhnya menikmati betul semilir angin yang sepoy - sepoy. Lera berdiri disampingnya.

LERA

Seneng ya bentar lagi rumah kita udah mau jadi. Jadi setelah kita nikah, kita bisa langsung nempatin isinya

 

Riski diam saja membuat lera radak sebal. Lera  berjalan mundur melepas sepatu hak tingginya. Lalu meraih tangan riski mengajaknya bergerak berdansa. Tubuh mereka saling berhadapan satu sama lain. Sangat dekat lalu menempel. Kedua tangan lera melingkar ke leher riski. Awalnya riski malu – malu untuk menggerakkan kakinya.

LERA

suka.. minder… liat.. dia yang tinggi kaki jenjang, badan langsing, nggak kayak aku yang kecil, kakinya pendek..

 

suasana  berubah setelah lera menyanyikan lagu favorit mereka. Lagu dari suara kayu yang berjudul miniature. Liriknya langsung menggoda riski untuk meraih pinggul lera. Mereka pun berdansa berdua. Pelan tapi dalam. Tatapan yang saling bersautan di iringi lagu yang dinyanyikan lera dengan imut dan lucu. Senyuman kecil itu mulai terpancar diwajahnya karena merasa tersimpul malu.

 

LERA

biar ku pendek tapi nyaman di peluk ..

lera memeluknya dengan hangat

LERA

langkahku kecil mau digandeng terus..

lera memegang kedua tangan riski dengan erat

LERA

biarku pendek tapi paling sayang kamu, walau mirip miniature tapi cintaku tak terukur..

 

Riski dibuat senang sekilas dengan lagu itu. Mereka saling berpelukan sambil terus bergerak pelan berdansa. kalimat penutup itu lera sudahi dengan memeluk riski erat. Lalu memberikan senyuman riangnya pada riski. Riski menimbalnya.

 

RISKI

Kamu itu selalu aja buat aku bisa gemes sendiri .

LERA

Soalnya lagu itu satu – satunya yang wakilin keimutan aku.

Lera bersandar di bawah dada riski dengan nyaman sambil di diterangi cahaya matahari

 

8. SCENE

   INT . Ruang Kerja Gita – Siang Hari

          CAST : riki dan gita

Riki membawa beberapa rantang saat jam istirahat. Ia membawanya ke ruangan gita. Gita pun terlihat gusar melihat riki datang.

RIKI

Mmhh.. kebetulan saya bawa lauk banyak. Takut ngga habis jadi saya ajak mbak gita makan bareng disini. Gimana ?

Gita masih canggung untuk menjawab.  Kemudian akhirnya ia mempersilahkannya masuk. Riki duduk di depan meja kantor gita. Ia satu persatu membuka menu nasi rantangnya dengan antusias.

GITA

kamu buat sendiri ?

 

RIKI

Ngga . Dibeliin, soalnya keburu telat masuk kerja makanya dibeliin tadi “

Riki menaruh satu tempat nasi ke hadapan gita, satunya lagi untuk dirinya sendiri. Tak lupa sendok.

 

RIKI

Ayok silahkan dimakan !

Riki mempersilahkan gita makan, tak sabar melihatnya. Gita mulai mengunyah satu sendok. Bola mata gita mengira – ngira rasanya. Lalu gita tersenyum. Riki tersenyum puas melihat ekspresi gita yang tersenyum mendandakan bahwa menu makanan yang dia bawa sesuai seleranya. Riki pun juga mengambil sendok lalu ikut melahapnya juga.

GITA

Dirumah tinggal sama siapa aja ?

RIKI

Ada bapak, ada ibu dan ada mas teja kakak saya. Kalo mbak gita sendiri ?

GITA

Saya tinggal di apertemen sendiri. Setelah suami udah almarhum saya masih tetap tinggal disana . Kamu sendiri udah ada calon donk tentu  ?

RIKI

Kalo saya mau nikah atau belum emang mbak gita mau nyariin yang lebih baik ?

Riki tersenyum jail

GITA

Saya ada kenalan dari kalangan model ,artis , musisi

RIKI

Saya yakin kalo mbak gita yang milihin pasti ceweknya cantik – cantik semua. Asal bukan cewek jadi – jadian yang bulu kaki sama tanganya lebih banyakan dari saya

Gita tertawa lepas. Riki pun juga ikut tertawa kecil menggoda tapi tiba – tiba ia terdiam beberapa saat ketika melihat gita tertawa terbahak - bahak.

 

9. SCENE

   INT. RUANGAN KANTOR RISKI – SIANG HARI

Cast : riski dan gita

Gita mengetuk pintu. Riski mempersilahkan masuk. Gita datang membawa bekal makanan ke dalam ruangan riski. Riski terkejut atas kedatangan gita yang secara tiba – tiba. Dirinya mulai gugup saat gita berjalan mendekat sambil menenteng bekal kotak miliknya.

 

GITA

Kita makan bareng hari ini gimana ? kebetulan saya masaknya kebanyakan, mungkin kalo takutnya mas riski kurang lauknya.

Raut wajah gita nampak ceria. Riski mempersilahkannya duduk saling berhadapan dengannya. Kotak bekal miliknya sudah ia siapkan di aatas meja.

GITA

Bapak bawa bekal makanan apa hari ini ?

 

Riski membuka kotak makan miliknya. Ada nasi merah, sayuran lengkap dan daging yang dipotong dengan rapi. Terlihat nyali gita langsung ciut melihatnya. Gita membuka bekal miliknya. Ada sgala macam tumis, aneka sambel, nasi, dan gorengan. Tak lupa lalapannya. Riski yang melihat makanan gita seketika terdiam. Ia jarang sekali melihat makan makanan yang tumis sayurnya dicampur – campur seperti itu.

GITA

Gimana ? ada yang mau bapak cobain ?

Riski masih terdiam melongo melihat makanan gita .

RISKI

Mbak gita silahkan makan aja

 

GITA

Wahh,, kelihatan banget yang buat makanan pak riski terampil tanganya. Cabenya nga ada. Mas riski lagi diet ya ?

 

RISKI

Ngga selalu kok saya makan menu – menu gini aja. Pola makan saya memang dari dulu udah diatur. Belum tentu makanan yang saya bawa kurang enak dari mbak gita punya

ucap riski seakan tak mau kalah soal menu. Gita tersenyum geli melihat polahnya.

 

GITA

Yaudah saya cobain, tapi mas riski juga cobain semua makanan saya. Tapi jangan nyesel ya kalo nanti mas nyobain makanan saya terus minta nambah

Nada gita seakan menyulut rasa penasaran riski. Buru – buru riski mencoba makanan gita. Perlahan ia merasakannya. Ia menikmatinya seakan makanan itu memang lezat dimulutnya. Gita hanya tersenyum puas memandang riski.

 

GITA

Pak riski orangnya memang agak introvert ya. Tapi ngga sulit kalo harus berkomunikasi dengan orang baru. Walau kadang – kadang saya perhatiin pak riski sifatnya sering berubah - ubah

Gita menggerakkan tanganya mencoba lauk riski. Setelah mencoba beberaba gigitan

GITA

Cuma gini aja ? kok Cuma kerasa manis asin saja. Pedas pun kerasa ladanya saja.

Riski hanya diam mendengar ocehan gita yang mengomentari makanannya tampak tidak suka.

 

10.        SCENE

INT. Ruang Keluarga – Subuh

       cast : kei dan hardi

Kei masuk ke rumah dalam keadaan sempoyongan. Hardi menunggu di ruang keluarga sambil menatap tajam tingkah laku kei yang tidak benar berjalan. Saat kei berdiri menghadap Hardi melemparkan sebuah paspor dan juga tiket di atas meja. Tiket itu menuju ke Australia tepatnya Sydney. Kei memandangnya dengan sedikit kesadaran.

HARDI

Mabukan lagi. Setiap hari jadi kebiasaan. Pulang  subuh – udah keadaan mabuk. Mama sama papa sudah capek mau bilang apa.

 

KEI

Kali ini Sydney ? Seenggaknya aku harus sembunyi diluar negeri sampai promosi jabatan papa tercapai. Sama seperti beberapa tahun yang lalu dan tahun sebelumnya lagi. Tau ngga pa ? aku itu udah muak harus selalu kayak gini.

Mata dan raut muka yang sudah lelah berubah menjadi kesal. Hardi hanya menatap kei dingin.

HARDI

Terus kamu mau apa ? uring – uringin terus kayak gini ? pergi kluyuran ngga tau kemana, emang kamu aja yang muak, papa sama mama juga muak sama kamu. Kamu itu udah jadi sarjana lama tapi sampai sekarang masih aja nganggur. Papa kasih kerjaan kamu malah ngga seriusin. Adanya malah terus buat masalah. Kamu itu anak satu – satunya ngga bisa aja dikit banggain papa Mama.

 Raut muka hardi yang semula dingin menjadi bringas dengan amukannya yang membelentak. Tubuhnya panas harus berhadapan dengan kei.

HARDI

Kali ini ke klub mana lagi kamu sama cewek itu ? sebelumnya kamu buat skandal sama artis, sekarang jangan lagi. Kamu tau seberapa banyak papa harus ngeluarin uang buat nutupin kesalahan kamu dari media dan terbebas dari masalah ?

 

KEI

emang aku minta papa lakuin itu semua ? Oh ya aku lupa, kan karir papa yang bisa jadi taruhannya. Seharusnya papa yang mikirin diri papa sendiri biar ngga ketahuan media soal keuangan papa yang penuh money laundry.

Hardi berjalan meninggalkan kei sendiri

 

11.        SCENE

 INT. Bass Karyawan – SIANG HARI

          cast : lera dan sukma

Lera  membawa bekal makanan sambil menentengnya. Terpancar dari wajahnya ia sudah tidak sabar menghabiskan waktu istirahat dengan riski. Saat lera berjalan ke arah kantor riski, ia melihat gita sedang bersama riski. Lera menyembunyikan tubuhnya di pojokan sambil menatap obrolan mereka. Semangat lera seketika sirna setelah melihat tawa riski yang amat hangat ditujukan pada ggita. Beberapa meter dari tempat lera berdiri ada sukma yang menyaksikan lera sedang menatap tajam obrolan antara riski dan gita. Sukma mendekat .

SUKMA

kenapa ngga masuk ?

LERA

Lagi ada tamu, nanti aja. Palingan juga ngga lama

 jawab lera bersikap santai. Sukma menatap lera lalu beberpa kali melirik riski dan gita.

SUKMA

udah masuk aja. Toh juga kan elo calonya pak riski. Elo lebih berhak buat ketemu sama dia . Udah buruan !!. Mumpung elo bisa tangkap basah.

 Lera mulai risih

 

LERA

maksudnya ?

 

SUKMA

loe ngga usah pura – pura ngga tau dech. Semua seisi PH sama kantor sebelah udah tau, kalo riski mulai deket sama mbak gita belakangan ini. Mending elo cepetan sadarin dech ra. Daripada hubungan elo sama riski jadi ada masalah gara – gara dia

 

LERA

Elo juga mending ngga usah ikut campur. Elo ngga tau apa – apa soal mereka. Soal gwe suka apa ngga itu urusan gwe sendiri. Dan juga, gwe tau kita temen dari SMA tapi bukan berarti di kantor loe bisa ngomong ngga formal sama gwe “

Lera segera berjalan masuk ke dalam ruangan riski. Mulai orang – orang sekitaran sukma mengerumuninya bak siap menerima berita terbaru.

 

12.        SCENE

INT . RUANGAN RISKI – SIANG HARI

    cast : riski, gita dan lera

Lera dengan percaya diri masuk ke dalam ruangan riski. Seketika perbincangan riski dan gita terhenti. Lera senyum ala kadarnya.

LERA

Katanya mau makan bareng ?

Riski tersadar lalu melihat jam. Gita segera melangkah keluar. Di ruang kantor lera dan riski akhirnya bisa makan berdua saja di dalam kantor. Lera beberapa menit menatap riski kaku. Riski menyadarinya.

RISKI

kamu khawatir soal mbak gita ? kamu ngapain ngawatirin soal itu. Toh kamu juga tau yang sebenarnya tentang dia kan

LERA

justru karena aku tau siapa dia, makanya aku agak ..

 tiba – tiba ucapan lera tertatih. Takut dan bingung untuk melanjutkan. Riski dan lera saling bertatapan cukup lama. Riski pun berdiri lalu meraih tangan lera kemudian menariknya dari kursi. Lera bingung. Rupanya riski mengajak lera berdiri untuk berdansa berdua. Seketika raut muka cemas itu lenyap digantikan senyuman geli. Riski tau harus bagaimana menghadapi kegelisahan kekasihnya itu. Kali ini riski yang bernyanyi. Lirik dan gerakan yang sama dilakukan oleh lera sebelumnya. Saat lera memeluk riski dengan dada sebagai ganti bantalan ia mendengar sesuatu yang membuatnya heran. Lera menatap riski.

 

LERA

kamu sakit ?

lera menegur plus juga cemas. Riski hanya terdiam sambil tersenyum tipis.

 

13.        SCENE

 EXT . Bandara – Siang hari

               cast : pesawat

     Suasana bandara riuh dengan para penumpang yang baru check – in maupun scheck out. Sampai sebuah satu pesawat terbang mendarat di landasan. Orang – orang yang baru keluar dari pesawat tadi disambut dengan kalimat Welcome To Balikpapan. Kemudian rombongan melanjutkan perjalanan dengan mini bus. Beberapa jam perjalanan, akhirnya sampailah mereka di sebuah kota bertuliskan Selamat Datang Kutai Kartanegara.  

 

14.        SCENE

INT . HOTEL – PAGI HARI

      Cast : Riski dan rombongan

Mini Bus yang ditumpangi riski dan rombongan baru sampai di depan hotel. Satu – persatu rombongan keluar dari mini bus. Riski, lera dan bersama keluarga riski langsung masuk ke hotel. Tempatnya cukup sederhana namun tidak kehilangan nuansa bergaya modern. Lera bersama bapak dan ibu masuk. Beberapa barang sudah diangkut ke dalam, Sedangkan riski masih diluar. Sibuk memeriksa handphonenya.

 

15.        SCENE

 INT . CAFÉ – PAGI HARI

               cast : riski dan Gilbert

Disalah satu caféshop yang tak jauh dari lokasi hotel tempat riski menginap, ia masuk kedalam. dia menyapa salah seorang pemuda yang sedang duduk dimeja dekat jendela. Riski mendekatinya lalu memeluknya. Dengan muka sumringah mereka berdua melepas rindu satu sama lain. Mereka pun duduk dan memesan minuman.

 

GILBERT

Gila.. I’m really miss you broo. How long we haven’t seen each other ?

Wajah gilbert sangat sumringah dan semangat bisa bertemu dengan teman yang sudah lama tidak ia temui

RISKI

just one years

GILBERT

oohh come on. You not miss me ? terpancar dari wajah loe

wajahnya masih bergurau. Riski tertawa kecil. Kawannya ini mulai membuat candaan

RISKI

don’t overdo it. Loe tau muka gwe ngga bisa selebihnya ini. Gimana cutinya ?

 

GILBERT

Fun. Seperti yang elo tau happy lah ketemu sama orang tua. Bhokap nyokab masih stay di balikpapan dan sebagian saudara – saudara juga masih di singapure. Kerjaan di Bristol tetap yang terbaik buat gwe. Jadi gimana tawaran gwe ?

 

RISKI

Gwe udah nyaman sama yang ini. Toh juga tiap tahun kan kita ketemu buat perbaruin perangkatnya. Kalo diganti sama yang lain, gwe ngga yakin apa gwe bisa nyaman. Soalnya elo tau sendiri gwe lagi sibuk persiapin pernikahan. Jadi kayaknya ngga ada waktu buat nyoba model baru. Loe itu  mekanik handal pasti banyak yang rela jadi model loe.

 

GILBERT

Santai aja, masih ada banyak waktu. Gwe juga ngga buru – buru kok buat nawarin elo. Saat ini kan teknologi AI banyak berkembang pesat. Terutama buat bagian tubuh. Lebih enak kalo ada sensor dan algoritma pintar yang bisa nyesuain posisi loe secara otomatis selagi dipake. Bakal sama kok, sama – sama ngga akan perlihatin cara loe jalan.

RISKI

are you demoted as a sales man right now ?

 

GILBERT

I just want to give the best for you. Apapun yang loe butuhin.

 

RISKI

you did. Elo udah lakuin itu. Buktinya gwe ngga pernah nolak loe buat ketemu setahun sekali.

 

GILBERT

Ya itu karena kebetulan PH loe lagi syuting film disini, makanya kita bisa ketemu.

 

16.        SCENE

EXT. DANAU SEMAYANG – SIANG HARI

         cast : Riski, riki, rombongan syuting, orang tua riski, lera dan gita

Riski, lera dan kedua orang tua riski baru sampai di danau semayang. Disana sudah ada rombongan yang sedang syuting. sedang istirahat. Riski dan sutradara sibuk berbincang. Lera sedang sibuk sendiri mengambil foto selfi di sekitar danau. Sedangakan kedua orang tua riski tengah sibuk berduaan berfoto ria.

Dari jauh riski melihat gita sedang mengobrol dengan Jessica dan beberapa pemain lainnya. Terlihat ia sangat akrab dengan artis – artis yang beberapa bukan dari agensinya. Riki tiba – tiba muncul.

RIKI

Temuin aja. Ikut ngobrol sekalian

 

RISKI

Elo aja sana ! nyuruh orang seenaknya. Masa gwe disuruh nimbrung sama obrolan cewek - cewek

Riki tertawa kecil.

RIKI

Jaga diri loe sama lera. Kayaknya lera kelihatan ngga suka sama mbak gita

 

RISKI

loe juga. Inget siapa biang keladi yang minta buat mbak gita gabung sama PH kita ?

 

RIKI

Heh.. gwe lakuin itu juga buat elo.

Perkataan riki menciptakan suasana makin dingin. Riki pergi dan menemui gita serta grombolannya. Riki membaur dengan banyak orang disana. Terlihat tawanya bisa lepas bersama wanita – wanita itu. Terutama gita yang senang melihat riki mau datang.

Disisi lain lera yang sedang membantu ibbu dan ayah riski sedang berfoto melihat dan menatap serius riki yang sedang tawa lepas mengobrol dengan pemain serta grombolan gita.

 

17.        SCENE

INT . BAR – MENJELANG MALAM

        cast : riki dan gita

Riki berjalan keluar kamar dan bertemu dengan gita yang sedang akan turun ke bawah. Ia mengikuti gita sampai di sebuah club malam.  Ternyata gita kesana sekedar untuk minum – muniman beralkohol. Riki santai melihatnya. Riki duduk di samping dekat gita yang sangat menikmati Teqilanya.

 

GITA

mau ? saya traktir ya

Gita sudah hampir setengah teller. Riki menggeleng kepalanya menolak

GITA

baru tau saya, orang Jakarta ngga ada yang berani minum

 

RIKI

ngga semua orang Jakarta minum mbak. Mbak kok mendadak kesini sich ?

 

GITA

Biasa lagi mikirin anak – anak artis. Awalnya saya harap setelah Ray’s Entertainment join ke Joy’s Picture bisa memperbaiki citra artis – artis ray’s. Eh.. pas mau mulai. Udah di kowar sana sini. Saya Cuma ngga ingin mengecewakan siapapun terlebih pak riski yang udah memberi agensi kami kesempatan kedua.

 

RIKI

sabar mbak. Mungkin aja film Jessica nanti bisa sukses,

 

GITA

ngga tau kenapa, kalo liat kamu. Selalu saya keinget dia. Ketika harus mengalami 2 kali kegagalan berumah tangga. Sekali dapet yang baik, eh dibawa sama Tuhan.

Riki merasa iba mendengar kalimat gita, namun ia juga sadar diri ia tidak bisa berbuat banyak untuk menolong gita.

 

18.        SCENE

INT . LOBI HOTEL – MALAM HARI

         cast : riski, gita dan lera

Lera mencari riski. Saat ia mencari ke kamar hotelnya ia tidak disana. Kemudian lera berjalan menuju bawah saat tiba disana ia sudah bertemu dengan riski. Saat akan bertanya tiba – tiba lera mencium sesuatu. Bau alcohol. Lera terkejut.

LERA

kamu habis minum ? kok bau alcohol kamu ?

 

RISKI

Ya ngga lah. Tadi nemenin

teman minum doank. Kamu nyari aku ?”

 

LERA

Aku pikir apa. Kamu udah minum obat ?

 

GITA

obat ??

 tiba – tiba tanya dari salah satu suara yang asalnya dari belakang riski. Ternyata gita yang masih setengah mabuk mendengar perbincangan mereka.

GITA

Pak riski lagi sakit ?

Tanya gita. Kehadirannya seketika membuat lera tak nyaman. Lera dan riski diam. Kemudian salah satu teman kamar gita lewat. Lera langsung memintanya untuk mengantarkan gita ke kamar. Setelah suasana lebih baik tanpa ada dia. Lera dan  Riski melanjutkan perbincangan mereka.

 

19.        SCENE

EXT . JALANAN – SIANG HARI

       cast : kru pemain film, gita, lera, riki, dan riski

Ketika semua warga mulai bersiraman satu sama lain di acara belimbur , disitulah adegan dimulai. Suasana yang makin riuh menambah penggabaran yang diharapkan oleh sutradara. Semua orang dari segala usia tumpah ruah di jalan. Anak – anak dengan gemberinya bermain pistol air. Sedangkan yang dewasanya seketika kembali menjadi anak – anak. Orang – orang yang lewat maupun diseketirnya menjadi sasaran untuk disiram air. Pompa air pun juga menghujani semua orang yang ada disana. Ratusan bahkan ribuan orang menikmati suka cita terkena basahnya air. Ketika semuanya sedang sibuk. Lera menarik riski yang sedari tadi sibuk main smartphonenya. Ia meyabet handphone riski kemudian dari belakang kedua orang tua riski sudah menyiapkan seember air lalu

BBYUUUURR..!!!

Riski pun dihujani air seember. Semua orang sekitar tertawa berbahak – bahak. Riski hanya bisa diam karna tidak tau harus berbuat apa – apa. Karna ia tau, pasti ia akan juga menjadi sasaran empuk kejailan lera bersama orang tuanya sendiri. Riski terbawa suasana lalu memegang lera dan membiarkannya terkena tumpahan air juga. Semuanya menjadi tawa. Setelah proses syuting alat – alat film segera diamankan. Dan barulah semua kru film ikut bergabung belimbur. Tak pandang bulu mau dikenal atau orang tak dikenal semuanya menjadi basah. Yang terlihat hanya tawa dan rasa bersenang – senang di sgala arah dan sudut.

Saat ketika riki mencari riski ia tanpa sengaja bertemu gita. Gita tanpa pandang bulu langsung menyiramnya dengan ember. Gita tak berhenti tertawa. Tanpa ia sadari riki juga tertawa. Ya, tanpa ia sadari. Ia tertawa lebar seperti orang pada umumnya. Air yang menghujani tubuhnya menciptakan suasana yang berbeda untuknya. Jessica dan pemain lain juga ikutan menggebyuri tubuh riki. Riki dengan pistol air yang sudah ia siapkan sebelumnya mulai menyerang meraka semua yang ada didepannya tak terkecuali gita. Dirasa riki seperti kembali menjadi anak – anak tertawa, senang, gembira, sorak – sorakkan menjadi satu. Tak ada yang bisa digambarkan atau ditulis oleh suasana perasaanya saat ini. Ingin rasanya waktu seperti ini terus. Berbutar dan terus bebutar tanpa henti.

Tawa itu kini perlahan menghilang, tergantikan dengan kebingungan yang mulai menyelimutinya. Saat ia menengok kearah lain ia melihat lera. Lera terdiam mematung melihat riki. Entah apa yang dipikirkannya sehingga membuatnya berdiri lama mematung menatap riki sedang bersama grombolan gita.

 

20.        SCENCE

EXT . HALAMAN BELAKANG JOY’S PICTURE – PAGI HARI

   cast : semua pemain dan kru film, riski, gita, dan mas teja

Kru film mengadakan acara syukuran. Semua orang berkumpul mengelilingi tumpengan nasi kuning yang sudah dibuat kerucut.

GITA

saya bener ngga nyangka loh pak. Empat

juta Penonton dalam waktu 3 minggu.

Bener diluar prediksi kita semua.

Saya ngga tau lagi harus ngomong apa.

Orang – orang sekarang memuji

Jessica dan bahkan Jessica sudah ditawari iklan dan 3 film lagi. Waah..

 

Riski hanya bisa melihat lega wajah gita yang ceria. Saking senangnya gita tak menyadari riski menatapnya lama. Disaat semua orang hampir merasakan dinginya air kolam renang, tiba – tiba beberapa orang naik dari kolam renang, diam – diam mendekati gita dan riski berniat ingin usil. Gita seketika ditarik, ia hanya bisa tertawa pasrah lalu ia diceburkan ke kolam. Para kru yang juga akan menarik riski tiba - tiba mendapat penolakan.

 

RISKI

Jangan. Jangan saya.

Saya ngga suka nyebur ke air

 

ucapan riski yang amat serius membuat mereka terdiam. Tapi semua orang masih ngeyel dan tetap menariknya hingga mas teja pun datang dan membantu riski untuk tidak jadi ditarik ke kolam renang.

 

MAS TEJA

kalian denger ngga sich

kalo beliau ngga mau.

 

mas teja memarahi mereka semua. Seketika suasana jadi agak canggung. Namun beberapa saat keceriaan mereka kembali pada posisinya. Mas teja dan riski menjauh dari keramaian.

 

21.        SCENE

INT . RUANG KERJA RISKI – PAGI HARI

           cast : riski dan mas teja

Mas teja mengantarkan riski ke dalam kantornya. Tiba – tiba dada riski merasa sesak. Tubuhnya terasa lemas. Mas teja mulai panic dan mengambil obat yang ada ditas riski. Bergegas mas teja meminumkannya ke riski. Setelah obat – obat itu ditelannya. Mas teja mengintruksikan riski untuk bernafas pelan – pelan dan membantunya meminumkan obat. Ternyata kejadian itu dilihat oleh gita. Ia mengingat kejadian beberapa waktu lalu ketika saat mereka berada  di kutai ia mendengar percakapan lera dan riski soal obat yang harus diminum oleh riski. Gita mengingatnya seakan itu kejadian kemarin. Gita melihat riski dan mas teja dari kejauhan.

 

22.        SCENE

INT. RUANG TAMU – MALAM HARI

    cast : mas teja dan lera

Mas teja memberikan secangkir minuman hangat untuk lera yang duduk di sofa. Ia duduk di depan lera. Wajahnya seketika langsung serius.

MAS TEJA

Tenang aja. Riski udah mulai baikan kok.

Jadi kamu ngga usah buru – buru datang kesini.

LERA

Soalnya tadi mas teja ngabarin

waktu mau pulang kerja,

jadi ngga apa – apa.

Aku juga radak khawatir sich

sama riski beberapa waktu ini

 

MAS TEJA

Belakangan ini, hubungan

kalian baik – baik aja kan ?

 

LERA

baik mas.

 

MAS TEJA

apa ada sesuatu yang sedang

kalian berdua sembunyikan ?

 

 Seketika tenggorokan lera rasanya agak tersedak.

LERA

 

maskudnya ?

lera berusaha memasang wajah normal.

 

MAS TEJA

kita semua tau kalo dari dulu riski

memang punya cacat jantung bawaan.

Tapi semakin dewasa, penyakit itu

udah lama ngga muncul lagi

dan ngga terlalu serius.

Paling parah waktu usianya 8 tahun.

 

LERA

Sebenarnya mas teja mau tanyain apa ?

 

MAS TEJA

kalo riski sakit begini pasti ada pemicunya.

Ada sesuatu yang lagi ia pikirin sampai

bebanin tubuhnya dan buat penyakitnya kambuh lagi.

Loe pasti tau, karena dia Cuma bisa

berani jujur sama loe.

LERA

kenapa mas ngga tanya langsung sama riskinya. Karena jika mas denger jawabannya langsung dari saya, saya takutnya akan beda. Jadi mendingan mas Tanya sama orangnya yang bersangkutan

 

Mas teja menyerah. Ia tahu jika lera tak mungkin mau menjawab jika dipaksa. Lera pun pamit pulang.

 

23.        SCENE

INT. CAFÉ – PAGI HARI

         Cast : frida dan kei

Frida berjalan memasuki sebuah café dengan penampilan serba tertutup. Kacamata hitam, topi dan masker. Dia memasuki salah satu ruangan private di café. Saat frida masuk sudah ada kei menunggunya sambil meminum minuman beralkohol. Frida segera melepas penyamarannya dan duduk di depan kei.

KEI

udah cepetan kamu mau ngomong apa.

Soalnya aku pingin cepet pulang ,

minggu depan aku harus berangkat ke Sydney

 

FRIDA

Aku Hamil

 

Mulut kei hampir muncrat. Matanya seketika membelalak. Kesadarannya meningkat sekian detik setelah mendengar dua kalimat itu. Namun perlahan berubah dengan muka kecut seakan kata – kata frida hanya bahan candaan.

KEI

udahlah ngga usah bercanda.

 Kamu buat – buat alesan Cuma supaya

bikin akku ngga jadi berangkat kan ?

Raut muka frida menjadi lebih serius. Tatapanya menegaskan bahwa semuanya benar. Ia sedang hamil. Kei mulai bingung dibuatnya.

FRIDA

2 bulan kei. Aku hamil. Aku mengandung anak kamu

 

KEI

bentar.. bentar.. kok bisa ?”

Tanya kei masih tak percaya.

 

FRIDA

aku itu perempuan. Tentu aku bisa hamil.

Kita itu udah pacaran setahun dan

kita udah pernah lakuininya.

Aku mau kamu serius

 

Kei masih terdiam seribu bahasa. Pikirannya buyar seketika. Ia kehilangan focus dengan apa yang barusan frida katakan.

KEI

itu sebabnya kamu ngejauh dari

aku beberapa bulan ini ?

 

FRIDA

mau ngga mau, aku sama kamu harus siap menerima bayi ini. Aku butuh waktu buat ngomongnya ke kamu. Makanya aku bisa ngomongnya sekarang. Kei, kamu bakal tanggung jawabkan ? kei aku beneran ngga bisa kalo harus gugurin janin ini

 

KEI

emang aku minta kamu buat gugurin ?

Kei dan frida saling bertatapan. Kei terdiam sebentar sambil memegang kedua tangan frida. Ia menenangkan dirinya sebentar untuk berfikir.

 

KEI

kalo seandainya kita nikah, emang kamu mau tinggal bareng sama aku yang masih pengangguran ini ? ngga mudah loh, membina rumah tangga. Apalagi orang tua aku ngga mungkin ngasih restu. Kamu inget sendiri waktu foto kita berdua lagi ciuman kesebar di medsos, papa aku marah besar. Sampai sekarang dia masih mengutuk hubungan kita.  karir kamu nanti ..

 

FRIDA

aku siap lepasin semuanya. Aku siap jadi istri kamu. Soal kerjaan kamu pasti bisa. Tinggal niat kamu aja. Sedangkan papa sama mama kamu. Kita bisa omongin pelan – pelan.

 

Frida meyakinkan. Masih ada keraguan yang mengganjal di hatinya entah itu apa. Mereka akhirnya mengakhiri pertemuan mereka.

 

24.        SCENE

 INT. RUANG MAKAN ISTANA – SIANG HARI

       Cast : Presiden Agung, Hardi, riski, media, staff presiden, menteri – menteri dan pelaku industry film.

Jamuan makan siang di istana Negara bersama presiden dan beberapa menterinya. Semua orang tampak ramai mengobrol satu sama lain.  Riski sedang sibuk mengobrol dengan presiden. Beberapa kali pandangannya teralihkan melirik hardi sedang berbincang dengan kawan sesama menteri.

PRESIDEN

Nanti habis ini, kita lanjut ke acara Festival Fintech ya. Kamu temani saya.

Riski mengangguk.

 

25.        SCENE

 INT. GEDUNG AULA – SIANG HARI

     cast : Presiden Agung, Hardi, riski, media, staff presiden, menteri – menteri dan pelaku industry film

    Acara Festival sangat ramai di kerumuni banyak orang. Para pejabat yang berpakaian serba batik dan kemeja mendekati bapak presiden untuk ikut tur. Awak media focus meliput dan mengambil gambar presiden dan pejabat – pejabat lainnya. Riski hanya berdiri di salah satu stand sambil melihat – lihat. Ia di datangai hardi. Hardi memberikan jabatan tangannya sambil tersenyum ramah. Riski menimpalinya.

 

HARDI

Nanti juga mulai terbiasa kok sama acara yang kayak beginian. Kan mas riski sendiri bakal duduk di meja menteri.

Tutur hardi sambil tertawa kecil menepuk lembut punnggung riski. Riski menangkap pesannya.

 

HARDI

saya kesana dulu ya

Hardi pamit pergi. Riski hanya bisa melihat punggung itu pergi menjauh. Tubuhnya kembali merasa lemas. Panggilan dihandphonneya berbunyi. Mas teja yang menghubungi. Riski akhirnya memilih pergi menjauh dari keramian untuk mengangkat telepon.

 

26.        SCENE

 EXT . LORONG HALAMAN BELAKANG – SIANG HARI

        Cast : Gita, mas teja  dan riski

Saat akan mengangkat panggilan Tiba – tiba handphonnenya terjatuh karna tangannya terasa sangat lemas. Tubuhnya tidak kuat lagi memopang berat tubuhnya. Nafas mulai tersengal – sengal. Ia memegang sebelah dadanya lalu duduk di sebuah kursi panjang. Tubunya menyender ketembok dengan keringat dingin. Riski mengambil handphonenya. Saat membungkung untuk meraih handphonenya di lantai, terasa badanya hampir jatuh pingsan. Tiba – tiba datang seseorang menangkap tubuhnya, lalu membenarkan posisi duduknya. Riski menengok teryata itu adalah gita. Riski terkejut melihatnya. Gita mengambil tisu di tasnya lalu mengelap kringat riski yang menumpuk.

RISKI

kok mbak gita ?

Tanya riski bersuara parau.

 

GITA

kita ke rumah sakit. Mas riski udah hampir pinsan tadi. Saya panggil ambulance ya ?

 

RISKI

jangan, bakal rame nanti. Tolong telpon kakak saya aja. Biar dia yang jemput

Gita segera menghubungi mas teja dari handphone riski. SetelahGita mengakhiri panggilannya, Kembali lagi ia mengecek riski yang duduk lemas sembari merawatnya dengan mengelap keringat riski yang bercucuran. Riski memandang gita cukup lama.

Mas teja datang dengan wajah panic berjalan cepat menyisiri lorong – lorong gedung. Ia menemukan gita dan riski.

MAS TEJA

Langsung ke rumah sakit ya ! Makasih mbak gita udah banyak bantu. Saya langsung pamit ya. Mbak gita ngga usah ikut ngga papa parkiran deket kok disini

Mas teja langsung menarik tubuh riski dan memapahnya jalan. Tinggallah gita sendiri.

 

27.        SCENE

INT. CAFÉ ( privasi room ) – SIANG HARI

        Cast : Gita dan Hardi

Gita memasuki ruangan. Hardi sudah di dalam sambil minum secangkir kopi. Pakaiannya rapi dengan kemeja batik. Pandangannya dingin. Gita duduk berhadapan dengan hardi.

 

HARDI

kamu cepetan mau ngomong apa, saya sibuk.

 

GITA

Ngga usah buru – buru. Emang apa yang kamu sibukin di umur kepala sempat sekarang. Toh, kerjaan kamu jadi menteri Cuma jadi batu loncatan aja. Ngga terlalu penting lah.

Gita tersenyum kecut meremehkan.

 

HARDI

kamu jangan main – main. Kamu butuh biaya lagi buat agensimu ? Bukannya nama baik perusahaanmu sudah jauh lebih baik setelah bergabung dengan PH joys ?

 

GITA

selamat ya di..  kamu bakalan punya cucu bentar lagi. Frida hamil dua bulan.

Hardi kaku seketika. Ia pun menggebrak meja melampiaskan amarahnya. Gita mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Ia dengan santai menghembuskan asapnya di ruangan.

HARDI

Anak itu. Masih aja buat gara – gara. Padahal mau aja aku kirim buat hindarin masalah, malah masalah udah datang duluan

Hardi merenung menunduk sebentar.

GITA

Kali ini aku ngga mau lagi ikut campur dalam urusan keluargamu. Biarin mereka berdua yang nyelesain masalah mereka sendiri.  Perbuatan anakmu juga sudah kelewatan. Mau berapa banyak lagi dia buat masalah ? kamu lupa beberapa tahun yang lalu dia buat salah satu anak artis aku harus dirawat dirumah sakit karena skandal video pornonya dengan anakmu sampai ia mencoba bunuh diri.

Emosi gita mulai tidak terkendali.

 

HARDI

Jangan lupa, aku yang bertanggung jawab atas itu semua. Aku bayar semua biaya rumah sakit sampai dia sembuh. Keluargannya di kampung juga dapat santunan. Itu belum pengeluaran yang harus aku kasih ke semua media dan penyebar video.

 

28.        SCENE

 INT. INSTALASI GAWAT DARURAT – MALAM HARI

      cast : mas teja dan riski

Mas  teja berdiri di samping riski yang masih terpejam matanya di atas ranjang. Masker Oksigen dan Infus melekat pada tubuhnya. Riski terbangun. Ia melihat kakaknya di sampingnya. Tubuh riski bergerak membenarkan posisi.

 

RISKI

Dokter Riswan bilang apa ?

Mas teja hanya diam. Riski dan mas teja saling bertukar tatapan.

RISKI

 

semuanya bakal baik – baik aja mas. Kalo missal harus operasi ya operasi aja

MAS TEJA

 

jawab jujur sebenarnya apa yang elo rahasiain dari gwe sama ortu ? Kondisi loe sekarang ini pasti ada penyebabnya. Ngga mungkin kalo soal persiapan pernikahan loe sama rela. Pasti ada hal lain.

 

RISKI

kenapa mas bisa kepikiran kalo aku lagi nyebunyiin sesuatu ? kalo semisal mas tau dan nemuin apa penyebab sakit aku kambuh, mas teja mau ngapain ? Kenapa mas teja selalu kepo sama semua hal. Mending mas Pergi aja ..

Riski kesal. Bahkan hampir membentak kesannya. Suaranya meninggi sehingga membuat mas teja sendiri kaget dan bingung karena riski terlihat marah. Riski kembali tertidur walau harus dipaksa memejamkan mata. Mas teja akhirnya berjalan pulang dengan rasa beban dihatinya karena merasa bersalah sudah bertindak jauh.

Ketika mas teja pergi dibalik tirai lera menguping pembicaraan mereka. Lera terdiam membatu dengan tatapan serius, merasa setengah tidak percaya atas kejadian barusan. Riski membentak kakaknya mas teja. Lera pun berjalan melangkah pelan mendekati riski. Riski sedang terlelap diranjangnya.

 

29.        SCENE

INT. DAPUR – PAGI HARI

 Cast : Mas teja, riki dan riski

Riski turun dari anak tangga sambil membawa nampan berkas sarapannya tadi. Pandangannya tertuju dari suara dapur. Mas teja berada di dapur sibuk mengaduk – aduk secangkir kopinya. Riski berjalan mendekat, menaruh nampannya di meja. Dengan wajah menyesal dan tak enak riski menatap mas teja.

RISKI

Gwe mintaa maaf mas, soal kemarin  

 

MAS TEJA

ngga usah dipikirin kejadian kemarin. Mungkin emang gwe yang keterlaluan nanya – nanyain loe. Gwe berangkat kerja dulu ya..

Mas teja pamit sambil melambaikan tangan ditambah dengan senyuman seperti yang biasanya. Riki datang.

 

RIKI

Ngga usah dipikirin. Ada bagusnya kan mas teja minta maaf duluan. Toh dia juga yang salah.

Riki sibuk mengelap – ngelap action figure ditangannya dengan cermat.

RISKI

Sekarang rencana elo apa ? setelah ketemu semua yang elo cari

 

RIKI

siapa bilang udah ketemu semua ? kita memang udah nemuin nyokab. Tapi satunya lagi ?

Riski terkejut menatap riki. Ia lalu memiringkan alisnya

 

RISKI

elo kalo halu jangan ketinggian. Udah cukup kita temuin mbak gita, bantuin dia sgala macam. Perlu juga cari lelaki yang udah nghemilin dia dan ninggalin dia tanpa tanggung jawab ? terus, kalo kita udah temuin dia. Mau apa ? berkumpul jadi keluarga utuh ? Ngga akan mungkin itu terjadi.

Riski membentang, menatap riki dengan geram. Kesal rasanya.

RIKI

kenapa ngga bisa ? ngga ada yang mustahil. Mungkin pertemuan itu bisa saja ngebuat mereka saling memaafkan satu sama lain

 

RISKI

Gampang banget itu mulut. Ngga ada cewek yang mau berbelas kasih sama lelaki yang udah ngehancurin dia. Seandainya elo masih maksa buat nyari dia, bisa aja semua usaha kita selama ini akan ancur. Bahkan kalo dia tau siapa elo sebenarnya, sikapnya ngga akan lagi sama .

 

RIKI

Ngga ada salahnya nyoba

 

RISKI

terserah.. dasar kepala batu

umpat riski meninggalkannya.

 

30.        SCENE

EXT . PARKIRAN – SIANG HARI

          Cast : riski dan riki

Riski berjalan sendiri menuju mobil. Di depan ternyata sudah ada riki menunggu. Riski memasang wajah bête. Sembari berjalan menuju mobil sepanjang jalan wajahnya hanya ditekung.

 

RISKI

Kalo elo mau bicarain soal kemarin ? sorry. Gwe ngga ada waktu gwe ada janjian sama lera hari ini buat fitting baju

 Riski segera mempercepat ucapannya agar riki tak ada kesempatan untuk bicara. Riski mengeluarkan kunci mobil.

 

RIKI

Elo kenapa sich kayak begini ? ngehindar terus dari gwe. Emang salah gwe minta elo nyariin bhokab ?

 Tanya riki kesal.

 

RISKI

Ngga ngerasa kalo elo mulai serakah ?

Riski melihat frida berjalan menuju arah mobil sedan hitam yang sedang terpakir tak jauh dari tempatnya. Frida masuk ke dalam mobil tersebut, dan saat dilihat si supir sedang merokok di jendela mobil. Frida menyingkirkan rokok itu keluar. Dari sana riski bisa melihat wajah lelaki yang sedang bersama frida. Riki terdiam sama dengan riski. Riski pun menghiraukannya dan segera meluncur meninggalkan riki.

 

31.        SCENE

INT . KANTIN – SIANG HARI

      Cast : riski dan lera

Riski membuka satu persatu kotak bekal yang dibawanya. Namun ada yang membuat lera bingung.

LERA

kamu tau kan kalo asupan kamu itu harus dijaga ketat ? kamu ngga bisa makan sembarang kayak begini. Jantung kamu lagi ngga kondisi baik belakangan. Makan boleh tapi ngga keseringan terus ris

Nafsu riski seketika enek. Ia menghabiskan minuman satu tegung lalu mulai serius.

RISKI

 emang kenapa sich kalo aku makan – makanan yang kayak gini, kelihatan kampungan ? atau emang ngga cocok sama level kamu

 

LERA

aku ngomong begini buat kamu. Press konfrence juga ngga akan lama lagi. Aku ngga pingin kamu kenapa - kenapa

RISKI

udahan ? aku disini mau makan bareng sama kamu, ngabisin waktu istirahat bareng kamu. Malah jadi ribut ngga penting begini sich. Aku bukan anak kecil yang harus selalu diatur – atur makannya.

Riski terdiam. Ia sadar ia tadi meninggikan nadanya. Riski pun pergi meninggalkan bekalnya bersama lera sendirian.

 

32.        SCENE

INT . RUANG KERJA RISKI – SIANG HARI

          Cast : riski dan gita

Riski masuk  ke dalam kantornya. Disusul datang gita memasuki ruangannya. Sikapnya yang tadi seperti menggeram memendam kekesalan, kini beruah menjadi senyuman ceria.

 

GITA

Mau makan siang bareng ?

Seketika mood riski berubah

 

33.        SCENE

INT. RUANG KERJA GITA – SIANG HARI

cast : gita dan riski

Gita dan riski jadi makan berdua. Riski sangat senang bisa makan dengan bebas. Riski tertawa lepas mendengar lelucon yang gita buat. Kemudian datang salah satu asisten riski masuk.

ASISTEN 1

Permisi mbak gita, mmhh. Pak riski ada mbak lera nyariin

Belum habis tempat makanannya, riski sudah keburu pergi meninggalkan ruangan gita. Hingga tak sadar handphonenya ketinggalan di meja.

34.        SCENE

 INT . RUANG KERJA RISKI – SIANG HARI

    Cast : Riski, gita dan lera

     Ketika riski masuk ia tersimpul kecil melihat kedatangan lera yang menunggunya. Tiba – tiba nafasnya kembali tersengal. Sesak rasanya di dada. Lera mengambil obat dan meminumkannya ke riski. Riski termangu duduk di kursinya sambil menatap lera yang cemas. Riski meraih salah satu tangan lera.

 

RISKI

Ngga usah cemas. Aku udah baik – baik aja kok

ucap riski ingin supaya lera tenang. Lera menyawabnya dengan anggukan. Riski memegang erat tangan lera yang sempat diraihnya. Muncul gita dari pintu. Mengejutkan mereka berdua yang sedang serius menatap.

 

GITA

Maaf menganggu. Hp pak riski ketinggalan tadi di ruangan saya

Gita menyerahkan dengan mimic canggung. Lera yang mendengarnya melirik sedikit ke arah riski.

 

LERA

kamu tadi habis makan apa ?

RISKI

nasi padang sama gorengan

LERA

lain kali jangan makan – makannan itu lagi. Kamu belakangan ini udah sering makan – makanan yang ngga sehat. Nanti aku bakal ngomong sama ibu soal menu besok.

Gita yang masih disitu agak tersingguk mendengarnya.

 

GITA

emang kanapa mbak kalo makan – makanan itu ? ada yang salah ? Makan itu ngga akan buat mati kok

Gita menyela. Suasana hati lera mulai rusak.

 

LERA

mbak gita kan ngga tau apa – apa soal kesehatan pak riski. Jadi tolong jangan ngomong yang nggak nggak

 

GITA

setiap saya makan bareng pak riski dan melihat bekal yang dibawa, saya kasian. Gimana bisa mbak lera dan keluarga membuat menu makanan yang kalo sekali dilihat udah ketahuan bosen.

Kondisi mulai panas.

 

LERA

mbak gita kalo mau ngomentarin makanannya pak riski mending langsung aja sama ahli gizinya atau ngga sekalian sama orang tuanya. Emang mbak gita apanya pak riski ? kayak ngerasa punya hak ngatur – ngatur apa yang boleh sama ngga yang dimakan ?

Lera benar – benar meninggikan suaranya kali ini. Mukanya sangat serius. Gita yang mendengarnya tertegun sebentar. Merasa tidak enak ketika melihat riski mencoba menenangkan adu debat mereka. Perasaan gita tak karuan setelah menyadari posisinya disini.

GITA

Mohon maaf mbak. Saya permisi

Merasa dirinya ditatap serius oleh lera, gita akhirnya undur diri. Riski menatap lera mencoba mengambil alih emosinya. Ia menarik tubuh lera pelan untuk duduk.

 

35.        SCENE

INT. CAFÉ ( Privasi Room ) – MALAM HARI

     Cast : Frida, kei, dan santi

Frida nampak sangat gugup. Raut muka santi diam hanya menatap frida dingin. Frida sendiri hanya berani menunduk sekali – kali menoleh wajah santi yang nampak suram.

SANTI

langsung aja ke intinya. Kamu mau aborsi atau berani ambil resiko?

 Frida langsung menatap santi terkejut.

 

FRIDA

maksud tante ?

 

SANTI

kalian sudah berunding dan memutuskan akan tanggung jawab dengan janin itu. Tapi apakah kalian tidak merundingkannya juga dengan kami berdua ? Kamu jangan pikir kalo kami sekeluarga akan merestui hubungan kalian hanya karena kamu sudah mengandung anak kei. Tante akan memberikan kalian jalan keluar. Dengan begini karir kamu akan tetap terjamin dan tentunya masa depan kei tidak jadi terancam. Bagaimana dengan aborsi ?

Air mata frida mulai menggenang. Sedih dan hancur mendengar penjelasan santi yang tidak terlihat peduli

 

FRIDA

Bagaimana anda seorang ibu pantas mengatakan seperti itu kepada saya yang juga akan menjadi calon ibu ?

 

SANTI

terus kei bakalan mau aja tanggung jawab ? saya tau bagaimana wataknya. Dia tidak akan berani menikahimu. Karena berlangsungan hidupnya masih ada pada kedua orang tuanya. Dia tidak akan bisa hidup tanpa uang dan koneksi keluarganya. Ia masih bergantung pada kami, jadi bagaimana bisa ia mengambil tanggung jawab sebesar itu selagi ia masih bergantung dari materi keluarganya.

Tiba – tiba suara pintu terbuka. Kei muncul dengan keringat dingin dan hengos- hengosan. Dibelakangnya para penjaga sudah berusaha mencegah namun kei berhasil lolos masuk. Frida yang sudah tidak tahan membendung air matanya akhirnya meneteskan air mata. Kei yang melihatnya tidak berani mendekat karena masih ada mamanya.

 

FRIDA

kei.. kita akan nikahkan ?

Tanya frida memastikan. Kei hanya diam menunduk. Masih bingung, ragu dan cemas dengan ancaman kedua orang tuanya. Lalu beberapa saat kei memberaniakan diri menoleh ke arah frida dan menatapnya.

 

KEI

coba kamu pikirin, gimana masa depan kita kalo kita benar – benar menikah ? Aku ngga mau kamu nyusahin diri kamu sendiri Cuma buat nikah sama kamu. Apalagi aku belum ada kerjaan, aku belum bisa nentuin masa depan anak kita kayak gimana nanti. Kamu mau setelah bayi itu lahir dia Cuma dapet susahnya aja ? pentingin juga karir kamu.

kesedihan tumpah ruah di wajah frida. Ia hanya bisa diam kaku kehabisan kata - kata.

 

SANTI

 sekarang pilihan ada pada kamu. Mau aborsi atau ambil tanggung jawab atas bayi itu terserah. Kamu akan tetap mendapatkan kompensasi. Semua itu bisa kamu dapatkan asalkan kamu melepas kei dan tidak pernah lagi menunjukkan diri kamu di depan kami

 Santi menutupnya dengan meminum secangkir teh.

Frida masih mematung di depannya. Sedangkan kei tidak bisa lagi berbuat apa – apa. Frida pun pergi Disusul kei mengikuti dari belakang.

 

36.        SCENE

 EXT . HALAMAN DEPAN KANTOR – MALAM HARI

  cast : riki dan gita

Gita sedang berdiri menunggu. Muncul riki melihat gita berdiri sendirian di depan kantor. Ia mendatanginya.

 

RIKI

Mbak gita kok sendiri ?

 

GITA

iya. Mobil lagi di service jadi hari ini saya pulang pake taxi online

Riki menatap gita dalam.

 

RIKI

Maaf nich mbak kalo pertanyaan saya lancang, Mbak gita ngga ada rencana buat bersuami lagi ?

Tiba sebuah taxi mendekat dan menurunkan seoarnag wanita yang tak lain ternyata frida. Ia mendekat ke arah gita sambil menangis tersedu –sedu. Ia merengek seperti seorang bayi di pelukan gita. Gita dan riki yang melihatnya hanya terlihat bingung satu sama lain.

 

GITA

Ada apa ? Frida hei.. ada apa ? Ngomong !

Gita berusaha menenangkan frida. Tak lama berselang sebuah mobil datang menurukan kei yang berhasil menemukan frida sedang menangis. Gita yang melihat kedatangan kei. Saat kei berjalan mendekat 

 

“ STOP..!!”

teriak gita langsung memasang wajah amarah dan geram. Kei berhenti dari jarak semeter. Gita melepas pelukan frida

 

PPPAARRR..!!!

Riki dan frida terkejut dan terpaku

 

GITA

tidak cukup bapaknya. Anaknya pun juga ikutan. Memang buah jatuh tak jauh dari pohonya. Benih rusak itu sudah mendarah daging ternyata. Tidak cukup menghamili satu tapi juga menghamili yang lain. Dasar orang – orang laknat. Bajingan. Pergi dari sini ..!!

Seketika semua diam. Kei tidak punya pilihan selain pergi.

 

37.        SCENE

INT. KAMAR – PAGI HARI

            Cast : riski dan riki

Riski  akan bersiap – siap berangkat.   Tiba – tiba rasa skait di dadanya muncul. Ia mencoba mengatur nafas. Tiba riki sudah menyapanya dengan senyuman.

RIKI

 

kapan elo bakal nemuin eyang ?

RISKI

eyang ?

 

RIKI

iya eyang surmasih

 

RISKI

gampang banget loe udah langsung bisa manggil dia eyang. Kalo loe datang buat ngomong soal kemarin. Sory, gwe lagi sibuk. Jadi lupain aja

 

RIKI

jadi elo mau nyuruh gwe nyerah aja gitu ?

 

RISKI

please ki. Realistis ! Dengan kita nyari dia, itu Cuma akan ngebuat mbak gita mengingat luka lamanya lagi. Gwe ngga mau bikin dia nangis

 

RIKI

Gwe lakuin ini bukan Cuma buat gwe sendiri, tapi elo juga !!

 riki meninggikan intonasinya. Riski menggeram bersiap mengamuk melalui matanya.

 

RISKI

buat gwe elo bilang ? apa bisa elo pastiin dan jamin, kalo hal yang menurut loe bener ngga akan buat orang lain terluka ? 

Riski menitihkan air matanya. Berbarengan dengan riki.  Mereka pun berpisah.

 

38.        SCENE  

INT . RUANG MAKAN – PAGI HARI

        CAST : Dartamaji, Sudarmi, riski, lera, dan mas teja

 Saat turun ke bawah ia menemui lera sudah ada di meja makan, membantu sudarmi dan ART menyiapkan sarapan. Ia terkejut dengan lera yang datang. Disusul riki turun ke bawah. Sekali melihat keberadaan lera ia radak kesal, kembali riki naik ke atas tangga. Riski mencoba menyembunyikan kekesalanya. Pak Dartamaji sedang sibuk membaca Koran di meja makan, sedangkan mas teja sibuk memainkan smartphonenya. Riski duduk di samping mas teja. Lera berjalan keluar dapur lalu menyodorkan kotak bekal makanan di meja. Bersamaan dengan sudarmi juga keluar dari dapur menaruh secangkir kopi ke hadapan pak Dartamaji.

 

SUDARMI

Ris.. Jangan lupa lagi bawa bekal makannya yang kemarin pulang ke rumah

Riski agak lama merenung.

 

RISKI

Besok – besok kalo ibu ngerasa kerepotan sama  mentingin tempat bekal makananya mending ngga usah bawa lagi bekal makanan dari rumah.

riski berucap sangat dingin. Lera tak habis pikir atas kelakuan riski. Ternyata mas teja juga melihat ada gelagat riski yang beda.

LERA

bisa kita ngobrol bentar di halaman

ajak lera. Riski mengehal nafas radak malas. Terpaksa ia mengikuti kemauan lera.

 

39.        SCENE

EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH – PAGI HARI

             Cast : lera dan riski

LERA

kamu kenapa ngomongnya kayak gitu ke ibu

RISKI

ngomong kayak gimana ? biasa aja. Kamu kenapa sich kayak ngga terima gitu. Itu ibu aku terserah

LERA

meski kalimatnya kelihatan kurangajar ?

RISKI

kamu lagi PMS ya ? sensi gitu ke aku. Ngga usah lagi dech ra, besar – besarin masalah. Kemarin – kemarin soal makanan, sekarang soal ibu. Aku lagi males buat di ajak berantem

Lera tertegun dengan pernyataan riski yang seakan melempar kesalahan padanya.

LERA

Loh.. kamu sadar ngomong apa sekarang. Bukannya kamu yang besar – besarin masalah ?

 

RISKI

tuh kan. Cewek tu emang sukanya menang debat sendiri. Selalu mastiin semuanya ada di radar kamu. kamu juga gini, karena selalu curigaan mulu sama mbak gita. Kamu Selalu bilang aku harus jadi diri aku sendiri, tapi kamu sebenarnya ngga ngerti kan aku mau jadi kayak gimana ? Kamu itu mau jadi istri aku, bukan boss aku !! Toxic tau ngga !!

 

PAARRR..!!

Hantaman tamparan mendarat persis di pipi riski. Riski terhenti. Riski tersadar barusan ia membentak lera. Suasana menjadi tak karuan setelah sekeluaga mempergoki tamparan itu bersuara.

LERA

udahan marahnya ? Bener ngga sich yang di depan aku riski

Wajah lera memerah menahan emosi yang bergejolak besar.

  

RISKI

Itulah kamu. Merasa Sok mengerti tentang aku tapi itu fake. Terus kenapa kalo aku beda ? Terus kenapa kalo sikap aku yang sekarang bukan riski yang selalu kamu kendaliin kayak boneka ? Kalo kamu ngga suka aku yang ini, dan ngga pernah nerima ataupun ngakuin aku yang lain. Itu artinya kamu ngga pernah bener – bener nerima aku.

 

LERA

kamu ngga sadar sikap kamu ini bisa nyakitin diri kamu sendiri ? nyakitin semua orang disekitar kamu. Riski yang sebenarnya ngga akan ngomong sedingin itu pada ibunya. Itu riski yang aku tau selama ini. Jika kamu merasa dari awal ngga ada kejujuran di hubungan kita, lebih baik selesai kan.

Lera pun berjalan pergi. Kedua orang tua riski dan mas teja kembali ke kursi meja makan dengan muka tegang.

40.        SCENE

INT. MEJA MAKAN – PAGI HARI

        Cast : gita, mas teja, riski dan orang tua

Lera berjalan buru – buru menghadap ke kedua orang tua riski

LERA

Pak, buk.. Lera pulang dulu ya. Mas..

Lera melangkah pergi.

Sudarmi dan dartamai hanya memandang satu sama lain. Riski pun masuk. Ia berjalan melewati meja makan. Mas teja tiba – tiba berdiri menarik lengan riski.

MAS TEJA

Apa yang barusan elo lakuin ? cepetan ngomong, atau gwe yang bakalan cerita sama bapak ibu soal rahasia loe

Sudarmi dan dartamaji yang mendengarnya bertanya – Tanya.

SUDARMI

rahasia apa ? apa yang kalian rahasiain dari bapak sama ibu ?

Sudarmi mengencangkan wajahnya. Mas teja dan riski terdiam.

RISKI

bu …

Mulutnya terpotong karena bingung

MAS TEJA

aku juga ngga tau apa yang riski rahasiain bu. Tapi satu hal yang aku tau, belakangan ini kamu nemuin lagi dokter irsan kan ?

 Ibu dan bapak tak bersuara.

PAK DARTAMAJI

buat apa kamu datangin dokter psikiater kamu ?

Riski diam

MAS TEJA

dokter irsan sendiri yang telpon ke rumah kalo kamu seharusnya ada pertemuan sama dia kemarin. Tapi kamu ngga datang.

SUDARMI

Jangan – jangan Riki lagi. Itu sebabnya tadi kamu dingin sama ibu ? itu juga yang buat kamu berantem sama lera sampai kamu bentak – bentak dia ?

MAS TEJA

Penyakit loe balik lagi pasti karena pemicunya riki kan ?

 

Riski makin makin terdesak. Tapi ia putuskan untuk masti tutup mulut. Ia pun memutar tubuhnya dan kembali ke dalam kamar. Mengurung dirinya sendiri dikamr.

41.        SCENE

INT – RUANG KANTOR GITA – PAGI HARI

         Cast : Gita dan Laras.

Guta menaruh 2 kotak bekal yang tertumpuk di pojokan. Gita melihatnya.

LARAS

Mbak suka sama pak riski ?

Gita menatap laras bingung. Lalu tertawa kecil

GITA

Ya ngga mungkinlah. Pak riski itu jauh lebih muda dari gwe. Uudah punya calon sendiri. Gwe cuma anggep dia teman ngobrol kok.

LARAS

Beberapa karyawan bilang kalo belakangan ini sikap pak riski ada yang beda. Dia jauh lebih ekspresif yang jarang di perlihatin. Lebih banyak senyum, kadang humoris, humble dan mau nimbrung sama karyawan – karyawannya. Semua perubahan itu terjadi setelah pak riski dekat sama mabk gita.

GITA

Ras.. ngga usah banyak dengerin kata – kata orang.

Gita mulai terganggu.

LARAS

Kalo semisal pak riski yang punya perasaan ke mbak gita ? Gimana ? Mbak, jangan sampai citra agensi yang udah kita bangun ulang harus down lagi karena ownernya menjadi orang ketiga dihubungan anak seorang presiden sama calonya. Mbak tau sendiri kan sengeri apa pengaruhnya kalo kita macam – macam dengan nama itu ? Bisa – bisa agensi kita langsung tutup untuk seterusnya. Pikirin masa depan Ray’s. Cukup artis – artis kita yang banyak skandal, ownernya jangan.

GITA

Udah gwe bilang hubungan kami ngga ada apa – apa. Gwe sama dia Cuma lebih banyak ngabisin waktu makan siang aja. Kita Cuma ngobrol ngga lebih. Apalagi umurnya..

Suaranya terhenti memikirkan yang lain.

LARAS

Ngingetin anak pertama yang pernah mbak kandung 26 tahun yang lalu. Ngebayangin jika dia masih hidup, dia akan tumbuh seumuran dengan pak riski ?

 

GITA

kita dari pada omongin itu mending elo terus hubungin frida. Uda beberapa hari ini handphonenya ngga bisa dihubungin. Gwe takut dia kenapa – kenapa setelah kejadian kemarin.

Laras segera mengambil handphonenya dan mengotak ngatik kontak. Gita keluar dari kantornya.

42.        SCENE

INT. CAFÉ – SIANG HARI

     Cast : Gita, dokter irsan dan riski

Gita berjalan masuk membuka pintu café. Gita dan riski duduk saling berhadapan. Senyuman diwajah mereka mulai berpadu.

GITA

 Pak riski beneran ngga enak badan ? kelihatan sehat- sehat aja sekarang

RISKI

Tadi pagi iya, sekarang udah ngga.

GITA

    sebenarnya pak riski sakit apa sich ?

RISKI

jantung. Udah bawaan dari lahir. ohh iya saya mau Tanya mumpung inget, Kenapa sich mbak gita mau aja dipanggil mama sama anak – anak lain ?

GITA

Karena saya dianggap sebagai pengganti orang tua mereka di kampung halaman. Panggilan itu sudah jadi kebiasaan. Kalo mau pak riski juga boleh panggil saya mama.

 Seketika senyuman yang bak hangat itu menghilang diwajah riski. Enggan untuk mengucapnya. Entah apa yang di ingatnya. Makanan pun datang.

GITA

saya mau minta maaf atas kejadian beberapa waktu lalu. Maaf saya agak kelewatan. Seharusnya saya ngga kayak gitu di depan calon istri bapak

RISKI

saya udah lupain kok. Lera juga bukan orang yang memendam. Kalo boleh saya tau. Bener ya kalo mbak frida mau nikah siapa calonya kalo boleh saya tau ?

Raut wajah gita mulai menipis.

GITA

pak riski pasti kenal menteri perekonomian kita Dimas Hardi kan ? dia adalah putranya

Sangat tidak nyaman bagi gita menjawab hal tersebut. Namun kali ini ia tidak ingin main basa basi. Jadi ia main jujur saja. Riski yang mendengarnya hampir tersedak saat minum.

 

GITA

tapi sayang, masih nganggur

Gita mengatakannya dengan senyum kecut. Niatnya menyindir kei.

43.        SCENE

 INT. MAKAM - SIANG HARI

        Cast : mas teja

Disebuah makam yang sangat ramai dengan nisan dan bunga, mas teja berjalan menelusuri dan melewati makam – makam tersebut sambil menenteng sebungkus bunga. Meski siang ada beberapa peziarah yang nampak sedang sibuk membacakan doa untuk sanak keluarganya. Mas teja sampailah disebuah makam kecil. Mungkin seukuran bayi. Pusaranya tampak rapi dan bersih. Mas teja hanya merenung sambil jongkok di makam itu. Tidak ada ucapan satu pun yang keluar dari mulutnya. Ia hanya duduk menatap nisan itu.

44.        SCENE

INT . MALL – SIANG HARI

         Cast : Gita dan Riski

Riski dan gita pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. Suasanya sangat ramai dan penuh orang. Riski dan gita melihat – lihat beberapa toko. Riski tertawa sumringah bersama gita dari jauh. Mereka habiskan waktu bersama berdua dengan tawa. Melupakan sejenak masalah dan hiruk pikuknya dunia. Mereka pergi bermain game, lalu foto box bersama hingga sejenak ke toko sepatu. Riski mengambil salah satu sepatu sneaker kemudian ia pasangkan ke salah satu kaki gita.

GITA

Cocok, bagus. Tapi buat apa ?

RISKI

Biar lebih kelihatan trendi aja. Apa mbak gita ngga capek juga tiap hari ngantor pake high. Lebih enakan pake itu

GITA

Saya udah kelihatan tua begini apa masih cocok pak?

Riski menimpalinya dengan senyum. Lalu sejenak memandang kaki gita.

RISKI

Apa surga itu masih ada dibawah kaki ini ?

Riski bicara sendiri

GITA

hah ?

Tanpa disadari ada orang yang mefoto mereka dari jarak jauh. Namun orang itu menggunakan seragam karyawan berita.

45.        SCENE INT . APERTEMEN GITA – MALAM HARI

                 Cast : Gita

Sesampainya di rumah gita mendapati dirinya banyak pesan chat dan sosmed. Ternyata beberapa media membagikan sebuah berita yang baru beberapa saat keluar. Mata gita melotot dna bergetar tatkala melihat foto – foto dia dengan riski tadi siang dimuat dengan headline berita ‘ Seorang CEO Muda Tertangkap Basah Asyik Pacaran Dengan Wanita Paruh Baya Pemilik Agensi R’ . Seketika akun medsos gita diserang oleh puluhan ribu netizen. Gita yang panic berusaha menghubungi asistennya.

46.        SCENE

    INT . KOST FRIDA – SIANG HARI

         Cast : Frida  dan kei

Frida menghabiskan banyak waktu dikamar kostanya. Kamarnya sangat berantakan dengan pakaian, serta botol – botol minuman kerasnya. Tubuh frida terduduk di pojokan sambil menghisap sebatang rokok. Rambutnya lusuh dan kumal. Ia tidak peduli dengan kondisinya yang sedang hamil. Tidak ada hal yang dipikirkannya selain ucapan kei yang membuatnya sangat kecewa dan marah. Ia memegang handphonenya. Jemarinya siap menghubungi kontak gita. Tetapi rasanya berat ketika harus mengulang kesedihannya saat ini. Minum sebanyak apapun tidak juga mengurangi depresi frida. Hanya kata mati yang ingin dilalakukanya.

DORR.. DORR.!!

Suara gedoran beberapa kali terdengar. Kei berdiri di luar pintu kamar kost frida.

KEI

Da.. aku mohon sekali aja izinin aku masuk. Aku salah. Aku udah berkali – kali minta maaf dan berjam – jam nungguin kamu. Please kita bicarain ini. Aku ngga mau kamu kenapa – kenapa.

Wajah kei juga sama – sama lusuh. Putus asa dengan semua keadaan ia hanya bisa terduduk jongkok dipinggi tembok kamar kost frida.

47.        SCENE

INT APARTEMEN LERA – MALAM HARI

               Cast : lera dan riski

Riski terlihat berdiri di pintu apartemen lera. Handphonenya sudah siap di genggamanya. Mencoba untuk menelpon kontak lera. Suaranya masih menyambungkan hingga terdengar suara dering panggilan lera yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Riski akhirnya tau kalo dari tadi lera ternyata ada di balik pintu tapi ia tak berani membukanya. Lera yang berdiri di sisi pintu lainnya akhirnya menjawab panggilan itu. Mulutnya masih terkunci. Lera hanya berdiri terdiam dengan raut wajah sedih. Menyadari lera masih sulit menemuinya riski pun akhirnya pergi.

48.        SCENE INT. KANTOR – SIANG HARI

Cast : asisten riski dan asisten gita

Ketika  riski bersama asistennya masuk ke dalam ruangannya ia melihat sebuah handphone asing berada di atas mejanya.

RISKI

Ini hanphone siapa ?

ASISTEN 1

Ohh, tadi mbak gita sama asistennya nungguin bapak di ruangan ini. Tapi bapak masih belum sleesai rapat makanya mereka langsung pergi sejam yang lalu. Mungkin itu handphone mbak gita ketinggalan.

Wajahnya kebingungan. Saat hanphone itu di genggamanya masuk sebuah panggilan. Kontaknya bernama frida.  Tak banyak pikir riski mengangkatnya.

49.        SCENE

 INT. RUANGAN GITA - SIANG HARI

   Cast : Riski dan gita

Riski masuk ke dalam ruangan gita. Gita sedikit terkejut melihat riski datang. Saat bertemu dan bertatatap muka satu sama lain rasanya menjadi agak canggung. Riski berjalan mendekati gita lalu menaruh handphone gita di atas mejanya.

RISKI

Hp mbak gita tadi ketinggalan di ruangan saya. Tadi juga ada telpon dari frida kalo mbak gita suruh ke kediamanya. Tapi agak aneh rasanya waktu saya denger ada suara orang kedor – kedor pintu.

Gita yang mendengarnya segera meraih hendphonenya dan mengotak ngatik. Namun seketika sadar riski masih di depannya. Orang – orang di balik jendela mulai berbisik satu sama lain membicarakan gita dan riski. Seketika gita merasa agak tertekan harus berbicara apa. Riski tersenyum kecil meninggalkan gita sendiri. Gita merasa sesak karna belum minta maaf. Tak mau terlarut ia segera pergi.

50.        SCENE

 INT. KAMAR KOST – MALAM HARI

        Cast : Frida dan kei

Kei dan frida berdiri saling berhadapan dalam jarak satu meter, memandang satu sama lain. Kei menatap frida kesal namun juga cemas.

KEI

Da.. kita ke rumah sakit dulu ya

 panggil kei lembut. Frida lagi – lagi menangis tak kuat melihat laki – laki yang dicintainya itu.

FRIDA

 aku udah ngga bisa ngerasain bayi ini lagi hidup atau mati. Dengan minum alcohol sebanyak ini ditambah depresi, cukup untuk membunuhnya

Kei mulai menangis mendengarnya. Ia benar – benar menyesal dan marah pada dirinya sendiri.

KEI

da.. aku mohon.

 

FRIDA

Ternyata kamu bisa menangis. Sekarang tinggal seseorang yang harus menemani bayi ini pergi ke akhirat. Aku ngga bisa biarin dia pergi sendiri

51.        SCENE

 EXT. BALKON LANTAI TIGA- MALAM HARI

         Cast : frida dan kei

 Frida berlari menuju pintu keluar. Berlari menaiki anak tangga. Kemudian menuju balkon. Kei mengejarnya. Frida berhenti di balkon lantai tiga. Ia naik ke pagar pembatas. Segera menerjunkan dirinya ke bawah, namun dengan sigap kei memegang tangan frida mencegahnya melompat. Tubuh frida berdiri tepat dipinggir pagar pembatas, tinggal loncat satu langkah dirinya sudah bisa terjun ke bawah. Dengan mata yang putus asa frida menatap kei yang memohon pilu.

KEI

please da.. aku mohon.. aku mohon. Kita bisa omongin ini dulu. Aku ngga bisa hidup tanpa kamu. Aku mohon beri aku kesempatan buat perbaikin semuanya. Ngga harus pake cara ini !! “

 

FRIDA

Aku tinggalin semua demi kamu. Popularitas, masa depan dan bahkan karir aku. Semuanya aku lepasin Cuma buat kita bisa nikah. Tapi yang aku dapat hanya kosong. Nyawa ini dan kesedihan ini. Semuanya udah ngga ada artinya lagi kei. Udah ngga ada .

 Frida menangis termehek – mehek.

52.        SCENE

 EXT. GERBANG DEPAN- MALAM HARI

Cast : Gita dan riski

Gita yang baru sampai dengan mobilnya segera berlari masuk ke dalam dengan keringat dingin. Riski ternyata ikut menyusul bersama riki dengan mobilnya. Riski memakirkanya ke samping sisi lain agar tidak ketahuan. Riski memutuskan untuk keluar mobil di ikuti riki. Mereka hanya bisa melihat tembok dan rumah bertingkat. Saat mereka berjalan untuk memastikan, Tak lama datang sebuah mobil lain datang berhenti di arah halaman depan persis.

53.        SCENE

 EXT. . BALKON LANTAI TIGA – MALAM HARI

Cast : frida dan kei

Semakin lama genggaman kei licin. Frida masih bersi keras untuk loncat. Air matanya memaksa kei untuk memilih. Kei pun pasrah. Ia sudah mengambil keputusan. Tatatapannya penuh tekad.

KEI

kalo gitu aku ngga akan lari lagi. Biar aku aja yang nemenin bayi kita ke akhirat

Frida yang mendengarnya bingung dengan pernyataan kei. Kei pun melangkah ke luar pagar dengan melompat. Memeluk tubuh frida lalu terjun bersama. Gita yang sudah naik ke anak tangga melihat tubuh kei dan frida sudah dipojokan balkon. Ia berlari mengejar

54.        SCENE

 EXT. GERBANG DEPAN- MALAM HARI

Cast : Santi dan hardi

Ketika santi dan hardi baru mlangkah keluar dari mobil terdengar suara

GUBRAK..!!

Kei dan frida jatuh bersama ke bawah. Terkejutnya tubuh mereka melihat kejadian itu. Reflek hardi dan santi melihat atas. Disana sudah ada gita yang menatap ke bawah dengan wajah gemetar dan pucat. Santi menatap kei. Tubuhnya tiba – tiba merinding, dingin dan bergetar.

KEEIII….!!!

55.        SCENE

INT. RUANG TUNGGU – SIANG HARI

Cast : Surmasih dan gita

Gita berjalan ditemani seorang polwan. Gita duduk di sebuah meja yang dibatasi sebuah pemabatas kaca. Sumarsih tak sabaran ingin biacara.

GITA

ibu ngga perlu harus kesini ?

SUMARSIH

Gimana keadaan kamu selama disini ? kamu makan dengan baik kan ? Kenapa kamu harus membongkar semua masa lalu kamu sama hardi di depan pengadilan kemarin ?

GITA

Aku ngga mau hancur sendiri. Mereka terus – terusana mojokin aku kalo aku yang dorong kei sama frida. Hardi ngga ngakuin kalo aku yang ngasih alamat kost an firda di malam itu, dia juga ngaku ngga pernah kenal sama aku. Itu udah buktiin mereka pingin aku membusuk disini.

SUMARSIH

Ibu udah bilang sama kamu berulang kali buat ngga lagi berurusan dengan pria keparat itu. Tapi kamu masih aja nerima suntikan dana dari dia.

GITA

Semua itu terpaksa karna aku ngga mau sampai Ray’s gulung tikar. Ngga ada bukti kami pernah bertemu atau punya hubungan di masa lalu. Satu – satunya saksi Cuma kei sama frida. Tapi mereka berdua belum sadar hingga sekarang. Jika ada buktinya pengadilan bisa saja menyatakan bahwa pernyataan hardi bohong dan mulai bisa melakukan penyelidikan.

Gita putus asa sambil menunduk. Sumarsih hanya bisa terdiam menatap kesedihan gita.

56.        SCENE

 EXT. HALAMAN BELAKANG – SORE HARI

Cast : riski dan lera

Lera datang turun dari taxi. Ia berjalan masuk. Didalam sudah ada riski menunggu. Mereka saling bertukar pandangan. Lera dan riski duduk selonjor di halaman belakang sambil bersender satu sama lain. Sembari menunggu matahari terbenam, lera menikmati pelukan riski dari belakang yang nyaman.

LERA

Aku minta maaf kalo aku ngga ngertiin kamu selama ini. Maaafin aku kalo selama 6 tahun ini aku buat kamu ngerasa terkengkang. Tapi jujur aku Cuma khawatir

RISKI

karena aku ngga normal. Aku cacat

LERA

Semua orang punya ketidak normalan sendiiri, karena disamping itu selalu ada ke istimewaan di dalamnya. Dan kamu istimewa. Berdamai. Itu yang kamu pernah bilang sama aku waktu kamu lamar aku. Berdamai, kamu ingin berdamai dengan diri kamu sendiri dan masa lalu.

57.        SCENE

 INT. FIRMA HUKUM – SIANG HARI

Cast : pengacara, riski dan sumarsih.

Riski berjalan masuk ke dalam. Ia bertemu dengan sumarsih yang berdiri memandanginya. Sumarsih tersenyum hangat menyambutnya.Riski membalas senyuman khasnya.

58.        SCENE INT. RUANG TUNGGU PENGADILAN – PAGI HARI

cast : Riki, lera, mas teja dan riski

Riski bersiap di belakang dengan pakaian rapinya. Saat riski sedang sendirian riki masuk seorang. Ia berdiri menghadap tubuh riski yang duduk termenung.

RIKI

Maafin gwe. Maaf kalo selama ini semua yang gwe lakuin membebani loe. Loe masih punya kesempatan buat mundur ris.

RISKI

Gwe udah sampai sini. Jika pada akhirnya gwe harus mengatakan semua kebenaran di persidangan,

 

59.                                                                                                  SCENE

 INT. RUANG PERSIDANGAN - PAGI HARI

       Cast : Riski, majelis hakim,hardi, santi, lera, mas teja, penonton, pengacara dan jaksa penuntut, aparat keamanan

Suasana ramai dengan banyak orang di dalamnya. Seisi ruangan persidangan dipenuhi yang rata – rata penonton dan media. Mereka yang di depan majelis hakim, jaksa penuntut dan pengacara terdakma focus pada satu orang yang duduk di tengah mereka.

HAKIM

Saudara saksi, bukti apa yang dimaksud pembela anda menyimpan bukti penting ?

RISKI

saya punya dua bukti. Bukti pertama, membuktikan bahwa benar saudara gita dan pak hardi memiliki hubungan di masa lalu dan kedua, bukti langsung penyebab jatuhnya kedua korban.

Semua orang berpandang satu sama lain dan kebingungan. Sedangkan hardi wajahnya mulai gugup. Riski mengeluarkan sebuah foto lusuh kepada hakim. Hakim mengundang dari perwakilan penuntun dan pembela menghampiri meja hakim. Wajah mereka saling menyipit satu sama lain.

RISKI

Saya buktinya. Saya adalah anak mereka.

Semua orang bergerak ke sana ke mari. Media yang sedang meliput dibuat ternganga oleh statement riski barusan. Awak media dan jurnalis yang berada di dalam sontak berhamburan keluar untuk memberitakannya. Para penonton biasa yang mulai ramai bisik – bisik menciptakan seisi ruangan menjadi tidak tenang. Hakim harus  menenangkan suasana dengan mengetuk palu. Para majelis hakim, pengacara dan jaksa penuntun mematung menatap riski. Tak luput juga santi menatap tak percaya pada suaminya. Hardi membisu seribu bahasa mencoba untuk tetap tenang menunggu kelanjutanya.

Sedangkan gita yang mendengarnya langsung dibuat merinding. Matanya membelalak melihat riski yang duduk terdiam dengan wajah lesu.

60.        SCENE . POM BENSIN – SORE HARI

FLASHBACK

Proyeksi masa lalu itu muncul kembali. Ketika gita muda dengan paksa menggunakan pemes untuk membuka rahimnya dan mengeluarkan janinnya. Tak terbayangkan rasa sakitnya. Semua dilakukanya sendiri di toilet kecil. Semua darah tumpah ruah. Gita berjalan keluar dari pom bensin dengan keadaan layu dan lunglai sambil membawa sebungkus kain biru yang sudah berisikan dua janin bayi yang amat kecil berlumuran darah. Sampai ia di sebuah gang kecil dekat jalan raya yang sepi. Ia menaruhnya ke dalam sebuah kardus lusuh lalu meninggalkannya.

GITA

Tidak mungkin. Tidak mungkin dia masih hidup..

Gumam gita sendiri.

PENUNTUT

Disini kakinya tidak nampak jelas jumlahnya.

Riski menunduk mengangkat salah satu celana panjangnya. Seketika semua orang dibuat tercengang. Kaki kanan riski ternyata selama ini di popang oleh kaki buatin robotic. Santi sampai menutup mulutnya karena terkejut. Riski menuttupnya lagi. Lera sekilas menutup matanya karena tak kuat.

RISKI

 Kembar. Bayi itu terlahir kembar. Beliau memaksakan dirinya untuk mengeluarkan janin dalam perutnya waktu berusia 7 bulan. Kami ditemukan oleh seorang pemulung hingga akhirnya dibawa ke kantor polisi dekat sana. Jika anda sekalian masih tidak percaya silahkan melakukan tes DNA saat ini juga, saya ngga keberatan

 

Riski memberikan sebuah flasdisk. Ketika ditayangkan ternyata rekaman itu adalah rekaman black box mobil riski sewaktu ia memakirkannya tepat disamping kost – kostan tersebut. Rekaman itu menangkap gambar suasana di lantai tiga ketika kei memegang saalah satu tangan frida saat akan siap loncat. Kemudian kei menangkap tubuh frida lalu terjun kebawah. Selang 3 detik kemudian muncullah gita berlari sampai ke sisi pagar melihat kei dan frida sudah jatuh ke dasar. Pada saat itulah hardi dan santi melihatnya.

61.        SCENE INT. PINTU KELUAR – SIANG HARI

Cast : riski, lera, aparat, mas teja dan awak media.

Ketika lera, mas teja dan riski baru smelangkah kelluar awak media dengan banyak kamera dan wartawan mengerumuninya tanpa sedikit memberikan celah untuk berjalan. Riski dicerca beribu pertanyaan yang keluar dari mulut para jurnalis. Ada aparat, mas teja dan lera membantu riski untuk menghiraukan dan terus kelaur dari kerumunan. Sampai sesaknya tubuh riski mulai lemas.

 

62.        SCENE INT. RUMAH – SIANG HARI

 Cast : Dartamaji dan Ibu Sudarmi

    Dartamaji dan Ibu Sudarmi melihat berita di hanphone mereka dengan judul “ Terkuak : Bak Sinetron Ternyata Owner Agensi R Dan Menteri H adalah orang tua biologis dari Pengusaha Sukses berinisial R” Sudarmi hanya memperlihatkan wajah sedih dan kesalnya. Sedangkan dartamaji hanya mengelus punggung sudarmi.

 

63.        SCENE INT. RUMAH SAKIT – SORE HARI

Cast : Lera, aparat, dan riski

Riski keluar bersama salah seorang aparat dari lab. Lera menunggunya. Wajahnya kebingungan setelah melihat wajah riski sangat pucat dan murung. Saat riski berjalan mendekati lera seketika tubuhnya ambruk ke lantai. Orang – orang disana mulai mengangkat tubuh riski dan membawanya ke UGD

 

64.        SCENE 75 ) INT. UGD – SORE HARI

Cast : paramedic, lera dan riski

Tubuh riski di jejerkan di atas ranjang. Perawat pria dan wanita mulai mengambil peralatan. Dokter mulai memasang stetoskop di telinganya. Saat riski membuka mata tubuhnya tiba – tiba mulai melakukan penolakan. Riski terus menolak semua perawatan. Ia menolak selang oksigen. Riski tak berhenti memberontak sehingga membuat para perawat laki – laki harus memegangi tubuhnya.

DOKTER

Mbak.. mbak yang disana keluarganya kan ? Bisa kemari Tolong bantu kami buat menenangkan pasien.

Tubuh riski masih memberontak. Lera mendekat dan memegangi kepala riski lalu mendekatkan tubuhnya.

RISKI

Aku mau mati aja. Aku pingin mati aja.

Riski mengucapnya sambil berlinang air mata dan meronta. Lera mulai kebingungan dan juga sedih.

LERA

hai..hai.. Tenang.. tenaang.. Aku disini. Semuanya akan baik – baik aja. Kamu jangan bikin aku takut

RISKI

Semuanya udah ngga baik – baik aja. Semua yang aku simpan udah hancur. Semua orang udah tau siapa aku sekarang. Aku ngga bisa. Semuanya sia – sia ra. Aku pingin mati aja.

Perawat akhirnya terpaksa mengikat kedua tangan dan kaki riski. Hingga akhirnya ia tertidur.

65.        SCENE INT. RUANG TUNGGU – PAGI HARI

Cast : gita dan Sumarsih.

Sumarsih dan gita duduk saling berhadapan. Muka gita lusuh. Wajahnya masih berair karena air mata. Sumarsih yang melihatnya merasa iba

GITA

Dari awal ibu udah tau semuanya kan ?

SUMARSIH

Setengah tahun lalu dia datang ke rumah. Dia bilang sudah Berbulan – bulan dia mencari ibu. Hingga sampai dia datang. Menanyakan asal usulnya. Menanyakan soal orang tuanya. Menanyakan tentang kamu. Ibu ngga tau kalo dia sampai nekat membantu kamu dan perusahaan. Sampai kami membuat janji untuk bertemu di tempat pengacaramu. Dia bukan hanya memberikan bukti tapi juga rela jadi saksi agar kamu bisa lepas dari semua tuduhan. Kalo kamu Tanya sama ibu kenapa ibu sembunyiin semua ini, sekarang ibu Tanya apa kamu siap tahu kalo anak yang kamu bilang sudah mati 26 tahun yang lalu masih hidup hingga sekarang ? Menjadi orang yang paling penting dan berpengaruh di negri ini. Anak yang mendapat penolakan dari keluarga hardi hingga kamu.  Apa kamu sanggup menatap wujud dari dosa masa lalumu ?

Gita mulai menangis mengingat perbuatannya yang hina

GITA

Aku melahirkan bayi kembar ternyata. Bahkan jenis kelamin pun aku juga ngga sempat memeriksanya.

 

66.        SCENE INT. RUANG TUNGGU- SIANG HARI

Cast : Mas teja dan lera

Lera dan mas teja duduk berdua di kursi dengan raut muka murung.

MAS TEJA

Stenosis pulmonal Kata dokter intinya harus di operasi. Mereka juga ngga bisa jamin karna penyakitnya terus memburuk. Ditambah tekanan darah riski terus aja turun. kemungkinan dia bis masuk ICU

Mas teja terdiam tak kuat melanjutkan. Lera masih menyimak dan menunggu. Sudarmi melihat mas teja dan lera duduk berdua dari jauh.

67.        SCENE INT. RUANG TUNGGU – SORE HARI

          Cast : gita dan lera

Gita dan lera duduk saling berhadapan.

GITA

untuk apa mbak lera datang kemari ?

LERA

Apa mbak gita mengenal riki ?

GITA

siapa dia ?

LERA

Orang yang selalu menghabiskan waktu makan siang sembari tersenyum riang di depan anda. Itu bukan kepribadian riski yang sebenarnya. Tapi Alter Egonya. Alter Ego yang dia namai riki. Nama yang ia berikan kepada mendiang saudara kembarnya. Yang ia ciptakan sebagai salah satu bentuk kesedihannya karena sekali pun tidak pernah datang dalam pikiran maupun mimpi riski.

Gita mencerna ucapan lera sembari diam

GITA

Lalu kenapa itu menjadi masalah ?

LERA

Semua orang tentu punya alter ego. Masalahnya jika alter ego riski lebih menonjol dari kepribadiannya yang asli maka riki si alter ego sewaktu – waktu bisa membuat sesuatu yang buruk pada kehidupan riski kedepan. Seperti 5 tahun yang lalu waktu masih berkuliah di singapure. Riki mengajak taruhan teman – temannya untuk lomba lari. Padahal dia tau sendiri jantungnya bermasalah. Setengah putaran ia pinsan karena kekurangan oksigen di kepala. Dari situlah saya tahu soal alter ego riski. Keluarganya pun juga kadang harus hati – hati. Dari situ riki mulai jarang muncul. Riski hanya membutuhkannya jika memang harus diperlukan. Seperti orang kebanyakan. Tetapi setelah dia berhasil menemukan anda. Riki mulai kembali mengambil alih. Riski harus sering berseteru dengan dirinya sendiri.

GITA

Itu sebabnya mbak lera ngga pernah cemburu soal kedekatan kami.

LERA

Saya ngga pernah marah soal kedekatan kalian berdua. Tapi saya marah karena masa lalu kalian. Saya Cuma mau mbak gita menemui riski sebentar. Untuk pertama kalinya saya lihat riski sangat syok dan depresi. Saya udah ngga tau lagi harus gimana buat riski membaik.

Lera menangis di depan gita. Wajahnya sudah putus asa. Air matanya mengalir perlahan .

68.        SCENE 

INT. RUMAH HARDI – SIANG HARI

Cast : lera,hardi dan santi

Lera berjalan menuju halaman rumah. Langkahnya terhenti di depan pintu. Hampir ia ingin mengetuk pintu terdengar suara bising yang terdengar jelas ke telinga lera.

HARDI

Mama ngga bisa gitu aja gugat cerai papa. Kei sampai sekarang belum sadar, gimana nanti perasaanya kalo dia tahu kita berdua pisah

SANTI

Semua kebohongan kamu itu udah kebongkar di depan media. Kamu punya anak dari wanita lain, itu bikin aku ancur.

Santi melampiaskan semua amarahnya yang bercampur air mata

HARDI

Kamu Cuma peduliin perasaan kamu doank. Gimana aku, Karir dan hidup aku juga ikut ancur. Polisi mulai investigasi aku,bukan Cuma gagal jadi ketua legislative tapi semua saham dan asset akan disita. Dalam keadaan ini yang aku butuhin itu keluarga yang support.

SANTI

Keluarga apa ? Keluarga kita udah ancur. Mama malu. Semua media berita ngomongin kita. Dan kei, Kei mati otak mas. Anak kita ngga punya harapan buat hidup. Kamu masih bisa bilang aku mentingin perasaan aku aja ?

Santi pergi masuk ke dalam. Lera yang mendengar akhirnya membatalkan niatnya untuk bertemu. Lera menjauh dan pergi.

69.        SCENE

INT. ICU - PAGI HARI

Cast : lera, riski, gita dan sudarmi.

Lera berjalan di samping gita yang sudah ditemani beberapa aparat. Sampai di pintu masuk ICU lera membukakan pintu dan gita pun masuk. Gita berjalan ditemani seorang perawat lengkap dengan pakaian steril. Sampai mereka di sebuah bilik. Gita masuk dengan wajah tegang. Disana sudah ada riski yang tebujur tak berdaya di atas ranjang ditemani sudarmi yang sedang membasuh dan membersihkan tubuhnya. Gita masih berdiri. Sudarmi melihat gita sebentar lalu focus kembali membersihkan tubuh riski.

 

SUDARMI

Waktu pertama kali saya melihat riski itu ketika saya masih bekerja sebagai OB di kantor polisi bersama suami. Keadaannya sudah dalam keadaan kritis saat ditemukan, saudara kembarnya meninggal di lokasi mereka ditemukan. Dokter bahkan bilang dia ngga akan bisa hidup dalam beberapa hari. Tapi buktinya, malah dia yang memberikan penghidupan untuk semua karyawan - karyawannya. Semesta memang punya caranya sendiri untuk adil.

Sudarmi tersenyum kecil sambil mencium dahi riski Lalu berjalan sambil menenteng baskom ke arah pintu yang ada gita disana. Sudarmi keluar. Gita berjalan mendekati riski. Ia duduk di sisi ranjangnya sambil menatap dalam. Air mata gita pun tumpah. Tangan riski bergerak mendekati tangan gita. Matanya perlahan terbuka sipit. Gita berhenti menangis menyadari sentuhan itu. Ia memberanikan diri untuk menggenggam kedua tangan riski penuh dengan tangis penyesalan.

 

Flasback

SCENE INT. RUANG TUNGGU – SORE HARI

 

LERA

alasan dia mencari orang tua biologisnya adalah hanya ingin mendapat permohonan maaf. Dia ingin memulai hidup baru, benar – benar hidup baru setelah berdamai dengan kalian berdua. Ia ngga pernah marah, benci atau bahkan dendam. Karena itu Cuma akan menambah beban. Dia bilang untuk apa penyesalan itu toh kita masih bisa bersyukur untuk hari ini dan berikutnya. Mensyukuri adalah keputusan yang riski buat untuk terhindar dari luka. Sekali saja dalam hidup dia hanya ingin bertemu dengan kalian. Bukan untuk menuntut tapi hanya melihat rupanya. Apakah kehidupannya baik – baik aja, apakah dia sudah bahagia ? Tanpa balas dendam ia sudah sedari awal membaas dendam, yakni Memaafkan kalian

 

FADE in

SAAT INI

Gita mengingat kembali kebersamaanya dengan riski. Dari mereka pertama berjumpa sebagai partner hingga mereka mulai mengobrol berdua.

GITA

Seharusnya biar saya yang tanggung sendiri.

Air mata gita tak mau berhenti. Riski tersenyum kecil tapi juga ikut menangis. Nafasnya tersengah ingin bicara

RISKI

Saya.. udah lepasin semuanya.

Gita memandang riski dalam. Ingin mendengar sekali lagi kalimat yang keluar dari mulut riski.

REYHAN

Mbak gita Hidup untuk lebih baik itu sudah cukup.. untuk saya. Saya sudah Memaafkan .. semuanya.

 

Riski tak kuat memendung air mata hingga semuanya lumer ke wajah pucatnya. Riski menatapnya membalas. Tak ada amarah, tak ada benci. Hanya ada sunyi. Isakan tangis gita tak mau berhenti, butiran air matanya terus terjatuh ke bawah. Tangan mereka saling memegang erat satu sama lain. Gita menunduk menempelkan jidatnya ke genggaman tangan mereka berdua. Disusul riski menempekan kepalanya ke kepala gita.

 

70.        SCENE

INT. RUANG OPERASI – SIANG HARI

         Cast : Riski, para medis dan riki.

Riski tertidur lelap dalam anestesinya. Beberapa dokter dengan serius menjalani tugas pembedahanya. Semua kain menutupi tubuh riski sampai sebatas leher. Dibuat kain berdiri menutupi tubuh riski dari pandangan kepala. Matanya tertutup rapat sembari monitor terus dipantau oleh paramedic. Mulutnya tersumpal ventilator.

 

71.        SCENE

 EXT. GANG – SIANG HARI

        Cast ; riski dan riki

Riski berdiri di sebuah jalanan ramai. Tatapannya tertuju pada gang kecil yang sepi. Ssebuah kardus lusuh berisikan janin tak berbentuk sempurna. Sekilas kotak itu berganti seorang anak kecil laki – laki, kemudian remaja lalu riki. Namun wajahnya berubah mirip dengan dirinya. Bedanya ia tidak menggunakan kaca mata. Seperti layaknya anak kembar. Ia tersenyum hangat pada riski. Seketika riski terkejut. Akhirnya ia bertemu dengan saudara kembarya riki

RISKI

Riki..

Riski menangis percaya tak percaya mengetahui siapa yang ada di depannya sekarang. Riki berjalan perlahan mendekat ke tubuh riski. Lalu memeluknya erat. Riski masih terdiam.

 

RIKI

Kamu sudah melakukan yang terbaik. Kamu sudah bekerja keras.

 

Riski tersenyum sembari memeluk riki dengan erat. Kemudian riki melepas pelukan itu kemudian berjalan mundur.

 

                             -SELESAI-

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar