Sore ini langit berwarna jingga, ku duduk di depan teras rumah di temani camilan dan susu dingin di meja yang ada di sampingku.

Sambil mencicipi camilan yang di sediakan ibu, aku buka kembali isi diary-nya.

...

Diary ku..

Hari pertama sudah ku lalui, cukup membuat ku belajar bahwa apa-apa harus bisa sendiri. Aku diajarkan sedikit selebihnya aku disuruh untuk memahami dan melakukannya sendiri. Kupikir "mungkin ini rasanya bekerja"

Tidak apa-apa aku terima ini semua, demi mendapat uang agar rumah impian yang layak huni bisa diwujudkan.

Besok aku kembali. Kembali pada rutinitas yang cukup membuat aku berpikir keras "ini bagaimana?" "Apa aku harus tanya?" "Ah nanti malah dikata bodoh"

Jika ditanya betah atau tidak, jawabannya : aku tidak tahu. Sebab aku butuh.

Lelah, dan kawan-kawan nya akan aku telan.

Mungkin akunya saja yang belum terbiasa ya, mungkin besok bisa.

...

Mama memanggilku yang sedang asik dengan buku diary milik mona.

"Apa tu Denis?"

"Eum, ini buku ma"

"Buku diary? Sejak kapan kamu nulis diary"

"Bukan punya aku ma, punya Mona"

Seketika wajah murung mama terlihat lalu beliau masuk kedalam rumah meninggalkan ku, ku pikir mungkin mama menangis didalam.

"Mon, Gue rindu" lirihku dalam hati.