Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Death football
Suka
Favorit
Bagikan
1. PEMBUKAAN

ACT 1

1 Ext. LAPANGAN SEPAKBOLA - SORE (zoom out)

DHARMA menggiring bola ke tengah lapangan,di belakangnya ada seorang yang menendang dharma sampai tersungkur, dharma berkata sambil melihat ke belakang.

DHARMA

Jang! Ambil bolanya lagi, jangan sampe gol.


UJANG melirik dharma dan langsung mengejar pemain yang telah merebut bola.

setelah berdekatan, Ujang memukul keras kepala lawan sampai berdarah.

bola kembali direnggut Ujang dan mengopernya ke PIAN yang tengah berlari mendekati Ujang.

Pian berlari ke samping gawang, dan sudah di tunggu oleh Dharma.

Bola dioper lambung oleh Pian ke dharma. Namun setelah bola hampir disundul Dharma, pemain lawan berlari dan melompat menendang kepala dharma sampai tak sadarkan diri.


CUT TO

2. Ext. PINGGIR LAPANGAN - MAGRIB

Dharma terbaring lemas, dengan Pian dan Ujang dipinggirnya menunggu dharma sambil memasang muka cemas.

PIAN (con'd)

Gimana ini si dharma (memandang dharma) kita pasti dimarahin sama orangtuanya.

UJANG (con'd)

dharma! Bangun. Bangun.(sambil menggerak-gerakkan tubuh dharma supaya bangun)

Adzan berkumandang. Akhirnya dharma membuka matanya sedikit demi sedikit dan langsung menatap ujang yang masih memegang tangannya. Seraya bangkit, dharma berbicara ke Ujang dengan nada yang halus dan tangan memegang kepala yang sakit.

HARMA

Main bolanya udahan yan?

UJANG

ya udahan atuh, udah adzan ini. Ayo pulang ahh (Pian berdiri dan membantu dharma juga untuk berdiri)

PIAN

Besok-besok kamu jangan sampe pingsan gini ma. Kan kamu bisa silat, pas orang lain mukul bisa ditangkis langsung (sambil memeragakan gerakannya)

Mereka berjalan pulang menyebrangi sawah.

DHARMA

Kan ga keliatan tadi teh yan. Kalo bisa mah, saya juga gitu.

3. Ext. GALANGAN SAWAH - MAGRIB

Pian langsung menoleh ke mereka berdua, dan berkata

PIAN

Nu pang tukangna jadi nu gelo (berlari sambil tertawa)


Ujang dan dharma ikut berlari sambil dorong-dorongan

DHARMA

Si Ujang gelo Tah

(zoom out)

4. INT. DAPUR - RUMAH DHARMA

Ibu dharma (ELI) membawa panci sayur dari kompor menuju meja makan.


5. INT. RUANG MAKAN - RUMAH DHARMA

Disana sudah ada dharma dan Bapaknya (PANCA) tengah duduk berhadapan-hadapan.

PANCA

Kamu main bola sambil berantem lagi?

DHARMA

Engga abah (sambil menggelengkan kepala dengan raut wajah takut)

Eli datang membawa panci sayur itu. Dharma dan Panca melihat Eli yang berjalan menuju meja makan. Setelah panci disimpan, eli mengusap rambut dharma sembari tersenyum dan langsung duduk.

DHARMA

Ini sayur apa ambu? (Dharma hendak mengambil piring tapi panca menegurnya)

PANCA

Suruh siapa langsung makan. Pertanyaan Abah belum kamu jawab.

Dharma langsung menyimpan piringnya, dan menunduk takut.

DHARMA

Iyah Abah maap, soalnya anak lembur sebelah mainnya kasar, kepala dharma ditendang dari belakang.

PANCA

Kenapa ga ditangkis? Kan Abah udah ngajarin silat ke kamu teh ma, harusnya kamu waspada atuh kalo lawan bola kamu suka main kasar.

ELI

Udah atuh Abah, jangan diomelin terus, kasian anaknya. (Melirik dharma) Makan dulu yah, nanti latihan lagi malem sama Abah. (Eli tersenyum).

DHARMA

Muhun ambu. (Dharma langsung - mengambil piring)


Mereka makan bersama dengan gembira.


6.EXT. HALAMAN RUMAH - RUNAH DHARMA

Panca tengah melatih dharma menggunakan jurus baru.

Ketika latihan jurusnya selesai, panca berdiri di depan dharma.

PANCA

Latihan jurus tahap selanjutnya udah selesai, sekarang kita latihan gerak ibing.

DHARMA

cape atuh Abah, masa langsung disambung ibingan (Dharma meringis, menatap panca)

Panca menepuk pundak dharma dan langsung jongkok sejajar dengan tinggi dharma.

PANCA

latihan itu gunanya untuk menaikan kekuatan kamu, kalo kamu sekarang leha-leha sama ga semangat gini, gimana nanti kamu bisa ngelindungin temen-temen sama orang yang berharga buat kamu. (Menghela nafas) Abah bukan jahat maksa kamu latihan kaya gini, tapi justru Abah gamau liat kamu pas waktu besar nanti, kamu jadi orang yang lemah.

DHARMA

maapin dharma Abah, dharma gamau lagi kaya tadi, kena pukul dari belakang, dharma pengen bisa lebih jago dari sekarang.

Panca mengambil peralatan gendangnya dari dalam rumah.

Panca duduk bersiap dengan kedua tangan yang sudah di depan kulit gendang. Juga dharma mulai memasang kuda-kuda.

Dharma silat dengan diiringi gendang dari panca.


7.EXT. JALAN UTAMA PEDESAAN

Dharma, Ujang, Pian sedang berjalan pulang dari sekolah

(zoom out)

Ujang menilik-nilik dengan teliti bekas lembam dharma sambil berkata.

UJANG

Kamu udah sembuh deui geuning.

DHARMA

yaiyaa atuh.(Ekspresi menyindir) Diobatin sama bapa pas latihan kemarin.

PIAN

Saya teh pengen ikut latihan bareng kamu ma.

Dharma melirik ke Pian sambil melambaikan tangan.

DHARMA

Jangan yan ah, saya juga latihan terus sama bapa capek, apalagi kalo udah di tes jurus, suka sampe tengah malem latihannya teh.

PIAN

Tapi kamu jadi jago berantemnya ma. Dulu kan pernah kamu dikeroyok sama SD sebelah, eh mereka yang kabur, besoknya bapak kamu ke sekolah minta maap. Padahal mereka kan yah yang salah.

DHARMA

Udah ah jangan ngebahas itu lagi, saya suka malu sama bapak kalo nginget-nginget kejadian ituteh.

Di persimpangan jalan ada ROBI dan kawannya tengah menunggu Dharma. Robi menyender ke tembok sambil memegang pisau.

ROBI

Kita habisin si dharma sama temennya itu. Kemarin pake pingsan segala. Jadi hayang ngabebek pisan (memperagakan gerakan memukul)









Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar