Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
29. INT. KAMAR NENEK ARIN – TENGAH MALAM
Arin tidur dengan gelisah, keningnya berkeringat. Arin memimpikan sesuatu.
FLASHES
Arin kecil dengan kepala diperban berjalan di pinggir sungai sore hari. Tak lama seorang anak laki-laki mendekatinya. Anak itu tersenyum ceria lihat Arin.
ANAK LAKI-LAKI
ARIN
(Senang)
ANAK LAKI-LAKI
ARIN
Arin dan anak laki-laki itu tersenyum. Keduanya tampak sangat bahagia. Tapi Arin langsung kaget begitu angin berhembus ke arah mereka, meniup helaian rambut anak laki-laki.
POV ARIN : Angin berhembus menyingkirkan rambut yang menutupi kening anak laki-laki. Seketika terlihat ada bekas luka yang dalam dan masih belum sembuh.
ARIN
(Memegang kening anak laki-laki)
ANAK LAKI-LAKI
ARIN
ANAK LAKI-LAKI
Anak laki-laki menyodorkan sapu tangan pink bergambar Hello Kitty ke Arin. Tapi tiba-tiba angin kencang menerbangkan sapu tangan itu.
ARIN
Arin berlari mengejar sapu tangan tapi langsung ditarik oleh anak laki-laki.
ANAK LAKI-LAKI
Arin gak peduli dan kejar sapu tangan yang terbang. Anak laki-laki itu mengejarnya hingga semuanya perlahan terlihat memudar dan jadi gelap.
FLASHES
Arin terbangun, bangkit duduk dan tertegun mengingat mimpinya. Arin tampak sangat bingung dan berusaha berpikir keras.
FADE TO
30. EXT. PINGGIR SUNGAI – PAGI
Arin duduk di sebuah batu besar di pinggir sungai sambil mencelupkan kakinya di air. Arin tersenyum bahagia lihat pemandangan sungai. Di sekitarnya ada anak-anak yang sedang mandi dan bermain.
Seorang anak laki-laki kecil sedang diganggu anak-anak yang lain. Mereka mengambil mainan kapal-kapalan anak itu.
ANAK KECIL
ANAK NAKAL 1
ANAK NAKAL 2
Anak-anak nakal itu pun memegangi anak kecil agar tidak melawan. Sementara anak lain yang bertubuh besar merebut mainan dan memlempar-lemparkannya. Anak kecil itu pun menangis. Arin termenung lihat kejadian itu, mendadak kepalanya pusing ingat sesuatu.
FLASHES
Arin kecil berjalan sendirian di area dekat rumah. Arin lihat anak laki-laki kecil sedang diganggu sekumpulan anak-anak kecil lainnya. Anak laki-laki itu ketakutan dan berusaha melindungi diri. Anak-anak melempar batu-batu kerikil mengenai anak yang langsung meringis kesakitan.
ARIN
Arin mendatangi anak-anak nakal dan anak laki-laki yang dilempari batu.
ANAK NAKAL
ARIN
Arin langsung beraksi mengarahkan tinju dan tendangan ke arah anak-anak itu.
ARIN
Anak-anak nakal saling memandang ketakutan. Mereka pun pergi. Salah satu anak mengepalkan tinju dan mengancam si anak laki-laki. Tapi karena Arin terus melotot, mereka semua pun berlari pergi.
ANAK LAKI-LAKI
ARIN
Anak laki-laki itu menunduk, tampak malu sama Arin. Arin perhatikan noda lumpur di kening anak itu dan segera memberikan sapu tangannya berwarna pink.
ARIN
ANAK LAKI-LAKI
(Malu-malu ambil sapu tangan)
ARIN
Anak laki-laki itu mengangguk, lalu tersenyum.
FLASHES
Arin tersentak. Arin udah ingat kejadian masa lalu yang pernah terjadi sama dia. Tanpa lama-lama Arin segera menegur anak-anak nakal yang mengganggu anak kecil itu.
ARIN
Anak-anak itu memandang Arin takut dan langsung pergi. Arin pun menghampiri anak kecil yang ketakutan dan memberikan mainan kapalnya.
ARIN
ANAK KECIL
ARIN
Anak itu tersenyum semringah, mengangguk dengan penuh semangat. Arin pun tersenyum bahagia dan membelai kepala anak itu.
CUT TO
31. EXT. RUMAH NENEK ARIN. TERAS – SIANG
Mama Arin sedang duduk dengan Nenek Arin di teras. Mama Arin tampak sangat gelisah. Keduanya tidak menyadari Arin yang berjalan pulang ke rumah.
MAMA ARIN
NENEK ARIN
Arin mengerutkan dahi bingung dengarin pembicaraan mama dan neneknya.
MAMA ARIN
NENEK ARIN
MAMA ARIN
JREEEENG! Arin terkesiap kaget. Buru-buru menghampiri mamanya. Mama Arin gelagapan llihat Arin.
MAMA ARIN
ARIN
(Gak sabar, penasaran)
DEG! Mama Arin mendadak panik dan bingung, gak bisa berkata apa-apa.
ARIN
MAMA ARIN
(Sedih)
ARIN
Mama mengangguk, tampak gelisah.
MAMA ARIN
Arin terdiam meresapi perkataan ibunya. Mama Arin segera memeluk Arin sedih.
MAMA ARIN
ARIN
MAMA ARIN
Arin tersentak. Seketika teringat kilasan mimpi-mimpinya. Wajah anak laki-laki yang ditolongnya terlintas kembali. Arin juga ingat bahwa dirinya pernah memberikan sapu tangan pada anak itu.
ARIN
(Senang, antusias)
Nenek Arin tersenyum.
ARIN
MAMA ARIN
ARIN
Mama Arin dan Nenek Arin saling berpandangan bingung.
NENEK ARIN
Arin mendadak lesu.
ARIN
MAMA ARIN
Arin memejamkan mata lemas, tampak sangat kecewa.
DISSOLVE TO