Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Berburu Ropen
Suka
Favorit
Bagikan
1. Kemunculan Ropen

ACT 1

ESTABLISHING SHOT:

EXT. SELAT VITIAZ - MADANG - PAPUA NEW GUINEA - DAY

Sekelompok burung camar terbang dalam kecepatan tinggi menuju arah Pulau Karkar dengan penuh kepanikan melintasi sebuah perahu kargo yang tampak berlayar dengan tenang menuju Solomon Islands. KAPTEN PERAHU (50) yang melihatnya, keluar ruang nahkoda sambil menyambar teropong, naik ke atas dak kapal untuk meneropong kawanan camar itu.

Di kejauhan, tampak seekor buruk kriptid kecil, mengejar mereka dengan kepak sayap yang lemah. Namun dengan kecepatan yang lumayan tinggi, menyeruak dari atas awan, menyambar seekor camar, membawanya naik kembali ke balik awan. 

KAPTEN PERAHU:

What the hell is that?

CUT TO:

EXT. PESISIR UMBOI - MOROBE - PAPUA NEW GUINEA - SAME

Seorang PEREMPUAN TUA sedang memasak, mengorek-ngorek suluh di atas hawu kecilnya. Dia tampak miskin, berbadan setengah telanjang, menyenandungkan lagu yang sedih sambil menyeringai aneh. Di atasnya adalah panci mendidih dengan lalaban. 

Tiba-tiba, seekor ropen kecil menjatuhkan burung camar, tepat di sampingnya. Perempuan Tua itu menyeringai, makin lebar, kali ini senandungnya lebih terdengar gembira.

EXT. PESISIR MADANG - PAPUA NEW GUINEA - SAME

Sebuah boat dilarikan dengan kecepatan tinggi dari arah Kimbe, melambat secara bertahap. Mesinnya dimatikan oleh ATHAR (43), seorang laki-laki dalam pakaian diving, boat itu menepi di pesisir yang tenang. 

Putra sulungnya, TARIK (21), memegang pistol di dadanya yang telanjang dari pakaian diving, memegang lengannya yang robek mengucurkan darah.

EXT. PESISIR LAE - MOROBE - SAME

DRIO (23) berdiri mendongak ke langit. Tiga ekor ropen tampak putar balik di angkasa. Satu per satu, warga di pesisir Lae muncul menyimak kejadian itu. 

P.O.V DRIO: Tiga ekor ropen menukik ke bawah, menangkap ikan dari permukaan laut, lalu naik lagi ke angkasa.

Mata Drio memicing. 

ZOOM SHOT: Moncong ropen yang besar, kuat dan bergerigi.

Kaki Drio bergerak ragu, tapi lambat laun menjauh. Tangannya menarik warga satu per satu pergi dari tempat itu. Dengan bahasa sukunya, ia menyeru. 

DRIO:

Lekas pergi! Mereka berbahaya!

Semua orang menuruti perintahnya, kecuali REU (66), seorang laki-laki bertubuh pendek, berwajah tua dengan pipi tambun dan bibir bawah tebal yang dibiarkan menggantung memble. Dia seperti melihat sebuah keajaiban langit, yang membangkitkan gairahnya. Akan tetapi, kakinya yang pendek tidak dapat melangkah cepat, ketika kawanan burung itu melihat para warga yang berlari, seekor ropen jäntan yang terlihat lebih gagah, menukik ke bawah, menyambar leher laki-laki itu, menyeretnya ke pantai, mematukinya sampai nyawanya melayang.

Dua ekor ropen lainnya turun ke bawah, betina dan anak, membacok kedua mata Reu dengan ekor-ekor berpanah mereka.

Bintang yang suka melahap daging busuk ini memiliki sıfat yang sama dengan jenis kriptid dari Afrika dengan nama Kongomato. Mereka menyeret mayat Reu ke tepi karang, dan berjaga selama dua hari hingga mayatnya membusuk untuk mereka santap bersama.

CUT TO BLACK.



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar