Cuplikan Chapter ini
Malam semakin larut tapi mata kami masih belum mau terpejam. Aku dan Thomas duduk di balkon kamar kos ku. Sambil ditemani segelas kopi dan satu batang rokok kami asyik berbincang-bincang perihal keindahan lukisan yang tadi kami lihat di Fabrik Block. Kamu lihat tidak lukisan perempuan yang sedang menangis tadi? Tanyaku pada Thomas yang asyik dengan ponsel nya.Lihat, lukisan yang penuh makna. Banyak luka dan amarah yang tersembunyi di dalamnya. Sepertinya pelukisnya sedang patah hati ketika me..