Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Aku sudah memaafkanmu meskipun kamu mengakhiri hubungan kita dengan tanpa kejelasan. Tapi, aku tidak terima kamu memperlakukan Naya seperti itu juga. Dia anak yang baik dan pintar. Kamu boleh saja mengakhiri hubunganmu dengan Naya, tapi terlebih dahulu kamu harus jujur padaku." "Jujur soal apa?" "Sebenarnya. Siapa perempuan yang selama ini kamu suka?" "Kenapa kamu bertanya seperti itu?" "Karena aku bisa merasakannya, Lingga. Saat kamu bersamaku atau bersama Naya, sepertinya kamu tidak mendapatkan kenyamanan sepenuhnya. Kami hanya seperti sebuah pelampiasan dari cinta yang tidak bisa kamu ungkapkan." Mendengar perkataan itu, Lingga terdiam. "Dan aku tahu, kamu sampai membuat lagu untuk perempuan yang kamu cintai itu, dan aku perhatikan, itu bukan untuk aku atau pun Naya. Pasti ada seseorang yang benar-benar kamu sayangi, tapi kamu memilih menyimpannya dalam diam." "Darimana kamu tahu?" "Kamu kira aku tidak tahu? Kalau kalian main band dan sering memainkan lagu yang kamu ciptakan. Dan aku perhatikan, isi lagu itu benar-benar sebuah ungkapan hatimu yang penuh pengharapan pada perempuan itu. Sampai kapan kamu akan menyembunyikan perasaanmu, Lingga? Seberapa istimewakah perempuan itu? Hingga kamu tidak mampu mengutarakannya." Lingga hanya diam mendengar perkataan Nira, dirinya masih bimbang apakah harus ia ungkapkan pada Nira tentang perempuan itu. "Aku takut, kamu akan sakit hati saat mengetahui siapa perempuan itu, Nira." "Sakit hati?! Apa kamu pikir aku tidak sakit hati? Saat kamu menggantungkan hubungan kita, dan tiba-tiba kamu sudah berpacaran dengan Naya. Itu sakit Lingga, sakit! Tapi, aku mencoba menerimanya, dan aku berpikir, mungkin kamu lebih nyaman bersama Naya. Tapi kenyataannya, Naya pun mendapatkan perlakuan yang sama. Sampai kapan kamu menjadikan beberapa peremuan sebagai pelampiasan dari orang yang kamu sayang? Lingga, mungkin aku akan merasa lega saat aku tahu siapa perempuan itu, dan aku berharap, dia benar-benar perempuan yang tepat buat kamu, dan bisa membuatmu bahagia." "Baiklah. Aku akan mengatakannya. Tapi, kamu harus janji, bahwa kamu tidak akan mengatakannya pada perempuan itu tentang perasaanku." "Oke. Aku janji." sahut Nira sambil memandang wajah Lingga dengan penuh rasa penasaran. Lingga terdiam sejenak, ia menarik napas panjang, mulutnya terasa berat untuk mengatakan nama perempuan itu, ia seolah-olah menarik benda dari dasar sumur yang dalam.