Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Dunia ini hidup. Ia mendengar. Ia mengingat. Dan kini. . . ia terluka sangat dalam.
Di dunia yang dipenuhi manusia serakah dan berdosa, di mana kekuasaan menggantikan keadilan, dan rakyat hanyalah daging murahan bagi mesin tirani, jeritan mereka tak lagi terdengar oleh raja, bangsawan, atau pedagang darah. Namun dunia mendengar mereka—setiap isak tangis, setiap pengkhianatan, setiap bayi yang mati kelaparan di pelukan ibunya.
Dari luka dunia yang bernanah dan bernanah, mereka lahir—para Putri Bencana. Bukan pahlawan. Bukan dewa. Melainkan ideologi yang hidup. Teror yang terbungkus kelembutan. Dan di antara mereka, satu yang paling ditakuti:
Putri Mawar Darah—Seorang mantan putri kerajaan yang meninggalkan nama, kehormatan, dan belas kasihannya—untuk menjadi algojo terakhir umat manusia.
"Ketika hukum dibungkam oleh kekuasaan, maka aku akan menjadi hukum itu sendiri. Darah ganti darah."
Ini bukan kisah penebusan. Ini bukan kisah kepahlawanan. Inilah penghakiman terakhir — bagi mereka yang tak pantas hidup.
Novel ini merupakan prekuel dari seri "Blood Rose Princess Just Wants to Live in Peace with Her Little Daughter" yang mengambil alur waktu sebelum runtuhnya ingatan dunia dan kelahiran Caelan.
Penulis berkata: "Ingin fantasi gelap tanpa pengampunan palsu? Selamat datang di penghakiman terakhir umat manusia."
Prekuel ini bukan tentang asal-usul seorang pahlawan, tapi tentang mengapa dunia berhenti mempercayai pahlawan—dan memilih seorang algojo umat manusia.
Dengan gaya penulisan yang puitis dan tajam, prekuel Putri Mawar Darah membawa pembaca ke jantung sebuah kerajaan indah yang membusuk dari dalam. Di sana, keadilan bukan lagi urusan pengadilan, melainkan darah yang berbicara.
Marry El Rose adalah tokoh yang tak bisa dicintai secara sederhana. Ia adalah produk kehancuran, namun juga satu-satunya yang masih cukup waras untuk mengatakan: dunia ini salah, dan harus diadili. Adegan-adegannya brutal, tapi bukan tanpa makna. Setiap tetes darah adalah kesaksian. Setiap kelopak mawar adalah dosa yang tak bisa dibungkus dengan senyum para bangsawan.
Sebuah pembuka tragis dan menggugah yang mengajak kita bertanya: Apa yang tersisa ketika keindahan hanyalah topeng dan kejahatan memakai gelar pahlawan?