"NGAPA KOWE ORA NGENTEKI DEKNE KABEH?" ketika Sang Putri mengatakan kalimat ini, ia menggunakan bahasa Jawa pada tingkatan Ngoko, yang mana merupakan tingkatan paling rendah. Tentu saja hal ini masuk akal, karena tidak mungkin orang marah menggunakan bahasa yang halus dan elok, atau yang penuh penghormatan.