Cuplikan Chapter ini
Kedua kaki jenjang itu menapak di atas aspal tepat setelah terdengar suara pintu mobil yang tertutup Kedua kaki itu langsung berjalan cepat memasuki sebuah bangunan di pusat kota Netranya tak berhenti bergerak menelisik setiap sisi Rambutnya sedikit berantakan dahinya berkeringat Beberapa orang melirik ke arahnya Mereka dengan jelas dapat membaca bahwa pemuda itu panik Dilihat dari setelannya yang masih memakai seragam sekolah mungkin dia baru saja beradu mulut dengan kekasihnya dan