Cuplikan Chapter ini
Hari-hari setelah percakapan pahit di taman kampus itu adalah neraka yang berulang Setiap pagi aku terbangun dengan sensasi dingin di dada seperti ada bongkahan es yang tak mencair Kosan Gita yang hanya berjarak beberapa blok dari tempatku terasa seperti benua lain tak terjamah dan tak tergapai Aku mencoba mengirim pesan menelepon puluhan kali hingga jempolku kaku dan telingaku panas Semua sia-sia Layar ponselku selalu menampilkan centang dua abu-abu yang tak pernah berubah menjad