Cuplikan Chapter ini
Julia kembali menenggak sebutir pil penenang itu kembali, rasanya hidup benar-benar tidak adil saat ini perasaan gelisah itu kerap kali hadir mengacaukan pikirannya. Jika sudah begini kematian yang hanya sebuah angan kian menjadi nyata didepan mata. Bukankah mati lebih baik ketimbang harus hidup dalam sebuah penderitaan yang tidak berakhir? Terlalu jelas munafik jika menyangkal bahwa hidup itu sebenarnya memang berat? Ah melelahkan menghadapi mahkluk-mahkluk keparat diluar sana yang terus-terus