[1] Bahasa Jerman: Dik, kenapa kamu enggak jawab?
[2] Bahasa Belanda: Ini enggak nyata, kan?
[3] Bahasa Jerman: Itu tergantung caramu melihat sesuatu.
[4] Bahasa Belanda: Ah, terserahlah.
[5] Bahasa Jerman: Berapa lama kamu bakal tiduran di situ?
[6] Bahasa Belanda: Enggak tahu, barangkali selamanya mungkin.
[7] Bahasa Jerman: Kamu pemalas, klasik seperti biasa.
[8] Bahasa Belanda: Heh, kamu tahu aku Ludwig.
[9] Bahasa Jerman: Ayolah, Lodewijk, bangun.
[10] Bahasa Belanda: Aku terlalu lelah untuk terus bertarung, Ludwig, terkadang aku harap aku mati, sama sepertimu.
[11] Bahasa Jerman: Dan kalau kamu mati, apa berikutnya?
[12] Bahasa Jerman: Kalau kamu mati, ini enggak akan berakhir baik dan banyak korban bakal berjatuhan.
[13] Bahasa Belanda: Aku tahu, tetapi aku terlalu lelah.
[14] Bahasa Belanda: Aku enggak bisa meneruskan ini lagi. Aku seseorang yang gagal dan aku enggak bisa melindungi mereka.
[15] Bahasa Jerman: Kamu tahu, Lodewijk? Melindungi mereka bukan pekerjaanmu, itu pekerjaan Tuhan, Lodewijk. Kamu hanya bisa berusaha, sisanya ... bergantung sama kehendak Tuhan.
[16] Bahasa Belanda: Ya, aku mengetahui itu, tetapi aku harap aku tidak selemah ini, aku harap aku kuat, sama sepertimu, Kak.
[17] Bahasa Jerman: Kamu tahu, Lodewijk? Kamu lebih kuat daripada aku, aku pernah benci kamu, tetapi kamu enggak pernah balik benci aku dan kamu selalu mengakhiri segala sesuatunya dengan senyuman.
[18] Bahasa Jerman: Aku yakin kamu bisa mengakhiri ini dengan baik.
[19] Bahasa Belanda: Kamu pikir begitu?
[20] Bahasa Jerman: Ya, berdirilah.
[21] Bahasa Belanda: Bisa tolong bantu aku berdiri?
[22] Bahasa Jerman: Bodoh.
[23] Bahasa Belanda: Aku akan selalu jadi adikmu yang bodoh.
[24] Bahasa Jerman: Maaf, maaf, maaf.