Arti :
"Makin kamu lihat kamu malah takut sendiri."[1]
"Lah bu, gimana kalau kita gak bisa pergi kemana-mana?[2]
"Kalau sudah dua minggu lebih gak keluar, mungkin bapakmu minta disamperin dia." [3]
"Ambil sebagian bajumu, sepertinya kita harus nyusul bapak, Ndi." [4]
"Ibu juga siapin baju dulu, kalau sudah kita ke wartel dulu, ya." [5]
"Tunggu dulu, nak," [6]
"Bapak mau bicara, nak." [7]
"Sudahlah ikuti apa kata ibumu, kalau mau menunggu nanti-nanti kita gak tau kapan selesainya. Bapak tunggu, Yo!" [8]
"Baik, pak. Bapak sehat, kan?" [9]
"Syukur, Alhamdulillah Allah selalu menjaga bapak." [10]
"Yasudah pak, nanti lagi. Tunggu aku dengan ibu." [11]
"Apapun yang terjadi kamu harus mendengarkan kata ibu, Ndi. Situasinya saat ini tidak dapat diprediksi, jangan lupa berita diradio itu." [12]
Sumber :
1. BBC News Indonesia, "Hari-hari jelang Reformasi 1998 dalam gambar dan catatan", Diakses pada 25 Mei 2023, https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-44192970
2. Kompas, "Tragedi Kebakaran Mal Klender 1998", Diakses pada 27 Mei 2023, https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/02/080000379/tragedi-kebakaran-mal-klender-1998?page=all.