Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Manusia Pertama
17
Suka
10,803
Dibaca

Alam semesta masih muda ketika Ava, penghuni Negeri Utara, terjaga dari tidur panjangnya. Dia bukan Sang Wujud, melainkan sosok pertama yang mendiami sudut terjauh Era—sebuah tempat yang dilindungi empat pohon Fhana. Selain Ava, hanya ada pohon-pohon dan rerumputan, juga serangga-serangga kecil transparan yang sayapnya memantulkan kilau pelangi dalam siraman cahaya. Ava hidup sebatang kara dan berbicara dengan bahasa sebelum waktu—bahasa sunyi. 

Pepohonan di Negeri Utara tumbuh begitu lambat—tak kunjung menua meski pada batangnya melingkar usia yang merangkum begitu banyak peristiwa. Di antara semuanya, tak ada yang lebih agung dan menakjubkan dari pepohonan Fhana—atau pohon-pohon lupa. Semua yang terlahir di dunia pernah melihatnya, kau juga. Namun, ketika kau menerima uluran tangan takdir, ingatan saat kau berada di Negeri Utara langsung terkikis, lalu menguap—dan lenyap. 

Pepohonan Fhana tumbuh di empat titik di Negeri Utara. Di sisi barat, tempat Ava menetap, ada Vena. Di sisi timur, Deva. Di utara, Jiva. Di selatan, Raga.

Daun-daun pohon Vena berwarna putih, nyaris transparan, dengan sisi-sisi kelopak berkilau keemasan. Saat malam menjelang, daun-daun yang gugur memantulkan jalinan cahaya yang terangnya melampaui siang hari. Sebelum menyentuh tanah, daun-daun itu lenyap, lalu menjadi bintang-bintang di langit. Pohon Vena menciptakan terang di Bumi sebelum matahari lahir.

Suatu malam, di puncak pohon Vena yang menjulang nyaris menyangga langit, terjagalah sosok Peri yang sayapnya menyebarkan serbuk bintang saat dikepakkan. Ava begitu takjub memandangnya. Makhluk itu sangat berbeda dengan segala yang dia tahu. Dia tak seperti tumbuhan yang terpaku di tanah, juga tak mirip dengan hewan-hewan yang dia temui di seantero negeri. Karena lahir dari cahaya, Ava menamainya Lucy. 

Sesaat setelah matanya terbuka, Lucy berkata, “Sebentar lagi, Ava, menurut nubuat Sang Wujud, akan terlahir ciptaannya yang lain. Kalau kau menemuinya, namai dia Manusia. Dia bertugas merawat seisi Bumi.”

Mendengar nubuat Sang Wujud, Ava, bersama Lucy, untuk menyambut kedatangan Manusia, segera menyiapkan segalanya. Setelah waktu mengulum detik-detik, lalu memuntahkannya sebagai sejarah, tak ada yang menyadari, di sudut terjauh, Pohon Jiva—sang pemilik jiwa, memulai musim gugur. Kelopaknya yang dulu merekah, menguncup, seolah menolak tumbuh. Dari puncak pohon itu, lahirlah Matahari pertama yang mengisi kosongnya langit. Dia beredar mengitari Bumi, menerangi tanah, dan membuat makhluk yang sebelumnya terlelap, terjaga. 

Segera, Perempuan itu membuka matanya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Wow, kereeeen nihh... Fantasy yabg tersirat makna dalam
Rekomendasi dari Drama
Skrip Film
Perempuan mendekati usia 30 tahun
Shofiyuddin
Flash
Manusia Pertama
Rafael Yanuar
Cerpen
Bronze
Jaket dengan Lubang Bekas Peluru
Habel Rajavani
Novel
Bronze
SAHABAT DAN KISAH CINTAKU
silvi budiyanti
Novel
Sinar untuk Genta
Rika Kurnia
Novel
Bronze
Perempuan yang Bergelut dalam Kenangan
M.R. Pangestu
Skrip Film
DEJAVU (MENCARI JEJAK IBU PERTIWI)
Amriyana
Flash
SURGA UNTUK ANAKKU
Embart nugroho
Cerpen
Cita-Cita Ayah
E. N. Mahera
Novel
Best Mistake
Nor Laila
Novel
Arunika
Wangi Gitaswara
Novel
Harta Tahta Renata
Ratih widiastuty
Novel
Antara Rasa
Keefe R.D
Novel
Bronze
Harga Sebuah Pelukan
Iir
Novel
PawsLova
Regina Mega P
Rekomendasi
Flash
Manusia Pertama
Rafael Yanuar
Novel
Di Antara Kelahiran dan Kematianku, Ada Kamu sebagai Hidup
Rafael Yanuar
Flash
Jalan Sepajang Malam
Rafael Yanuar
Cerpen
Hujan yang Arif Tahu Kapan Harus Turun
Rafael Yanuar
Novel
Jalan Setapak Menuju Rumah
Rafael Yanuar
Flash
Dunia dalam Tas
Rafael Yanuar
Novel
Gerimis Daun-Daun
Rafael Yanuar
Novel
Sampai Jumpa Besok
Rafael Yanuar
Flash
Upaya Sederhana Memaknai Kenangan
Rafael Yanuar
Cerpen
Rehat Sejenak
Rafael Yanuar
Flash
Clair de Lune
Rafael Yanuar
Cerpen
Malam Dingin di Cigigir
Rafael Yanuar
Flash
Bronze
Gadis Kecil Berkaleng Kecil
Rafael Yanuar
Flash
Warna Pelangi
Rafael Yanuar
Cerpen
Catatan Harian Pak Treng
Rafael Yanuar