Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
TUAN HAJI MURAD
4
Suka
6,718
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Siang menjelang sore, jam sudah menunjuk angka dua, Haji Murad mengibas lipatan-lipatan pada setelan baju batik bermotif kawung dan celana hitam agak kusam, mengencangkan ikat pinggang warna hijau tua khas ikat pinggang haji dari Arab, tubuh tambun dengan perut buncitnya nampak menonjol seakan mau lepas kancing bajunya, menyeka keringat di wajahnya, mengusap-usap janggut sambil membetulkan posisi kopyah putih yang hampir tidak pernah lepas dari kepalanya, semenjak pulang dari Arab Saudi.

Mengelus perut buncitnya dan kemudian beranjak menghampiri mobil sedan tua merk Ford tahun 1970, kesayangannya.

Haji Murad segera memerintahkan Bimo, sopir setianya untuk segera tancap gas menuju ke pasar. Di sepanjang jalan banyak warga desa yang berlalulalang memberi hormat padanya, tapi sebagai seorang tuan tanah, semua itu sudah biasa, jadi dia tidak terlalu memperdulikannya.

Sesampainya di pasar, Haji Murad bergegas turun dari mobilnya. Sepatu baru Haji menimbulkan suara decit, mengiringi setiap langkahnya.

Hampir setiap orang yang dilewati menyapanya, “Tuan Haji, hari ini aku belum bisa bayar setoran, besok ya Tuan? Aduh, Tuan Haji, saya akan bayar bunganya saja!”

Itulah kalimat yang sering terucap dari mulut orang-orang yang berhutang padanya. Sebenarnya dia sendiri merasa heran, seolah-olah dirinya mendadak menjadi selebriti terkenal yang penuh dengan gosip. Banyak orang-orang kasak-kusuk tentang dirinya, entah omongan apa yang keluar dari mulut mereka tapi dia tak peduli dengan itu semua.

Haji Murad mempunyai seorang istri, meski ia sebenarnya tak terlalu menyukainya. Bahkan mereka sering cekcok. Sebetulnya dia masih bisa bersabar kecuali jika mendengar kata-kata kasar yang dilontarkan istrinya. Sebagai balasan dan demi menjaga wibawanya, dia memukul istrinya.

Yang sangat menggusarkan Haji Murad adalah karena mereka belum juga memiliki anak setelah beberapa tahun menikah. Teman-temannya kerap menyarankan agar ia menikah lagi atau berpoligami tetapi ia tak sedikitpun tergoda dengan gagasan tersebut. Menurutnya, istri kedua hanya akan menambah sial saja. Di samping itu dia merasa belum cukup mampu untuk berbuat adil pada istri-istrinya jika dia jadi memutuskan untuk berpoligami.

Lagipula istrinya masih muda, seksi dan cantik. Haji Murad sendiri merasa dirinya masih muda. Jika Tuhan menghendaki, pikirnya, Tuhan pasti akan memberinya anak. Selama ini tak pernah terpikir sekalipun untuk menceraikan istrinya, namun ia tak bisa menghentikan kebiasaannya mengasari istri dan itu membuat istrinya makin keras kepala.

Langkahnya semakin cepat menyusuri lorong-lorong di sekitar pasar. Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang sengaja menabraknya dari belakang dengan cukup keras. Haji Murad terjatuh.

Dan alangkah kagetnya Haji Murad saat tahu dompet di saku sabuknya telah raib. Sumpah serapah keluar dari mulutnya. Dan ia baru menyadari bahwa dompetnya telah dicopet. Dia melaporkan kejadian itu ke kantor kepala keamanan pasar.

“Huu..huu, dasar tak tahu malu, kehilangan uang sedikit saja sudah membuat orang sepasar repot. Pelit, dasar haji palsu!” sahut sebagian orang di pasar.

Karena merasa malu tak tak ingin wibawa hancur gara-gara peristiwa itu Haji Murad memutuskan untuk tidak memperpanjang masalah itu.

Keringat dingin membasahi pakaian yang dikenakannya. Pikirannya kacau. Kepalanya terus menunduk, pikirannya masih dipenuhi amarah kepada anak itu. Banyak sekali kerumitan berkecamuk dalam pikirannya saat itu.

Dalam hati dia bergumam, "Siapa anak itu, dia belum tahu berhadapan dengan siapa, Haji Murad!"

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
TUAN HAJI MURAD
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
Mengunjungi Heri
Heri Winarko
Flash
Bronze
Penghuni Sebelumku (Membicarakan Adam 12)
Silvarani
Novel
Bronze
INCUMBENT
Muhammad Adli Zulkifli
Novel
Bronze
PAPA
Hanna Khoiruzzahro
Novel
LELAKI DITITIK NADIR
Bhina Wiriadinata
Cerpen
Nothing At All
mary dice
Novel
Bronze
Others 3%
Wulan Murti
Novel
Bidak Catur
Bimasakti
Novel
Bronze
A Piece of Memory
Jennifer Flo
Novel
Potret Bintang
Stella Vania
Novel
Gold
Anne of Green Gables
Mizan Publishing
Novel
im.pi.an (Menurut Kim)
Putriyani Hamballah
Novel
Goresan Pena Azmia (catatan kecil Bram)
R Hani Nur'aeni
Novel
Bronze
Rindu Yang Tak Terlihat ~Novel~
Herman Sim
Rekomendasi
Flash
TUAN HAJI MURAD
DENI WIJAYA
Flash
MENUNGGU DI BANDARA EL-TARI
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
LONCENG KEMATIAN
DENI WIJAYA
Novel
Menunggu Senja di Jembatan Semanggi
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
DAUN JATI BERBISIK
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
PERANG SUDAH BERAKHIR
DENI WIJAYA
Flash
MENANTIMU DI STASIUN SOLO BALAPAN
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
BADAI PASTI BERLALU
DENI WIJAYA
Novel
TRIAD
DENI WIJAYA
Novel
KUTITIPKAN RINDU INI
DENI WIJAYA
Novel
Cinta Yang Dirindukan Surga
DENI WIJAYA
Flash
50 RIYAL
DENI WIJAYA
Novel
BIBIR MODERN
DENI WIJAYA
Flash
DAUN JATI BERBISIK
DENI WIJAYA
Cerpen
Surat Kecil Dari Kamboja
DENI WIJAYA