Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Kue Ulang Tahun Istriku
37
Suka
11,901
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kulirik jam tanganku, pukul 23.35. Bergegas kurapikan dagangan, tutup lebih awal dari biasanya. Aku buru-buru pulang. Iya, aku harus cepat. Jangan sampai gagal lagi memenuhi permintaan istriku, meniup lilin ulang tahun tepat pada pergantian hari sesuai waktu kelahirannya. Cita-cita sejak kecilnya yang belasan kali urung kupenuhi sejak kami menikah, karena aku selalu lupa.

Setelah mengenakan helm, kupacu motor menembus malam. Sampai depan rumah motor kubiarkan parkir di gang, kusambar kantong plastik yang tergantung. Belakangan baru ingat, seperti biasa, kunci motor lupa dicabut. Perlahan kubuka pagar. Meja teras kujadikan tempat kerja untuk sentuhan akhir. Kukeluarkan isi kantong plastik, yaitu kue ulang tahun yang kubeli tadi petang dari menyisihkan hasil berdagang sebulan ini. Semoga bunyi berisik di malam sepi itu tak membangunkan istriku. Kupasang dan kunyalakan lilin-lilin di atas kue itu. Sempurna, meski kuenya sedikit penyok karena aku ngebut tadi.

Kubuka pintu rumah yang sengaja tak dikunci sesuai pesanku. Aku angkat kue perlahan, lalu masuk rumah dengan kedua tangan memegang kue layaknya Paskibra. Kulirik jam dinding, kedua jarum hitamnya belum berimpit. Ah, masih sempat. Setengah berlari kuburu pintu kamar.

Di depan pintu kamar kuatur napas sejenak. Dadaku hampir meledak karena haru yang menyeruak. Hati-hati kutekan handle pintu dengan sikut agar terbuka.

"Surprise! Selamat ulang tahun sayang!" seruku sambil mendorong pintu kamar dengan bahu. Cahaya lampu dari tengah rumah menerobos kamar yang gelap seiring terbukanya pintu. Samar kulihat tubuh istriku terbangun. Matanya memicing terpapar sinar lampu. Wajahnya terlihat jelas, dahinya berkerut. Kami sama-sama termangu.

"Pak," tangis anakku di pintu membuatku yang masih mengenakan helm menoleh, "sudah, Pak. Kami lelah. Ikhlaskan, Pak. Ibu sudah tenang di sana. Kasihan Bunda."

Meski remang kulihat perempuan yang baru kunikahi enam bulan lalu itu menangis di pojok kasur.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@arlindya79 : Kalau begitu saya yang gagal, maafkan haha. Makasih sudah mampir mbak🙏😁
@alwindara : 🙃 Makasih sudah mampir Kang🙏
aku gagak paham ini...hahaha. Tapi merinding, sedih bacanya
Plottwist
@wilmanwilson : Makasihhh🙏
Twist-surprise ending bro!
Duh, berarti saya gagal menjelaskan ya? Terima kasih kritiknya 🙏
Oh jadi y ultah bininya, yg wafat ibu mertuanya ya kak?
Ooo jadi yg wafat tu bu mertua bukan istrinya?
@sriwulandari : Begitulah kak. Terima kasih sudah mampir🙏
Rekomendasi dari Drama
Novel
Gold
Tujuh Puisi Cinta Sebelum Perpisahan
Mizan Publishing
Novel
Bronze
HUJAN YANG BERDERAI DI PAGI HARI
K.A. Sulkhan
Novel
Reaching For The Star
Dian hastarina
Novel
Republik Bandit
Arie Raditya Pradipta
Flash
Kue Ulang Tahun Istriku
Deden Darmawan
Cerpen
Bronze
Ice Cream Rasa Yang Pernah Ada Namun di Sia-siakan
Haidee
Novel
Bronze
Satu Langit Dua Cerita (Kosakata Cinta di La Sorbonne)
Martha Z. ElKutuby
Flash
Telepon Pagi
Dewi Anjani
Flash
Penari Topeng
Nunik Farida
Novel
Bronze
Perjalanan Sembilan Delapan
Silvarani
Novel
Bronze
Angel's Diary
Angelina Beribe
Novel
ANOMALI AIR
Mochammad Eko Priambudi
Novel
Enigmatic Soul
Nanas-imnida
Cerpen
Bronze
Ibu-ku Sang Penyemangat
Muhammad Avicenna Alifhandi
Novel
Rizky & Nada
Andini Lestari
Rekomendasi
Flash
Kue Ulang Tahun Istriku
Deden Darmawan
Flash
SSB
Deden Darmawan
Flash
Baju Pantas
Deden Darmawan
Flash
Petuah Ayah
Deden Darmawan
Novel
Sejati
Deden Darmawan
Flash
Pilih Baju Lagi
Deden Darmawan
Flash
Perbaikan
Deden Darmawan
Flash
Cabai
Deden Darmawan
Flash
Jangan Korupsi, Nak!
Deden Darmawan
Flash
Rapat Dekom
Deden Darmawan