Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Petuah Ayah
31
Suka
10,409
Dibaca

Biasanya, daripada adu argumen aku lebih senang adu fisik, kecuali jika berhadapan dengan lawan yang tak sebanding. Kalau menghadapi orang berbadan kekar misalnya, atau seperti saat ini, adu fisik adalah pilihan terakhir.

Menghadapi yang begini, aku pilih nawar. Sebenarnya aku hanya mengulur waktu, menunggu ayah yang akan menjemput ke sini. Persis seperti ketika ayah menjemputku di ruang BP, di rumah Pak RT, di kantor Polisi, atau di mana saja aku kena masalah. Suara lantang ayahlah yang terakhir terdengar di setiap ruangan itu. Membuat bantahan mereka tertahan mulut yang terkatup, lalu dengannya mereka berkumur. Mungkin mereka telan atau muntahkan selepas kami pulang. Ayah hebat, ya?

Paling juga sampai rumah aku dinasihati lagi. Cara ayah menyampaikan petuah memang unik. Dibanding menggunakan untaian kata, ayah lebih memilih telapak tangan dan kaki; sikut dan lutut; gagang sapu dan sabuk. Eh, ada sih kata-kata ayah ketika melayangkan petuah itu. Namun, yang kuingat hanya rasa sakitnya. Sakit, sakit sekali. Setidaknya aku dapat pelajaran. Setiap sakit yang kuterima akan kusimpan dan kuingat baik-baik, untuk kukeluarkan kelak pada saat yang tepat kepada lawan yang sebanding. Aku tak sabar menanti kesempatan untuk menyalurkan rasa sakit dari hantaman terakhir ayah. Belum pernah merasakan sakit senyeri itu, membuatku hampir menangis untuk pertama kalinya dan lalu menggelapkan pandangan.

Sekarang ini, seperti sebelumnya, kehebatan ayahlah satu-satunya harapan untuk menghentikan ocehan yang memekakkan ini. Aku bingung karena apapun yang kukatakan, petugas di depanku ini selalu saja menyuarakan hal yang sama sejak kami berjumpa. Sejak aku membuka mata akibat hantaman ayah.

"Man Rabbuka?" suara bernada tanya dari si petugas kembali menggedor telingaku.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (6)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Petuah Ayah
Deden Darmawan
Flash
Berkawan dengan malam
Lentera jingga
Flash
Terkabulnya Doa
Yooni SRi
Flash
Bronze
Aku Dan Ramadhan
silvi budiyanti
Novel
Surat Cerai
Eref Esbe
Novel
Gold
Musafir Biker
Bentang Pustaka
Novel
Keikhlasan Cinta dan Doaku
andriani intan hidayah
Novel
Bronze
Seperti Apa Wajahmu Ayah?
Siti Nashuha
Cerpen
Bronze
Lagu untuk Sahabat
Hendra
Novel
KEMULIAAN CINTA
Umi Zaenab
Novel
Gold
Assalamualaikum, Calon Imam
Coconut Books
Skrip Film
Wanita Surga
Dwi Kurnialis
Flash
Air Hujan Surga
Vitri Dwi Mantik
Novel
Surat Cinta Tahajudku
Daniya Muthoharoh
Flash
[Irene] Reinkarnasi Terdahulu
Almira
Rekomendasi
Flash
Petuah Ayah
Deden Darmawan
Flash
Baju Pantas
Deden Darmawan
Flash
Kue Ulang Tahun Istriku
Deden Darmawan
Flash
Jangan Korupsi, Nak!
Deden Darmawan
Flash
Pilih Baju Lagi
Deden Darmawan
Flash
Rapat Dekom
Deden Darmawan
Flash
Perbaikan
Deden Darmawan
Novel
Sejati
Deden Darmawan
Flash
SSB
Deden Darmawan
Flash
Cabai
Deden Darmawan