Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Petuah Ayah
31
Suka
11,161
Dibaca

Biasanya, daripada adu argumen aku lebih senang adu fisik, kecuali jika berhadapan dengan lawan yang tak sebanding. Kalau menghadapi orang berbadan kekar misalnya, atau seperti saat ini, adu fisik adalah pilihan terakhir.

Menghadapi yang begini, aku pilih nawar. Sebenarnya aku hanya mengulur waktu, menunggu ayah yang akan menjemput ke sini. Persis seperti ketika ayah menjemputku di ruang BP, di rumah Pak RT, di kantor Polisi, atau di mana saja aku kena masalah. Suara lantang ayahlah yang terakhir terdengar di setiap ruangan itu. Membuat bantahan mereka tertahan mulut yang terkatup, lalu dengannya mereka berkumur. Mungkin mereka telan atau muntahkan selepas kami pulang. Ayah hebat, ya?

Paling juga sampai rumah aku dinasihati lagi. Cara ayah menyampaikan petuah memang unik. Dibanding menggunakan untaian kata, ayah lebih memilih telapak tangan dan kaki; sikut dan lutut; gagang sapu dan sabuk. Eh, ada sih kata-kata ayah ketika melayangkan petuah itu. Namun, yang kuingat hanya rasa sakitnya. Sakit, sakit sekali. Setidaknya aku dapat pelajaran. Setiap sakit yang kuterima akan kusimpan dan kuingat baik-baik, untuk kukeluarkan kelak pada saat yang tepat kepada lawan yang sebanding. Aku tak sabar menanti kesempatan untuk menyalurkan rasa sakit dari hantaman terakhir ayah. Belum pernah merasakan sakit senyeri itu, membuatku hampir menangis untuk pertama kalinya dan lalu menggelapkan pandangan.

Sekarang ini, seperti sebelumnya, kehebatan ayahlah satu-satunya harapan untuk menghentikan ocehan yang memekakkan ini. Aku bingung karena apapun yang kukatakan, petugas di depanku ini selalu saja menyuarakan hal yang sama sejak kami berjumpa. Sejak aku membuka mata akibat hantaman ayah.

"Man Rabbuka?" suara bernada tanya dari si petugas kembali menggedor telingaku.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (6)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Petuah Ayah
Deden Darmawan
Novel
Asmarandana; Nyanyian yang Tak Terjawab
A. Noveisha
Novel
Zaidun Wa Hindun
Aviskha izzatun Noilufar
Novel
Bronze
Embun di Atas Daun Maple
Hadis Mevlana
Novel
Bronze
ASYAFA
Musdalifah
Novel
ASNIGHTFALLBY
Arisyifa Siregar
Novel
Membawa Rindu Sang Illahi
Aulia Khusna
Novel
Bronze
HARUN HILWA
Daud Farma
Novel
Senja untuk Alaska
Abell Istari
Novel
Aku dan Syawal
Siti Sarah Madani
Novel
Bronze
Pernikahan Aisyah
Delia Septiani
Novel
Assalamu'alaikum Abang
Salbiyah Nurrohmah
Novel
Satu Hati Dua Cinta
Yovinus
Novel
Bronze
Akulah Sity Maryam Indonesia
Donto Hade
Novel
Selepas Hujan
Makrifatul Illah
Rekomendasi
Flash
Petuah Ayah
Deden Darmawan
Flash
Cabai
Deden Darmawan
Flash
Perbaikan
Deden Darmawan
Novel
Sejati
Deden Darmawan
Flash
Pilih Baju Lagi
Deden Darmawan
Flash
Baju Pantas
Deden Darmawan
Flash
SSB
Deden Darmawan
Flash
Jangan Korupsi, Nak!
Deden Darmawan
Flash
Rapat Dekom
Deden Darmawan
Flash
Kue Ulang Tahun Istriku
Deden Darmawan