Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Nirleka
0
Suka
728
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Mentari perlahan men jingga dengan sekotak kertas beraroma vanila menjadi teman uraian perasaan ku diatasnya.

Mencoba mengotori putih bersih permukaannya, aku menceritakan sebuah kisah padanya.

Ba'da Ashar, sekumpulan burung bangau tampak mencari peruntungannya di bibir pantai. Kumpulan yang indah itu mengharapkan seekor ikan yang malang melintas di sekitar burung bangau. Beberapa menit kemudian, salah satu burung bangau memisahkan diri dari kawanan dan sedikit menjauh mencari mangsanya. Lalu salah satunya lagi, mengikuti burung bangau yang pergi tersebut.

Aku yang sedari tadi duduk sambil mendengarkan lirik yang Michael Buble ucapkan pada lagu yang berjudul "Home" itu menemani perhatian ku pada kedua bangau yang memisahkan diri tersebut. Kedua bangau itu, tidak saling meninggalkan saat para kawanan sudah berpindah ke bibir pantai yang lain.

Aku masih disana, memperhatikan bangau-bangau itu. Lalu seketika ia terbang beriringan dan menjauh lagi dari sana, entah kemana mereka pergi. Aku kembali berfokus pada kertas yang akan ku isi dengan uraian kisah.

Aku mulai menulis tentang dia,

Dari rindu di seberang sungai, kuhantarkan kerinduanku pada angin dan juga awan agar disampaikan padanya yang mengetahui segala isi hati hambanya.

"Ya Allah, hari ini aku tidak begitu baik, pikiran ku terbawa pada sebuah fase dimana aku yang masih ragu pada kemampuanku. Hari ini, aku hanya membolak balikan buku dan langkah-langkah ku. Entah seperti ingin mengutarakan sesuatu namun aku belum berkuasa untuk hal itu. Apakah aku benar ingin atau hanya sekedar bermain-main? Apakah aku seharusnya berkeinginan untuk itu atau tidak seharusnya?"

"Ya Allah Yang Maha Mengetahui dan yang berkuasa atas membolak balikan hati seseorang, aku menyukainya namun bukan lagi untuk bermain peran dan bersandiwara sebagai kekasih yang baik. Aku menyimpannya dalam hati dan do'a agar kelak dipertemukan dengan keinginan yang sama yakni membangun bahtera rumah tangga. Apakah aku pantas, Ya Allah?"

"Kau Maha Tahu apa yang tak ku ketahui, bagiku dia seperti matahari, menggelapkan pandangan namun menerangi kehidupan. Sedangkan aku, hanya seperti teratai yang terus mengapung dan terkadang berbunga dengan sangat indah terkadang pula hanya kuncup lalu patah. Dan apakah Teratai bisa menyentuh matahari sejenak?"

Selembar kertas lainnya ku tuliskan lagi pertanyaan hatiku.

"Atau biarkan aku terus bersamanya meski dalam kekeringan ataupun kebanjiran, dalam keheningan ataupun keramaian, dalam kegemilangan ataupun keterpurukan. Bisakah Ya Allah? meski aku harus terbakar olehnya, izinkan sekejap saja untuk menatapnya lebih lama tanpa menggelapkan pandangan ku."

"Ya Allah, aku memohon restu mu. Aku mengikrarkan bahwa aku akan Mengkhitbah Matahari meski aku akan lenyap jika berdekatan dengannya. Namun harapanku hanya satu, hidup selamanya bersamanya."

Ponselku berdering, sebuah panggilan masuk dari Ibu ku.

"Assalamualaykum, Mak. Aku punya kabar baik. Berilah restu pada anakmu ini untuk mengkhitbah salah satu cahaya yang dijaga oleh Allah."

"Apakah itu, nak?"

"Apa seharusnya aku menikah? atau terus melanglang buana?"

"Kalau menurut mamak, mending pulang dan tetapkan hatimu disini."

"Baiklah, namun restui aku pada matahari yang terik esok hari, Mak. Assalamualaykum."

"Wa'alaykumsalam."

Aku kembali mengambil selembar kertas beraroma vanila lagi dan ku tuliskan kalimat,

"Izinkan aku mengkhitbahnya."

Selepas menyaksikan bangau-bangau yang menuntun ku pada sebuah pikiran cemerlang, adzan Maghrib pun terdengar.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Nirleka
Yosephine Syah
Novel
Bronze
Renata
Cikie
Novel
Rainbow
Tiara Elsabila
Cerpen
Modus Operandi
Wiji Lestari
Novel
Bronze
Keikhlasan Cinta
ine dwi syamsudin
Flash
Kedinginan
Andriyana
Novel
Bronze
On Air
Berthy Adiningsih
Novel
MetaMorphoo
Zaeni Dwi Octa Pitaloka
Cerpen
Bronze
Menembak Gagak
Sulistiyo Suparno
Novel
RARA'S STORY
RF96
Novel
Bronze
Absurd, Abstrak, dan Aling
KOJI
Cerpen
Kisah Ujang dan Sepotong Hati
Almira
Novel
Misogini
Elisabeth Purba
Novel
Bronze
Rembulan di Celah Satu Jam
I am Queen"tii
Novel
Bronze
The Colours of Life
Sofia Grace
Rekomendasi
Flash
Nirleka
Yosephine Syah