Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Runway Lights
0
Suka
1,195
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku berjalan merentangkan tangan, menyusuri pendar-pendar lampu putih yang berderet rapi di tengah aspal gelap. Setiap pendar kuhitung satu per satu--sepuluh, sebelas, dua belas. Berjarak 30 meter di kanan-kiriku, berderet lampu kuning berkilauan mengawal langkahku. Di ujung sana, barisan lampu merah melintang, menandakan akhir landasan.

Pernah aku bertanya, "Kenapa runway lights begitu spesial buatmu?"

"Karena romantis," kelakarmu. Halah, semua hal tentang penerbangan selalu kau sebut romantis.

"Serius dong."

"Aku serius. Lampu-lampu ini yang membimbingku pulang ke daratan. Ingat, a safe flight..."

"…Begins and ends on the ground," potongku. Kutipan favoritmu yang selalu kau ulang berulang kali di telingaku.

"Pesawat itu alat transportasi paling canggih. Dia bisa membawa kita terbang ke tempat terjauh di bumi," ujarmu penuh kagum.

"Tapi ketika mendarat, kita bergantung pada lampu-lampu ini yang hanya diam di landasan," tambahmu.

"Kamu harus lihat betapa cantiknya runway lights yang kulihat dari kokpit ketika mendarat," kau menatapku lekat. Binar matamu tidak pernah padam ketika kau bercerita tentang penerbanganmu. Setiap kali itu, aku jatuh cinta.

Tiga belas, empat belas, aku masih menghitung pendar lampu putih di landasan. Terdengar auman mesin dari ujung langit senja. Bayang burung besar menyelami langit dengan gagahnya. Awan-awan gelap seakan menyingkir, memberi jalan pada sang penguasa. Lihat, kau dan pesawatmu kembali!

Penumpang sudah duduk dengan sabuk pengaman terkencang. Tirai-tirai jendela sudah terbuka sepuluh menit yang lalu. Kru pesawat sudah siap di tempatnya masing-masing. Tanganmu dengan mantap memindahkan pegangan flap dan pesawat menukik ke bawah. Beberapa penumpang membelalakkan mata, kaget dengan orientasi pesawat yang mendadak berubah. Sebagian lain memejamkan mata sambil berkomat-kamit, mengharap pendaratan yang sempurna.

Namun, kau tetap yakin dan selalu tenang. Sudah ratusan penerbangan kau lalui, terlatih dengan setiap prosedur. Kau menarik tuas dengan mantap, roda-roda pendaratan memanjang, pesawat siap menyentuh bumi. Lalu tiba-tiba, terlihat lampu-lampu terang berderet seperti pita yang siap menarikmu turun ke landasan. Suara komat-kamit penumpang semakin keras saat roda terhentak menyentuh padatnya aspal. Akhirnya ketika pesawat berjalan lambat di landasan, hembusan napas lega dan bisikan puji syukur terdengar dari kabin.

Aku berlari menyusuri landasan, mencoba mendahului hidung pesawat. Aku tak sabar ingin bertemu dan memelukmu!

Segera setelah pesawat berhenti, wajahmu terlihat di balik jendela kokpit. Aku melambaikan tangan, "Hei!" Pandangan kita bertemu, senyummu merekah.

"Hei, aku sudah pulang lagi. Aku rindu," bisikmu.

"Aku lebih rindu darimu! Selamat atas pendaratan yang sempurna!" teriakku.

Aku tahu kau tidak bisa mendengar atau melihatku lagi. Tapi tak apa, aku akan terus menunggu di sini bersama pendar-pendar lampu yang indah ini. Kami akan selalu membimbingmu pulang ke bumi dengan selamat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
cover nya sih yang bikin aku salfok, ceritanya juga menarik 👍👍
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Runway Lights
Cheri Nanas
Novel
Jalan Tanpa Tepi
Nurul Fajriani
Novel
Gold
Jejak Cinta 20 Tahun Berlalu
Mizan Publishing
Novel
OUR LOVE DESTINY
Selvi Rain
Novel
My Boss is My First Love
Sandra Devi Septianty
Novel
Bronze
Diary Ingin Cerita
Farida Zulkaidah Pane
Novel
Bronze
Yang Terpilih
Kemala88
Novel
Because The Moon
Diva Sahanaya
Novel
Seberkas Cinta untuk Dia (SETIA)
Ablagate Rifera
Novel
Bronze
Karena Kau Tampak Seperti Dia
Anisa Rahayu
Komik
Ruang Hampa
Jacqueline Jesseline
Novel
Bronze
Still With You
Arinaa
Novel
Bronze
DARLINGTOWN
Rain Emmeline
Novel
From China, With Love
Cristal Chung
Novel
Romantic Destination (I Still Love You) Part 2
Alita
Rekomendasi
Flash
Runway Lights
Cheri Nanas
Flash
Ketika Gerimis Bermula
Cheri Nanas
Flash
Arti Hujan
Cheri Nanas
Flash
Awan
Cheri Nanas
Flash
Hujan Pertama
Cheri Nanas
Flash
Ruang Tersembunyi dalam Hati
Cheri Nanas
Flash
Jantungku Berdebar
Cheri Nanas
Flash
Tangent
Cheri Nanas
Flash
Anonim di Argo Parahyangan
Cheri Nanas
Flash
Potret
Cheri Nanas
Flash
Rahasia Kucing
Cheri Nanas
Flash
Percakapan di Atas Gedung
Cheri Nanas