Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Malam Tanpa Tidur
0
Suka
2,194
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku tahu menjadi dewasa itu tidak menyenangkan. Bahkan jauh sebelum aku mengerti makna dari kata dewasa itu sendiri.

Aku tidak menyalahkan pernikahan orang tuaku yang tidak dilandasi atas kemauan satu sama lain. Atau cara mereka membesarkanku–membesarkan kami–selama puluhan tahun belakangan ini. Atau bagaimana mereka memperlakukan satu sama lain. Bagaimana mereka mencoba bertahan saat tidak ada lagi yang bisa mereka pertahankan. Seperti, kau ada di sana tapi kau tidak pernah benar-benar ada di sana.

Lukanya nyata. Begitu juga dengan traumanya. Sekalipun aku tahu mereka tidak bermaksud begitu, itu tertoreh dan menganga di dalam sana. Aku ingin itu menghilang dari diriku. Dendam dan amarah dan… hampa. Hanya saja aku tidak tahu bagaimana caranya. Mungkin aku tahu, tapi aku memilih untuk tidak melakukannya. Aku terlalu takut untuk melakukannya. Mencari bantuan. Jadi, aku simpan semuanya rapat-rapat, menyerahkan sepenuhnya pada waktu dengan harapan bisa sembuh dengan sendirinya. Yang mana itu mustahil.

Kau tahu apa yang mustahil? Melihat diriku menginjak usia tiga puluh.

Rasanya begitu kabur dan menyakitkan. Membayangkan segala kemungkinan, kesempatan, dan peluang yang ada selama… enam tahun ke depan saja sudah membuat kepalaku berdenyut dengan keras. Terlalu banyak untuk aku proses ketika waktu tidak relevan lagi. Bukti bahwa waktu sendiri sudah muak dengan tujuan dan keberadaannya sendiri.

Lalu ada siklus. Aku sudah bisa merasakan kehadirannya bahkan jauh sebelum usiaku berubah menjadi dua puluh empat. Jika kakak perempuanku bisa memutusnya, maka aku akan melakukan hal yang sama. Aku tidak akan membangun sebuah keluarga. Aku tidak akan mengulang hal yang sama–yang terjadi pada ibu dan nenekku dan nenek buyutku. Aku tidak akan menorehkan luka yang sama pada darah dagingku sendiri. Biar siklusnya berhenti di sini, di dalam diriku.

Jadi, apa yang harus aku lakukan? Menata kembali hidupku yang berantakan? Merawat diri agar memenuhi standar kecantikan yang kedengarannya tidak masuk akal? Mengejar kembali mimpi-mimpi yang sudah lama terbengkalai?

Ponsel yang kutaruh di meja lampu bergetar dan layarnya menyala. Begitu juga dengan jam yang melingkar di pergelangan tanganku. 02:45.

Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku turun dari tempat tidur dan menyalakan lampu tidur. Di bawah cahaya temaram, aku mengambil kotak permen mint dari laci meja lampu. Lebih dari cukup untuk membuat obat tidur di dalamnya berkelenting. Aku tahu aku akan menyesalinya. Aku akan menghabiskan sisa hari ini berada di garis tipis antara ilusi dan realita. Tapi aku juga tidak ingin melalui satu lagi malam yang panjang tanpa tidur.

***

Cover:

pexels.com/cottonbrostudio

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Kalam Kalam Cinta
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Malam Tanpa Tidur
Febby Arshani
Novel
Bronze
Untuk Ratusan Hari Aku Menanti
Joannes Rhino
Novel
Bronze
Falling Amongst The Stars
de Baron Martha
Novel
Bronze
Sebuah Subuh di Lawang
Redhite K.
Novel
SUNSET
Murti Wijayanti
Novel
Bronze
16 Km
Risna Pramesti
Novel
Gold
Baiti Jannati
Noura Publishing
Komik
Re-Fate
djun
Flash
Hujan Setelah Pelangi
Rahmawati
Novel
Bronze
Jatuh Dari Langit
Joannes Rhino
Novel
Sunshine (Ketulusan, Cinta & Pengorbanan)
Widhi ibrahim
Novel
Bronze
Simfoni Hitam
Fatma Hida
Flash
SINEMA SIANG HARI
Deasy Wirastuti
Cerpen
TANGAN-TANGAN KECIL
Rian Widagdo
Rekomendasi
Flash
Malam Tanpa Tidur
Febby Arshani
Flash
Bronze
Ombak
Febby Arshani
Flash
Bronze
Kisah
Febby Arshani
Novel
Tetangga
Febby Arshani
Flash
Bronze
Yang Kau Sebut Rumah
Febby Arshani
Flash
Bronze
Soigné
Febby Arshani
Flash
Bronze
Tetangga
Febby Arshani
Novel
Becoming 24
Febby Arshani
Flash
Bronze
Lain
Febby Arshani
Novel
He Knew I was There
Febby Arshani