Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Dar+Ling
1
Suka
12,989
Dibaca

Aku tidak pernah menyangkah bahwa sebuah perdebatan kecil bisa menjadi besar, mungkin memang kami berdua egois, tidak ingin mendengar keinginan masing-masing.

Dan ketika aku berlari sendirian, duduk di sebuah taman yang kosong hanya ditemani oleh angin malam, kini aku tahu, harusnya aku tidak perlu begitu, aku tidak perlu memaksakan keinginanku padanya.

Seharusnya, aku bisa mengerti perasaannya, seharusnya aku bisa menjaga harga dirinya.

Kesalahanku adalah, harga diri yang terlalu tinggi, aku selalu mengutamakan diriku sendiri tanpa berpikir bahwa mungkin aku bisa melukai perasaannya.

Ketika aku membutuhkannya dia selalu datang tanpa berpikir panjang, tanpa memikirkan identitasnya, tapi aku terus saja mendorongnya menjauh.

Apa yang salah denganku? Apa karena golongan darahku yang terkenal membawa gen keras kepala? Atau memang ada DNA yang rusak dalam diriku hingga membuatku selalu keras kepala.

Aku menyesal, aku cukup menyesal. Dia kini tidak lagi meresponku, meskipun aku membuat postingan bahwa aku sendirian dan kedinginan, hanya teman-temanku yang membalas dan khawatir dengan keadaanku, tapi dia, dia tidak merespon apa-apa.

Mungkin ini memang hukuman yang pantas untukku, bahwa terkadang aku harus ditampar dengan keadaan supaya mengerti.

Dia selalu menjadi kontak darurat yang  aku hubungi ketika membutuhkan seseorang, tapi, ketika dia membutuhkanku aku tidak pernah ada di sana untuknya.

Apa aku benar-benar pantas untuknya?

Haa, bahkan air mataku mulai turun, tapi kini semua telah terlambat, mau aku menangis sebanyak apapun, dia tidak akan kembali.

Dia pasti sudah membenciku.

Dengan berat hati, aku bangun dari kursi taman itu berdiri dan berjalan pulang.

Tapi.

Aku rasa aku berhalusinasi.

Mataku yang masih berkaca-kaca, aku menghapus air mata itu supaya aku bisa melihat lebih jelas.

“Kamu pergi gitu aja dan gak nelfon aku sama sekali.”

Aku tidak percaya dengan apa yang aku dengan apa dia benar-benar mengkhawatirkanmu sekarang?

“Aku tadinya gak mau kesini, tapi aku hampir mati nunggu telfonmu.”

“Ku pikir kamu gak mau terima telfonku lagi.”

Dia menggelengkan kepalanya. “Semarah apapun aku, aku gak mungkin ninggalin kamu, kita berdua gak mungkin berpisah.”

Aku kembali menangis, bagaimana tidak sekali lagi dia memaafkan keegoisanku, memaafkan sifatku yang keras kepala.

“Maaf, aku gak akan begitu lagi.”

Dia berjalan mendekat lalu memelukku, tidak lupa dia mengelus kepalaku dengan lembut.

“Jangan berjanji hal yang gak bisa ditepati, tapi usahakan supaya kamu gak begitu lagi, gak baik kalau kamu terus-terusan keras kepala.”

Aku hanya mengangguk dan memeluknya lebih erat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Gold
Turtles All The Way Down
Mizan Publishing
Novel
Love-A-Mia
Mpii
Novel
Bronze
Re-Married
Rahayu Ditira Jayanty
Novel
Gold
Sohib Never Dies
Mizan Publishing
Novel
Si paling introvert
Edeh dewangsih
Skrip Film
How Are You, Really?
Rinai Bening Kasih
Flash
Bronze
Guru Dadakan
Nurbaya Pulhehe
Flash
Dar+Ling
Ang.Rose
Flash
Pil Amnesia
Risman Senjaya
Cerpen
Bronze
Putri Beras Hitam Love Story
Silvarani
Novel
Bronze
COMFORT IN SILENCE
Rina Setianingrum
Novel
Gold
Jokowi, Sangkuni, Machiavelli
Mizan Publishing
Novel
Bronze
SANDYAKALA
NIRustika
Komik
Bronze
Mission
varykaart
Skrip Film
Di Kafe
Nida C
Rekomendasi
Flash
Dar+Ling
Ang.Rose
Novel
Did I Fall In Love?
Ang.Rose
Novel
Bronze
Start Over
Ang.Rose
Flash
Dia
Ang.Rose
Novel
I'm Sorry
Ang.Rose
Novel
Symphony of Scars
Ang.Rose
Novel
Symphony of Memories
Ang.Rose
Flash
Just Friend?
Ang.Rose
Novel
Morning Coffee
Ang.Rose
Flash
Bronze
Photos behind the bookshelf
Ang.Rose