Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bunda Terbang
11
Suka
7,892
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Aina, Bunda terbang dulu, yah? Baik-baik di rumah dengan Ayah dan Eyang. Esok lusa, bila Bunda sudah di rumah, kita main lagi..."

Almira mengecup lembut pipi halus putrinya yang belum genap dua tahun. Mata anak itu terpejam namun tak lama kemudian mengucurkan seberkas kesedihan. Almira tertegun. Tetesan air mata itu, untuk kesekian kalinya berhasil menghunjam hati. Aina kecil memang meringkuk dalam balutan selimut sedari berjam-jam yang lalu. Akan tetapi, setiap kali ibunya hendak pamit untuk bekerja pada dini hari, dia selalu terbangun. Mata memang tertutup tapi telinga tetap mendengar. 

"Unda tubang?"

Terngiang kalimat pendek yang selalu dilontarkan bocah itu setiap melihat ibunya bersiap pergi. Almira akan tersenyum dan mengangguk. 

"Iya, Bunda mau terbang."

Bunyi klakson sebuah mini bus yang berhenti di depan rumah membuyarkan lamunan Almira. Waktunya berangkat. Dia menatap Aina sekali lagi lantas berjalan keluar kamar, menarik koper hitam di dekat sofa yang bercetak logo maskapai penerbangan. Sang Eyang sudah menunggu di sisi pintu dengan raut segan. 

"Suatu saat nanti kamu harus berhenti." tutur wanita paruh baya itu pada putrinya yang berseragam pramugari. 

Almira menatap ibunya dengan mimik datar. 

"Mas Eko paham profesiku, Bu."

"Ibu tidak sedang membicarakan dia."

Almira mendesah lalu bergegas menuju mobil jemputannya. Tak ada waktu. Dia harus terbang dengan pesawat subuh. 

Seminggu kemudian, di siang yang cerah, Aina kecil riang bermain dalam pelukan neneknya. Sesekali dia mendongak, menatap langit sembari semringah. 

"Unda tubang?"

Telunjuk mungilnya terarah ke angkasa. Sang Eyang diam sejenak menahan pilu lalu memaksa bibirnya untuk tersenyum. 

"Iya, Bunda terbang, Sayang. Tinggi sekali. Jauh sekali."

Mata wanita tua itu lantas tertuju ke dalam rumah. Melalui jendela lebar, dia bisa melihat menantunya duduk nelangsa di depan televisi, menanti kabar lebih lanjut tentang pencarian korban pesawat jatuh di sebuah perairan Indonesia. Tak satu pun yang selamat. Semua telah terbang ke pangkuan Sang Pencipta, termasuk Bunda Aina.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Sakti sekali bundanya
Rekomendasi dari Drama
Novel
Shagara
Dita
Novel
Face The Music
Bambang
Novel
JENDELA KEDUA
Vina Sri
Novel
Diary untuk Arland
Rika Kurnia
Flash
Bunda Terbang
Dania Oryzana
Novel
Tergapaikah?
Aditya Maulana Yusuf
Novel
Pelarian Dua Arah
dalamnamasaya
Flash
Bronze
Mobil Lampu Merah
Putri Rafi
Cerpen
Bronze
THE WHITE
Yattis Ai
Cerpen
Bronze
SEBUAH HARAPAN YANG TERSESAT
Meliana
Novel
Bronze
Sesat Club
Nu
Flash
Kau dan Sebatang Lilin
Martha Z. ElKutuby
Novel
Bronze
I'm your Ribs
Linda Maulana
Novel
Gold
Rahvayana 2
Bentang Pustaka
Flash
FWB (Farah, Wulan, Bintang)
Xianli Sun
Rekomendasi
Flash
Bunda Terbang
Dania Oryzana
Novel
Bank(rut) Syariah
Dania Oryzana
Novel
Sweet Dream, Emily
Dania Oryzana
Flash
Awas Monyet, Nak!
Dania Oryzana
Flash
Pondok Bulan
Dania Oryzana